Rabu, 31 Maret 2010

Tuhan Selalu Membantu Kita [SKDAG110]

Ikut sertakan Tuhan dalam pekerjaanmu, maka bebanmu jadi ringan.
Selain di rumah-rumah ibadat, Tuhan juga hadir di tempat kerjamu dan membantumu.


Di rumah Tuhan (gereja, mesjid, dll.) kita dapat berdoa dan merasakan kehadiranNya; saat itu kita merasa dekat denganNya dan dapat bersekutu dengan intim bersamaNya. Beban-beban kita yang berat dapat diserahkan pada Tuhan sehingga kita dapat melangkah dengan ringan.

Tetapi apa yang terjadi setelah kita keluar dari rumah Tuhan? Banyak orang yang kembali ke kehidupan duniawi sehari-hari dan melupakan Tuhan sama sekali. Di luar rumah Tuhan, banyak orang yang hanya mengejar kenikmatan dunia, dan melupakan perintah-perintahNya. Atau pada saat kita menghadapi masalah, banyak orang yang merasa ditinggalkan Tuhan, padahal sesungguhnya Ia tidak pernah meninggalkan kita, Ia selalu mendampingi kita, terutama saat kita menghadapi kesulitan.

Jadi sesungguhnya Tuhan hadir pada setiap saat dimana pun kita berada dan dalam kondisi apa pun kita saat itu. Dia hadir di rumah kita, di tempat kerja kita dan Dia selalu siap untuk membantu kita. Karena itu marilah kita sertakan Tuhan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, baik besar maupun kecil; berdoalah dan mohon bimbingannya sebelum kita melakukan suatu aktivitas. Dengan menyertakan Tuhan maka kita dapat melakukan berbagai hal dengan baik dan sesuai dengan rencanaNya, sehingga percayalah ... hasil yang kita peroleh pun akan luar biasa. Amin!

Selasa, 30 Maret 2010

Pencegahan Lebih Baik dari Perbaikan [SKDAG544]

Orang berakal selalu mencari cara dan upaya pencegahan agar masalah tidak terjadi, sebab pencegahan lebih baik daripada penyelesaian perkara yang terlanjur merugikan.

Sebelum suatu masalah terjadi dan menjadi besar, maka lebih baik kita mencegahnya sejak awal. Mencegah dalam hal ini bukan hanya meredam agar tidak muncul ke permukaan, tetapi menyelesaikan permasalahan tersebut selagi ia masih ‘kecil’, belum berdampak besar.

Bila kita berselisih paham dengan orang lain, maka hal ini memiliki potensi untuk merugikan ke dua belah pihak. Nah … sebelum hal itu terjadi, mengapa kita tidak saling mengampuni dan menyelesaikan perselisihan tersebut sejak dini.

Bila kita tahu bahwa merokok itu tidak sehat dan dapat menyebabkan kanker paru-paru, maka buat apa kita terus merokok. Hentikanlah kebiasaan merokok itu saat ini juga karena dengan demikian kesehatan kita menjadi lebih terjamin.

Jadi jelas melakukan upaya pencegahan biasanya (memang tidak selalu) memberikan hasil yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan dengan memperbaiki bila masalah tersebut telah terjadi. Upaya untuk memperbaiki lebih sulit dan rumit, membutuhkan waktu serta biaya yang relatif besar. Untuk itu marilah kita selalu berserah dan mohonlah bimbingan Tuhan agar kita memiliki kesadaran untuk mencegah suatu masalah sebelum terjadi dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Senin, 29 Maret 2010

Efisien dan Efektif [SKDAG109]

Membunuh nyamuk dengan bom merupakan pekerjaan yang tidak efisien tetapi efektif efektif. Efisien bukan hanya melakukan penghematan, tetapi bagaimana kita menggunakan sumber daya dengan tepat, sedangkan efektif berati tepat sasaran atau sasaran tercapai.


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah efisien, efektif, dan produktif, tetapi dalam penggunaannya seringkali kita tertukar satu sama lain. Efektif berkaitan dengan output atau hasil, sedangkan efisien berkaitan dengan input. Suatu pekerjaaan dikatakan efektif bila sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Dalam kasus membunuh nyamuk dengan bom, maka nyamuknya pasti mati, bahkan rumah pun hancur. Jadi pekerjaan ini jelas efektif.


Efisien berarti penggunaan sumber daya secara tepat, jadi bukan hanya penghematan yang berkaitan dengan uang dan waktu. Penggunaan bom untuk membunuh nyamuk jelas suatu pemborosan, dan bom fungsinya memang bukan untuk membunuh nyamuk; jadi penggunaan bom dalam hal ini adalah tidak tepat, berarti pekerjaan tersebut tidak efisien.


Sedangkan produktivitas, secara sederhana, adalah perbandingan antara output dengan input. Produktivitas meningkat bila output meningkat (dengan input tetap) atau input dapat ditekan (dengan output tetap) atau keduanya terjadi secara bersamaan. Tugas kita lah dalam melakukan pekerjaan perlu bersifat efisien, efektif, dan akibatnya tentu saja menjadi produktif.


Dalam relasi dengan Tuhan, kita jelas tidak boleh efisien, tetapi mengutamakan efektivitas agar hubungan kita denganNya dapat terwujud dengan baik. Amin.

Minggu, 28 Maret 2010

Peningkatan, bukan Besar Pencapaian [SKDAG543]

Keberhasilan hidup tidak diukur oleh seberapa besar pencapaianmu, tetapi seberapa besar perbedaan dari sebelumnya yang telah kau hasilkan (Mother Theresa).


Ada dua hal yang menjadi dasar penilaian prestasi, yaitu hasil akhir yang dicapai atau proses yang telah dilakukan. Bila hasil akhir yang dilihat, maka kita tidak tahu apakah hasil ini mengalami peningkatan atau tidak dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Jadi bila hasil sebelumnya sembilan dan sekarang juga sembilan, maka sebenarnya tidak ada peningkatan prestasi. Prestasi meningkat bila sekarang kita mendapatkan nilai lebih dari sembilan.

