Kamis, 30 Juni 2011

Menyenangkan Allah [SKDAG309]

Pujilah Allah meskipun kamu sedang sedih,
Berdoalah meskipun saat itu kamu sedang malas,
Tolonglah orang lain meskipun anda lelah.
Itulah tindakan yang menyenangkan Allah.

Bagaimanakah cara menyenangkan Allah? Jelas kita perlu untuk berbuat baik terhadap diri sendiri, sesama, lingkungan, dan terutama kepada Allah sendiri. Tetapi semua perbuatan tersebut perlu kita lakukan secara konsisten, tidak terpengaruh pada situasi dan kondisi, atau pada perasaan kita sendiri. Banyak tindakan baik yang kita lakukan, tetapi bila hal tersebut hanya dilakukan insedentil maka belumlah cukup. Konsistensi berarti melakukan hal tersebut sebagai suatu kebiasaan yang telah menyerap dalam diri kita.

Memuji Allah perlu kita lakukan setiap saat, baik di saat sukacita, maupun pada saat sedih. Jangan biarkan perasaan mengendalikan diri kita untuk memuji-Nya atau tidak. Demikian juga dengan kemalasan; saat malas atau tidak kita perlu terus berdoa untuk berkomunikasi dengan Allah. Saat itu kita dapat berkata kepada Allah, tetapi jangan lupa memberikan waktu juga bagi-Nya untuk berkata-kata kepada kita.

Berbuat baik terhadap sesama, seperti menolong orang lain, perlu kita lakukan baik saat kita lelah maupun tidak. Bila kita menolong orang lain dengan tulus, maka ada sukacita tersendiri yang kita peroleh dan hal tersebut membuat kita menjadi penuh semangat kembali serta melupakan kelelahan yang kita alami.

Mari kita lakukan semua hal yang menyenangkan hati Allah secara konsisten, tanpa tergantung pada kondisi emosi, tubuh, atau apa pun juga. Amin …

Rabu, 29 Juni 2011

Manajemen Kemarahan [SKDAG740]

Apabila orang lain menceritakan keburukan kita, janganlah kita menjadi marah. Lebih baik mengubah keinginan untuk marah menjadi energi yang membuat kita menjadi lebih baik (AC Huang)

Marah merupakan suatu emosi negatif yang membuat kita bertindak tanpa berpikir lagi, akibatnya tentu saja tindakan kita menimbulkan penyesalan pada masa mendatang. Saat kita marah, akal sehat tidak kita gunakan, karena saat itu kita hanya ingin melepaskan kemarahan, tindakan saat itu tidak memikirkan resiko yang akan terjadi. Prinsip saat itu “bagaimana nanti”, padahal kita harus bertindak dengan prinsip “nanti bagaimana”.

Agar tidak menyesal, maka marilah kita mengelola kemarahan tersebut agar menjadi sesuatu yang berguna. Bila ada orang yang mengatakan bahwa kita bodoh, maka kita tidak perlu membuang energi untuk marah kepadanya, tetapi marilah kita gunakan energi tersebut ke arah yang positif dan berguna. Pertama-tama yang perlu kita lakukan adalah memaafkan orang tersebut, lalu kita gunakan energi kemarahan tersebut untuk belajar, sehingga dapat membuktikan bahwa kita ternyata adalah manusia yang pintar dan pandai.
Kemarahan membuat kita menjadi kecil, tetapi kemampuan memaafkan membuat kita menjadi manusia yang besar.

Janganlah membalas hal yang negatif kepada orang yang telah menyakiti atau menghina kita, tetapi gunakanlah hal tersebut sebagai motivasi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, dan juga bagi orang lain. Salah satu contoh lain yang ekstrim adalah saat pekarangan kita dilempari tahi binatang, maka janganlah marah, tetapi bersyukurlah karena kita telah mendapatkan pupuk yang berguna bagi tanaman di halaman rumah kita. Sanggupkah kita melakukannya? Marilah kita belajar sambil memohon kekuatan dari Tuhan, karena bagi Dia tidak ada yang mustahil …

Selasa, 28 Juni 2011

Ahimsa [SKDAG308]

Ahimsa (tanpa kekerasan) adalah etika tertinggi. Bila masih melakukan kekerasan terhadap sesama, kita tidak lebih baik dari binatang buas (Mahatma Gandhi).

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang terbaik karena ia memiliki akal/pikiran atau hati/budi. Dengan pikiran manusia dapat menganalisis, menciptakan berbagai hal baru, berpikir kreativitas, dan lain-lain; sedangkan dengan hati, kita dapat membedakan yang benar dengan yang salah, mencintai, merasakan, dan lain-lain. Keduanya penting, tetapi bila kita diminta untuk memilih yang paling penting, maka hati jelas jauh lebih penting daripada pikiran.

Apa yang terjadi bila ada manusia yang luar biasa cerdas, tetapi tidak memiliki hati, sehingga ia dapat bertindak dengan kejam untuk mewujudkan cita-citanya? Orang seperti ini akan menjadi sangat berbahaya, karena ia kejam tetapi sekaligus juga jenius, sehingga ia relatif sulit dikalahkkan atau ditaklukkan.

