Jumat, 31 Desember 2010

Rintangan Membuat Mantap! [SKDAG670]

Rintangan tidak dapat menghentikan saya, setiap rintangan menghasilkan ketetapan hati yang kuat, ia yang telah memutuskan untuk menjadi bintang tidak akan mengubah pikirannya (Leonardo da Vinci).

Tidak ada kehidupan yang selalu kita jalani dengan mulus; pasti ada rintangan dan hambatan yang menghalangi langkah-langkah kita dalam menjalani kehidupan ini. Kehidupan tidak seperti jalan tol yang mulus (eh… di Indonesia sih jalan tol juga penuh kemacetan), tetapi seperti melintasi jalan biasa, yang kadang-kadang mulus, tetapi ada juga yang berlubang sehingga kita harus hati-hati, atau juga melalui perempatan sehingga kita harus hati-hati, dan lain sebagainya.

Leonardo da Vinci menyatakan bahwa kita perlu membangun niat dalam pikiran kita. Tentang niat saya kutipkan tulisan Agus Setiawan, founder Baca Kilat, dalam email:
“Niat jauh lebih kuat dibandingkan dengan impian, goal, atau bahkan angan-angan. Niat menegaskan kepada pikiran sadar dan pikiran bawah sadar kita bahwa kita benar-benar serius ingin mencapainya. Niat harus kita tuliskan di atas kertas. Ini artinya, kita memerintahkan pikiran kita untuk mewujudkan itu pada kita. Lalu tutuplah kalimat niat dengan ‘atau lebih baik’. Misalnya: Saya niat untuk menghasilkan 200.000.000 per bulan di tahun 2011 atau lebih baik. Niat yang dituliskan dengan tegas menunjukkan keseriusan dalam diri.”.

Dengan niat yang sudah terbangun dalam diri kita, maka rintangan bukan menjadi penghambat lagi dan tidak dapat menghentikan niat kita. Rintangan yang kita hadapi malah membuat tekad kita semakin kuat; kita terus berusaha dan belajar lagi untuk mewujudkan niat kita tersebut.

Marilah kita masuki tahun 2011 dengan niat yang positif, sehingga segala rintangan dapat kita atasi, sehingga impian kita pun dapat terealisasi. Amin …

Kamis, 30 Desember 2010

Bersyukurlah Senantiasa! [SKDAG235]

Jangan gembira kalau melihat seseorang ditindas.
Jangan kesal kalau seseorang mendapat berkah (Alexander Pope).
Bersukurlah senantiasa !

Panca indra merupakan pintu masuk dari luar; ia berfungsi sebagai tustel yang memotret keadaan di luar lalu memasukkan data tersebut ke dalam otak. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang telah ada di dalam otak, maka data tersebut dianalisis dan diberikan kesan. Jadi data yang semula bersifat netral, setelah diberi kesan maka kita sekarang memiliki perasaan yang dapat positif, tetapi juga dapat negatif.

Saat salah seorang rekan kita mendapatkan hadiah karena prestasi yang telah dibuatnya, maka mungkin ada orang yang iri hati sehingga ia menjadi kesal dan menganggap prestasi tersebut biasa-biasa saja. Ttetapi di pihak lain, ada juga yang turut bahagia dan bersyukur karena bangga terhadap prestasi tersebut.

Hal mana yang kita pilih tentu saja tergantung dari pikiran kita, tetapi janganlah kita dikendalikan oleh pikiran. Kita lah yang menjadi tuan atas pikiran kita, karena itu kendalikanlah pikiran agar setiap data dari luar selalu kita beri makna yang positif, yaitu dengan membuang iri hati dan dengki, serta bersyukur senantiasa atas segala hal yang kita alami. Misalnya bersyukur terhadap prestasi rekan yang berhasil karena menjadi dorongan bagi diri kita sendiri untuk menjadi lebih maju lagi.

Rabu, 29 Desember 2010

Menjadi “Great”! [SKDAG669]

Curahkanlah segala yang ada pada dirimu untuk semua yang kamu lakukan (Ajahn Brahmavams, guru spiritual).
Anda belum gagal sampai anda telah terkapar menyerah (Tom Monaghan, Domino’s Pizza).

Dalam melakukan segala sesuatu yang positif, kita perlu mencurahkan seluruh potensi yang ada pada diri kita untuk mencapai hasil terbaik. Berusahalah secara maksimal, pantang menyerah sampai titik darah penghabisan, dan jangan cepat putus asa.

Banyak di antara kita yang ingin mencapai sesuatu tetapi tidak dengan sepenuh hati; prinsipnya “daripada tidak, hasil sedikit pun lumayanlah”. Dengan semangat sepenuh hati, kita tidak puas dengan hasil lumayan, jangan puas juga dengan hasil baik, tetapi berusahalah untuk menjadi yang terbaik.

Jim Collins dalam bukunya Good to Great menyatakan bahwa Good adalah musuh dari Great. Karena bila kita sudah merasa baik maka seringkali kita menjadi puas dan berhenti serta tidak mau lagi melangkah ke tahap “Great”. Jadi jangan berpuas di tahap “Good” tapi marilah kita maju ke tahap “Great”. Untuk mencapai hal tersebut, maka kita pun perlu melakukan berbagai hal, memiliki semangat, dan berusaha secara “Great”.

Selasa, 28 Desember 2010

Hiduplah dengan Hati-hati! [SKDAG234]

Hidup tidak seperti DVD player yang dapat diulang dan dimajukan seenaknya. Hidup hanya punya tombol PLAY dan STOP. Jadi hati-hati menjalankannya agar tidak menyesal.

Kehidupan dimulai saat kita lahir dan berakhir pada saat kita meninggal. Saat kita lahir banyak orang tertawa dan saat kita meninggal diharapkan banyak orang yang menangis kehilangan. Untuk itu marilah kita membuat hidup kita menjadi berarti dan bernilai bagi diri sendiri dan juga bagi banyak orang lain.

Tetapi kita pun perlu realitas, karena hidup tidak hanya dihiasi dengan kesuksesan dan kebahagiaan, tetapi banyak juga kegagalan, tantangan yang perlu kita atasi, dan berbagai hambatan yang kita alami. Semua ini perlu kita hadapi dengan tegar; kita tidak dapat mengabaikan dengan menghapus atau melewati dengan seenaknya. Semua yang telah kita alami menjadi bahan pelajaran dan refleksi bagi hidup kita pada masa yang akan datang.

Hidup juga tidak dapat diulang kembali, karena itu hidup perlu kita jalani dengan hati-hati agar tidak menyesal. Ingat ... penyesalan itu datangnya terlambat!

Senin, 27 Desember 2010

Penyebab Penderitaan [SKDAG668]

Penderitaan adalah tanda bahwa kita telah melakukan pendekatan yang salah. Untuk itu kita perlu melakukan sesuatu yang berbeda (Steve Andreas).

Tidak ada manusia yang ingin menderita, tetapi ternyata banyak manusia yang menderita. Apa yang menyebabkan semua penderitaan ini? Jelas penyebab utama adalah diri kita sendiri, misalnya kemalasan, meremehkan lawan, tidak serius dll. Semua hal tersebut membuat hasil yang kita dapat tidak memuaskan. Hasil yang tidak sesuai harapan ini menyebabkan kita kecewa. Bila kekecewaan ini dipikirkan dan dirasakan terus menerus maka menimbulkan penderitaan.

Penderitaan terjadi karena kita melakukan pendekatan atau tindakan yang salah; untuk itu itu kita perlu mengubahnya dan melakukan pendekatan yang berbeda. Hilangkan semua tindakan negatif di atas dan kendalikan perasaan dengan selalu bersyukur atas segala hal yang kita alami. Milikilah tekad pantang menyerah dan hati yang kuat!

Perlu diingat juga bahwa penderitaan bukan berasal dari Tuhan, karena Dia menginginkan umat-Nya bahagia. Rancangannya adalah rancangan damai sejahtera dan sukacita, bukan rancangan kecelakaan atau penderitaan. Selain itu kita pun perlu percaya bahwa masalah yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan yang kita miliki.

Minggu, 26 Desember 2010

Pentingnya Informasi [SKDAG233]

Ada resiko terperdaya jika kita terlalu percaya.
Tetapi ada juga resiko kita hidup dalam siksaan jika kita tidak cukup percaya.
Karena itu percayalah setelah ada informasi yang cukup.

Masa lalu dan masa sekarang telah kita ketahui, sehingga kita dapat belajar banyak dan mendapatkan berbagai informasi yang bermanfaat untuk melangkah ke masa depan yang mengandung ketidakpastian.

Masa depan memang penuh resiko, tetapi kita tidak dapat menunggu kepastian baru melakukan tindakan, karena hal ini membuat kita tertinggal selangkah dibandingkan orang lain. Tetapi sangat berbahaya juga bila kita membuat keputusan hanya karena terlalu percaya. Tingkat kepercayaan yang kita berikan mempengaruhi resiko yang kita hadapi, karena itu tingkat kepercayaan perlu kita kendalikan. Informasi tentang hal yang akan kita putuskan merupakan salah satu faktor untuk mengendalikan resiko yang mungkin terjadi. Misalnya bila Anda ingin berwirausaha, maka dibutuhkan berbagai informasi mengenai trend pasar, perilaku konsumen, kondisi pesaing, dan lain sebagainya. Pada era internet ini, informasi dapat kita peroleh melalui berbagai search engine, misalnya dengan menggunakan Google. Tetapi informasi yang telah kita peroleh perlu dilihat dulu keakuratannya, jadi jangan langsung kita percaya.

Bila tidak ada informasi lalu bagaimana? Nah ... bila memang kita mengandalkan insting dan petunjuk dari Tuhan yang keluar dari suara hati kita. Insting muncul kalau kita sudah berpengalaman sehingga dapat mengetahui berbagai hal kecil mengenai hal tersebut. Petunjuk dari Tuhan dapat kita dengar atau rasakan, bila kita memiliki relasi yang intim dengan-Nya, yaitu bila kita sering berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa-doa kita. Jadi marilah kita segera mendekatkan diri kepada Tuhan dan segera membina relasi pribadi dengan-Nya, sehingga kita dapat berkomunikasi dengan-Nya secara efektif. Amin ...

Sabtu, 25 Desember 2010

Dua Langkah Sukses [SKDAG667]

Dua langkah sukses:
1. Putuskan dengan sungguh-sungguh keinginan anda secara spesifik.
2. Bayarlah berapa pun harga untuk mewujudkan hal tersebut.
(Bunker Hunt)

Banyak kiat-kiat sukses yang telah dipaparkan oleh para ahli, tetapi Bunker Hunt merangkumnya menjadi dua langkah. Langkah pertama kita perlu memutuskan keinginan kita secara spesifik. Disini kita perlu bermimpi untuk menentukan keinginan, dan perlu dituliskan dengan lengkap, termasuk target waktu dan detail-detail lainnya. Contoh impian yang sudah spesifik adalah “Pada bulan Juli tahun 2005, saya memiliki rumah tiga lantai dengan tanah seluas 500 meter persegi, dengan pemandangan yang indah dan lengkap dengan kolam renang”.

