Kamis, 30 Agustus 2012

Perbudakan [SKDAG901]

Orang yang bekerja dengan fokus hanya mencari nafkah dan gaji telah menyerahkan dirinya pada perbudakan (Joseph Campbell).

Dalam hidup ini, kita perlu memiliki kegiatan, misalnya berolahraga dan bekerja. Berolahraga tentu saja agar tubuh kita menjadi sehat, agar olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan, maka ia tidak dapat dilakukan dengan terpaksa. Kita berolahraga dengan hati yang bergembira dan penuh suka cita; hal ini pun jelas membuat hidup kita menjadi sehat, tetapi bila kita berolahraga dengan terpaksa, maka hal tersebut membuat kita bosan dan tidak ingin melakukannya lagi. Bahkan mungkin bila ia dipaksa untuk berolahraga, maka sebenarnya kegiatan tersebut tidak lain dari suatu perbudakan.
Prinsip yang sama terjadi juga pada saat kita bekerja. Kalau kita melakukan pekerjaan sebagai suatu rutinitas, sehingga kita menjadi terpaksa, maka hal itu merupakan bentuk lain dari perbudakan bagi diri kita sendiri. Ada orang yang mencari kerja, dengan tujuan hanya untuk mencari uang, maka ia tidak memiliki sukacita dalam melakukan tugasnya. Hal ini membuat dia pun menjadi bosan dan melakukannya hanya karena terpaksa; nah … hal ini jelas kan merupakan suatu perbudakan.
Untuk itu marilah kita lakukan tugas atau pekerjaan kita dengan sepenuh hati, artinya kita memberikan yang terbaik dalam melakukannya dengan tujuan untuk memuaskan atasan dan pelanggan. Gunakan pikiran secara optimal agar dapat tercipta berbagai produk atau metoda yang inovatif dan berguna untuk rekan-rekan kerja, serta bermanfaat bagi pertumbuhan perusahaa. Do what you love and love what you do!

Senin, 27 Agustus 2012

Buat Hidup Bermakna … [SKDAG900]


Tanpa bekerja hidup akan membusuk, tetapi ketika kita bekerja tanpa menjiwainya, hidup akan terasa menyesakkan dan mati (Albert Camus)

Tuhan telah memberikan hidup kepada kita untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pertama, hidup perlu kita hargai, artinya pelihara tubuh, jiwa, dan roh kita agar tetap sehat; jangan menyakiti atau membunuh tubuh sendiri ataupun tubuh orang lain. Kedua, buat hidup kita bertumbuh dan bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi sesama, artinya kita perlu terus belajar dan berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Selain itu tubuh, jiwa, dan roh kita pun perlu diberi makanan yang sehat, misalnya makanan dan minuman fisik, berolahraga, hiburan atau refreshing, serta berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan.

Salah satu yang membuat hidup kita menjadi ‘hidup’ adalah dengan bekerja, karena hal ini membuat kita menjadi bermakna bagi orang lain. Tentu saja dalam hal ini bukan asal bekerja tetapi bekerja dengan sungguh-sungguh, dalam arti kata kita bekerja dengan sepenuh hati dan menjiwainya untuk memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan tempat kita bekerja, bagi diri sendiri dan sesama, serta tentu saja demi kemuliaan Tuhan.

Ingatlah bahwa kita perlu hidup, tetapi bukan asal hidup, melainkan hidup yang penuh makna. Amin …

Sabtu, 25 Agustus 2012

Menjadi Sempurna karena Sukacita [SKDAG899]

Sukacita dalam pekerjaan adalah kunci kesempurnaan pada karya (Aristoteles).

Bila melakukan sesuatu dengan penuh sukacita, maka semuanya akan terasa mudah dan ringan; saat mengerjakannya kita pun penuh dengan semangat tinggi untuk memberikan hasil yang terbaik. Tetapi sebaliknya bila kita melakukan sesuatu dengan terpaksa, maka hasil yang kita lakukan pun tidak terlalu baik, karena kita melakukannya tidak dengan sepenuh hati.