Dengan adanya hati, maka manusia diharapkan tidak melakukan kekerasan terhadap sesama. Mahatma Gandhi mengatakan bahwa etika tertinggi adalah ahimsa (tanpa kekerasan). Bila kita melakukan kekerasan, maka kita sebenarnya tidak lebih baik dari seekor binatang buas, karena kita tidak menggunakan hati dan pikiran yang telah dianugerahkan Tuhan. Dengan perkataan lain, sebenarnya kita tidak memiliki kasih.

Minggu, 26 Juni 2011

Adakah Tuhan di hatimu? [SKDAG307]

Milikilah hati yang tak pernah membenci,
Milikilah senyum yang tak pernah memudar,
Milikilah kata yang tak pernah menyakiti,
Itulah tandanya Tuhan di hatimu.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kita sering mengalami berbagai hal yang tidak menyenangkan, misalnya dihianati atau ditipu teman, mengalami musibah. Semua hal tersebut merupakan bagian dari jatuh bangunnya hidup kita; ada sukacita, tetapi ada juga dukacita. Saat dipenuhi sukacita rasanya tidak ada masalah, karena semua dapat kita jalani dengan baik. Tetapi bagaimana kita menjalani hidup saat kita sedang mengalami duka?

Saat dihianati teman, apakah kita membencinya atau dapat memaafkannya? Sanggupkah kita tetap tersenyum kepadanya? Membalas penghianatannya atau tetap mengasihi dia dengan sepenuh hati? Bila mengutamakan ego dan logika, maka kita pasti membenci orang yang sudah menghianati kita, membenci dia setengah mati, dan tidak akan tersenyum bila berjumpa dengannya.

Tetapi semua hal negatif tersebut dapat kita buang, bila kita mengandalkan Tuhan, karena Tuhan adalah kasih. Bila Dia bertahta di dalam hati kita, maka kita tetap dapat mengasihi musuh atau orang yang sudah menyakiti kita. Kita mampu untuk memaafkannya, tetap tersenyum kepadanya, dan tetap mengasihinya dengan sepenuh hati.

Marilah kita tahtakan Tuhan di hati kita, sehingga kita penuh dipenuhi dengan kedamaian dan sukacita, tidak peduli apa pun tindakan orang lain yang ada di sekitar kita. Mampukah? Bersama Tuhan tidak ada yang mustahil …

Persahabatan [SKDAG306]

Persahabatan muncul bila kamu menanam cinta kasih, dan sahabat sejati tidak akan mempersoalkan apa pun, apa lagi hal-hal yang kecil.

Sahabat merupakan orang yang dapat kita percayai; selalu siap untuk membantu, dan tidak mempersoalkan hal-hal yang tidak penting. Dasar dari persahabatan adalah cinta kasih; bila Anda sungguh-sungguh mengasihi seseorang, dan ia pun mengasihi Anda dengan sungguh-sungguh, maka ia merupakan sahabat Anda.

Tidak mudah memang untuk mencari seorang sahabat sejati, karena ia harus sehati dengan Anda. Ia tidak memanfaatkan diri Anda dan mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Hal yang sama pun harus Anda miliki; dengan demikian maka Anda dan dia memang benar-benar sahabat sejati yang sehati dan saling membutuhkan.

Apakah di antara dua orang yang bersahabat tidak pernah ada perselisihan? Tidak, pasti pernah terjadi perselisihan atau pertengkaran di antara mereka, tetapi kejadian tersebut segera dapat dilupakan dan pulih kembali, karena mereka saling mengasihi dengan sepenuh hati. Perselisihan atau pertengkaran itu merupakan bumbu-bumbu persahabatan, yang seharusnya membuat persahabatan menjadi semakin erat.

Bila perselisihan itu menimbulkan perpecahan, maka di antara mereka kini ada ketidaksehatian, sehingga sekarang lebih mengutamakan kebutuhan diri masing-masing. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Lebih mudah mencari 1000 musuh daripada mencari seorang sahabat sejati”. Nah marilah kita mengasihi orang lain dengan sepenuh hati, agar ia mau menjadi sahabat sejati kita. Tidak mudah tetapi bukan berarti tidak mungkin …

Sabtu, 25 Juni 2011

Sabar dan Memaafkan [SKDAG739]

Sikap sabar hanya bisa terlihat saat masalah muncul.
Sikap memaafkan hanya bisa terlihat saat kemarahan muncul.

Banyak orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang sabar; mungkin saat itu ia benar sedang sabar, karena ia berada dalam kondisi bahagia, penuh sukacita, pulih dari sakit, dan lain-lain. Tetapi apakah ia tetap menjadi manusia yang sabar saat ia mengalami godaan atau masalah. Nah … bila kita mampu mengendalikan diri saat masalah muncul, maka memang kita adalah orang yang sabar. Orang sabar mampu mengendalikan emosinya; ia tidak mudah marah atau tersinggung walau pun saat itu ia sedang mengalami penghinaan atau pelecehan.