Setelah impian kita rumuskan, maka langkah kedua adalah mewujudkan impian tersebut dengan segenap usaha. Jadi curahkan segala bakat dan kemampuan, untuk meraih impian itu. Intinya langkah kedua ini adalah kita perlu melakukan tindakan, baik belajar, berusaha, dan terus mencoba dengan cara yang baru tanpa mengenal lelah.

Memang untuk meraih impian, perlu ada usaha yang dibayar, karena tidak mungkin impian datang dengan tiba-tiba dari langit.

Jumat, 24 Desember 2010

Iri Hati ... [SKDAG231]

Bentuk IRI HATI adalah BUMERANG karena ia tidak hanya merusak kebahagiaan orang lain tetapi juga kebahagiaan diri sendiri. Kita tidak pernah bahagia bila ada iri hati.

Iri hati adalah sikap tidak senang atas keberhasilan orang lain karena kita sendiri tidak dapat mencapai hal seperti itu. Orang yang iri hati memiliki prinsip ”senang lihat orang lain susah dan susah lihat orang lain senang”. Bila ada orang yang senang melihat penderitaan orang lain, maka pasti ada sesuatu kelainan pada orang tersebut, karena dalam lubuk hati terdalam setiap orang yang normal pasti ada rasa kasihan terhadap penderitaan orang lain. Hanya orang yang sakit jiwa yang senang dengan penderitaan orang lain.

Pada suatu saat ada dua orang ibu yang melahirkan pada saat yang sama, tetapi bayi dari salah satu ibu tersebut meninggal dunia; untuk itu ia ingin mengakui bayi dari ibu satunya lagi sebagai bayi kandungnya. Jadi pada saat itu ada dua orang ibu yang mengakui bahwa bayi yang masih hidup adalah anaknya. Karena kedua belah pihak tetap mengotot, maka dipanggillah seorang hakim yang terkenal sangat bijaksana. Setelah hakim menginterogasi ke dua ibu tersebut, ternyata ia pun tidak dapat memilih ibu kandung yang asli. Akhirnya ia pun membuat keputusan sebagai berikut ”Karena kedua belah pihak tetap pada pendirian masing-masing, maka saya akan mengambil keputusan yang adil, yaitu memotong dua bayi ini, sehingga setiap ibu memiliki setengah dari bayinya. Bagaimana pendapat anda masing-masing?”

Ibu, yang bayinya sudah meninggal, mengatakan ”Setuju pak Hakim, itu suatu keputusan yang adil!”, tetapi ibu yang lain, sebagai ibu kandung bayi tersebut, dengan sedih berkata ”Pak Hakim jangan lakukan hal tersebut, biarkanlah bayi itu menjadi milik ibu itu”, sambil menunjuk ibu yang satunya lagi. Sekarang sambil tersenyum, sang Hakim memutuskan untuk memberikan bayi kepada ibu tersebut, dan memberikan hukuman berat bagi ibu yang menyetujui agar bayi tersebut dibagi dua.

Dari ilustrasi di atas, kita dapat melihat bahwa ibu yang iri hati tidak rela melihat orang lain senang, karena itu daripada ia tidak memilikinya maka lebih baik dua-duanya tidak memiliki. Tetapi ibu kandung bayi tersebut, tentu saja sangat mengasihi darah dagingnya sendiri, sehingga dengan hati yang hancur ia merelakan bayi itu menjadi milik orang lain daripada harus dibunuh.

Mari tinggalkan iri hati, dan bersyukurlah atas semua yang telah kita peroleh dan kita miliki, karena Tuhan mengasihi semua orang. Dia tidak membeda-bedakan manusia yang satu dengan yang lainnya; bagi Dia semua orang sama dihadapan-Nya. Semua tergantung pada diri kita sendiri, apakah kita mau membalas kasih-Nya dengan sungguh-sungguh atau bersikap masa bodoh dengan prinsip ”asal aku senang”. Saya yakin Anda dapat menentukan jalan terbaik ...

Kamis, 23 Desember 2010

Doa Mohon Kekuatan [SKDAG666]

Janganlah berdoa untuk mohon sebuah tugas yang sesuai dengan kekuatan kita. Marilah berdoa untuk memohon sebuah kekuatan yang sesuai dengan tugas kita.

Dalam doa yang kita ucapkan kepada Allah pada umumnya adalah doa permintaan agar Allah memenuhi semua kebutuhan dan keinginan kita. Memang hal tersebut tidak salah, tetapi kita juga perlu mengucapkan syukur dan terimakasih atas segala rahmat yang telah diberikan-Nya, lalu juga mohon ampun atas segala kesalahan yang telah kita lakukan, tidak lupa juga untuk mendoakan orang-orang lain dan bangsa kita.

Segala kebutuhan kita pasti Tuhan penuhi, tetapi tentu saja bukan menurut keinginan kita tetapi menurut kehendak-Nya. Tetapi terhadap keinginan kita, bila hanya untuk mengejar kepuasan mungkin Tuhan tidak akan memenuhinya atau Dia katakan “Terserah kamu …”.

Dalam berdoa janganlah mohon sebuah tugas yang sesuai kekuatan kita, karena hal ini menunjukkan kita tidak mau berubah dan hanya mau enak saja. Dalam menghadapi tugas, kita perlu memiliki keberanian untuk menghadapinya, karena itu mohonlah kekuatan dari Tuhan agar kita mampu melaksanakannya dengan baik. Setelah itu kita pun perlu menindaklanjutinya dengan belajar, berlatih, dan berserah kepada-Nya.

Rabu, 22 Desember 2010

Menjadi Luar Biasa ... [SKDAG230]

Hal-hal luar biasa akan kita peroleh bila kita melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan memegang prinsip 'dengan sepenuh hati' (Norman Vincent Peale).

Setiap orang pasti ingin menjadi manusia yang luar biasa, baik dari segi kekuatan, kesehatan, kepintaran, keterampilan menari, dan lain-lain. Sebenarnya kita memang adalah manusia yang berpotensi luar biasa, karena Tuhan telah memberikan berbagai bahan baku, seperti bakat, anugrah, dan karunia; semua sudah ada dalam diri kita, sekarang semua tergantung bagaimana kita memanfaatkan semua potensi tersebut.

Ada orang yang memiliki potensi hebat, tetapi bila ia tidak memiliki semangat untuk maju dan belajar, maka semuanya menjadi sia-sia. Untuk menjadi manusia yang luar biasa, kita perlu memanfaatkan semua potensi dalam diri kita dengan sungguh-sungguh. Kerja keras memang merupakan suatu syarat mutlak, tetapi selain itu kita juga perlu bekerja dengan cerdas.

Di sisi lain, untuk menjadi luar biasa, kita perlu memiliki impian atau tujuan hidup yang jelas, dan jangan lupa untuk menyelaraskannya dengan kehendak Tuhan. Tujuan hidup ini merupakan suatu motivasi bagi kita untuk mewujudkannya. Konsentrasi, bayangkan tujuan hidup tersebut, tanamkan tekad untuk merealisasikannya dengan sepenuh hati, lalu mulailah bertindak dengan sungguh-sungguh.

Selasa, 21 Desember 2010

Uciwa (Ulah Cicing Wae) [SKDAG665]

Perkataan menjelaskan pesan, sedangkan perbuatan membuat pesan itu bergaung di telinga banyak orang (Julie Ackerman Link).

Kita sudah sering mendengar istilah NATO (No Action Talk Only) atau omdo (omong doang), dan kini ada istilah baru yaitu uciwa, singkatan dari ‘ulah cicing wae’, yang dalam bahasa Sunda (bukan bahasa Jepang ya …) berarti jangan diam saja. Semua istilah di atas menunjukkan bahwa kita perlu bersikap konsisten, yaitu melakukan apa yang telah kita katakan.

Perkataan memang penting untuk menunjukkan tekad dan keinginan atau pesan yang ada di pikiran kita. Tetapi perkataan saja tidak cukup karena tidak memberikan hasil apa pun. Untuk mewujudkannya secara nyata kita perlu melakukan action atau tindakan, sehingga pesan yang kita sampaikan dengan kata-kata sekarang dapat dilihat orang hasilnya, dan memberikan kesan serta gaung yang lama. Misalnya bila Anda mengatakan :”Saya mengasihi Indonesia”, maka kita harus menerapkannya dalam berbagai hal, seperti membayar pajak sesuai aturan, membuat prestasi yang mengharumkan Indonesia, dan lain sebagainya.

Marilah kita sesuaikan ucapan dengan tindakan kita. Ingat uciwa, ulah cicing wae, cepat bergerak dan melakukan tindakan yang memberikan hasil positif!

Catatan:
Terimakasih pada rekan Jaya Budi Eman yang memperkenalkan istilah uciwa di beberapa milist

Senin, 20 Desember 2010

Keuletan ... [SKDAG229]

Tahukah anda rahasia sukses Louis Pasteur dalam mencapai tujuan ?
Cuma KEULETAN, tak lebih dan tak kurang. Silahkan anda menirunya.

Nama Louis Pasteur sudah tidak asing bagi kita, tetapi tahukah anda bahwa Louis Pastuer sebenarnya merupakan murid yang sedang-sedang saja prestasinya dan hanya menempati urutan ke-15 dari 22 siswa dalam ilmu kimia. Ia baru menjadi luar biasa setelah meraih gelar Doktor di tahun 1847, dan membawanya menjadi ahli kimia terkenal pada usia 26 tahun. Sejak itu ia menemukan teknik pengawetan makanan yang disebut pasteurisasi, dan juga mengembangkan vaksin untuk mengatasi penyakit Rabies (anjing gila).

Jadi keuletan yang dimiliki Pasteur lah yang membawanya ke arah keberhasilan. Jelas waktu di SMA, banyak murid yang lebih pintar dari Pasteur dalam bidang ilmu Kimia, tetapi mungkin banyak di antara mereka yang menyia-nyiakan kepintarannya tersebut. Sedangkan Pasteur yang sebenarnya tidak terlalu istimewa dalam bidang Kimia, dapat menjadi ahli Kimia yang luar biasa; jelas hal ini karena ketekunan dan keuletannya untuk terus belajar dan melakukan berbagai pencobaan / penelitian.

Jadi kita pun perlu memanfaatkan semua karunia, bakat, dan anugrah yang telah diberikan Tuhan kepada kita secara optimal, lalu fokus pad hal tersebut, serta terus belajar dengan tekun dan ulet untuk mengembangkannya. Berupayalah untuk menjadi yang terbaik dan memberikan hasil yang berguna bagi orang lain. Amin …

Minggu, 19 Desember 2010

Pilih dan Jadi yang Terbaik! [SKDAG664]

Kita tidak mungkin mendapatkan dan memiliki segala sesuatu. Itu sebabnya kita harus bijak dalam memilih agar yang kita miliki adalah yang terbaik bagi kita.