Nah hal inilah yang diutarakan Ibu Theresa, bahwa keberhasilan hidup perlu dinilai dari peningkatan yang telah kita hasilkan. Jadi dalam kehidupan ini kita perlu untuk terus belajar dan melakukan peningkatan diri terus menerus, sehingga kualitas hidup kita pun selalu mengalami peningkatan. Selain itu fisik kita juga perlu ditingkatkan juga, misalnya kesehatan, kebugaran, dan daya tahan. Tetapi fisik jelas mengalami keterbatasan dengan bertambahnya usia.

Di sisi lain, kualitas hidup juga mengalami peningkatan bila kita mampu meningkatkan kehidupan rohani kita, misalnya daya tahan saat mengalami musibah, kemampuan untuk bersyukur, mengasihi orang lain, kemampuan untuk tetap bersukacita, iman terhadap Tuhan dan lain-lain. Hal ini tentu saja lebih penting daripada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan! Marilah kita meningkatkan kualitas kehidupan kita setiap saat!

Sabtu, 27 Maret 2010

Tetap Berbuat Baik [SKDAG108]

Tetaplah berbuat baik, meskipun ada orang lain menuduh anda mencari nama dan berpamrih. Tetaplah berbuat baik, meskipun kebaikan yang anda lakukan, akan dilupakan orang.

Banyak di antara kita yang sudah bahkan sering berbuat baik bagi orang lain, tetapi bila kita lihat mendalam apakah perbuatan baik tersebut telah kita lakukan dengan murni dan tanpa pamrih atau belum. Mungkin saja kita berbuat baik dengan mengharapkan imbalan atau balas jasa dari orang yang bersangkutan, misalnya saat melakukan PDKT setiap orang berbuat sebaik mungkin untuk pasangannya, dengan harapan ia tertarik dan mau menjadi pacar atau pasangan hidup. Tetapi apa yang terjadi setelah berkeluarga? Ternyata perbuatan baik itu tinggal kenangan saja.

Pada saat perbuatan baik yang telah kita lakukan, dilupakan orang atau bahkan dituduh orang lain sebagai hanya kegiatan untuk mecari nama dan berpamrih, apakah kita akan berhenti berbuat baik? Bila hal ini kita lakukan maka perbuatan baik itu kita lakukan dengan tidak tulus. Apa pun pendapat orang lain, kita perlu berprinsip bahwa “saya tetap dan terus berbuat baik”. Nah ... inilah prinsip yang luar biasa dan merupakan pelayanan sejati kita bagi orang lain.

Bila kita berbuat baik, memang banyak hambatan yang terjadi. Walaupun demikian kita tidak boleh kalah dengan hambatan atau kejahatan tersebut, sebaliknya marilah kita kalahkan kejahatan dengan kebijaksanaan dan tetap berbuat baik.

Jumat, 26 Maret 2010

Mengatasi Masalah [SKDAG542]

Jika suatu masalah timbul, satukanlah segala kemampuan dan gagasan yang baik untuk mengatasinya (Henry Ford).

Masalah silih berganti datang dalam kehidupan kita ini; dan masalah ini yang membuat kita memiliki kemampuan dan daya tahan yang terus semakin meningkat. Masalah ini merupakan ujian bagi kita untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bila dilihat secara negatif, masalah ini memang menyulitkan dan membuat kita menjadi susah. Tetapi bila kita melihatnya secara positif, masalah itu merupakan peluang bagi kita untuk lebih maju lagi.

Agar tidak menjadi beban, maka marilah kita lihat masalah dari sisi yang positif. Untuk menyelesaikannya memang kita perlu mencari berbagai data dan informasi, melakukan berbagai percobaan, dan menggunakan seluruh kemampuan kita. Henry Ford mengatakan bahwa kita perlu menyatukan segala kemampuan dan gagasan yang baik untuk mengatasi masalah.

Yang penting …. kita perlu tetap memiliki harapan bahwa masalah tersebut dapat kita selesaikan. Tanpa harapan, kita menjadi tidak berdaya dan tidak bersemangat untuk menyelesaikannya. Harapan inilah yang membuat kita terus berusaha untuk mencari berbagai cara dengan menggunakan segala sumber daya yang ada pada kita. Jadi bila ada masalah marilah kita berusaha dan tidak lupa berdoa untuk mohon bimbingan dan petunjuk dari Tuhan.

Kamis, 25 Maret 2010

Semangat Pelayanan Sejati [SKDAG107]

Bila anda semakin dibutuhkan, dihargai dan posisinya makin tinggi, apakah anda akan semakin menyusahkan atau mempermudah orang lain ? Milikilah semangat pelayanan sejati!

Prinsip “Bila mudah mengapa dipersulit?” perlu menjadi pegangan hidup kita dalam melakukan berbagai hal. Guru yang baik saat mengajar dapat membuat soal yang rumit menjadi mudah, sehingga murid mudah memahaminya. Atasan yang baik juga dapat mempermudah prosedur yang harus dilakukan bawahannya, tentu saja tanpa menyalahi peraturan yang ada. Petugas pemerintahan perlu membantu masyarakat yang sedang mengurus sesuatu, bukan mempersulitnya.

Pada intinya bila kita mau bermanfaat bagi orang lain, maka marilah kita melayani mereka. Cara yang termudah adalah dengan tidak menyusahkan atau mempersulit orang lain. Inilah semangat pelayanan sejati yang perlu dimiliki oleh semua orang.

Dalam hal ini , ‘melayani’ perlu dilakukan tanpa pamrih. Kita membantu orang lain sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita, dalam arti semua prosedur yang berada di bawah wewenang kita perlu diatur dan disusun kembali agar tidak mempersulit orang lain. Bila mempermudah proses tetapi dengan mengharapkan imbalan tertentu, jelas bukan hal yang baik; ini bukan semangat pelayanan sejati tetapi pelayanan murahan!

Rabu, 24 Maret 2010

Guru yang Baik [SKDAG541]

Guru yang baik tidak sekedar mengetahui tentang sesuatu, tetapi mengetahui juga cara mempraktekkannya serta mengetahui manfaatnya (Noel Coward).


Guru jelas memiliki kelebihan dibandingkan dengan muridnya; ia harus mengetahui bidang yang diajarkannya. Tetapi hal ini barulah salah satu syarat, masih ada dua syarat lainny. Guru yang baik perlu juga mengetahui cara mempraktekkan ilmu atau pengetahuan tersebut, kemudian guru itu juga perlu mengetahui manfaatnya. Bila tidak dapat mempraktekkan dan tidak mengetahui manfaatnya, maka jelas ilmu atau pengetahuan yang diajarkannya menjadi sia-sia.