Biasanya pada saat demikian, maka amarah yang akan muncul pada orang yang tidak sabar, karena ita tidak mampu mengendalikan diri lagi. Saat itu ia tidak lagi menggunakan pikirannya, yang ia inginkan saat itu adalah memuaskan perasaannya, dalam hal ini perasaan marah yang ada pada dirinya. Apa yang terjadi setelah kemarahan itu lewat? Apakah ia sekarang mampu memaafkan orang yang telah mengganggunya tersebut?

Peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu, tidak dapat kita ubah lagi. Yang dapat kita lakukan hanyalah mengubah dampak dari peristiwa tersebut. Kita perlu dapat melihat peristiwa tersebut dari sudut pandang lain yang bermakna positif Bila kita mampu melakukan hal ini maka peristiwa tersebut akan lebih mudah untuk kita maafkan.
Misalnya saat atasan memarahi Anda, kita pun mungkin marah tetapi tidak dapat melakukannya, sehingga kita hanya memendamnya. Saat itu Anda mungkin tidak dapat menerima alasan apa pun yang menyebabkan atasan memarahi Anda. Tetapi marilah kita mengubah pola pikirnya sehingga kita mampu menyadari bahwa dengan memarahi sebenarnya atasan sedang mendidik kita untuk lebih maju; hal itu pun menunjukkan bahwa dia memiliki perhatian kepada Anda.

Rabu, 22 Juni 2011

Berterimakasih dan Berpasrah pada Tuhan [SKDAG738]

Berterima kasihlah kepada Tuhan untuk semua yang anda dapat. Pasrahkanlah kepada Tuhan untuk semua yang anda perlukan.

Tuhan selalu mendampingi kita dalam setiap aspek kehidupan; Dia menginginkan kita untuk menyapanya melalui doa, meminta segala kebutuhan, bersyukur atas segala pemberian-Nya, serta selalu memuji dan menyembah-Nya.

Bila kita membutuhkan sesuatu, datanglah ke hadapan-Nya dan katakan kebutuhan kita kepada-Nya melalui doa kita. Percayalah bahwa Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita, tetapi tentu saja menurut kehendak-Nya sendiri, yang mungkin berbeda dengan kehendak pribadi kita. Kita perlu mensyukuri dan berterimakasih atas semua yang kita peroleh, karena pasti Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita.

Tuhanlah sumber pengharapan kita; jadi saat kita merasa sudah tidak ada jalan lagi untuk menyelesaikan masalah berat yang sedang kita hadapi. Datang dan bersujudlah di hadapan-Nya, maka Dia pasti membuka jalan secara luar biasa untuk menyelesaikan masalah kita. “Dia buka jalan, saat tiada jalan …” karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

Selasa, 21 Juni 2011

Menanggapi Keberhasilan dan Kebiasaan Buruk [SKDAG305]

Ucapkanlah “Selamat datang” pada keberhasilan Anda dan ucapkanlah “Selamat tinggal” pada kebiasaan buruk. Marilah selalu bersukacita, bersyukur, dan tetap berdoa.

Setiap manusia tentua saja mengharapkan keberhasilan selalu hadir dalam kehidupannya; karena itu sudah selayaknya kita mengucapkan ‘selamat datang’ pada setiap keberhasilan. Di sisi lain, kita pun tidak mengharapkan memiliki kebiasaan buruk, karena itu hal ini harus kita buang dari dalam diri kita, karena hal ini menghilangkan keberhasilan.

Marilah kita berubah dengan meninggalkan kebiasaan buruk yang ada pada diri kita; ucapkan ‘selamat tinggal’ kepada setiap kebiasaan buruk. Niscaya perubahan ini membawa dampak positif bagi diri kita sehingga dapat menjadi magnet bagi datangnya keberhasilan.

Tetapi sepanjang hidup kita tidak mungkin selalu dipenuhi dengan keberhasilan, karena hal ini membuat kita menjadi sombong dan tidak mau belajar lagi. Kegagalan juga bagian dari hidup yang tidak dapat dihindari dan dapat membuat kita berubah ke arah yang lebih baik.

Jadi untuk setiap keberhasilan maupun kegagalan yang kita alami kita perlu selalu bersyukur dan tetap penuh sukacita. Selain itu jangan lupa untuk terus berdoa karena Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Sukacita, syukur dan doa akan membawa kita pada kebahagiaan sejati. Amin …

Senin, 20 Juni 2011

Dampak Kemarahan … [SKDAG737]

Dalam setiap menit, ketika anda marah kepada seseorang, anda akan kehilangan 60 detik kebahagiaan yang anda tidak akan dapat memperolehnya kembali.

Orang pintar, yang berpendidikan tinggi, menjadi bodoh saat ia tidak dapat mengendalikan dirinya, misalnya saat ia marah atau sedih berlebihan. Menurut Daniel Goleman, orang yang sukses di pekerjaannya ternyata memiliki EQ (Emotional Quotient) lebih tinggi. EQ meliputi kemampuan untuk mengenali dan mengendalikan emosi diri sendiri, serta mengenali emosi orang lain dan kemampuan untuk menempatkan diri sesuai dengan emosinya.

