Minggu, 17 Februari 2008

Dua Manusia Super

Saya peroleh artikel ini dari milis Profec yang dikirim saudara Hindarta, yang menyatakan bahwa ini pun diperolehnya dari milis tetangga.


Siang ini February 6, 2008, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka mahluk mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam.

Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue diujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan "Terima kasih Oom !". Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk kearah mereka.

Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi lagi sayup sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tampat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan ke arah dalam kantong itu, dua pertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan .

Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum diwajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang manggayut langit Jakarta.
" Terima kasih ya mbak .semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka, tak lama siwanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah .

"Maaf , nggak ada kembaliannya ..ada uang pas nggak mbak ?" mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.

" Oom boleh tukar uang nggak , receh sepuluh ribuan ?" suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah .
" Nggak punya , tukas saya !" lalu tak lama siwanita berkata " ambil saja kembaliannya , dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya kearah ujung sebelah timur.
Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya ke genggaman saya yang masih tetap berhenti lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang " sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. " maaf mbak , Cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !" Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya.

Tinggallah episode saya dan mereka, uang sepuluh ribu di genggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. mereka menghampiri saya dan berujar " Om , bisa tunggu ya , saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek !".

"eeh .nggak usah ..nggak usah ..biar aja ..nih !" saya kasih uang itu ke sikecil, ia menerimanya tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, " Nanti dulu Om , biar ditukar dulu ..sebentar "
" Nggak apa apa , itu buat kalian " Lanjut saya
" jangan ..jangan Om , itu uang om sama mbak yang tadi juga " anak itu bersikeras" Sudah ..saya Ikhlas , mbak tadi juga pasti ikhlas! saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat, secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya.
" Ini deh om , kalau kelamaan , maaf .." ia memberi saya delapan pack tissue
" Buat apa ?" saya terbengong
" Habis teman saya lama sih Om , maaf , tukar pakai tissue aja dulu " walau dikembalikan ia tetap menolak .

Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah.
"Terima kasih Om , !"..mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan " Duit mbak tadi gimana ..? " suara kecil yang lain menyahut " lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin ...".

Percakapan itu sayup sayup menghilang , saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan.

Tuhan ..Hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju tidak sehalus sutra , mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue. Dua anak kecil yang masih begitu belia telah memiliki kemuliaan yang luar biasa.


YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO !
Engkau hanya semulia yang kau kerjakan.

MT

Saya membandingkan keserakahan kita, yang tak pernah ingin sedikitpun berkurang rezeki kita meski dalam rezeki itu sebetulnya ada milik orang lain .

"Usia memang tidak menjamin kita menjadi bijaksana, kitalah yang memilih untuk menjadi bijaksana atau tidak"

Semoga pengalaman nyata ini mampu menggugah saya dan teman lainnya untuk lebih SUPER

Sabtu, 09 Februari 2008

Meraih Kebahagiaan

Cara mudah untuk meraih kebahagiaan :

  1. Kebahagiaan sejati bukan berasal dari luar, melainkan ada di dalam diri kita sendiri. Belajarlah menerima diri anda apa adanya, sehingga anda bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
  2. Stop membandingkan diri dengan orang lain. Setiap manusia dilahirkan dengan keunikan dan kelebihan sendiri. Dan tidak ada kehidupan yang lebih baik, selain bisa menjadi diri sendiri.
  3. Belajarlah memberi dengan ikhlas. Jangan bebani hidup dengan imbalan, karena hanya akan mendatangkan kekecewaan jika anda tidak dapat mendapatkannya. Anda bisa memulainya dengan hal-hal sederhana, misalnya selalu tersenyum atau memperhatikan orang-orang di sekeliling, sehingga orang-orang pun akan merasa nyaman berada di dekat anda.
  4. Pandanglah setiap kesulitan dengan cara yang positip. Ini akan mendatangkan keindahan dan kebahagiaan. Semakin anda mampu menanggulangi kesulitan, anda akan tampak semakin ‘bercahaya’ dengan kekuatan yang anda miliki.
  5. Jangan mematok hidup terlalu tinggi. Ketahuilah batasan kemampuan anda dan anda akan merasa menjadi manusia yang lebih sempurna dan berarti.
  6. Jauhkan diri dari ketakutan, dekatkan diri pada Tuhan. Nikmati dan cintailah hal-hal kecil di sekelilling anda yang dapat mendatangkan kebahagiaan, seperti mendengarkan suara burung di pagi hari atau bersenandung.

Sumber : email / milist

Kamis, 07 Februari 2008

Hari Sial ???

Apakah ada hari sial yang akan menimpa kita? Marilah kita lihat beberapa pengalaman yang saya alami dan terkait dengan ’kesialan’.