Saat kita pergi ke mall, maka pada bulan Desember ini banyak toko yang menawarkan “sales”; akibat promo yang terus menerus, maka kita memang tertarik untuk membeli banyak produk, tetapi ternyata isi dompet kita terbatas, sehingga jelas kita tidak dapat mewujudkan semua keinginan tersebut. Kita perlu bijaksana untuk melakukan pembelian, yaitu hanya barang-barang yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Demikian juga dalam hidup, banyak keinginan yang ingin kita raih, misalnya seorang anak mengatakan bahwa ia ingin menjadi pemain sepak bola profesional, bintang film action, presenter top, dan lain-lain. Jelas ia tidak dapat mewujudkan cita-citanya tersebut karena ia tidak fokus; paling-paling ia jadi pemain sepak bola tingkat RT atau pemain drama di sekolah. Hal ini karena ia tidak fokus mengembangkan bakatnya di suatu bidang tertentu; hasilnya adalah semua tercapai, tetapi pada tingkat kualitas yang biasa-biasa saja.

Jadi kalau kita ingin menjadi yang terbaik di suatu bidang tertentu, maka janganlah serakah untuk menjadi terbaik juga di bidang lain. Mungkin untuk beberapa orang hal ini dapat tercapai, misalnya Manny Pacquiao, petinju top Filipina, yang berhasil menjadi juara dunia di tujuh kelas yang berbeda (lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Manny_Pacquiao). Di sisi lain petinju hebat Indonesia Christ John hanya menjadi juara dunia di kelas bulu WBA, tetapi ia berhasil mempertahankan gelar sebanyak 13 kali dan mendapat gelar super champion kelas bulu WBA. Hal ini karena Christ John dan team manajemennya fokus di satu kelas yang sesuai dengan potensi dan kekuatannya.

Yang perlu kita lakukan adalah memilih bidang tertentu yang sesuai dengan bakat dan minta kita, lalu fokus di bidang tersebut, terus belajar untuk menjadi yang terbaik. Tentu saja jangan lupa untuk terus berdoa mohon bimbingan Tuhan yang maha kuasa.

Sabtu, 18 Desember 2010

Mulai dari Pekerjaan Kecil! [SKDAG228]

Orang yang berhasil memindahkan gunung memulainya dengan mengambil lebih dulu batu-batu kecil. Pekerjaan kecil yang kita lakukan dengan rutin akan memberikan hasil luar biasa.

Kita tidak dapat bermimpi untuk melakukan sesuatu yang besar, semuanya harus dimulai dengan pekerjaan yang kecil. Mimpi perlu kita miliki untuk menjadi tujuan kita, tetapi setelah itu mimpi perlu diwujudkan dengan jalan melakukan tindakan, mulai dari yang kecil. Tidak mungkin kita menjadi juara bila tidak pernah melakukan latihan mulai dari dasar.

Sebuah batu yang kokoh pun akan berlubang bila ditetesi terus menerus di tempat yang sama. Jadi memang suatu pekerjaan kecil yang dilakukan terus menerus secara konsisten akan memberikan hasil yang luar biasa. Untuk melakukan hal ini tidak mudah, karena dibutuhkan ketekunan dan semangat terus menerus; padahal banyak orang yang memiliki prinsip instant, menginginkan agar hasil segera terlihat dalam waktu yang singkat.

Ketekunan menunjukkan suatu proses belajar terus menerus melakukan hal yang sama agar menjadi lebih baik. Bila anda menonton film Karate Kid (2010), tentu anda ingat akan Dre Parker (Jaden Smith), yang saat dilatih oleh Mr Han (Jackie Chan), hanya melakukan latihan sederhana bagaiman menaruh baju di gantungan secara terus menerus. Hal ini tentu sangat membosankan bagi Dre yang keinginannya adalah belajar Kungfu, tetapi ternyata konsistensi melakukan latihan sederhana secara terus menerus tersebut memberikan hasil yang luar biasa.

Mari kita bermimpi besar, tetapi jangan takut untuk mulai bertindak dari yang kecil dan sederhana. Lakukan terus menerus, dan akhirnya memberikan hasil luar biasa.

Kita tidak dapat bermimpi untuk melakukan sesuatu yang besar, semuanya harus dimulai dengan pekerjaan yang kecil. Mimpi perlu kita miliki untuk menjadi tujuan kita, tetapi setelah itu mimpi perlu diwujudkan dengan jalan melakukan tindakan, mulai dari yang kecil. Tidak mungkin kita menjadi juara bila tidak pernah melakukan latihan mulai dari dasar.

Sebuah batu yang kokoh pun akan berlubang bila ditetesi terus menerus di tempat yang sama. Jadi memang suatu pekerjaan kecil yang dilakukan terus menerus secara konsisten akan memberikan hasil yang luar biasa. Untuk melakukan hal ini tidak mudah, karena dibutuhkan ketekunan dan semangat terus menerus; padahal banyak orang yang memiliki prinsip instant, menginginkan agar hasil segera terlihat dalam waktu yang singkat.

Ketekunan menunjukkan suatu proses belajar terus menerus melakukan hal yang sama agar menjadi lebih baik. Bila anda menonton film Karate Kid (2010), tentu anda ingat akan Dre Parker (Jaden Smith), yang saat dilatih oleh Mr Han (Jackie Chan), hanya melakukan latihan sederhana bagaiman menaruh baju di gantungan secara terus menerus. Hal ini tentu sangat membosankan bagi Dre yang keinginannya adalah belajar Kungfu, tetapi ternyata konsistensi melakukan latihan sederhana secara terus menerus tersebut memberikan hasil yang luar biasa.

Mari kita bermimpi besar, tetapi jangan takut untuk mulai bertindak dari yang kecil dan sederhana. Lakukan terus menerus, dan akhirnya memberikan hasil luar biasa.

Jumat, 17 Desember 2010

Manfaatkan Potensi Anda! [SKDAG663]

Kerja keras tidak pernah membunuh siapa pun, tetapi terlalu banyak waktu luanglah yang sering mengakibatkan kematian. Lebih baik aus daripada berkarat (Anonim).

Manusia adalah mahluk yang luar biasa karena merupakan ciptaan Tuhan yang terbaik dan kita pun secitra dengan-Nya. Tuhan telah memberikan berbagai bakat, potensi, kemampuan, berkat, dan karunia kepada kita, tetapi kita yang sering mengabaikan dan tidak mau menggunakan semua hal tersebut. Kita takut untuk bekerja keras, lebih nikmat merasakan kemalasan dan kesantaian.

Jika kita ingin maju maka ada yang harus kita perjuangkan dalam hidup ini; kita perlu bekerja keras, dan tentu saja juga bekerja cerdas. Kerja keras tidak akan membuat kita mati, kecuali kalau kerja keras yang dipaksakan terus menerus tanpa melihat keterbatasan fisik kita. Kerja keras akan memberikan hasil positif bagi masa depan kita, tetapi bila kita tidak mau memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada diri kita, termasuk waktu luang, maka kitalah yang akan mati, artinya kita tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan lagi dalam hidup ini.

Pepatah mengatakan ‘lebih baik aus daripada berkarat’; pisau yang tidak dipakai akan berkarat, tetapi bila dipakai terus menerus maka ia perlu diasah terus menerus juga, sehingga ia akan habis tetapi meninggalkan manfaat yang luar biasa. Karena itu daripada layu sebelum berkembang, maka marilah kita bekerja keras untuk mengembangkan semua potensi yang kita miliki.

Kamis, 16 Desember 2010

Meraih Prestasi [SKDAG227]

Orang kreatif termotivasi oleh kehendak untuk berprestasi, bukan oleh nafsu untuk mengalahkan orang lain. Persaingan merupakan hasil samping dari pekerjaan produktif (Ayn Rand).

Tujuan hidup yang baik adalah meraih prestasi dalam arti meningkatkan diri dan terus belajar sehingga diri kita sekarang lebih baik dari kemarin, dan diri kita pada masa mendatang lebih baik daripada hari ini. Dalam hidup memang banyak persaingan, tetapi tujuan hidup kita bukanlah untuk mengalahkan pesaing, apalagi membuat mereka mati dan tidak berkutik lagi.

Meraih prestasi merupakan pekerjaan yang produktif, bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga bagi orang lain. Memang hal ini memiliki hasil samping, yang ada walaupun bukan merupakan tujuan utama, yaitu persaingan. Jadi tujuan kita yang utama adalah meraih prestasi, bukan memenangkan persaingan.

Motivasi untuk meraih prestasi dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri; tentu saja motivasi yang berasal dari dalam akan lebih tahan lama karena murni berasal dari diri sendiri. Orang yang memiliki keinginan berprestasi (nAch - need for achievement) tinggi menurut David Mccelland memiliki karakteristik:
1. Memiliki target yang moderat, karena ia bukan seorang safety player dan juga bukan seorang penjudi (gambler).
2. Belajar dari pengalaman.
3. Bertanggung jawab atas setiap kegagalan, tidak mencari kambing hitam.
Dan tentu saja salah satu faktor lagi yang perlu kita ingat selalu, yaitu berserah pada Tuhan dan terus berusaha dengan segala cara, pantang menyerah.

Rabu, 15 Desember 2010

Gairah: Mewujudkan Impian Anda! [SKDAG662]

Ketika anda bergairah, anda terfokus, mempunyai tujuan dan tekad, bahkan tanpa harus berusaha. Tubuh, pikiran, dan semangat anda semuanya bekerja bersama untuk mencapai sasaran yang sama (Marcia Wieder, penulis buku Making Your Dreams Come True).

Kita perlu hidup dengan impian, bukan hidup dalam impian, artinya dalam hidup kita perlu memiliki tujuan atau sasaran sehingga kita bersemangat dan bergairah untuk mewujudkannya, tetapi semua itu perlu diwujudkan dengan melakukan tindakan. Impian jelas tidak dapat terwujud bila kita tidak melakukan tindakan. Istilah yang sering digunakan adalah jangan omdo (omong doang), tidak boleh NATO (no action talk only), dan ada juga istilah dalam bahasa Sunda : uchiwa (bukan bahasa Jepang nih …), yang merupakan singkatan dari ‘ulah chiching wae’, artinya jangan diam saja (terimakasih pada rekan Budi Eman yang memperkenalkan istilah ini).

Impian yang kita buat perlu selaras dengan minat dan bakat yang ada pada diri kita, sehingga impian tersebut benar-benar merupakan tujuan yang ingin dicapai dan dalam diri kita terdapat gairah dan motivasi untuk mewujudkannya. Bila gairah sudah bangkit dalam diri kita, maka tubuh, pikiran, semangat, dan seluruh sumber daya kita terarah untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah semuanya siap bekerja, maka sekarang tinggal salurkan semuanya menjadi tindakan untuk mewujudkannya. Jangan tunda lagi, segera lakukan untuk mewujudkan kepuasan dan kebahagiaan kita sendiri!

Selasa, 14 Desember 2010

Jangan Mengandalkan Diri Sendiri [SKDAG661]

Sungguh membantu jika kita terus ingat bahwa kita tidak hidup dengan kekuatan dan kepandaian kita sendiri, tetapi juga dari pemberian tak ternilai yang dianugerahkan oleh alam (Kazuo Murakami Ph.D., ahli genetika).

Memang manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang terbaik, tetapi tetap saja manusia memiliki kekurangan dan kelemahan. Dengan menggunakan seluruh kepandaian, kekuatan, dan pengalaman kita pun, masih banyak masalah yang tidak dapat kita selesaikan. Kita butuh bantuan Tuhan yang maha kuasa, karena Dia-lah yang mampu menyelesaikan semua persoalan dan permasalahan.