Pada saat kita emosional, maka yang keluar dari mulut dan tindakan yang kita lakukan, langsung berasal dari perasaan, tidak dipikirkan lagi; kata dan perbuatan yang muncul tidak memperhitungkan dampak yang akan terjadi. Saat emosional kita tidak berprinsip ‘nanti bagaimana’, tetapi ‘bagaimana nanti’; dan yang terjadi adalah penyesalan pada masa mendatang.

Demikian juga saat kita marah, kita dapat meluapkan emosi yang mengganjal di hati, dan keluar dalam bentuk kata-kata atau tindakan yang kasar. Tetapi apakah setelah itu kita menjadi bahagia? Setelah kita memarahi seseorang, maka umumnya hubungan kita dengan orang tersebut pun menjadi renggang. Penyesalan yang terjadi akibat peristiwa tersebut tidak dapat mengembalikan relasi semula antara kita dengan orang tersebut. Jadi dengan marah selama satu menit, maka kita pun kehilangan waktu selama 60 detik untuk menjadi bahagia, dan hal ini tidak dapat diulangi lagi.

Kamis, 16 Juni 2011

Saya Punya Banyak! [SKDAG304]

Ubah prinsip ‘take and give’ menjadi ‘give and receive’. Saat memberi sebenarnya Anda berkata "Saya punya banyak", maka Anda pun akan menerima lebih banyak lagi (LOA).

Lebih baik memberi atau menerima? Banyak orang awam mengatakan ya … lebih baik menerima dong daripada memberi, karena tanpa usaha telah mendapatkan sesuatu. Memang betul ia tidak perlu mengeluarkan usaha untuk mendapatkannya, tetapi di bawah sadar ia mengatakan bahwa “Saya kekurangan” atau “Saya tidak punya”. Hal ini sangat berbahaya karena menurut LOA (Law of Attraction), semua yang kita pikirkan akan terjadi dan terwujud pada diri kita. Jadi bila kita berpikir bahwa “Saya kekurangan”, maka hal ini-lah yang terjadi dan membentuk kepribadian dan prilaku kita yang ingin selalu dikasihani, meminta-minta, dan menjadi malas.

Marilah kita belajar untuk memberi, karena saat kita memberi sebenarnya di bawah sadar kita berkata “Saya punya banyak” atau “Saya mau membantu orang lain”. Hal ini sangat positif, dan yang terjadi kita pun menerima lebih banyak lagi. Selain itu kita pun perlu mengingat bahwa semua yang kita miliki semata-mata hanyalah titipan dari Tuhan dan sudah menjadi kewajiban kita untuk menggunakannya dengan tepat, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Jadi ubahlah prinsip ‘take and give’, yang mendahulukan untuk mengambil (bukan menerima) baru mau memberi, menjadi prinsip ‘give and receive’, dengan memberi maka kita akan menerima. Tentu saja waktu memberi kita perlu melakukannya dengan tulus sepenuh hati, sehingga menghasilkan suatu kebahagiaan tersendiri pada diri kita.

Rabu, 15 Juni 2011

Berbahagialah … [SKDAG736]

Anda menjadi lebih 'kaya' hari ini kalau anda sudah tertawa, sudah memberikan sesuatu ataupun mengampuni/memberi maaf seseorang.

Banyak orang yang ingin kaya; untuk itu ia melakukan berbagai cara untuk mencapainya, seperti bekerja keras dalam waktu yang panjang, bila perlu 7 hari seminggu dan 24 jam per hari। Ada juga yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekayaan, misalnya dengan korupsi, menipu orang lain, atau juga dengan datang memohon kepada kuasa-kuasa lain, seperti ke gunung Kawi. Setelah mereka menjadi kaya, apakah mereka bahagia? Jelas tidak, karena dengan bekerja keras, mereka tidak memiliki waktu untuk menikmati kekayaan tersebut, yang ada hanya capai, lelah, dan mungkin kejenuhan.

Yang menghalalkan segala cara mungkin menerima hukuman atas kesalahan tersebut, dan yang datang ke gunung Kawi mengalami penderitaan jiwa dan roh karena sudah menghianati Tuhan.

Nah untuk menjadi lebih ‘kaya’, dalam arti lebih berbahagia, kita cukup menciptakan perasaan sukacita tersebut di dalam diri kita sendiri. Tersenyum dan tertawalah, hal ini sudah membuat bahagia diri sendiri dan juga orang lain di sekitar kita. Jadikanlah diri kita berharga, yaitu dengan membantu orang lain yang sedang membutuhkan; mereka bahagia, dan kita pun bahagia.

Ketidak-bahagiaan juga terjadi bila kita masih memiliki dendam dan iri kepada sesama; semua hal tersebut perlu kita lepasakan dengan jalan mengampuni dan memaafkan orang lain. Tetapi jangan lupa bila kita memiliki kesalahan pun, maka marilah kita segera bertobat dan memohon ampun kepada Tuhan.