Persembahan yang terbaik / sempurna adalah tubuh kita, dalam arti kata semua tugas, pekerjaan, kegiatan sehari-hari kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh sukacita, karena semua hal tersebutlah yang akaan memberikan karya atau hasil terbaik. Dalam melakukan sesuatu janganlah dengan bersungut-sungut; bila hati Anda sedang galau berhentilah sejenak, datang ke hadirat Tuhan untuk berdoa dan mohon bimbingan-Nya untuk menenangkan hati kita. Niscaya dengan bersyukur atas segala sesuatu yang telah kita terima dan alami, maka kita pun dapat kembali melakukannya dengan semangat dan penuh sukacita.

Lakukanlah semua tugas, seperti kita melakukannya hanya untuk Tuhan, karena Dia yang sudah memberikan segalanya kepada kita. Amin.

Selasa, 21 Agustus 2012

Buanglah Sampah! [SKDAG898]


Jangan biarkan sampah hati seperti frustasi, kemarahan, kekecewaan, merusak suasana hati Anda karena hal tersebut akan menghambat kesuksesan Anda (DAG).


Hidup ini dapat dianalogikan sebagai suatu perjalanan untuk mencapai tujuan atau untuk mewujudkan visi kita. Dalam menempuh suatu perjalanan, tentu saja sebelumnya kita perlu menentukan tujuan atau sasaran, lalu membuat rencana perjalanan,  melaksanakannya, serta mengevaluasi setiap langkah yang telah dilakukan.


Agar perjalanan yang kita tempuh dapat berjalan dengan cepat, aman, dan nyaman, maka tentu saja sebelum berangkat kita perlu membersihkan sampah atau kotoran yang ada dalam kendaraan. Bila dibiarkan ada, maka sampah itu akan membusuk; akibatnya kita semua yang akan menjadi mabuk dan perjalanan menjadi terganggu. Demikian juga dalam hidup, agar perjalanan kita mencapai tujuan hidup dapat berjalan dengan lancar maka kita perlu meninggalkan sampah hati yang ada dalam pikiran dan hati kita, seperti kemarahan, frustasi, kekecewaan, dan lain-lain.

Sesudah membuang sampah hati tersebut, kita dapat segera mewujudkan tujuan hidup kita dengan lebih mudah dan lebih cepat. 

Kegagalan adalah Penyebab Keberhasilan[SKDAG896]


Saat Anda berusaha menghindari kegagalan, berarti Anda sedang berusaha menolak keberhasilan (Rahmatsyah).

Biasanya kita kecewa pada saat kita mengalami kegagalan, dan kita penuh sukacita pada saat kita mengalami keberhasilan. Apakah kegagalan itu sungguh jauh berbeda dengan keberhasilan? Sebenarnya antara keduanya dekat sekali; kegagalan merupakan kesuksesan yang tertunda.

Pada saat kita mengalami kegagalan maka kita perlu mengintrospeksi diri dan menganalisis faktor penyebab kegagalan tersebut, setelah itu persiapkan diri untuk belajar lagi, kemudian lakukan kembali dengan cara berbeda yang lebih baik. Dengan demikian, maka niscaya keberhasilan dapat segera kita genggam.

Jadi kita tidak perlu takut dan kecewa bila kita mengalami kegagalan, tetapi lakukan perbaikan,  maka saat itu kita sedang menuju ke keberhasilan.

Minggu, 19 Agustus 2012

Terus Belajar [SKDAG897]


Marilah kita terus belajar:
-          belajar bersabar dari sebuah kemarahan.
-          belajar mengalah dari suatu keegoisan.
-          belajar tegar saat kehilangan.
-          belajar bersyukur meskipun tak cukup.