Kejadian pertama sudah berlalu sekitar dua puluh delapan tahun lalu, sekitar tahun 1980an, waktu itu saya masih kuliah di Bandung. Siang itu ketika saya sedang mengendarai motor, saya kehilangan keseimbangan karena hampir tertabrak sebuah angkot yang masuk ke jalur saya. Saya jatuh, kaki luka-luka, dan kacamata pecah. Mengapa ’kesialan’ seperti itu dapat terjadi? Ternyata hari itu siklus fisik, siklus emosi dan siklus mental saya ketiganya bertumpuk di titik 0. Dan memang dikatakan bahwa saat ketiga siklus berada di titik 0, maka saat itu dinamakan hari kritis, mungkin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena fisik, emosi, dan mental berada dalam kondisi paling lemah.

Jadi itu bukan hari sial, tetapi memang kita dalam kondisi yang kritis / lemah .... Kalau kita tahu mengenai hal tersebut sehingga dapat membuat persiapan yang lebih baik, maka mungkin hal tersebut dapat kita hindari.

Catatan :

Penjelasan tentang Biorhytm dapat dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Biorhythm,
dan untuk membuat grafik Biorhytm anda dapat dilakukan di http://www.degraeve.com/bio.php.

Kejadian kedua baru saya alami minggu lalu, tepatnya tanggal 28 Januari 2008. Hari senin pagi buta-buta saya harus berangkat ke terminal DAMRI ke Bandara untuk terbang ke Medan, dan sorenya kembali lagi ke Jakarta. Karena tidak menginap, maka saya santai-santai saja, dan tidak melakukan persiapan apa pun. Sebelum tidur hari minggu malam, saya sudah menyiapkan celana panjang hitam, dan baju yang akan saya pakai.

Jam 4.00 saya sudah selesai mandi, dan waktu mencari celana panjang hitam yang sudah dipersiapkan malam sebelumnya, ternyata tidak ada di kamar. Saya terus mencari, sambil membangunkan istri, dan menanyakan kepadanya apakah celana saya disimpannya. Tetapi dia tidak mengakui hal tersebut. Sambil sedikit kesal, karena celana tersebut tidak ketemu, maka saya segera pakai celana lain. Ketika turun dan waktu mau keluar, ternyata celana panjang yang saya persiapkan ada di ruang tamu. Rupanya waktu malam kemarin, saya membawa celana itu ke ruang tamu karena saya mau mengambil notebook. Ternyata notebook saya bawa, tetapi celana tertinggal di ruang tamu.

Saya segera tukar kembali menggunakan celana yang sudah dipersiapkan, ketika mau berangkat, timbul masalah kedua, yaitu ke dua HP saya tidak ada di kantong. Saya coba telpon dari pesawat telpon rumah, tetapi tidak ada yang berbunyi (karena kemarin malam keduanya di-’silent ’ waktu ke gereja). Tadi rasanya HP sudah saya bawa turun dari kamar, saya periksa di tas tidak ada. Saya mulai uring-uringan lagi, akhirnya ketika saya mau berangkat dengan membawa HP istri, saya periksa tas sekali lagi, ... eh ... ternyata ke dua HP saya ada di dalam tas. Untung setelah itu tidak ada ’kesialan’ ketiga, karena bus saya berangkat tepat jam 5. Di tengah kekacauan tersebut saya menyerahkan semuanya pada Tuhan Yesus, dan bersyukur atas semua hal tersebut. Saya ternyata sampai di Bandara jam 6.30, tidak terlambat karena pesawat berangkat jam 7.20 ke Medan.

Mengapa terjadi ’kesialan’ berturut-turut ? Setelah saya analisis, ternyata karena saya kurang persiapan dan menganggap enteng persiapan berangkat ke Medan yang pulang hari tersebut.

Malah dengan bersyukur, saya mengalami ’mujizat’ waktu pulang dari Medan. Tiket saya untuk kembali dari Medan adalah jam 20.00. Tetapi karena tugas saya telah selesai, maka saya minta diantar ke Bandara Polonia lebih awal (sekitar jam 16.00), karena bila memungkinkan saya akan menukar tiket tersebut dengan penerbangan yang lebih awal kalau ada. Waktu saya sampai di loket untuk menanyakan kemungkinan tersebut ternyata petugas disana mengatakan bahwa penerbangan jam 20 dibatalkan, dan saya diminta segera berangkat dengan pesawat jam 5.30. Walaupun tetap di-delay sekitar 30 menit, saya sangat bersyukur karena dapat berangkat dan tiba di Jakarta serta kembali ke rumah di Bogor dengan lebih cepat.

Jadi janganlah berpikir ada ’kesialan’ yang Tuhan rancang untuk kita. Dia selalu menyiapkan yang indah bagi kita dan tepat pada waktunya. Semua ’kesialan’ terjadi karena kelemahan dan kesombongan kita.

Marilah kita selalu berserah dan selalu memohon bimbingan pada Tuhan Yesus yang sangat luar biasa.