Selasa, 14 Juni 2011

Continuous Improvement [SKDAG303]

Jika hari ini lebih baik dari kemarin, maka kita beruntung,
Jika hari ini sama dengan kemarin , maka kita merugi,
Jika hari ini lebih buruk dari kemarin, maka kita tergolong orang celaka

Salah satu prinsip dari TQM (Total Quality Management) adalah continuous improvement (pengembangan / peningkatan berkelanjutan); artinya hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Jadi setiap hari pribadi kita mengalami kemajuan, pengembangan, atau peningkatan ke arah yang lebih baik. Tentu saja untuk mendapatkan hal tersebut kita perlu berusaha dengan sepenuh tenaga dan sepenuh hati.

Bila kita mengalami perkembangan maka tentu saja kita mengalami keberuntungan, karena hal ini menunjukkan bahwa kita sekarang sudah selangkah lebih maju untuk menuju masa depan yang lebih cerah. Bila kita tidak mengalami perkembangan, artinya tetap sama seperti kemarin, maka sebenarnya kita mengalami suatu kerugian, walaupun mungkin banyak orang yang mengatakan bahwa itu adalah kondisi titik impas, tidak untung maupun tidak rugi. Tetapi bila kita pikir lebih jauh, maka sebenarnya kita telah mengorbankan waktu, bahkan mungkin juga tenaga dll., tetapi tidak mengalami kemajuan; nah hal ini kan jelas merupakan suatu kerugian.

Apalagi bila kita mengalami kemunduran, jelas ini merupakan suatu kerugian besar, atau bahkan dapat dikatakan sebagai suatu mala petaka, karena semua usaha kita gagal atau salah jalan, karena bukan memberikan hasil yang positif, tetapi malah negatif. Janganlah sampai hal ini terjadi pada diri kita; untuk itu marilah kita terus berusaha dengan sekuat tenaga, sambil tidak lupa untuk berserah kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Minggu, 12 Juni 2011

Kesabaran [SKDAG735]

Kesabaran adalah kesanggupan untuk menetralkan persneling mobil, pada saat anda merasa ingin untuk menambah kecepatan mobil anda; tetap berkepala dingin, meski hati ingin meluapkan amarah.

Penguasaan diri merupakan salah satu faktor sukses terpenting bagi kita semua. Karena bila kita lupa diri, tidak dapat menguasai diri, maka emosilah yang muncul sedangkan logika kita menjadi tertutup. Tanpa penguasaan diri, maka kita menjadi mudah marah, sedih, tersinggung dan lain sebagainya.

Kesabaran merupakan salah satu bentuk dari penguasaan diri; orang yang sabar memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi. Ia sanggup menetralkan pernelling mobilnya pada saat ia ingin menambah kecepatan mobilnya. Pada saat ia diejek, difitnah, dan direndahkan oleh orang lain, ia tetap berkepala dingin dan dapat mengendalikan hatinya sehingga nafsu marah dan kesedihannya dapat dipendam, dan muncul dalam bentuk dan saat yang tepat.

Untuk mengendalikan diri, kita perlu mengubah fokus pikiran; jangan memikirkan hal-hal negatif yang merugikan diri kita, tetapi alihkanlah dengan mengingat berbagai hal positif yang memberikan sukacita. Begitu fokus kita berubah, maka suasana hati pun berubah, sehingga emosi dapat kita kendalikan. Selain itu kita juga dapat mengeluarkan emosi dengan cara yang baik, misalnya untuk menghilangkan ketegangan atau kemarahan, maka kita dapat melakukan lompat-lompat, berteriak di tempat sepi atau tertutup, atau memukul air, sehingga muka kita pun tersiram air, yang akan menyadarkan diri kita.

Marilah kita belajar mengendalikan diri agar tidak terjadi rasa sesal kemudian. Sebelum bertindak marilah berpikir ‘nanti bagaimana’, bukan ‘bagaimana nanti’.

Menjaga Diri ... [SKDAG302]

Tiga hal penting yang menjagamu:
1. Sikap lembut menjadikanmu orang hebat,
2. Kecermatan menjadikanmu orang liberal,
3. Kerendahan hati membuat kamu jadi pemimpin (Lao Tzu).


Sebagai mahluk sosial, kita terus berinteraksi dengan lingkungan yang ada di sekitar kita; agar interaksi ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan sikap untuk menjaga diri. Lao Tzu mengungkapkan tiga hal yang dibutuhkan untuk menjaga kita agar tidak menempatkan diri di atas orang lain, yaitu kelembutan, kecermatan, dan kerendahan hati.

Bersikap lembah lembut menjadikan kita orang yang hebat; benda yang keras kelihatannya hebat karena dapat menghancurkan benda yang lain, tetapi bila bertemu dengan yang sama atau lebih keras, maka ia akan rusak atau bahkan kedua-duanya menjadi rusak. Kelemahlembutan ternyata malah dapat mengalahkan hal yang keras, misalnya bila orang marah ditanggapi dengan kemarahan, tidak menghasilkan solusi, tetapi kesabaran malahan dapat mengatasinya sehingga dapat diperoleh suatu solusi yang menguntungkan bagi semua pihak.