Jadi untuk menjadi guru tidak cukup bila hanya sekedar tahu akan bidang yang diajarkannya; ia harus mengetahuinya secara mendalam, bila perlu ia merupakan pakar dalam bidang tersebut. Guru perlu terus belajar dan selalu meningkatkan diri, terutama dalam bidang ilmu yang ditanganinya.


Untuk memotivasi murid, guru perlu menjelaskan manfaat dari materi yang diajarkannya serta mampu memberikan contoh-contoh materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari atau dalam praktek nyatanya.


Perlu diketahui, bahwa guru bukan hanya pengajar resmi di sekolah, tetapi kita semua adalah guru bagi orang-orang di sekitar kita, baik anak, keluarga, bawahan, maupun atasan di tempat kerja. Karena itu kita perlu mengetahui hal yang akan kita ajarkan, mampu mempraktekkannya, serta mengetahui manfaatnya. Marilah kita menjadi guru yang baik …

Selasa, 23 Maret 2010

Belajar Sepanjang Masa [SKDAG540]

Usia boleh tua, tetapi semangat muda. Pada usia tua, teruslah belajar dan belajar agar kondisi tetap aktual sehingga dapat tetap dipercaya karena memiliki kemampuan.

Pertambahan usia merupakan suatu hal alami yang dialami setiap manusia pada setiap saat. Dengan bertambahnya usia, manusia mengalami berbagai perubahan; semakin tua ia semakin berpengalaman, semakin bijak, tetapi secara fisik ia juga menjadi semakin lemah, wajah semakin berkeriput, dan lain-lain.

Kita tidak dapat melawan usia, tetapi jalanilah hidup ini dengan bersemangat untuk terus belajar, agar kita tidak ketinggalan jaman. Banyak orang tua yang mengatakan bahwa otaknya sudah penuh; hal ini tidak benar karena otak kita memiliki kapasitas yang luar biasa besar (hampir tidak terbatas) dan saat ini pun kita baru menggunakannya hanya sekitar 10%. Yang benar adalah tubuh kita yang semakin lemah, sehingga bila waktu muda dapa membaca buku selama dua jam non stop, maka kini setelah membaca 30 menit pun, mata kita mulai mengantuk.

Jadi marilah terus meningkatkan diri terus menerus tanpa mengenal usia, karena hal inilah yang menunjukkan kompetensi diri kita secara pribadi; hal inilah yang membuat kita semakin dipercaya orang lain. Meningkatkan diri bukan hanya dari segi ketrampilan dan pengetahuan, tetapi juga dari sisi sikap dan kepribadian. Seharusnya dengan menjadi semakin tua, kita menjadi semakin bijaksana, sabar, dan tidak emosional. Amin …

Senin, 22 Maret 2010

Wujudkan Mimpi Anda! [SKDAG539]

Untuk mendapatkan mimpi, anda hanya perlu tidur, tetapi untuk mewujudkan mimpi kita tidak boleh tidur, malah perlu bekerja karena sesuai talenta masing-masing (Erich Watson).

Bermimpi memang pekerjaan yang relatif mudah; kita hanya perlu tidur atau melamun untuk melakukannya. Dengan bermimpi kita dapat menentukan visi kita pada masa depan. Walaupun relatif mudah, ternyata banyak orang yang tetap tidak memiliki impian; ia hanya melakukan pekerjaannya sehari-hari sebagai pekerjaan rutin saja. Ia tidak memiliki cita-cita, dan sering mengatakan “biarlah saya mengikuti arus saja”. Bagaimana bila kita terbawa arus ke tempat yang tidak kita inginkan?

Nah … sebagai manusia, kita harus menentukan arah kehidupan yang kita inginkan, jangan tergantung pada orang lain atau dunia. Untuk itu anda cukup bermimpi atau melamun saja. Kelihatannya memang mudah, tetapi bila tidak diwujudkan maka semuanya tetap hanya impian saja, bukan kenyataan.

Setelah bermimpi, langkah berikutnya adalah kita harus bangun dari tidur, lalu bekerja dan mengambil tindakan untuk mulai bekerja mewujudkan mimpi tersebut. Saat itu peran kita menjadi lebih nyata; yang kita lakukan akan menentukan masa depan kita, tentu saja bila Allah berkenaan pada hal tersebut.

Jadi gunakan talenta yang telah diberikan Allah untuk bekerja secara halal mewujudkan mimpi yang kita inginkan. Selamat bekerja!

Minggu, 21 Maret 2010

Cintailah Pekerjaanmu! [SKDAG106]

Bosan dengan pekerjaan sekarang? Katakan pada dirimu bahwa kamu menyukai pekerjaanmu, maka pekerjaan tersebut akan menjadi menyenangkan, tidak lagi menjemukan. Ubahlah dirimu, maka pekerjaanmu akan tampak berbeda.

Manusia itu selalu ingin mencari suasana yang baru; bila ia melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang sama selama sekian tahun, maka ia mulai merasa bosan dan merasa tidak menyukai lagi hal tersebut. Pekerjaan atau tugas tersebut menjadi menjemukan dan tidak menyenangkan lagi.

Sebenarnya yang perlu diubah bukan pekerjaannya, tetapi persepsi kita mengenai pekerjaan tersebut. Bila kita mencintai pekerjaan yang kita lakukan maka semuanya menjadi menyenangkan. Jadi yang perlu diubah ada diri kita sendiri; bila kita berubah maka pekerjaan yang sama akan kita lihat dengan sudut pandang berbeda.

Pada pagi hari waktu bangun tidur atau waktu berangkat ke tempat kerja, katakanlah pada diri sendiri kata-kata positif mengenai pekerjaan tersebut. Misalnya “Saya bekerja untuk membuat produk yang menyenangkan konsumen”, “Saya bertugas di panitia pemilihan RT, sebagai wujud tanggung jawab dan kasih saya pada masyarakat”, “Saya bahagia berangkat ke tempat kerja untuk menghadapi berbagai tantangan yang membuat saya menjadi lebih maju”.

Semua menjadi menyenangkan bila kita memiliki prinsip : “Do what you love and love what yu do”. Amin ...