Bila kita ingin meraih keberhasilan dalam hidup ini, maka salah satu hal yang perlu kita lakukan secara kontinu adalah belajar. Belajar dalam arti kata kita meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan juga kepribadian. Belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan sudah banyak dibahas orang dan juga telah kita lakukan dalam kehidupn sehari-hari.

Bagaimanakah belajar untuk meningkatkan kepribadian? Ternyata hal ini tidak mudah, karena kita perlu melakukan penyangkalan diri dan mensyukuri semua hal yang telah kita alami. Saat kita dilanda kemarahan, kita perlu menyangkalnya dan saat itulah kita dapat belajar bersabar. Saat kita menderita akibat keegoisan atasan atau orang lainnya, maka saat itulah kita belajar untuk mengalah. Saat kita kehilangan anggota keluarga atau harta milik kita, maka saat itu kita belajar untuk tetap tegar, karena semuanya adalah milik Allah yang dititipkan pada kita. Demikian juga pada saat kita mengalami kekurangan, baik uang, makanan, atau kesehataan, maka pada saat itu kita pun dapat belajar untuk tetap bersyukur kepada-Nya karena Ia telah memberikan begitu banyak hal kepada kita.

Tentang Kemauan … [SKDAG895]


Siapa pun boleh memiliki kemauan, tetapi yang Anda mau belum tentu bisa dan yang Anda mau belum tentu layak/benar.

Mau atau mampu lebih dulu? Jelas “mau” harus ada lebih awal, karena hal ini memberikan motivasi kepada kita untuk melakukannya dengan baik dan motivasi untuk belajar; hal inilah yang pada akhirnya membuat kita menjadi “mampu”. Pada saat ada kemauan, maka selalu ada jalan keluar. Contoh seorang anak balita akhirnya mampu berjalan, karena ia memiliki kemauan untuk berjalan, sehingga walaupun ia menangis karena jatuh, ia tetap bangun kembali dan berjalan lagi. Hal itulah yang membuatnya menjadi dapat berjalan dengan baik.

Tetapi kemauan juga tetap belum cukup, karena yang menjadi kemauan kita belum tentu sesuai dengan rencana Allah, sehingga walaupun kita telah berusah mati-matian, tetapi tidak berhasil juga. Kemauaan yang kita miliki juga mungkin tidak benar di mata Tuhan, sehingga hal ini pun membut keinginan kita tetap tidak terwujud.

Jadi sebelum kita menyatakan kemauan, kita perlu terlebih dahulu bersujud di hadapan Tuhan dan menanyakan apakah keinginan kita tersebut sesuai dengan rencana-Nya. Siapkan saat hening untuk mendengarkan jawaban-Nya. Setelah itu sesuaikan rencana kita dengan rencana-Nya, dan kemudian baru kita laksanakan, maka semuanya niscaya dapat terwujud. Amin.

Jumat, 17 Agustus 2012

Jangan Menunggu! [SKDAG894]


Hidup bukan hanya menunggu badai berlalu, tetapi bagaimana kita dapat belajar menari dalam hujan.

Untuk meraih kesuksesan dalam hidup ini, kita perlu menjadi manusia yang proactive, bukan yang reactive atau pasive. Bila pasive maka orang itu hanya menunggu, tidak memiliki inisiatif. Sedangkan bila reactive, maka ia baru akan bergerak atau bekerja bila ada orang yang memerintahnya, sedangkan bila tidak maka ia diam saja. Hal ini berbeda dengan orang yang proactive¸ ia memiliki tanggung jawab dan mengetahui kewajibannya, sehingga ia segera melakukan semua tugasnya tanpa perlu lagi ada orang yang mengawasi atau memerintahnya.

Bila hari sedang hujan atau badai, maka marilah kita jangan hanya menunggu saja, tetapi secara proactive marilah kita melakukan berbagai hal yang dapat dilakukan, misalnya dengan membaca buku, belajar, atau menyelesaikan tugas lainnya sambil kita menunggu hujan berhenti. Hal itulah yang dimaksud dengan belajar menari dalam hujan.