Kecermatan, membuat kita menjadi orang liberal, maksudnya membuat kita berpandangan luas, mendukung persamaan hak, dan bebas dari prasangka. Hal ini terjadi karena dengan kecermatan, kita telah melihat dan mempelajari suatu hal dari berbagai hal, sehingga memiliki sudut pandang yang lebih luas.

Dan bila kita menjadi pemimpin, maka kita perlu memiliki kerendahan hati, karena hal inilah yang membuat kita dikagumi dan dihormati oleh anak buah. Pemimpin yang tinggi hati (angkuh, sombong, arogan) tidak disukai karena menempatkan diri pada posisi yang berbeda dengan anak buahnya.

Jumat, 10 Juni 2011

Melawan Isue Negatif … [SKDAG734]

Jika seseorang membicarakan keburukan anda, hiduplah sedemikian rupa sehingga tidak ada seorang pun mempercayainya.

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita mendengar berbagai berita negatif tentang diri kita sendiri; entah benar atau pun tidak. Menghadapi hal ini seringkali kita juga mengambil tindakan yang negatif juga, misalnya dengan membalas mengungkapkan keburukan, menuntut melalui hukum, atau menyewa preman untuk mengancam si penyebar berita.

Daripada kita capai dan stress menghadapi hal tersebut, lebih baik kita membuktikan bahwa berita negatif itu salah, bila memang tidak benar, atau membuktikan bahwa diri kita sekarang sudah berubah, walaupun memang dulu kita pernah melakukan tindakan negatif tersebut. Mari kita buat agar orang lain tidak lagi mempercayai berita-berita negatif tersebut.

Untuk melakukan hal tersebut, yang kita perlu lakukan adalah pertama, mengendalikan emosi agar kita tidak terpancing untuk melakukan tindakan negatif lainnya. Kedua, melakukan perubahan pada diri sendiri, dengan menonjolkan prilaku positif yang berlawanan dengan isue-isue tersebut, dan ketiga, berserah pada Tuhan serta mohon bimbingan-Nya, karena hanya Dia-lah yang mengetahui keadaan sebenarnya.

Kamis, 09 Juni 2011

Tetaplah Setia! [SKDAG301]

Tinggalkan SESUATU untuk TUHAN tetapi JANGAN PERNAH meninggalkan Tuhan untuk SESUATU.
SESUATU setiap saat dapat MENINGGALKAN Anda, sedangkan TUHAN pasti selamanya bersama anda.

Tuhan adalah segalanya bagi kita, karena Dia lah yang telah menciptakan, memelihara, dan membimbing kita semua; Tanpa Tuhan, maka kita tidak berarti apa-apa.
Bila Tuhan telah memberikan segalanya, maka apakah yang telah kita berikan kepada-Nya? Seringkali kita mengabaikan dan tidak memperhatikan amanat-Nya, bahkan seringkali kita malah menghianati-Nya.

Banyak orang yang mengorbankan Tuhan demi memperoleh sesuatu. Banyak kasus korupsi terjadi, karena mereka mengorbankan Tuhan demi mendapatkan kekayaan. Ada juga yang meninggalkan Tuhan dengan datang ke dukun untuk memperoleh kesehatan, kedudukan, jodoh, atau kekayaan.

Tetapi ingatlah bahwa semua hal tersebut tidaklah kekal dan tidak setia; setiap saat ia dapat meninggalkan kita dengan mudah. Kita sudah mengejarnya dengan mengorbankan Tuhan, tetapi tidak lama kemudian hilang lagi. Kalau begitu apa gunanya mengorbankan Tuhan demi sesuatu yang bersifat sementara.

Sedangkan Tuhan selalu setia kepada kita; yakinlah Dia tidak pernah meninggalkan kita barang sedetik pun. Karena kasih-Nya, maka kita pun terus diajak untuk mengalami pertobatan dan kembali bersekutu dengan-Nya. Bila Dia setia, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita pun untuk setia kepada-Nya. Marilah kita mohon kesetiaan dalam doa-doa kita, karena godaan di sekeliling kita semakin kuat dan semakin beragam.

Rabu, 08 Juni 2011

Tentang Uang [SKDAG300]

Saya hanya takut akan satu hal, yaitu UANG !
Ketamakan – CINTA AKAN UANG – itulah yang mendorong seorang murid untuk menjual Tuannya (Ibu Teresa).

Uang sebenarnya bersifat netral. Kita membutuhkan uang agar dapat melaksanakan semua kegiatan dengan baik; bila kita tidak memiliki uang maka kita pun tidak mungkin untuk melakukan pelayanan atau kegiatan lain, karena kebutuhan perut perlu didahulukan. Tetapi uang pun menjadi negatif, bila kita menggunakannya secara semena-mena hanya untuk kepentingan diri sendiri.