Sabtu, 20 Maret 2010

Tetap Mengasihi, Percaya, dan Berharap pada Tuhan [SKDAG538]

Memang tidak mudah untuk memahami rencana Allah saat kita menderita, tetapi kita tidak boleh berhenti mengasihiNya, percaya dan berharap padaNya (Albert Lee).

Pada saat kita menderita sakit keras atau perekonomian keluarga terpuruk, maka seringkali kita berpikir :”Mengapa Tuhan melakukan hal ini kepada saya, padahal saya sudah sering berbuat baik, melakukan pelayanan, dan mengasihi sesama …?”. Saat itu kita harus berpikir positif bahwa Tuhan tidak pernah membuat rancangan penderitaan dan kecelakaan bagi umat yang dikasihiNya. Percayalah semua rencanaNya adalah indah dan tepat pada waktunya. Kedua rancangan Tuhan jelas jauh berada di atas rancangan manusia yang hanya bersifat instant.

Banyak orang yang saat menderita, malahan berbalik menjadi marah kepada Tuhan, bahkan menghujatNya. Janganlah kita sampai jatuh sehingga menjadi seperti itu! Tetapi sebagai seorang yang beriman maka kita tetap tidak boleh berhenti mengasihi Tuhan, karena percayalah … Tuhan sendiri tidak pernah berhenti mengasihi kita. Tetaplah percaya kepadaNya, karena rencanaNya pasti baik untuk kita, dan tetaplah berharap kepadaNya, karena memang Dialah sumber pengharapan kita.

Marilah kita terus memuji dan menyembah Tuhan pada saat kita tidak dapat berbuat apa-apa lagi, janganlah menggunakan logika manusia yang terbatas, tetapi marilah kita menggunakan hati untuk terus mengasihiNya. Amin!

Jumat, 19 Maret 2010

Pengaruh Doa [SKDAG537]

Kita dapat mencela cara hidup dan kepribadian orang lain, menolak tawaran dan nasehatnya, menentang argumen-argumannya, tetapi kita tidak berdaya melawan doa-doanya (Margaretha).

Dalam hubungan antar manusia, seringkali terjadi hubungan yang kurang harmonis, karena terjadi perbedaan antara diri kita dengan diri orang tersebut. Mungkin saja kita tidak cocok dan tidak setuju dengan cara hidup dan kepribadian orang itu, sehingga kita sering mencela dan memarahinya. Atau dalam hubungan kerja, mungkin juga kita tidak dapat menerima tawaran, nasehat, dan argumen baik dari atasan maupun dari bawahan kita, karena kita merasa memiliki pendapat yang lebih baik.

Dalam hal tersebut memang kita dapat mencela dan menolak apa pun yang disodorkan orang lain kepada kita. Tetapi ada satu hal yang tidak dapat kita tolak, yaitu doa yang dilakukan orang tersebut. Tentu saja doa yang positif dan membawa kebaikan bagi penerimanya yang akan didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. Jelas dalam hal ini kita tidak dapat menolak doa-doa yang diungkapkan oleh orang lain bagi pertumbuhan dan kebaikan kita. Lagi pula untuk apa ditolak? Jelas doa-doa itu berguna dan bermanfaat bagi diri kita.

Di sisi lain, marilah kita pun mendoakan orang-orang lain, baik yang kita kasihi, yaitu keluarga, sahabat, dan teman-teman kita, maupun orang-orang yang menolak kita. Dan ingat … bahwa doa yang tulus akan membawa kebaikan bagi orang yang memberi dan yang menerimanya.

Rabu, 17 Maret 2010

Berharap dan Berusahalah! [SKDAG536]

Jangan berharap dan menunggu jatuhnya berkat dari langit, tetapi berusaha dan bekerjakeraslah, pastilah Allah menurunkan berkatNya (Margaretha).

Tuhan pasti mengasihi kita dan ia selalu memberikan berkat bagi kita, umat yang sangat dikasihiNya. Walaupun demikian bila kita sedang menghadapi suatu masalah, kita tidak dapat hanya duduk diam untuk berdoa dan mohon Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita.

Janganlah kita menyuruh-nyuruh Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita. Bila demikian kita hanya menganggap Tuhan itu adalah ‘pembantu’ kita, yang selalu siap dipanggil saat kita membutuhkannya. Bila tidak ada masalah, maka kita membiarkan Tuhan sendirian dan tidak pernah kita sapa.

Selain berharap pada Tuhan, kita pun harus dengan tekun untuk berusaha dan bekerja. Bantuan dari Tuhan dan usaha manusia lah yang merupakan jalan keluar untuk berbagai masalah yang kita hadapi dalam hidup ini. Amin!

Selasa, 16 Maret 2010

Jangan terancam jika ada orang yang lebih pintar/berbakat, tetapi jangan juga merasa lebih hebat/unggul. Yang penting buka diri dan belajarlah dari semua orang!

Keberhasilan kita ditentukan oleh dua hal yaitu kehendak Allah dan kemauan dari diri kita sendiri. Janganlah terlalu tergantung pada orang lain; memang kita tidak bebas dari keberadaan orang lain, tetapi hendaklah semuanya ditanggapi secara positif dan proporsional.

Bila ada orang yang (kelihatannya) lebih pintar, lebih hebat, atau lebih berbakat daripada diri kita sendiri, maka janganlah kita menjadi terancam sehingga mengambil tindakan negatif terhadap orang tersebut. Dengan melakukan hal tersebut, maka kita jelas menjadi bersalah dan melakukan tindakan yang tidak tepat; kita cemburu dan iri hati terhadap orang itu. Tetapi ingatlah ... bahwa setiap orang itu unik, masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, jadi kita tidak perlu merasa terancam, yang penting kita jangan cepat berpuas diri tetapi teruslah belajar dan mengembangkan diri agar menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Jadi bila ada orang yang lebih hebat, jadikanlah Ia teladan bagi kita, dan kita berusaha untuk meningkatkan diri.

Di sisi lain, kita pun tidak boleh menjadi tinggi hati dan merasa bahwa saya lah yang paling unggul atau paling hebat. Kesombongan akan membuat kita lupa diri dan berpuas hanya pada berbagai hal yang telah kita capai saat ini, padahal sesungguhnya kita perlu terus berkembang untuk meraih berbagai keberhasilan yang baru.