Sebagai orang proactive marilah kita manfaatkan semua potensi yang telah Tuhan berikan kepada kita, baik waktu, tenaga, maupun ide dan keahlian kita untuk membuat hal yang bermanfaat bagi masa depan kita.

Berikan yang Berarti [SKDAG893]


Tidak perlu menjadi sempurna untuk disayang, tidak perlu istimewa untuk selalu diingat. Yang terpenting bagaimana kita dapat memberikan sesuatu yang berarti untuk seseorang yang kita sayangi.

Apa yang perlu kita lakukan terhadap orang yang kita sayangi? Ada orangtua yang hanya memberikan uang kepada anaknya, sehingga semua kebutuhan anak akan pakaian, makanan, dan mainan terpenuhi. Ada juga orang tua yang terus menerus mendampingi anaknya dalam setiap kesempatan, karena ia sangat sayang anaknya dan takut ia mengalami bahaya. Dan ada juga orang tua yang ingin memberikan ilmu dan pengetahuan kepada anaknya, sehingga ia mewajibkan anaknya untuk les berbagai hal.

Apakah semuanya dibutuhkan oleh si anak atau orang yang kita sayangi? Belum tentu, karena yang dia butuhkan tidak sama dengan yang kita inginkan. Kita seringkali memberikan yang tidak dibutuhkan oleh orang yang kita sayangi, bahkan mungkin sebenarnya tidak dia sukai juga. Untuk memberi kita perlu memberi yang dia butuhkan, apakah waktu, kasih sayang, dukungan atau yang lainnya? Berikanlah yang berarti, maka hal itu akan diingatnya dan membuat kita disayangnya.

Pemberian kita tidak perlu yang mahal, sempurna, atau istimewa, tetapi pemberian yang dilakukan dengan hati, ada kasih pada saat kita melakukannya, bukan memaksanya. Berikan juga hak untuk menolak, bila dia tidak membutuhkannya, dan kita tidak perlu menjadi sakit hati bila hal tersebut terjadi. Marilah kita membantu atu memberi kepada orang lain tanpa memaksakan kehendak kita, karena hal tersebut sebenanrya bukan suatu pemberian, tetapi suatu pemaksaan.

Minggu, 12 Agustus 2012


Prinsip DNA – Dream and Action [SKDAG892]

Apapun yang dibayangkan dan diyakini pikiran manusia, maka akan dapat tercapai olehnya (Napolen Hill).






 Semua yang terjadi di dunia ini sebenarnya terjadi dua kali; pertama saat kita membayangkannya dalam pikiran dan ke dua saat peristiwa tersebut terwujud menjadi kenyataan. Hal ini dapat kita pahami, karena semua yang kita katakan pada diri sendiri memiliki makna 100%; bila kita berkata “Bagaimana kalau saya lupa saat presentasi nanti?”, maka yang jadi kenyataan adalah kita menjadi lupa saat presentasi berlangsung. Untuk itu kita perlu mengatakan hal-hal yang positif pada diri kita sendiri, agar yang terwujud adalah hal positif yang kita harapkan.

Setiap manusia dikatakan perlu memiliki impian (dream), yaitu untuk menggambarkan apa yang diinginkan dan diharapkannya. Tetapi impian tersebut akan tinggal tetap jadi impian bila tidak ada tindakan (action), karena itu kita perlu menindaklanjuti semua yang telah kita bayangkan dan niscaya dengan kehendak Allah semua hal tersebut akan terwujud; itulah prinsip DNA (dream and action). Jadi mari kita terapkan prinsip DNA dalam setiap hal yang kita inginkan. 

Jumat, 10 Agustus 2012


Iman, Tidak Membutuhkan Penjelasan [SKDAG891]

Bagi yg memiliki iman, tidak dibutuhkan penjelasan apapun. Bagi yang tidak memiliki iman, tidak ada penjelasan yang masuk akal (St. Thomas Aquinas).