Bila uang bersifat netral, maka yang salah adalah sifat manusia yang menggunakannya, yaitu ketamakan atau cinta akan uang. Dengan sifat ini, banyak manusia yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh uang sebanyak-banyaknya. Ia tidak lagi memperhatikan hukum, sehingga kasus korupsi, money politic, dan lain-lain terus terjadi, walaupun pemerintah berusaha untuk memberantasnya. Hubungan antar manusia pun tidak lagi diperhatikannya, sehingga ada murid yang rela menjual Gurunya untuk mendapatkan uang; ada yang menghianati orang tua atau keluarganya demi memperoleh uang, dan lain-lain.

Kita hidup bukan untuk uang, tetapi uang kita butuhkan agar kita tetap hidup. Jadi uang tidak perlu didewa-dewakan, tetapi juga bukan untuk dipersalahkan sebagai sumber kejahatan. Marilah kita mengendalikan diri agar dapat menggunakan uang dengan baik dan adil demi kepentingan sesama. Dan jangan lupa marilah kita lakukan semua hal tersebut dengan berlandaskan kasih.

Selasa, 07 Juni 2011

Kerjakan Secara Maksimal! [SKDAG299]

Tugas besar kita bukanlah melihat yang samar-samar di kejauhan, tetapi mengerjakan yang sudah di depan mata (Thomas Carlyle).

Banyak orang yang sering mengatakan bahwa ia akan bekerja mati-matian bila mendapatkan suatu tugas atau proyek yang besar. Hal ini tidak salah, karena tugas yang besar membutuhkan pengorbanan yang besar dan usaha yang sungguh-sungguh. Tetapi hal ini menjadi salah bila kita berusaha mati-matian hanya untuk tugas besar, sedangkan tugas yang kecil kita lakukan hanya dengan usaha biasa-biasa saja. Tugas yang besar atau kecil perlu kita selesaikan dengan usaha yang maksimal agar mendapatkan hasil terbaik, karena bila kita berhasil di tugas yang kecil maka kita pun akan mendapat kepercayaan untuk mengerjakan tugas-tugas yang lebih besar.

Selain itu jangan suka mengharapkan yang belum tentu, tetapi lakukan tugas yang sudah ada di depan mata, baik besar maupun kecil. Hal ini membuat kita tidak menunda pekerjaan dan juga tidak memilih-milih tugas atau proyek. Jangan tunggu tugas besar, tetapi lakukan setiap tugas sekarang juga, walaupun kecil, dengan usaha maksimal agar memberikan hasil terbaik.

Senin, 06 Juni 2011

Bertanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri [SKDAG733]

Tidak ada orang lain yang bertanggungjawab atas kebahagiaan dirimu, kecuali kamu sendiri. Marilah tebar senyum dan tertawa lebih banyak.

Keberhasilan atau kegagalan, sukacita atau dukacita, yang kita alami semuanya merupakan tanggung jawab kita sendiri; semua hal itu terjadi akibat tindakan kita sendiri atau pun karena kita mengijinkannya terjadi, sehingga kita dikendalikan oleh pikiran ataua perasaan kita sendiri. Banyak orang bersedih karena membiarkan pikirannya terus terpusat pada peristiwa yang menyedihkan itu sendiri; padahal kita perlu untuk memindahkan fokus kita ke peristiwa yang menyenangkan dan melupakan peristiwa yang tidak mengenakkan.

Hal ini pun dapat dilakukan dengan mengubah posisi tubuh. Orang yang bersedih memiliki postur tubuh yang menunduk ke bawah, nah untuk itu ubahlah postur tubuh dengan berdiri tegak dan kepala menatap ke atas. Dengan posisi tubuh seperti ini maka kita tidak dapat menangis atau mengingat hal yang sedih lagi.

Selain itu juga kita perlu menanamkan prinsip bahwa bila kita ingin berbahagia maka marilah kita membahagiakan orang lain lebih dulu. Hal ini dapat dengan mudah kita lakukan yaitu dengan jalan memberikan senyum dan tawa kepada semua orang yang kita jumpai. Orang itu bahagia, dan ia pun akan membalas anda dengan senyuman dan tawanya, akibatnya kita pun jelas menjadi sangat bahagia.

Sabtu, 04 Juni 2011

Jadilah yang Terbaik [SKDAG298]

Menjadi BAIK tidaklah cukup. Agar diingat orang dan dapat memenangkan persaingan, kita perlu menjadi yang TERBAIK. Karena kecap aja selalu nomor satu, kita juga perlu menjadi nomor satu.

Seringkali kita sudah puas saat kita sudah melakukan segala sesuatu dengan cukup. Padahal kalau hasil yang kita lakukan hanya rata-rata, maka kita tidak memperlihatkan perbedaan dan menunjukkan talenta yang telah Tuhan berikan kepada kita. Talenta dari Tuhan perlu kita pelihara dan kembangkan secara optimal, karena itu sudah menjadi tugas kita untuk memberikan yang terbaik, baik dalam pekerjaan mau pun pelayanan yang kita lakukan.

Dalam buku ”Good to Great”, Jim Collins bertanya ”Apakah lawan dari Great / hebat?”, mungkin banyak di antara kita menjawab ”Jelek, buruk” atau berbagai hal lain yang negatif. Ternyata bukan, jawabannya adalah ’good/baik”, karena banyak orang yang puas dengan hanya menjadi baik, padahal itu tidak cukup, kita harus menjadi luar biasa, hebat atau ’great’. Tanpa itu kita tidak dapat memenangkan persaingan.