Perlukah Marah? [SKDAG535]

Amarah tidak pernah muncul tanpa alasan sama sekali, tetapi jarang alasan itu benar atau masuk akal (George Saville).

Seseorang marah tidak mungkin tanpa alasan; ia marah karena ada sesuatu hal yang menjengkelkan, menyakitkan, atau mengecewakannya. Walaupun banyak faktor yang memungkinkan kita untuk marah, tetapi apakah kita akan semudah itu mengumbar nafsu marah kita? Ingatlah saat kita marah, maka kita lebih menggunakan emosi daripada pikiran, sehingga saat itu kita umumnya tidak berpikir panjang, pokoknya hanya ingin meluapkan rasa marah tersebut. Umumnya yang terjadi setelah itu adalah penyesalan, karena pada umumnya marah tersebut menimbulkan berbagai hal negatif, misalnya pertengkaran, pengambilan keputusan yang keliru, tindakan yang salah, dan lain-lain.

Saat kita marah, maka suara kita pun menjadi tinggi dan besar, bahkan seringkali diiringi dengan teriakan, padahal orang yang kita hadapi berada dekat dengan kita. Hal tersebut terjadi karena hati kita merasa bahwa orang itu jauh dengan saya, sehingga saya perlu berbicara keras dengannya.

Dengan memperhatikan berbagai akibat yang muncul, maka kita dapat menyadari bahwa marah itu seringkali tidak memiliki alasan yang masuk akal untuk kita lakukan. Karena itu marilah sebelum mengungkapkan nafsu marah, kita sejenak berpikir: “Apa akibatnya kalau saya marah dengan orang itu? Adakah tindakan yang lebih baik?”. Nah carilah tindakan yang lebih baik daripada kita marah, karena yang rugi adalah kita sendiri. Apalagi bila diri kita sendiri menderita penyakit jantung dan darah tinggi; mungkin kita yang tidak sadarkan diri saat itu. Jadi perlukah marah?

Minggu, 14 Maret 2010

Mencapai Peningkatan [SKDAG104]

Agar sekarang lebih baik daripada masa lalu, maka
- pelajari yang telah terjadi pada masa lalu,
- lakukan hal berbeda sekarang,
- rencanakan masa depan sesuai keinginanmu.


Salah satu prinsip Total Quality Management (TQM) adalah ‘continuous improvement’, yang menunjukkan bahwa kita harus terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Saya pada hari ini harus lebih baik dari saya saat kemarin dan saya pada esok hari harus lebih baik daripada saya saat sekarang.

Agar kita mengalami peningkatan, maka paling sedikit ada tiga hal yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu mempelajari kesuksesan dan kegagalan yang telah kita alami pada masa lalu. Ambil hikmah dari semua peristiwa tersebut; telitilah apa faktor keberhasilan saat anda mengalami kesuksesan dan juga pelajari hal-hal yang menyebabkan kita gagal. Gunakan dan tingkatkan faktor keberhasilan yang ada pada diri kita dan atasi faktor kegagalan yang masih ada sampai saat ini.

Kedua, untuk mengalami peningkatan kita tidak boleh puas dengan hasil yang telah kita capai saat ini. Untuk itu kita perlu melakukan yang lebih baik, karena itu dengan kreativitas cobalah cari cara baru yang berbeda untuk melakukan hal yang sama serta cobalah melakukan berbagai hal baru yang membuat kita menjadi lebih baik lagi.

Ketiga, kita perlu menentukan target yang akan kita capai pada masa depan; untuk itu buatlah rencana terbaik sesuai dengan kemampuan dan usaha yang telah kita lakukan secara optimal.

Dengan melakukan ketiga hal tersebut, maka besar harapan kita memperoleh peningkatan dalam berbagai hal, misalnya peningkatan diri dari segi pengetahuan, disiplin, dan lain-lain, lalu peningkatan prestasi perusahaan, serta peningkatan karir. Amin ...

Membalas Perbuatan Orang Lain [SKDAG534]

Ketika kita disakiti, tuliskanlah namanya di pasir sehingga terhapus ombak. Tetapi bila seseorang berbuat baik, ukirlah namanya di batu, sehingga tidak terhapus.

Dalam hubungan antar manusia, kita sering mengalami hubungan yang manis, tetapi tidak sedikit juga terjadi hubungan yang tidak mengenakkan. Hal yang manis tentu saja perlu kita kenang, sedangkan hal yang tidak mengenakkan perlu segera kita lupakan.

Waktu kita mengalami hal yang menyakitkan dari seorang teman, janganlah dendam dengan orang tersebut. Lihatlah dari posisi orang tersebut, lalu analisis alasan ia melakukan perbuatan tersebut? Mungkin saja ternyata kita yang salah terhadap dia, atau ia melakukannya dengan tidak sengaja. Tetapi apa pun hasil analisis tersebut, kita tidak perlu dendam, lupakanlah kesan negatif yang menyakitkan tersebut; ingatlah perbuatan-perbuatan positif yang telah dilakukannya terhadap kita, ternyata tidak sedikit, kan?

Sebaliknya hargailah setiap perbuatan baik yang kita terima dari seseorang. Ingatlah orang tersebut dan ukir namanya dalam hati kita, sehingga mungkin suatu saat kita dapat membalas perbuatan baiknya. Bila tidak, jadikanlah perbuatan baik tersebut teladan untuk kita, dan tugas kitalah untuk melakukan perbuatan baik tersebut kepada orang lain yang juga membutuhkannya; inilah prinsip ’pay it forward’.

Hal lain yang perlu kita lakukan adalah mendoakan orang-orang tersebut, baik yang telah berbuat baik kepada kita, tetapi juga orang-orang yang telah menyakiti kita agar Tuhan-lah yang menyadarkan mereka.

Sabtu, 13 Maret 2010

Keberhasilan dan Kegagalan [SKDAG103]

Keberhasilan tidak pernah berakhir. Kegagalan bukan sesuatu yang fatal, tetapi keberanian untuk memperbaikinya merupakan hal yang luar biasa (Winston Churchill).

Keberhasilan dan kegagalan pasti sering kita alami dalam kehidupan kita masing-masing. Tidak ada orang yang selamanya berhasil dan tidak ada orang juga yang terus menerus mengalami kegagalan. Tentu saja ukuran keberhasilan dan kegagalan setiap orang pun berbeda, karena itu jangan membandingkan prestasi kita dengan prestasi orang lain,yang penting hasil kita hari ini lebih baik dari kemarin, dan kita terus berusaha agar hasil hari esok lebih baik daripada hasil hari ini.