Manusia dengan pikirannya luar biasa sering menganalisis berbagai macam hal, untuk menentukan apakah hal tersebut mungkin terjadi atau tidak. Tetapi bila kita bicara iman, maka berarti kita dapat mempercayai berbagai hal tanpa perlu pembuktian ilmiah lagi.

Misalnya bila ada seseorang yang dikatakan oleh dokter, bahwa ia telah menderita kanker stadium empat. Tetapi karena doa dari teman-temannya ternyat a ia dapat sembuh kembali. Bagi orang yang beriman, hal ini merupakan rencana Allah yang berada di atas kemampuan akal manusia. Tidak perlu ada penjelasan yang masuk akal mengenai peristiwa tersebut.
Tetapi bagi orang yang hanya mengandalkan kepandaian dan kehebatan otaknya, maka ia menuntut suatu pembuktian yang masuk akal. Ia ingin mengetahui faktor apa yang menyebabkan orang itu sembuh dan sehat seperti sediakala kembali.

Manakah yang Anda pilih, percaya akan sesuatu yang tidak mungkin atau terus mempertanyakan, dan percaya setelah ada buktinya?

Kamis, 09 Agustus 2012

Pola Makan yang Sehat [SKDAG890]


Dalam pedoman hidup sehat, makan pagilah seperti seorang raja, makan sianglah seperti seorang pangeran, dan makan malamlah seperti seorang pengemis.

Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, karena itu agar jiwa kita sehat, maka tubuh kita pun perlu sehat. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan tubuh, antara lain asupan yang kita terima, baik makanan, oksigen dan lain-lain. Khusus mengenai pola makan, kita seringkali tidak sarapan atau makan pagi, karena terburu-buru untuk ke kantor atau ke sekolah. Makan siang juga cepat-cepat karena waktu istirahat relatif singkat, dan waktu malam kita baru makan enak untuk melepaskan lelah dan menikmati hidup. Ternyata hal tersebut tidak benar, sesudah makan malam relatif kita tidak memiliki kegiatan berat lain, hanya istirahat. Karena itu asupan hasil makan malam akan tertimbun dalam tubuh dan menjadi lemak; hal ini yang membuat tubuh kita menjadi gemuk.

Pola makan yang baik adalah pada pagi hari makan yang relatif banyak dan bergizi karena kita membutuhkan energi untuk seluruh kegiatan kita pada hari tersebut. Siang hari juga kita boleh makan cukup banyak, tetapi pada malam hari makanlah sedikit, bila perlu tidak makan lagi, agar tidak ada yang tertimbun dalam tubuh kita.

Marilah kita menjalankan hidup sehat dengan mengatur pola makan kita, dan jangan lupa untuk selalu bersyukur atas semua yang telah kita terima.

Kamis, 02 Agustus 2012

Manfaat dari yang Kecil [SKDAG889]


Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi (Yakobus).

Kita seringkali menganggap bahwa yang kecil itu tidak tahu apa-apa, tidak usah diperhatikan, dan juga tidak berguna, jadi diabaikan saja. Ternyata hal tersebut tidak benar, karena orang kecil yang ada di sekitar kita perlu kita perhatikan, mereka dapat menjadi sarana bagi kita untuk menyalurkan kasih. Anak kecil pun tidak boleh diabaikan, karena dari sifat mereka yang mudah memaafkan dan polos, kita dapat belajar banyak. Demikian juga dengan peralatan atau komponen yang kecil dan murah juga, tetapi sangat berguna, karena tanpanya seluruh proses akan terganggu. Kapal dapat dikendalikan dengan mudah karena adanya kemudi kecil yang menentukan arah.

Jadi yang kecil janganlah kita anggap remeh, karena seringkali juga memiliki pengaruh yang besar. Tubuh manusia dewasa yang rata-rata berbobot 60 kg dikendalikan oleh otak yang hanya berbobot 1.5 kg. Pertempuran yang besar dapat diakibatkan karena lidah yang kecil dan lembut menimbulkan kesalahan komunikasi.