Bantuan Tuhan itu ada di sekeliling kita, yang dinyatakan-Nya melalui orang lain atau melalui mahluk lain atau benda ciptaan-Nya yang berada di sekitar kita. Tuhan sudah menciptakan keserasian dan keseimbangan di dunia ini. Misalnya bau durian yang ada di mulut kita dapat dihilangkan dengan meminum air di dalam tempat bekas durian tersebut berada.

Segala penyakit-pun memiliki penangkalnya yang berasal dari alam, karena itu kita membutuhkan anugrah Tuhan yang luar biasa yang ada di alam ini. Gunakanlah seluruh kepandaian dan kemampuan kita untuk menggali berbagai hal baru dari alam, misalnya menemukan obat, sumber energi, atau menggunakan benda-benda dari alam untuk menciptakan teknologi baru.

Minggu, 12 Desember 2010

Sempurna itu Sering Berubah [SKDAG226]

Untuk mencapai kemajuan kita perlu melakukan perubahan.
Untuk mencapai kesempurnaan kita perlu lebih sering melakukan perubahan (Winston Churchill).

Manusia pada umumnya enggan untuk berubah karena ia sudah nikmat berada di zona nyamannya (comfort zone). Tetapi kita perlu menyadari bahwa lingkungan selalu berubah, sehingga bila kita tidak berubah maka kita akan ketinggalan dan terlindas kemajuan jaman. Untuk mengatasi semua itu, maka suka atau tidak suka maka kita perlu untuk berubah.

Jadi perubahan perlu kita lakukan secara kontinu untuk mengantisipasi perubahan lingkungan, sehingga kita pun dapat terus maju mencapai kemajuan. Memang tidak mudah untuk berubah, tetapi kita lah yang mengendalikan diri kita sendiri; untuk itu tanamkanlah dalam pikiran kita bahwa kita perlu untuk berubah, berubah, dan berubah. Lebih sering berubah maka menjadi lebih baik, hal inilah yang mendorong kita untuk mencapai kesempurnaan.

Untuk mencapai kesempurnaan kita perlu terus melakukan perbaikan terus menerus atau yang dikenal dengan continuous improvement; hal ini tentu saja hanya dapat dilakukan dengan terus menerus berubah. Kesempurnaan hanya dapat dicapai bila kita tidak cepat puas dengan hasil yang telah dicapai, tetapi terus meningkatkan dan melakukan peningkatan. Marilah berubah, menuju kesempurnaan ...

Sabtu, 11 Desember 2010

Kembangkan Empati! [SKDAG660]

Berbahagialah saat melihat orang lain bahagia, bukan saat dia menderita.
Bersedihlah saat melihat orang lain menderita, bukan saat dia bahagia.
Iri hati membuat kita mati (DAG).

Dalam membina hubungan antar manusia yang efektif, kita perlu membina empati. Empati secara sederhana dikatakan sebagai menempatkan diri pada posisi orang tersebut, sehingga kita dapat menghayati perasaan dan pikiran orang tersebut. Bila ia sedang berbahagia, maka kita pun turut merasakan kebahagiaannya, sehingga kita dapat bersukacita bersama. Sedangkan bila ia sedang mengalami suatu masalah, maka kita pun turut merasakan kesulitannya sehingga kita dapat turut bersedih dan prihatin.

Janganlah berbuat sebaliknya karena akan sangat menyakitkan hati orang yang bersangkutan. Coba anda bayangkan dan rasakan apa yang terjadi saat anda sedang sedih dan menghadapi masalah, tetapi ada orang lain yang tertawa atas penderitaan anda! Karena itu kita perlu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kita untuk berempati, yaitu dengan jalan mengamati kondisi orang tersebut dan lingkungannya, lalu sebelum berkata atau bertindak hendaknya kita berpikir “nanti bagaimana” bukan “bagaimana nanti”. Dengan demikian kita dapat menyeleksi perkataan dan tindakan terbaik yang sesuai dengan kondisi lawan bicara kita.

Salah satu kondisi yang merusak empati adalah rasa ‘iri hati’. Bila kita iri terhadap orang lain, maka kita sulit untuk merasakan kebahagiaannya, malahan kita ingin merusak atau menghancurkan kebahagiaannya. Iri hati sangat berbahaya karena membuat kita senang melihat orang menderita, tetapi tidak senang melihat orang bahagia. Bila iri hati terus berkembang di hati kita, maka kita menjadi manusia yang tidak berhati, artinya kita telah mati dalam perasaan dan kepekaan. Berempatilah untuk menghindari iri hati …

Jumat, 10 Desember 2010

Pengalaman vs Kenyataan [SKDAG224- SKDAG225]

Pengalaman itu bukan kenyataan. Kenyataan adalah lingkungan fisik yang kita alami setiap saat dan bersifat objektif, sedangkan pengalaman adalah kenyataan yang diinterpretasikan sehingga memiliki arti dan bersifat subjektif.
Marilah kita beri arti positif pada setiap kenyataan yang kita alami sehingga kita mendapat pengalaman yang menyenangkan.

Dua orang yang naik gunung memiliki kenyataan yang sama, jalur sama yang ditempuh, kelelahan bersama; mereka perlu mengeluarkan tenaga dan menjaga motivasi untuk sampai ke puncak. Tetapi pengalaman yang mereka bawa mungkin berbeda; orang pertama mengatakan naik gunung itu merupakan pengalaman yang melelahkan dan membuatnya jera, sehingga ia berjanji tidak akan naik gunung lagi. Sedangkan orang ke dua mengatakan bahwa naik gunung itu memang melelahkan tetapi semua sirna setelah mencapai puncak gunung dan melihat kebesaran Tuhan yang luar biasa indah; ia mengatakan untuk naik gunung lagi pada kesempatan mendatang.

Kenyataan yang mereka alami memang sama dan objektif, tetapi pengalaman yang diperoleh setiap orang dapat berbeda dan bersifat subjektif. Pengalaman berbeda tergantung dari sudut pandang kita sendiri waktu menginterpretasikan kenyataan yang kita alami.

Karena itu setiap kenyataan perlu kita artikan secara positif, yaitu dengan selalu mengucap syukur atas segala hal yang kita alami; untuk itu kita perlu mencari nilai positif dari setiap kenyataan yang kita alami. Dengan demikian maka kita akan memperoleh pengalaman yang bermanfaat untuk perbaikan diri kita pada masa mendatang. Dan jangan lupa untuk menjadikan pengalaman sebagai sumber belajar kita ...


Kamis, 09 Desember 2010

Menutupi Diri Sendiri [SKDAG659]

Orang yang berbicara terlalu banyak tentang dirinya sendiri adalah orang yang sedang menutup-nutupi dirinya sendiri (Nietzsche).

Kalau anda ditanya “siapakah diri anda sebenarnya”, maka kita pun bingung menjawabnya karena kita sendiri tidak mengenal diri kita sendiri. “Siapakah saya?” merupakan pertanyaan yang membingungkan, walaupun itu tentang diri kita sendiri, dan kita yakin bahwa yang mengetahui hal itu adalah kita sendiri. Kenyataannya banyak hal yang kita tidak ketahui tentang diri kita sendiri.


Kalau tidak tahu, sebaiknya kita diam, tetapi manusia memang berbeda untuk menutupi ketidaktahuannya maka ia malah berbicara banyak tentang dirinya sendiri. Hal ini dapat kita lihat pada saat orang berbohong. Saat seseorang berbohong, maka yang ia lakukan adalah mengarang cerita tentang dirinya sendiri, misalnya bahwa saat itu ia sedang berada di tempat lain, menunjukkan sifat dirinya yang berbeda, dan lain sebagainya. Dan untuk menutupi kebohongan yang satu, ia mengarang kebohongan yang lain, sehingga akhirnya terbukti bahwa kebohongan yang satu bertolak belakang dengan kebohongan yang lain, sehingga terbongkarlah ketidakbenaran tersebut.


Jadi sebenarnya kita pun sering memakai topeng. Menurut Nietzche, semua kata adalah topeng. Topeng bukanlah alat untuk menutupi kedangkalan, justru sebaliknya yang terjadi semua yang dalam menyukai topeng. Topeng akan terbentuk dengan sendirinya tanpa henti di seputar roh yang dalam karena tiap kata-katanya, tindakan, dan pernyataannya selalu menjadi objek interpretasi yang salah, artinya datar” (selanjutnya dapat anda baca di http://books.google.co.id/books?id=Id6kShqbeTUC&pg=PR12&lpg=PR12&dq=nietzsche+menutupi&source=bl&ots=x_xncAqvZX&sig=qVMRtFaGPuiErTi5mI9-FoP7O00&hl=id&ei=8DIATeXfH43krAeYzYGRDw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CDUQ6AEwBQ#v=onepage&q=nietzsche%20menutupi&f=false).

Untuk lebih mengenali Nietzsche, maka silahkan anda lihat catatan singkat saya di bawah ini.


Catatan:


Nietzsche adalah seorang filsuf kelahiran Jerman yang memiliki pemikiran kontroversial, radikal, frontal, serta ateistik. Ia dikenal sebagai “sang pembunuh Tuhan” (lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich_Nietzsche).


Menurutnya “ Tuhan sudah mati. Dan kita telah membunuhnya. Bagaimanakah kita, pembunuh dari semua pembunuh, menghibur diri kita sendiri? Yang paling suci dan paling perkasa dari semua yang pernah dimiliki dunia telah berdarah hingga mati di ujung pisau kita sendiri. Siapakah yang akan menyapukan darahnya dari kita? Dengan air apakah kita dapat menyucikan diri kita? Pesta-pesta penebusan apakah, permainan-permainan suci apakah yang perlu kita ciptakan? Bukankah kebesaran dari perbuatan ini terlalu besar bagi kita? Tidakkah seharusnya kita sendiri menjadi tuhan-tuhan semata-mata supaya layak akan hal itu [pembunuhan Tuhan]?


Nietzsche tidak mengatakan “aku” tetapi mengatakan “kita”; hal ini merupakan kritikannya atas zamannya dan sejarah peradaban Eropa, ia merefleksikannya, dan akhirnya menyatakan bahwa sejarah zamannya adalah pembunuhan Tuhan, zaman hilangnya orientasi, peradaban nihilistik (selanjutnya dapat dilihat di http://books.google.co.id/books?id=Id6kShqbeTUC&pg=PR12&lpg=PR12&dq=nietzsche+menutupi&source=bl&ots=x_xncAqvZX&sig=qVMRtFaGPuiErTi5mI9-FoP7O00&hl=id&ei=8DIATeXfH43krAeYzYGRDw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CDUQ6AEwBQ#v=onepage&q=nietzsche%20menutupi&f=false).


Selasa, 07 Desember 2010

Mengatasi Kegagalan [SKDAG223]

KEGAGALAN adalah SUKSES yg tertunda, karena itu hanya ada dua cara untuk mengatasinya, yaitu COBA LAGI atau BELAJAR LAGI !

Tidak ada orang yang selalu sukses dalam segala hal; kadang-kadang ia sukses, tetapi tidak sedikit ia pun gagal. Dalam bidang tertentu seseorang dapat sukses, sedangkan dalam bidang lain mungkin ia gagal. Sukses dan gagal merupakan dinamika kehidupan. Kegagalan jangan membuat kita putus asa dan kesuksesan jangan membuat kita mabuk kepayang; semuanya harus dihadapi dengan arif.