Keberhasilan memang lebih menyenangkan dibandingkan dengan kegagalan. Tetapi diantara keduanya ada persamaan, yaitu keduanya sudah terjadi pada masa lalu, sedangkan kehidupan kita terus berjalan ke masa depan. Karena itu kita tidak perlu terus menerus terbuai oleh keberhasilan dan jangan terbebani terus oleh kegagalan pada masa lalu. Keduanya hendaknya menjadi pelajaran dan masukan bagi kita untuk melangkah ke masa depan. Ambillah makna positip dari keduanya; cari faktor-faktor positif yang menyebabkan keberhasilan kita pada masa lalu, dan kembangkan faktor-faktor ini. Kemudian cari juga faktor-faktor negatif penyebab kegagalan, selanjutnya kita hindari faktor-faktor negatif tersebut.

Bila sekarang kita mengalami kegagalan, maka setelah mengetahui penyebabnya marilah kita bangkit dan memperbaiki hal-hal yang salah sehingga kita dapat menatap masa depan dengan optimis. Ingatlah prinsip bahwa ‘kegagalan itu hanyalah sukses yang tertunda’!

Kamis, 11 Maret 2010

Kebahagiaan [SKDAG533]

Kebahagiaan bukan keinginan atau kejadian, tetapi merupakan perasaan yang anda ciptakan di dalam dan menjadi bagian dari diri anda sendiri (Jim Rohn).

Ketika kita sedang menghadapi masalah yang berat, maka biasanya orang ingin mencari kebahagiaan dengan menghalalkan segala cara. Misalnya orang yang sedang ditimpa kesulitan ekonomi, mungkin merasa bahagia pada saat ia memiliki banyak uang; untuk mewujudkan keinginannya itu maka ia melakukan perampokan. Apakah setelah itu ia bahagia? Rasanya tidak, karena di dalam dirinya muncul perasaan takut, kuatir, merasa bersalah dan berdosa. Berbagai hal tersebut tentu saja tidak membuat hidupnya bahagia, malahan ia menjadi stress. Jelas kebahagiaan itu bukan suatu keinginan atau suatu kejadian.

Contoh lain: orang yang stress mencari kebahagiaan melalui minuman keras dan narkoba. Saat itu ia dapat melupakan beban yang menimpanya, tetapi hanya sesaat saja. Tetapi tidak lama kemudian ia kembali merasakan kembali beban hidupnya, yang mungkin sekarang semakin bertambah berat lagi. Jelas ia tidak menemukan kebahagiaan yang dicarinya; dimanakah kebahagiaan itu berada? Di sisi lain, ada orang miskin yang hidupnya pas-pasan, setiap hari mereka makan nasi hanya dengan tahu atau tempe, tetapi mereka merasa bahagia, karena hati mereka penuh damai dan syukur.

Kebahagiaan itu merupakan suatu perasaan yang ada di dalam diri kita sendiri, dan merupakan hasil rekayasa kita sendiri dan menjadi bagian dari diri kita sendiri. Jadi kalau ingin bahagia yah kita harus memiliki hati yang bersih, mampu mensyukuri semua kejadian yang menimpa kita, serta tentu saja perlu dekat dengan Tuhan karena Dia lah sumber kebahagiaan itu.

Rabu, 10 Maret 2010

Kumpulkan Fakta dan Berempati! [SKDAG102]

Jangan cepat berprasangka buruk pada orang sebelum kita tahu fakta sebenarnya. Sebelum bertindak tempatkan diri pada posisi orang tersebut agar kita tahu alasan tindakannya.

Dalam melakukan tindakan, hendaknya kita tidak hanya mengandalkan emosi, tetapi gunakan juga pikiran yang jernih. Hendaknya kita selalu menerapkan prinsip ‘nanti bagaimana’ bukan ‘bagaimana nanti’. Bila kita sendiri terlibat dalam peristiwa tersebut maka kita pun harus tetap berkepala dingin walau hati mungkin sudah panas.

Untuk itu sebelum bertindak, ada dua hal yang harus kita lakukan terlebih dahulu. Pertama kita harus mengumpulkan data atau fakta mengenai peristiwa tersebut; teliti bukti-bukti yang ada, tanya saksi-saksi yang terlibat termasuk korban dan pelaku juga.Dari data dan informasi yang terkumpul maka kita dapat melihat peristiwa tersebut dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

Kemudian kita juga perlu berempati untuk memahami mengapa pelaku atau terdakwa melakukan hal tersebut. Untuk berempati, kita perlu menempatkan diri kita pada posisi orang tersebut, marilah kita pahami kondisi yang sedang dia alami, pikirkan mengapa dia melakukan hal tersebut, apa alasan yang membuat dia melakukan hal tersebut. Dengan melihat berbagai hal tersebut maka kita dapat lebih memahami tindakan yang dilakukan oleh orang tersebut, sehingga pikiran, perkataan, dan tindakan kita pun menjadi lebih objektif terhadap si pelaku.

Selasa, 09 Maret 2010

Belajar dari Kesalahan [SKDAG532]

Orang cerdas tidak mengulangi kesalahan orang lain, tetapi orang bodoh tidak mau belajar dari kesalahannya sendiri, malah mengulanginya lagi (H. G. Bohn).

Pernyataan bahwa “Kesalahan merupakan bagian dari hidup kita” memang benar, tetapi janganlah kita selalu berbuat salah dalam hidup ini. Karena hal itu hanyalah dilakukan oleh orang yang bodoh; ingat bahwa keledai pun katanya tidak akan jatuh dua kali pada lubang yang sama.

Kesalahan itu merupakan bahan introspeksi bagi kita; carilah apa penyebab kesalahan yang terjadi. Selain dari kesalahan sendiri, kita pun perlu belajar dari kesalahan orang lain, karena hal ini akan memperkaya diri kita sendiri. Dalam hal ini kita perlu belajar dari semua orang tanpa membeda-bedakan usia, pendidikan, suku bangsa, agama, dan lain-lain. Hal ini lah yang membuat kita menjadi cerdas karena kita tidak perlu berbuat kesalahan yang sama.