Kalau kita ditanya ”Siapa orang yang pertama kali mendarat di bulan?”, sebagian besar dapat menjawab dengan benar ”Neil Armstrong”. Tetapi bila ditanya ”Siapa orang keduanya?”, maka sebagian besar dari kita lupa atau tidak mengetahuinya. Jawabannya adalah ”Edwin Aldrin”.
Kalau kita lihat semua iklan kecap pun menyatakan bahwa dirinya adalah ”Kecap nomor 1”, tidak ada yang mengatakan bahwa kami adalah kecap nomor 2.

Nah agar kita atau produk yang kita hasilkan diingat orang, maka marilah kita menjadi yang paling hebat, alias menjadi nomor satu. Tetapi dalam pelayanan tentu saja bukan menjadi nomor satu di mata manusia, tetapi lakukanlah yang terbaik hanya bagi Tuhan. Jadi marilah kita berikan dan lakukan yang terbaik, baik bagi sesama, perusahaan tempat kita bekerja, dan terutama tentu saja untuk Tuhan ...

Jumat, 03 Juni 2011

Luaskan Jiwa Kita … [SKDAG732]

Agar dapat selalu bersukacita, kita perlu berlapang dada pada orang lain karena saat itu kita sedang memberi keleluasaan bagi jiwa kita.

Suatu saat ada seorang yang berbeban berat datang pada seorang Guru, dan dia mengutarakan bahwa beban yang dihadapinya sungguh berat dan ia hampir tidak sanggup lagi untuk menanggungnya. Guru yang bijaksana tersebut, dengan tenang mengambil segelas air putih dan sesendok garam, lalu ia memasukkan garam ke air putih dan mengaduknya, kemudian ia meminta orang itu untuk meminum air garam tersebut dan bertanya: ”Bagaimanakah rasanya”, orang itu menjawab: “Asin, Guru …”.

Lalu Guru mengajak orang itu ke danau yang berada di depan rumahnya, lalu memasukkan sesendok garam dan mengaduknya, lalu meminta orang itu untuk mengambil air kolam segelas dan meminumnya. “Bagaimana rasanya?”, kata sang Guru, orang itu menjawab: “Tawar seperti biasa, Guru”. Guru bertanya: “Tadi kan saya memasukkan satu sendok garam di kedua tempat tersebut, apa bedanya? Nah … bila bebanmu pun menjadi berat bila disimpan di tempat yang kecil, tetapi menjadi tidak terasa bila disimpan di tempat yang luas. Jadi agar bebanmu tidak terasa berat, maka kau harus memperluas hati dan jiwa mu …”

Dengan memiliki hati dan jiwa yang luas maka kita pun dapat lebih bersuka cita, tidak memiliki beban, dan hidup dengan damai sejahtera. Tetapi orang picik dan berjiwa sempit, membuat dunia yang luas menjadi kecil bagai lubang got yang gelap, sempit dan buntu. Orang seperti ini hanya akan menemukan duri dan semak belukar di seluruh tempat yang didatanginya; ia tidak pernah mendapatkaan bunga yang cerah atau pun buah yang manis dan harum.”

Mana yang Anda inginkan: berjiwa luas atau berjiwa sempit? Tentu saja Anda telah mengetahui pilihan mana yang terbaik …

Kamis, 02 Juni 2011

Berbuat Baiklah Bagi Tuhan ... [SKDAG297]

Allah hadir tidak hanya di dalam kita, tetapi juga di antara kita (Nguyen van Thuan)
Hidup ini pendek dan waktu cepat berlalu, jadi janganlah menunda berbuat baik (NN).

Tuhan adalah Allah yang menciptakan manusia, mengasihi, dan memeliharanya dengan sepenuh hati. Karena itu sudah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk membalas kasihnya dengan jalan mengasihi Dia juga secara sungguh-sungguh. Tetapi bagaimana caranya untuk mengasihi Allah yang tidak kelihatan? Ada yang mengatakan: ”Jelas dengan doa dan membaca perintah-perintah-Nya yang tertulis dalam Kitab Suci”; hal ini jelas baik, tetapi belum cukup. Perintah Tuhan tidak cukup hanya dibaca, tetapi harus dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kalau begitu, jelas untuk membalas kasih Allah, kita perlu melakukan perintah-Nya. Karena Allah hadir di antara kita, di dalam diri saya, di dalam diri Anda, dan dalam diri setiap orang, maka jelas perintah-Nya perlu kita terapkan kepada sesama kita juga. Kita perlu mengasihi sesama, menolong sesama yang membutuhkan, dan lain sebagainya.

Jangan lupa, lakukan hal tersebut sekarang juga, jangan sampai terlambat karena hidup kita di dunia ini tidak lama, hanya sekitar 70 tahunan. Jadi marilah kita berbuat baik bagi sesama mulai dari sekarang juga; jangan menundanya lagi.