Untuk mencapai kesuksesan memang tidak mudah, perlu perjuangan dan kerja keras untuk mencapainya, serta mungkin juga faktor luck turut berperan. Kita tidak mengetahui rencana Tuhan, karena itu kita perlu selalu bersyukur atas segala hal yang terjadi pada diri kita, baik sukses maupun gagal.

Jangan menyerah terhadap kegagalan, karena kegagalan dapat berubah menjadi kesuksesan bila sesuai dengan rencana Tuhan, dan kita pun tidak tinggal diam, tetapi perlu terus belajar dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda. Bukan dengan cara yang sama, karena cara sama akan memberikan hasil yang tidak berbeda. Tentu saja selain belajar dan mencoba, kita pun perlu berserah kepada kehendak Tuhan. Lakukanlah semuanya untuk mengubah kegagalan menjadi kesuksesan.

Manfaat Buku [SKDAG658]

Buku merupakan teman yang paling tenang dan setia, paling mudah dimiliki, paling bijaksana dan guru yang paling sabar (Charles W. Eliot).

Dalam hidup, kita hanya perlu “menang” atau “belajar”: bila belum menang berarti kita perlu terus belajar. Banyak sumber untuk kita belajar; secara resmi kita belajar di bangku sekolah atau kuliah, tetapi secara tidak resmi banyak tempat untuk kita belajar, yaitu dari masyarakat dan lingkungan tempat kita berada, dari orang lain yang lebih pakar dan berpengalaman, serta melalui berbagai sumber lainnya seperti buku, surat kabar, televisi, jaringan internet dan lain-lain.

Buku merupakan sumber belajar yang unik, karena ia merupakan guru yang paling tenang dan setia; siap mengajar kita saat dibutuhkan dan setia menanti saat kita memiliki kesibukan lain. Buku juga mudah dimiliki sehingga banyak orang dapat belajar bersama-sama darinya. Selain itu buku juga merupakan guru yang paling bijaksana dan paling sabar; ia tidak pernah marah pada saat kita malas membacanya atau melewati materi yang tidak penting atau sudah kita ketahui.

Kitalah sebagai pembaca yang perlu mengendalikan buku dengan baik. Membaca buku tidak perlu dari depan sampai belakang, tetapi setelah melihat daftar isi dan halaman-halaman buku secara cepat, maka kita telah mendapat gambaran mengenai isi buku tersebut. Berbagai hal yang ingin kita ketahui dan perdalam, silahkan kita buka dan baca dengan seksama, sedangkan bagian lain yang kita nilai tidak perlu dapat dilewati atau dilihat sekilas saja. Kitalah yang menentukan bagian mana yang perlu atau tidak untuk dibaca; jangan takut untuk melakukan hal ini.

Karena buku merupakan guru yang baik, maka jangan ragu juga untuk membagikannya kepada orang lain yang membutuhkan untuk belajar. Jadikan buku sebagai hadiah untuk teman-teman kita saat dia ulang tahun, sumbangkan juga buku yang sudah kita baca ke perpustakaan umum atau perpustakaan sekolah yang masih banyak membutuhkan bahan bacaan.

Senin, 06 Desember 2010

Pikiran Membentuk Diri Kita [SKDAG222]

Pikiran masa lalu menghasilkan pengalaman sekarang, pikiran sekarang menjadi pengalaman masa yang akan datang. Jadi kendalikanlah cara berpikirmu sekarang, agar mendapat pengalaman yang bermanfaat.

Semua yang kita pikirkan, pada umumnya secara sadar atau tidak sadar, terungkap dalam perkataan yang kita ucapkan dan perbuatan yang kita lakukan. Perkataan dan perbuatan ini memberikan dampak bagi kehidupan kita mendatang, sehingga menjadi suatu pengalaman yang berharga.

Pikiran kita pada masa lalu, telah terwujudkan dalam perkataan dan perbuatan kita, dan menghasilkan pengalaman, baik yang positif maupun negatif, yang membentuk diri kita sekarang ini. Demikian juga dengan pikiran kita pada masa sekarang akan membentuk diri kita pada masa mendatang. Karena itu pikiran kita perlu dikendalikan dan diisi dengan berbagai hal positif, agar menghasilkan pengalaman positif dan bermanfaat sehingga membentuk diri kita yang lebih baik pada masa mendatang.

Pengalaman merupakan guru yang baik, kita perlu mengevaluasi pengalaman positif dan merekayasa pikiran kita agar menghasilkan pengalaman positif lain yang lebih dahsyat. Sedangkan pengalaman negatif, kita cari pikiran yang menyebabkannya, dan kemudian jangan mengulangi lagi cara berpikir seperti itu.

Minggu, 05 Desember 2010

Syukur [SKDAG657]

Syukur membuat hidup kita bahagia, karena ia memberikan Sukacita – Yakin – Usia lanjut – Kasih – Unggul – Ramah (D. Agus Goenawan).

Bersyukurlah dalam segala hal, bukan hanya pada saat suka atau bahagia tetapi juga saat duka atau sedang menghadapi masalah. Pada saat suka kita mudah untuk bersyukur, tetapi pada saat duka, bagaimana kita dapat bersyukur? Agar dapat bersyukur, maka kita perlu melihat manfaat atau hal positif dari setiap peristiwa yang kita alami. Misalnya saat kita mengalami kecelakaan dan mengalami patah kaki, maka banyak orang yang masih dapat mengatakan “Untung hanya kakinya saja yang patah, bagaimana kalau langsung meninggal?”, atau kita dapat juga bersyukur karena dengan mengalami patah kaki, maka kita dapat berjumpa dengan teman dan saudara, karena mereka datang menjenguk kita yang sedang sakit.

Dengan bersyukur maka kita pun menyadari berbagai kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita, sehingga kita menjadi rendah hati. Selain banyak juga hal positif yang dapat kita peroleh bila kita selalu bersyukur.

Syukur membuat kita mengalami Sukacita, memiliki keYakinan, mencapai Usia lanjut, memiliki Kasih, membentuk menjadi manusia Unggul, dan memiliki ke-Ramah-an. Sukacita kita peroleh karena dengan bersyukur kita dapat melihat hal positif di balik segala peristiwa. Bersyukur membuat kita menyadari bahwa Allah mengasihi kita, sehingga kita memiliki keyakinan untuk terus menghadapi hidup mendatang. Sukacita dan keyakinan ini membuat kita hidup tenang sehingga (mudah-mudahan) dapat mencapai usia lanjut, memiliki kasih kepada Allah dan sesama.

Dengan mau belajar dari setiap peristiwa yang kita alami, maka hal ini membentuk diri kita menjadi manusia unggul yang tahan banting. Syukur juga membuat kita dapat menguasai emosi, sehingga kita dapat tetap ramah kepada semua orang. Marilah kita selalu bersyukur atas setiap peristiwa yang kita alami ….

Sabtu, 04 Desember 2010

Memberi itu Menyenangkan [SKDAG221]

Ingatlah tidak ada orang yang dipuji karena ia DIBERI sesuatu, tetapi orang dipuji karena MEMBERIKAN sesuatu. Jadi belajarlah memberi karena memberi itu menyenangkan.

“Lebih baik memberi daripada menerima” merupakan prinsip yang sering kita dengar, tetapi pada kenyataannya lebih banyak orang yang hanya mau menerima, tetapi segan bahkan tidak mau untuk memberi. Saat kita memberi sebenarnya terdapat minimal tiga hal positif yang telah kita lakukan, yaitu:
1. Bersyukur pada Tuhan, karena kita memiliki sesuatu yang dapat diberikan kepada orang lain.
2. Berterimakasih pada diri sendiri karena memiliki hati yang mengasihi untuk menolong orang lain.
3. Membantu orang lain dengan penuh ketulusan.

Jadi memberi itu memang suatu perbuatan yang menyenangkan bagi Tuhan, bagi diri sendiri, dan tentu saja bagi orang yang menerima pemberian kita. Karena itu untuk mensyukuri semua rahmat dan anugrah dari Tuhan maka marilah kita belajar memberi kepada semua pihak yang membutuhkan, baik berupa bantuan fisik, uang, ataupun berupa ide dan pemikira, termasuk juga memberi kasih dan pengampunan.

Kasih dan ketulusan membuat pemberian yang kita lakukan menjadi lebih berarti, karena setelah memberi kita tidak mengharapkan apa pun, termasuk juga pujian. Tentu saja bila ada yang memuji kita perlu mensyukuri semua hal tersebut kepada Tuhan.

Memang benar orang yang menerima jarang menerima pujian, sedangkan yang memberi sering menerima pujian. Saat kita menerima penghargaan maka kita pun jelas menerima pujian, tetapi perlu diingat kita menerima karena sebelumnya kita telah memberikan sesuatu yang berharga. Misalnya para atlet yang telah mempersembahkan medali kepada Indonesia mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena telah mengharumkan negara kita.

Untuk itu marilah kita belajar memberi dari sekarang sebelum terlambat. Memberi doa (mendoakan) lebih baik daripada didoakan (menerima doa) kan?

Jumat, 03 Desember 2010

Memaknai Hidup [SKDAG656]


Makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan.
Hidup untuk memberi bantuan, bukan hidup dari bantuan yang kita berikan (DAG).


Untuk hidup kita membutuhkan berbagai faktor pendukung, tetapi seringkali kita terlena untuk mengejar berbagai faktor pendukung tersebut dan melupakan tujuan utama dari hidup kita. Misalnya agar dapat hidup, memang kita butuh dan perlu makan; jadi kita makan untuk hidup, tetapi bukan hidup untuk makan, yang berarti semua kegiatan hidup kita digunakan hanya untuk mencari makan (yang enak).

Selain itu untuk hidup, kita juga butuh sehat; sehat untuk hidup, tetapi bukan hidup untuk sehat. Bila hidup untuk sehat, maka tujuan utama kehidupan adalah mencari dan menjaga kesehatan, sehingga pada saat kita sakit, maka dengan segala cara kita mencari kesehatan, misalnya dengan mendatangi berbagai dukun dan tempat keramat, serta tentu saja mengabaikan perintah-perintah Tuhan.

Jadi dalam menjalani kehidupan ini kita perlu menentukan dulu tujuan dari hidup kita masing-masing. Tujuan tersebut merupakan fokus yang perlu kita wujudkan dan lakukan dalam tindakan kita sehari-hari. Misalnya tujuan hidup kita adalah berguna bagi sesama, artinya kita siap untuk selalu memberi bantuan kepada sesama yang membutuhkan dengan ikhlas dan tidak memiliki pamrih apa pun atas semua bantuan yang kita berikan. Jadi hidup untuk memberi bantuan bukan hidup dari bantuan yang kita berikan.

Kamis, 02 Desember 2010

Belajar dari Kesalahan [SKDAG220]

Salah satu ciri kesuksesan adalah mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan, dan mencoba kembali dengan cara yang berbeda.

Banyak orang mengatakan bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda. Hal ini benar bila orang yang gagal tersebut mau belajar dari pengalamannya lalu mencari cara lain untuk mencapai keberahasilannya, tetapi bila ia tetap melakukan dengan cara yang sama tanpa perubahan sama sekali, maka ia hanya akan mengulangi kegagalannya.