Kesalahan sebenarnya bukan hal yang buruk, karena Thomas Alfa Edison pun belajar dari berbagai kesalahan yang telah dilakukannya. Ia baru berhasil membuat lampu pijar setelah mengalami 999 kali kegagalan; tetapi bagi Edison hal tersebut bukanlah kegagalan. Ia mengatakan “Saya telah 999 kali mengetahui cara yang salah untuk membuat lampu pijar!”.

Senin, 08 Maret 2010

Balas Dendam atau Memaafkan? [SKDAG101]

Anda tak dapat memaafkan ? Minta kekuatan dan serahkanlah pada Tuhan.
Jika terus menerapkan ‘mata ganti mata’ dan ‘gigi ganti gigi’, maka dunia akan dipenuhi dengan orang buta dan ompong (M. Gandhi).


Salah satu prinsip menerapkan hukum adalah prinsip ‘keadilan’, yaitu bila si korban menderita akibat perbuatan pelaku, maka pelaku harus mendapatkan hukuman yang sama dengan yang diderita si korban. Bila tangan korban terpotong, maka tangan pelaku pun harus dipotong, bila mata korban buta, maka mata si korban harus dicungkil, demikian seterusnya.

Kelihatannya prinsip ini memang adil, tetapi sebenarnya adil itu tidak perlu sama rata. Apa yang terjadi bila si pelaku juga ternyata buta dan karena kelalaiannya maka ia menyebabkan seseorang menjadi buta juga? Tidak mungkin lagi kita meminta ganti mata si korban dengan mata pelaku, karena jelas pelaku sudah buta, tidak memiliki mata lagi. Jadi banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum kita memberi hukuman pada pelaku.

Motif memberi hukuman hanya sebagai balas dendam jelas merupakan hal yang tidak benar. Karena proses balas dendam ini akan terjadi terus menerus di antara dua belah pihak yang terlibat. Akibatnya bisa runyam, mungkin dapat terjadi seperti yang dikatakan Gandhi, yaitu ‘dunia akan dipenuhi oleh orang buta dan ompong’.

Bila kita ingin menjadi manusia yang memiliki derajat lebih tinggi, alangkah baiknya bila kita mau memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Hal ini memang tidak mudah, tetapi percayalah dengan bersandar dan berserah kepada Tuhan, maka tidak ada yang mustahil bagi kita. Perlu kita sadari juga bahwa manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang terbaik; bila kita menyakiti manusia, maka secara tidak langsung kita pun menyakiti penciptanya. Biarlah ‘pembalasan’ itu menjadi hak Tuhan, sedangkan kita terus belajar untuk menerima kenyataan yang terjadi dengan ikhlas.

Minggu, 07 Maret 2010

Permohonan Maaf yang Tulus [SKDAG100]

Permohonan maaf menunjukkan kebesaran hati kita pada sesama, tetapi harus dari dalam hati bukan di mulut saja.

Kesalahan merupakan suatu hal umum yang terus dilakukan manusia; hal ini dapat dimaklumi karena manusia memiliki berbagai keterbatasan, baik dari segi intelektual, emosi, moral, spiritual, dan lain-lain. Karena keterbatasan intelektual, banyak kesalahan yang dilakukan manusia pada saat melakukan percobaan untuk berbagai hal baru; prinsip trial and error sering dilakukan dan dari kesalahan yang terjadilah baru manusia belajar untuk mencari cara lain yang lebih baik.

Dari segi emosi, karena tidak dapat dikendalikan dengan baik, maka seringkali emosi meluap sehingga kita berkata atau bertindak salah terhadap orang lain. Demikian juga karena kelemahan dari sisi moral, maka banyak tindakan kita ternyata bertentangan dengan nilai-nilai moral yang berlaku. Hal yang sama terjadi pada sisi spiritual, karena tidak menyadari hubungan antara manusia dengan Allah maka kita seringkali melakukan kesalahan dan berbuat dosa kepadaNya.

Semua kesalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan permohonanan maaf yang tulus; tidak cukup hanya ucapan maaf yang keluar dari mulut saja, tetapi harus disertai dengan penyesalan dalam hati. Artinya permohonan maaf yang tulus perlu diserta dengan janji dan usaha bahwa saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, yaitu dengan melakukan pertobatan sejati. Kalau tidak, yang terjadi bukan tobat, tetapi ’tomat’, yaitu tobat dan kumat lagi.

Marilah kita memohon maaf kepada sesama tetapi di sisi lain, kita pun mau untuk memaafkan orang lain dengan tulus. Saling memaafkan membuat hidup kita menjadi lebih baik dan membuat dunia menjadi damai.

Sabtu, 06 Maret 2010

Kesan Kesalahan Lebih Kuat daripada Kebaikan [SKDAG531]

Kesalahan yang pernah kita lakukan, lebih mudah diingat orang, daripada kebaikan yang baru saja kita lakukan, maka hindarilah perbuatan yg salah (Yulius Santosa)

Secara umum manusia lebih mudah mengingat hal-hal yang negatif daripada yang positif. Bila dari tiga buah jawaban ternyata dua buah benar dan satu salah, maka orang lebih senang mengatakan bahwa jawaban tersebut “salah satu” daripada “benar dua”. Jadi memang secara naluriah orang lebih senang melihat kesalahan orang lain daripada kebaikannya.

Bila kita berbuat baik kepada orang lain, maka sering dilupakan orang, sedangkan kesalahan yang kita buat menyebabkan orang tersebut dendam kepada kita dan sulit untuk menghapuskan dari pikirannya. Bantuan orang lain kita terima dengan senang hati tetapi biasanya tidak bertahan lama, tetapi kritikan dan perbuatan yang menyakitkan membuat kita sakit hati dan membekas dalam hati kita.

Karena itu agar kita tidak disalahkan orang lain, maka kita jangan berbuat salah. Untuk itu kita perlu teliti dan berpikir lebih dulu sebelum berkata dan bertindak. Tepatnya kita perlu berpikir “bagaimana nanti” dan bukan berpikir “nanti bagaimana”.

Jumat, 05 Maret 2010

Membersihkan Hati [SKDAG99]

Mandi itu membersihkan diri.
Tobat itu membersihkan hati.
Saat menghadap Tuhan bukan hanya bersih diri tetapi yang lebih penting adalah bersih hati sehingga layak di hadapanNya.