Berbuat kesalahan itu manusiawi dan lumrah, tetapi bila melakukan hal salah berulang-ulang itu berarti ia hanya memiliki otak murahan. Setiap kesalahan yang telah kita perbuat, janganlah diulangi lagi; kita pelajari kesalahan yang terjadi, bagaimana menghindarinya, lalu mencoba kembali dengan cara yang berbeda. Dengan mengambil manfaat dari setiap kesalahan, maka kita akan meraih keberhasilan.

Marilah kita belajar dari Thomas Alva Edison (lihat foto di atas), penemu lampu pijar yang terkenal dan juga pemilik dari 1093 hak paten atas berbagai temuannya. Beliau mengatakan bahwa untuk membuat lampu pijar ia tidak langsung berhasil, tetapi terus melakukan berbagai percobaan dan belajar dari setiap kesalahan yang dia lakukan. Waktu seorang wartawan mengatakan “Kalau begitu, Anda ratusan kali mengalamai kegagalan ya”, Edison menjawab “Anda salah, saya tidak mengalami kegagalan, tetapi saya mengetahui cara yang salah untuk membuat lampu pijar, dan saya tidak mengulanginya kembali’.

Belajarlah dari kesalahan dan lakukan perubahan serta tindakan perbaikan untuk meraih kesuksesan. Amin …

Rabu, 01 Desember 2010

Korupsi itu Kotor dan Beracun [SKDAG655]

Korupsi adalah mengambil dengan cara tidak halal, seperti mengambil air limbah, banyak tetapi kotor dan beracun. Rejeki halal bagai mata air yang jernih, sejuk, dan menyegarkan.

Air limbah dari pabrik tidak boleh dibuang sembarangan, apalagi ke sungai yang digunakan masyarakat untuk MCK (mandi, cuci, dan kakus), karena selain kotor juga mengandung racun yang membahayakan, dapat membuat kulit gatal-gatal. Nah tindakan korupsi itu seperti mengambil air limbah, memang kita mendapatkan banyak, tetapi semua uang hasil korupsi itu kotor dan beracun. Kotor karena didapat dengan cara yang tidak benar dan merugikan pihak lain, sedangkan dikatakan beracun, karena tindakan korupsi ini menimbulkan ‘ketagihan’ dan membuat pelakunya menjadi malas, karena memiliki cara mudah untuk mencari uang. Memang korupsi bukan hanya mengambil uang, tetapi juga termasuk korupsi waktu atau memanfaatkan fasilitas perusahaan demi kepentingan sendiri.

Jelas hal ini menunjukkan bahwa korupsi merupakan tindakan berbahaya yang merugikan diri kita sendiri, selain bagi pihak lain yang dikorupsi. Mengapa kita tidak mencari air jernih saja yang bersih, sehat, segar, dan menyehatkan? Memang untuk mendapatkan air jernih kita perlu berusaha lebih keras, naik ke atas gunung atau mengolahnya lebih dahulu. Air jernih ini merupakan rejeki halal yang berbeda dengar air limbah, yang dianalogikan sebagai hasil korupsi.

Memang banyak manusia yang hanya ingin proses yang instant dan mudah, tanpa mempedulikan akibatnya. Tetapi bila kita mau berhasil, maka kita perlu mengalami suatu proses, sebagai sarana untuk belajar dan membentuk diri kita. Untuk itu marilah kita cari ‘air jernih’ yang menyegarkan dan menyehatkan bagi jiwa dan roh kita. Amin…

Selasa, 30 November 2010

Tuhan selalu Mengasihi, Manusia sering Mengecewakan [SKDAG218]

Terhadap sesama manusia, kita sering kecewa, tetapi percayalah Allah tidak pernah mengecewakan kita. Dia sudah mengasihi kita sejak kita masih berdosa.

Kecewa merupakan perasaan yang muncul di dalam diri kita karena keinginan atau harapan kita tidak sesuai dengan kenyataan. Ada orang tua yang mengharapkan anaknya menjadi dokter, tetapi anaknya malah memilih menjadi seniman; orang tua jelas kecewa, tetapi bila si anak kuliah di kedokteran, maka ia pun mengalami kekecewaan yang lebih berat, karena hatinya tidak ada di dunia kedokteran. Jadi kalau begitu siapa yang mengecewakan siapa? Kedua belah pihak menganggap keinginannya merupakan keinginan terbaik, yang tidak terwujud karena tindakan pihak lainnya.

Hubungan antar manusia memang kompleks; dua orang yang saling mengasihi saat ini, dapat menjadi saling menyakiti, karena keduanya saling mengecewakan. Apakah anda pernah dikecewakan orang lain? Jawabannya pasti ”Ya”, selain karena harapan kita tidak terwujud, tetapi juga karena ada manusia yang memang sifat dan tindakannya sudah mengecewakan kita, misalnya kemalasan, kebandelan, dll.

Mungkin juga kita pernah kecewa dengan Tuhan, tetapi bila kita kaji ulang, apakah benar Tuhan telah melakukan hal yang tidak berkenaan kepada diri kita, atau mungkin hal tersebut terjadi karena kelalaian kita sendiri. Kekecewaan pada Tuhan itu sesungguhnya hanya dampak dari kekecewaan kita terhadap orang lain, atau bahkan terhadap diri sendiri. Tuhan adalah Allah yang maha pengasih, Dia mengasihi kita selagi kita masih berdosa, dan kasih-Nya tidak pernah berubah walaupun (sesungguhnya) kita yang sering menyakiti-Nya.

Untuk mengatasi kekecewaan hati, marilah kita belajar bersyukur, yaitu dengan melihat hal positif dari setiap peristiwa yang terjadi. Misalnya kita kecewa saat jadwal penerbangan kita diundur karena pesawat sedang mengalami pemeriksaan. Dalam hal ini kita dapat bersyukur karena dengan pesawat diperiksa dengan lebih teliti maka penerbangan menjadi lebih aman. Betul kan? Nah itulah cara kita mengatasi kekecewaan ....

Senin, 29 November 2010

Manajemen Cinta [SKDAG654]

Cinta bukan menemukan orang yang tepat, namun menciptakan hubungan yang benar. Bukan berapa banyak cinta yang kita miliki di awal, tapi berapa banyak cinta yang kita bangun sampai akhir (Anonim).

Cinta itu memang kompleks, karena terkait dengan hubungan antara dua manusia yang jelas memiliki perbedaan. Banyak cinta yang terpengaruh oleh emosi, sehingga saat emosi positif maka cinta berkembang, tetapi saat emosi negatif maka cinta pun melemah bahkan dapat hilang. Cinta sejati adalah cinta yang tulus, mencintai apa adanya yang tidak pudar terhadap waktu dan perubahan kondisi apa pun, tidak tergantung usia, kondisi ekonomi, dan juga emosi yang muncul sesaat.

Kita juga menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kekurangan, karena itu tidak mungkin kita mencari orang yang sempurna untuk menjadi sahabat atau pasangan hidup kita. Bukan mencari orang yang sempurna atau cocok untuk diri kita, tetapi kita yang harus menyocokkan diri dengan pasangan kita; lebih ideal lagi bila dapat saling menyocokkan diri. Nah … untuk menyocokkan diri jelas kita perlu menciptakan hubungan yang baik dan benar antar ke dua pribadi yang terlibat.

Walaupun banyak orang mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi secara logika cinta baru berkembang setelah ada relasi antara kedua belah pihak. Jadi sangat tepat bila dikatakan, tidak penting berapa banyak cinta yang kita miliki di awal, tetapi berapa banyak cinta yang dapat kita kembangkan dan kita peroleh pada akhirnya. Jadi dalam manajemen cinta, input tidak terlalu penting (bukan sama sekali tidak penting tentunya), tetapi proses dan output lebih penting, dan menjadi target yang harus dikejar untuk diwujudkan.

Minggu, 28 November 2010

Jangan Meratapi Kekecewaan … [SKDAG217]

Kecewa itu manusiawi dan penting untuk mengasah empati agar tahu rasanya.
Kecewa jangan diratapi berlarut-larut, tetapi kecewa hanya untuk sekejap lalu bangkit lagi. Jangan sering-sering kecewa ya ...

Kecewa, senang, sedih, bahagia, selalu terjadi silih berganti dalam hidup ini. Sebagai manusia tentu saja kita inginnya selalu senang dan bahagia, kalau bisa tidak lagi ada rasa kecewa dan sedih. Semua hal tersebut membuat hidup kita menjadi beraroma dan memberi aneka rasa. Dalam memilih makanan pun kita tidak memilih yang tawar, tetapi ada yang manis, asin, gurih, dan lain sebagainya; tidak terus menerus satu rasa, tetapi kita pun ingin mencoba makanan dengan rasa lainnya.

Kecewa pasti kita alami dan tidak dapat kita hindari; yang perlu kita lakukan adalah bagaimana memanage kekecewaan agar memberikan manfaat, atau minimal tidak memberikan dampak negatif pada diri kita. Kekecewaan yang kita alami, membuat kita menjadi memiliki empati agar tidak melakukan hal yang sama pada orang lain, misalnya bila kita telah merasakan kekecewaan dikhianati teman dekat, maka kita pun sekarang memiliki empati untuk tidak menyakiti teman dekat kita sendiri.

Memang tidak menyenangkan bila kita mengalami kekecewaan, karena itu janganlah sering-sering dan berlama-lama kecewa. Bila kecewa, hiruplah kebahagiaan dan alihkan pikiran serta perasaan kita ke arah yang positif sehingga dapat menghilangkan kekecewaan tersebut. Lihatlah dampak positif dari setiap peristiwa yang kita alami, maka kita pun menjadi kebal terhadap kekecewaan.

Jumat, 26 November 2010

Jangan Menyerah terhadap Ketakutan [SKDAG653]

Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tetapi ketakutan yang membuat kita sulit. Jadi jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba (Iskandar Dachi).

Dalam kehidupan kita selalu menghadapi masalah yang juga merupakan suatu kesulitan. Jadi kesulitan atau masalah itu merupakan masalah biasa yang muncul, dan tugas kita untuk mengatasinya dengan berbagai usaha sambil berdoa mohon bimbingan Tuhan.

Kesulitan itu bukan merupakan penyebab, tetapi merupakan dampak atau akibat dari suatu tindakan atau prilaku kita. Banyak faktor yang menjadi penyebab kesulitan, misalnya ketakutan, kemalasan, ketidaksiapan dan lain-lain. Bila kita takut terhadap suatu hal tertentu, maka di dalam bawah sadar pikiran kita telah terbentuk suatu hambatan besar, dan dampaknya adalah kesulitan.

Janganlah takut terhadap kesulitan yang ada, tetapi kita perlu terus berusaha dan terus belajar untuk menyelesaikannya. Kesulitan itu membuat kita menjadi semakin hebat, semakin pintar, dan semakin kuat, karena ia merupakan suatu ujian agar kita dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi janganlah pernah berpikir atau mencoba untuk menyerah, tetapi kita perlu terus melakukan percobaan dan berbagai hal untuk menyelesaikannya.

Kamis, 25 November 2010

Ambil Kesempatan dengan Bijaksana! [SKDAG216]

Manfaatkan setiap kesempatan yang ada karena ia hanya datang satu kali.
Namun perhatikan keadaan sekitar, sebelum memutuskan untuk mengambil suatu tindakan.

Setiap saat kita harus mengambil keputusan untuk menentukan tindakan apa yang harus kita lakukan, misalnya keputusan yang mudah ”Hari ini saya mau pakai baju biru atau merah?”, kemudian ada juga keputusan yang menentukan masa depan, misalnya “Apakah saya perlu memutuskan hubungan dengan dia?”.

Ada juga keputusan yang terkait dengan kesempatan yang ada di hadapan kita, misalnya saat seorang teman mengajak anda untuk bekerja sama, maka anda perlu segera memutuskan apakah mau menerima kesempatan tersebut atau tidak. Tentu saja untuk membuat keputusan tersebut tidak mudah, kita perlu mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya bakat dan minat yang kita miliki terkait dengan kesempatan yang ada. Bila kita memiliki bakat, maka jangan ragu-ragu untuk segera mengambil kesempatan tersebut; kita hanya perlu mengatasi ketakutan dan keraguan yang ada di dalam diri kita. Tetapi bila kemampuan kita kurang sesuai dengan kesempatan yang ada, maka kita perlu menganalisis lebih dahulu, bila kemampuan untuk meraih kesempatan tersebut dapat kita pelajari maka ambil kesempatan yang ada dan segera tingkatkan kemampuan. Saat kita kecil kita berani mengambil kesempatan untuk belajar berjalan, walaupun dengan resiko jatuh, sakit dan terluka. Tetapi dengan latihan dan usaha terus menerus, maka kita pun dapat berjalan dengan baik.

Tetapi bila kesempatan yang ada memang terlalu beresiko, artinya walaupun kita telah berusaha maksimal tetapi kecil kemungkinan untuk mendapatkan manfaatnya, maka kita pun harus berani meninggalkan kesempatan tersebut. Kesempatan memang tidak datang dua kali, tetapi kita perlu kebijaksanaan untuk meraih kesempatan tersebut.

Rabu, 24 November 2010

Dosa Menghilangkan Citra Allah [SKDAG652]

Manusia diciptakan secitra dengan Allah, tetapi seringkali kita tidak menghargainya dengan baik. Dosa mengakibatkan manusia kehilangan citra Allah (DAG).

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memang ciptaan Allah terbaik yang memiliki pikiran dan perasaan; selain itu juga manusia dibentuk secitra dengan Allah. Jadi sebenarnya manusia memiliki derajat yang paling tinggi setelah Allah sendiri, tetapi yang terjadi kita seringkali mengabaikan derajat tersebut dan dengan sengaja merendahkan diri. Manusia itu ibaratnya seperti anak raja yang tinggal di istana, dan Allah telah menyediakan segala sesuatunya: makanan enak, pakaian bagus semua tersedia bagi kita. Tetapi apa yang manusia lakukan? Ia seringkali pergi meninggalkan istana dan pergi ke tempat sampah untuk mengais sisa-sisa makanan.

Hidup kekudusan bersama Allah seringkali kita abaikan dengan jalan memilih kenikmatan duniawi yang mengakibatkan kita jatuh dalam dosa. Dosa inilah yang mengotori citra Allah pada diri kita, sehingga kita kehilangan citra Allah. Manusia berdosa lebih banyak hidup dalam nafsu untuk memuaskan dan mementingkan diri sendiri; citra dan wajah Allah jelas sudah tidak ada lagi pada dirinya, yang tersisa hanyalah berbagai hal negatif pada diri kita.

Tetapi Allah yang maha pengasih selalu memberikan kesempatan bagi manusia untuk bertobat dan kembali ke pangkuan-Nya. Sebagai manusia, marilah kita manfaatkan kesempatan emas yang sungguh indah ini untuk kembali ke pada Allah dan memulihkan citra Allah pada diri kita. Amin …

Selasa, 23 November 2010

Tumbuh dan Berguna! [SKDAG215]

Hidup yang berhasil berarti BERTUMBUH. Dengan demikian kita tidak pernah menjadi TUA. Tetap menjadi orang berguna membuat kita tetap muda (anonim).

Salah satu bentuk perubahan adalah pertumbuhan. Adanya pertumbuhan menunjukkan bahwa selalu ada yang baru dan berkembang, dengan kata lain hal ini menunjukkan tidak ada yang pernah menjadi tua. Coba anda bayangkan bila pohon-pohon di sekeliling anda tidak bertumbuh lagi, tidak ada daun yang baru, tidak ada bunga dan buah; apa yang terjadi? Lama-lama pohon itu akan mati, karena semua daun rontok, bunga melayu, dan buah menjadi busuk.

Hal yang sama juga terjadi pada organisasi; setiap organisasi yang bertumbuh perlu terus melakukan regenerasi untuk membentuk pemimpin-pemimpin generasi mendatang; organisasi ini tidak pernah tua, yang menjadi tua adalah personelnya, dan mereka harus siap mundur untuk digantikan oleh generasi muda.

Bila ada pimpinan yang tidak mau turun dari posisinya menunjukkan bahwa organisasi tersebut sudah alot dan tua. Pimpinan lama seringkali sudah mengalami kejenuhan sehingga sulit melakukan inovasi baru. Bila kita telah mengalami kejenuhan, maka kita perlu mencari aktivitas baru yang menantang sehingga kita pun kembali mengalami pertumbuhan, menjadikan diri kita berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Semua hal ini menjadi kita tetap muda (dalam semangat).

Marilah kita terus bertumbuh dengan selalu melakukan inovasi, mau belajar berbagai hal baru dan menerapkannya. Selain itu kita perlu juga menjadi berguna bagi diri sendiri, orang lain, negara, atau alam semesta, sehingga semua hal ini membuat kita tetap bersemangat dan terus merasa muda. Amin ...

Senin, 22 November 2010

Karakteristik Waktu [SKDAG651]

Waktu itu gratis, tetapi tidak ternilai harganya. Kita tidak dapat memilikinya, tetapi dapat menggunakannya. Bila kita kehilangannya, maka kita tidak dapat memperolehnya lagi.

Banyak hal di dunia ini yang bersifat relatif, salah satunya adalah waktu. Kadang-kadang waktu itu tidak berharga sehingga kita buang-buang dengan percuma, tetapi di lain waktu ia berharga sangat mahal sehingga kita tidak mau kehilangannya. Kadang-kadang waktu kita biarkan berlalu dengan begitu cepat dan mudah tetapi seringkali juga waktu itu terasa lama sekali berjalannya.

Ada juga yang menganalogikan waktu itu dengan aliran sungai. Saat kita memegang air sungai maka kita tidak dapat menyentuh air itu lagi karena ia sudah mengalir dan berbaur dengan yang lainnya, demikian juga dengan waktu setelah kita lalui maka kita tidak dapat meraihnya kembali. Air dan waktu yang sudah mengalir telah berlalu, kita tidak dapat mengulanginya lagi, karena itu hendaknya kita memanfaatkannya dengan sebaik mungkin agar tidak menyesal pada masa mendatang.

Setiap saat waktu berlalu, saat kita bengong maka waktu telah terbuang percuma. Marilah setiap saat kita manfaatkan waktu secara produktif; pikirkanlah berbagai hal positif yang dapat berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan juga alam semesta. Sediakan waktu untuk menindaklanjuti ide dari pikiran kita tersebut agar menjadi suatu tindakan nyata. Tetapi di sisi lain kita juga membutuhkan waktu untuk beristirahat, misalnya tidur untuk menyegarkan fisik dan pikiran kita, lalu berdoa untuk memberikan kesegaran kepada rohani kita.

Minggu, 21 November 2010

Diri Sendiri yang Menentukan! [SKDAG214]

Perlu bantuan untuk sukses? Berdoalah, lalu lihat ke cermin !
Itulah orang yang dapat menolongmu untuk meraih sukses.
Percayalah pada Tuhan dan pada orang itu!

Memang banyak faktor yang menentukan kesuksesan kita, tetapi ada dua faktor yang utama yaitu Tuhan dan diri kita sendiri. Faktor luar, seperti orang lain dan lingkungan, hanyalah faktor pendukung; ada lebih baik, tetapi bila tidak ada pun tidak apa-apa. Jadi janganlah mengharapkan kesuksesan dari pihak lain, apalagi dari hal-hal yang di luar logika kita, misalnya dari tempat kramat seperti Gunung Kawi atau kekuatan gaib dari dukun dan lain sebagainya. Faktor-faktor dari luar hanya bersifat sementara dan tidak menetap.

Semangat untuk sukses harus dimulai dari dalam diri kita sendiri; tanpa motivasi internal maka semuanya hanyalah mimpi. Tentukan target yang kita ingin capai sesuai dengan kemampuan dan bakat yang kita miliki; lebih baik bila hal ini dibuat secara tertulis dengan batas waktu yang jelas. Buat perencenaan untuk mencapai target tersebut, lalu segeralah melakukan tindakan untuk mulai mewujudkannya.

Agar tetap bersemangat, maka kita pun perlu terus menyemangati diri sendiri dengan jalan berkata kepada diri sendiri. Lebih baik lagi bila kita berbicara di depan cermin, dan berikan kata-kata positif untuk diri anda yang ada di hadapan cermin tersebut! Selain itu jangan lupa untuk berdoa, berserah dan mohon petunjuk dari Tuhan agar semua rencana yang telah kita susun dapat terwujud sesuai dengan rencana-Nya. Amin …

Sabtu, 20 November 2010

Sikap Bijaksana [SKDAG213]

Sikap adalah yang dilakukan, bukan yang dipikirkan, dirasakan atau dipercayai.
Orang bijaksana membuat lebih banyak kesempatan daripada yang sudah ditemukan.
Orang yang hidup baik berarti cukup belajar.

Banyak orang mengatakan bahwa semua yang kita pikirkan, rasakan dan percayai pasti akan terwujud. Hal tersebut memang benar, tetapi semuanya harus diimbangi dengan tindakan atau action. Bila kita melakukan semua yang kita inginkan maka hal tersebut akan menjadi sikap bagi diri kita. Sikap dihasilkan dari suatu action, yang tidak cukup hanya merupakan konsep dalam kepala dan hati kita.

Atas setiap penemuan yang telah dihasilkan seseorang, maka biasanya banyak orang yang mengganggap hal itu biasa dan mudah. Padahal kita tahu untuk menemukan sesuatu, kita perlu bekerja keras, pantang menyerah untuk mencoba, dan terus belajar dari setiap kegagalan yang telah kita lakukan. Untuk menjadi orang bijaksana, kita perlu menghargai setiap jerih payah yang menghasilkan suatu penemuan dan juga membuat lebih banyak kesempatan untuk menemukan berbagai hal baru berikutnya.

Untuk menjadi orang yang baik kita perlu untuk terus belajar dan belajar; memperbaiki setiap kesalahan yang telah kita lakukan dan belajar bagaimana mengatasi hal tersebut. Dengan belajar dan berusaha maka tingkat kehidupan kita secara ekonomis menjadi lebih baik; dengan belajar bersyukur maka kita menikmati bahwa hidup ini penuh keindahan. Marilah kita belajar dan menjadi baik serta bijaksana …

Jumat, 19 November 2010

Kesan lebih penting … [SKDAG650]

Peristiwanya tidaklah penting, yang paling penting adalah cara kita memandang peristiwa tersebut (I Ching).