Proses pembersihan diri perlu dilakukan terus menerus secara kontinu; rata-rata kita mandi dua kali per hari, yaitu di pagi dan sore hari. Hal ini kita lakukan karena kegiatan sehari-hari membuat tubuh kita menjadi kotor atau berkeringat.

Hal yang sama perlu kita lakukan terhadap hati kita, karena hati membuat kita dapat mengasihi, membedakan yang baik dengan yang tidak. Tuhan berbicara kepada kita melalui suara hati terdalam yang ada pada diri kita. Tetapi tentu saja hati kita perlu selalu diasah dan dibersihkan, karena bila menjadi tumpul, maka hati menjadi tidak berguna lagi.

Misalnya bila seseorang baru pertama kali mencuri, karena terpaksa, pasti ia tidak dapat hidup dengan tenang; ada ketakutan akan dosa di dalam dirinya. Tetapi apa yang terjadi bila ia telah mencuri lebih dari sepuluh kali? Mungkin saat itu ia sudah tidak merasa berdosa lagi. Bahkan suatu saat ia merasa bila tidak mencuri maka ada yang aneh dalam dirinya. Pada saat itu hati orang ini telah menjadi tumpul; untuk itu hati kita perlu diasah dan dibersihkan, yaitu dengan melakukan pertobatan.

Bila kita rata-rata dua kali membersihkan diri, maka kita pun perlu secara rutin bertobat untuk membersihkan hati, karena hal inilah yang membuat kita kembali menjadi layak di hadapanNya.

Kamis, 04 Maret 2010

Cinta Sejati [SKDAG530]

Cinta sejati adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak mengubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.

Memang ada beberapa jenis cinta, yaitu cinta eros, storge, filia, dan agape. Eros adalah cinta -karena perbedaan sex, yaitu cinta antara laki-laki dan perempuan. Storge merupakan cinta yang terjadi karena adanya hubungan darah, misalnya cinta antara kakak dan adik. Filia adalah kasih persahabatan yang terjadi antara orang-orang yang berteman dekat. Dan Agape adalah kasih yang tidak mengharapkan imbalan; sifatnya :”Aku mengasihi kamu, meskipun kamu …. ”. Kasih Agape adalah kasih murni tanpa syarat apa pun, sedangkan kasih yang lainnya adalah kasih bersyarat yang sifatnya “Aku mengasihi kamu, tetapi kamu … ”.

Nah kasih sejati adalah kasih Agape, tanpa syarat apa pun. Bila kita mencintai seseorang maka kita mau agar dia dapat berkembang sesuai dengan kehendaknya sendiri bukan menurut kehendak kita. Misalnya bila orang tua, yang berprofesi dokter, memaksakan kehendaknya agar anaknya mau kuliah di Fakultas Kedokteran sehingga dapat melanjutkan profesi orang tuanya. Tujuan tersebut memang baik, tetapi bila minat si anak adalah masuk ke program studi kesenian, maka bila ia masuk ke Fakultas Kedokteran, maka ia menjadi tersiksa, karena bukan disitu bidang yang ingin diperdalamnya.

Marilah kita beri kebebasan kepada orang yang kita cintai untuk menentukan masa depannya sendiri. Kita hanya berfungsi sebagai pemberi masukan dan pengendali bila ia berbuat salah. Janganlah memaksakan kehendak kita kepada orang lain, tetapi kita cukup menjadi fasilitator yang mengayominya.

Selasa, 02 Maret 2010

Manfaat Ketulusan[SKDAG98]

Ketulusan membuat kita merasa aman dan dihargai, yakin tidak akan dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak mengada-ada atau memutarbalikkan fakta.

Pada umumnya manusia yang satu seringkali mencurigai manusia yang lainnya, misalnya dalam melakukan kerjasama bisnis, para pengambil keputusan sangat hati-hati dalam menentukan rekanan yang dapat diajak untuk bekerjasama. Mereka perlu merasa aman, agar partner bisnis yang dipilih tidak berbuat curang, tetapi dapat dipercaya kejujuran dan keterbukaannya.

Agar kita dapat dipercaya, maka kita harus berani mengatakan semua hal apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi, tidak mengada-ada, dan tidak memutarbalikkan fakta. Kita harus berbicara sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa menambah atau menguranginya. Marilah kita menjadi orang yang tulus dengan mulai berpikir dengan jujur, sehingga kita pun akan berbicara dan berkata-kata dengan jujur, dan akibatnya tindakan kita juga mencerminkan kejujuran tersebut.

Tetapi ketulusan dan kejujuran yang kita miliki perlu disertai dengan kebijaksanaan, karena tidak semua yang kita ketahui harus diucapkan, tetapi semua yang kita ucapkan harus kita ketahui. Misalnya bila kita mengetahui bahwa Bapak Koko memiliki istri simpanan di suatu tempat, maka kepada istrinya kita harus mengatakannya dengan hati-hati, jangan langsung dibuka apa adanya karena mungkin akan berakibat fatal.

Senin, 01 Maret 2010

Keberhasilan, Kebahagiaan dan Pekerjaan [SKDAG529]


Jika anda ingin berhasil, kerjakanlah yang dapat anda kerjakan. Tetapi jika anda ingin bahagia, kerjakan apa yang anda senangi sampai berhasil (Erich Watson).

Seseorang dikatakan berhasil bila ia telah dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Keberhasilan ini belum tentu sama dengan kebahagiaan; walaupun pekerjaan telah dilakukan dengan baik, tetap saja ada orang yang tidak bahagia karena berbagai alasan. Misalnya Einstein telah berhasil menciptakan bom atom yang dipakai oleh Amerika Serikat untuk membom kota Hiroshima dan Nagasaki, tetapi Einstein sendiri tidak bahagia dengan kejadian tersebut, bahkan ia sangat terpukul karena ribuan orang meninggal akibat ulahnya sendiri.

Untuk menjadi bahagia, maka pertama-tama kita harus mencari dulu pekerjaan yang kita senangi, lalu selesaikan pekerjaan tersebut sampai berhasil. Nah … sekarang pasti kita menikmati keberhasilan yang telah diperoleh dan pasti kita merasa berbahagia.

Marilah kita tentukan apakah saya ingin bahagia atau cukup puas dengan keberhasilan saya?