Seringkali kita gembira atas peristiwa yang menyenangkan, tetapi di saat lain kita sedih atau kecewa terhadap peristiwa yang lain. Sebenarnya peristiwa tersebut bersifat netral, yang menimbulkan perasaan positif atau negatif itu adalah kesan yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Misalnya waktu anda sedang mengendarai mobil, kemudian ada mobil lain yang mendahului dan langsung memotong, bagaimanakah perasaan anda? Bila anda berpikir “kurang ajar orang itu”, maka anda menjadi marah dan mungkin anda segera memacu kendaraan untuk menyusul kembali mobil tersebut. Tetapi bila kita berpikir “mungkin orang itu sedang sakit perut atau mau mengantar saudaranya ke rumah sakit”, maka anda tidak bereaksi apa-apa dan membiarkan mobil itu berlalu.

Dampak lain dari hal ini adalah kita dapat mengendalikan diri, karena perasaan kita tidak dikendalikan lagi oleh peristiwa yang terjadi, tetapi biarlah kita yang memberi kesan positif terhadap setiap peristiwa tersebut. Hal ini membuat perasaan kita menjadi selalu bahagia dan penuh sukacita.

Bagaimana kesan anda terhadap gambar di atas? Anak yang kurang ajar atau lucu; semua ditentukan oleh kesan yang kita olah …

Kamis, 18 November 2010

Kesalahan Berbeda dengan Kebenaran [SKDAG212]

Sebuah kesalahan tidak akan menjadi kebenaran sesering apa pun dilakukan. Sebuah kebenaran tidak akan menjadi kesalahan, meski tidak ada yang pernah mendengar (M.Gandhi).

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita melihat hal yang salah menjadi suatu kebenaran, sedangkan yang benar menjadi salah. Hal ini terjadi karena adanya rekayasa oleh pihak tertentu, misalnya yang terjadi dalam dunia hukum dan politik di Indonesia; semuanya ditentukan oleh pihak yang berkuasa. Tetapi semua ini merupakan hal yang tidak baik dan tidak boleh terjadi, karena kesalahan tetap merupakan kesalahan dan kebenaran tetap merupakan kebenaran; tidak mungkin kesalahan berubah menjadi kebenaran, dan sebaliknya.

Gandhi mengatakan bahwa kesalahan tidak akan menjadi kebenaran sesering apa pun dilakukan. Bila sering dilakukan, maka kesalahan tersebut menjadi suatu kebiasaan dan mungkin dilakukan oleh lebih banyak orang, tetapi hal tersebut tetap salah dan bukan merupakan suatu kebenaran. Misalnya beberapa tahun yang lalu setelah terjadi reformasi, kita sering mendengar bila ada penjahat yang tertangkap maka masyarakat segera membakarnya. Karena disiarkan oleh media massa, maka hal ini menjadi contoh negatif dan dilakukan di berbagai tempat. Walau hal ini sering dilakukan, jelas tetap merupakan kesalahan, karena hal ini melanggar hukum, keadilan, dan kemanusiaan.

Sebaliknya sebuah kebenaran tidak akan menjadi kesalahan, meski tidak ada yang pernah mendengar . Misalnya ada orang yang telah menjadi narapidana bertahun-tahun karena disangka telah melakukan pembunuhan, tetapi akhirnya diketahui bahwa yang melakukan pembunuhan bukan orang tersebut. Hal ini terjadi karena terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan di pengadilan, tetapi kebenaran tetaplah merupakan suatu kebenaran walaupun baru terungkap setelah sekian tahun dan selama itu tidak ada yang mempercayainya.

Janganlah mencari kebenaran palsu di dunia yang penuh rekayasa ini, tetapi marilah kita cari kebenaran sejati dari Tuhan, karena Dia-lah sumber kebenaran. Ikutilah berbagai petunjuk-Nya yang antara lain terdapat dalam Kitab Suci kita, dan juga dengarkanlah suara Tuhan yang ada di dalam hati kita ...

Rabu, 17 November 2010

Jangan Miskin! [SKDAG649]

Miskin itu bukan berarti tidak punya uang atau tidak punya apa-apa.
Miskin berarti merasa tidak memiliki apa-apa.


Setiap manusia sebenarnya kaya karena kita memiliki tubuh, yang terdiri dari organ-organ yang luar biasa seperti jantung, paru-paru, otak, dan lain-lain. Selain itu kita juga memiliki hati atau budi yang membuat kita dapat membedakan salah dengan benar, benci dengan cinta, dan lain-lain. Selain itu Tuhan pun telah memberikan bakat dan talenta yang dapat kita gunakan dan kembangkan agar menjadi bekal bagi kehidupan kita ini.

Tetapi sayangnya …. banyak manusia yang tidak menyadari semua hal tersebut, sehingga ia miskin atau merasa miskin. Mereka hanya ingin meminta dan dikasihani, tetapi tidak mau memberi; secara fisik mereka tidak miskin, karena mereka memiliki berbagai harta benda, tetapi secara batin mereka miskin, karena merasa tidak memiliki apa-apa. Orang-orang seperti ini tidak pernah mensyukuri semua miliknya yang berasal dari Tuhan dan selalu mementingkan kebutuhan diri sendiri.

Apakah anda miskin atau kaya? Jangan ragu-ragu, jawablah: “Saya kaya, karena Tuhan yang memberikannya kepada saya”. Milikilah mental kaya, yaitu mau selalu memberi, karena minimal hal ini membuat kita merasa berkelimpahan kasih Allah. Syukurilah semua harta milik kita, anak dan cucu yang merupakan titipan Tuhan, bakat dan potensi yang kita miliki, dan lain-lain. Amin …

Selasa, 16 November 2010

Pikiran yang Menentukan [SKDAG211]

Tidak ada orang yang tidak bisa melakukan lebih dari yang dapat dipikirkannya. Maksudnya apa yang keluar dari pikirannya pasti dapat dilakukannya (Henry Ford).

Pikiran yang ada di dalam kepala kita ternyata sangat menentukan tindakan yang kita lakukan. Bila kita berpikir bahwa kita dapat melakukan, maka kita pun memang dapat melakukannya, tetapi bila kita berpikir bahwa kita tidak mampu melakukan, maka ternyata memang kita tidak dapat melakukannya; semua tergantung pada pikiran kita.

Bayangkan bila anda mendapat tugas yang belum pernah anda lakukan, misalnya melakukan presentasi di hadapan puluhan orang. Bila anda berpikir bahwa anda tidak dapat melakukannya dan anda akan gugup, maka hal itulah yang terjadi. Untuk itu kita perlu berpikir dan membayangkan kejadian yang positif; bayangkanlah bahwa anda melakukan presentasi dengan baik dan lihat semua orang terkagum-kagum serta bertepuk tangan meriah ketika anda selesai presentasi. Hal ini akan membuat anda menjadi termotivasi dan tidak kuatir lagi akan tugas tersebut. Tentu saja kita tetap perlu belajar dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, serta berserah kepada Tuhan.

Demikian juga saat anda sedang naik gunung, saat kita berpikir gunung itu masih jauh dan tenaga saya tidak cukup untuk mencapai puncaknya, maka andapun gagal sampai ke puncak. Tetapi bila anda berpikir bahwa anda mampu mencapai puncak dengan melangkah setapak demi setapak, maka anda pun berhasil sampai disana.

Dengan mengetahui begitu berpengaruhnya pikiran terhadap tindakan kita, maka kita perlu untuk terus berpikir positif dan hindari berpikir negatif. Segera alihkan pikiran kita pada saat ia mulai memikirkan hal-hal yang menakutkan dan menguatirkan, alihkan dan katakan pada diri sendiri bahwa kita mampu melakukannya.

Minggu, 14 November 2010

Optimistik dan Realistik [SKDAG648]

Saya selalu senang untuk melihat sisi optimistik dari hidup ini, tetapi saya juga cukup realistik untuk memahami bahwa hidup ini kompleks (Walt Disney).

Dalam kehidupan kita memang mengalami jatuh bangun, ada pengalaman yang menyenangkan tetapi ada juga yang menyakitkan dan menyusahkan. Walaupun demikian dari setiap kejadian, entah senang atau susah, selalu ada hal positif di baliknya. Jadi kita perlu tetap optimis dalam menjalani hidup ini, karena selalu ada harapan bila kita mau berusaha, belajar, dan berserah kepada Tuhan.

Tetapi optimistik harus diiringi dengan sikap realistik, artinya kita perlu menyadari keadaan dan kondisi yang sebenarnya terjadi. Kehidupan yang kita jalani ini sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal mungkin dapat kita kendalikan, tetapi faktor eksternal berada di luar kendali kita, sehingga kita perlu berpikir realistik dalam merencanakan masa depan.

Dengan memiliki perasaan optimistik untuk menghadapi masa depan, beserta dengan pola pikir kritis realistik, yang mempertimbangkan semua keadaan, maka kita perlu memiliki antisipasi agar dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melangkah ke masa depan.

Jumat, 12 November 2010

Tentang Kebohongan ... [SKDAG210]

Kebohongan tetap merupakan kebohongan walau jutaan orang menganggapnya sebagai suatu kebenaran. Perlu tekad yang kuat untuk menyatakan suatu kebenaran (Buddha).

Sekali bohong, tetaplah bohong; walaupun jutaan orang menganggapnya hal itu sebagai suatu kebenaran, tetapi tetap saja merupakan suatu kebohongan. Kebohongan tidak dapat ditutupi, pada akhirnya akan terbongkar juga, karena untuk menutupi kebohongan hanya dapat dilakukan dengan menyatakan kebohongan yang lain. Dan akhirnya ternyata kebohongan satu dengan kebohongan lain tidak saling mendukung, sehingga akhirnya terbongkarlah kebohongan tersebut; tidak ada kebohongan yang konsisten.

Kebohongan tetap merupakan kebohongan, walaupun hal tersebut dilakukan untuk menutupi sesuatu agar tidak terjadi hal yang lebih parah dan berbahaya. Tidak ada bohong putih, karena bila kita pikir kembali hal tersebut kan dilakukan hanya untuk menyenangkan salah satu pihak, sedangkan pihak lainnya jelas mengalami kerugian.

Budha mengatakan bahwa untuk menyatakan suatu kebenaran memang dibutuhkan tekad yang kuat, sedangkan untuk menyatakan kebohongan kita dapat mengatakannya dengan mudah. Jadi kita perlu melatih diri, mulai dari pikiran agar selalu berpikir dengan benar dan jujur, berani mengatakan kejadian sebenarnya tanpa menutup-nutupinya. Tentu saja ada resiko bila kita berani mengungkapkan suatu kebenaran, misalnya kita menjadi orang yang dikucilkan, tetapi percayalah dengan menyatakan kebenaran kita memberikan seberkas cahaya bagi kehidupan ini. Salah satu prinsip lainnya yang tidak terlalu baik, adalah daripada berkata bohong, maka lebih baik kita diam ...