Minggu, 31 Maret 2013

Tentang Pujian [SKDAG953]


Menolak pujian adalah ingin dipuji dua kali (La Rochefoucauld).

Pujian dapat membuat seseorang jatuh, karena ia menjadi sombong dan gelap mata. Pujian yang didapatnya membuat ia menganggap dirinyalah yang paling hebat. Di sisi lain, bila ada orang lain yang tidak mau dipuji dapat juga berarti bahwa ia menginginkan pujian yang lebih besar; sebenarnya ia menolak mungkin hanya karena basa-basi, tetapi pada saat ada pujian yang lebih baik atau lebih besar maka ia pun menerimanya.

Bila ada seseorang yang memuji kita dengan sepenuh hati, hendaknya kita menerimanya dan mengucapkan ‘Terimakasih, semua terjadi karena perkenaan Allah, dan marilah kita melakukannya dengan lebih baik lagi’. Kemudian kita pun mengucapkan syukur kepada Allah karena memang Dia lah yang memungkinkan hal tersebut dapat kita lakukan, serta jangan lupa untuk terus belajar dan berusaha lagi untuk melakukan hal yang sama dengan lebih baik lagi, dan juga hal-hal lainnya.

Sederhana Membuat Sempurna [SKDAG952]


Hal-hal sederhana/sepele membuat kesempurnaan, dan kesempurnaan bukanlah hal yang sederhana (Michel Angelo).

Uang senilai Rp. 999,999 tetap tidak dapat dianggap bernilai sejuta rupiah. Untuk melengkapinya kita membutuhkan tambahan Rp. 1 lagi. Satu rupiah memang sedikit, tetapi ia menggenapi uang semula sehingga menjadi bernilai satu juta rupiah. Demikian juga untuk membuat suatu hal menjadi sempurna seringkali kita membutuhkan hal yang sederhana atau sepele. Contoh lain suatu mesin berfungsi dengan baik bila ia telah ditutup dengan sebuah sekrup yang kecil. Hal itulah yang membuat mesin berjalan dengan baik dan aman.

Jadi kita tidak boleh mengabaikan hal-hal yang tampaknya sangat sederhana dan tidak berarti, karena ia dapat membuat hal lain menjadi sempurna. Dibutuhkan gabungan berbagai hal untuk membentuk suatu kesempurnaan, sehingga jelas kesempurnaan bukanlah suatu hal yang sederhana. Kesempurnaan merupakan hasil akhir dari seluruh proses yang telah dilakukan untuk membuat suatu alat menjadi sempurna.

Demikian juga agar hidup kita menjadi sempurna atau sebaik mungkin, maka kita mendapatkannya sebagai suatu integrasi dari berbagai hal yang telah kita pelajari, yang telah kita alami, dan yang telah kita lakukan. Marilah kita lakukan berbagai hal yang mungkin sederhana, karena hal tersebut dapat membentuk kesempurnaan bagi hal lainnya maupun bagi diri kita sendiri.

Jumat, 29 Maret 2013

Bakat dan Watak [SKDAG951]


Bakat dikembangkan dalam ketenangan, sedangkan watak dibentuk dalam kegalauan dunia  (Johann Wolfgang von Goethe).

Sejak lahir setiap manusia memiliki “bekal” yang diberikan Tuhan; secara ilmiah “bekal” tersebut terdapat dalam DNA yang diwariskan oleh orang tua kita. Tentu saja “bekal” tersebut perlu dikembangkan oleh setiap pribadi, sehingga hal tersebut menjadi ciri khas pribadi tersebut.

Dalam kehidupan setiap orang mengalami berbagai hal, ada saat-saat penuh kebahagiaan dan ketenangan, sedangkan pada saat-saat lain penuh dengan masalah dan kegalauan.  Goethe mengatakan bahwa bakat dikembangkan dalam ketenangan, sedangkan watak dibentuk dalam kegalauan dunia.

Pada saat dunia di sekitar kita penuh ketenangan, maka dengan mudah kita dapat mengeluarkan bakat yang ada dalam diri kita. Saat-saat seperti itu merupakan saat yang baik untuk mengembangkan bakatnya. Tetapi apa yang terjadi pada saat dunia penuh dengan kegalauan? Saat dalam kondisi terdesak seperti itu maka yang muncul adalah watak asli dari pribadi yang bersangkutan. Ia mungkin dapat menjadi putus asa, marah, kecewa dan lain-lain. Watak asli keluar saat ia tidak dapat mengendalikan pikirannya lagi, yang keluar hanyalah emosi.Untuk menjadi pribadi yang matang, tentunya kita perlu dapat mengendalikan diri sehingga watak yang terbentuk saat terjadi kegalauan pun merupakan watak yang baik.

Selasa, 26 Maret 2013

Jangan menunda … [SKDAG950]


Jangan terlalu lama menunda kenikmatan hidup. Kalau kita tidak menikmati hidup saat ini, tidak ada jaminan kita akan menikmatinya besok (Desi Anwar: Tweets for Life).

Setiap ada kesempatan, kita perlu memanfaatkannya segera, jangan menunda-nunda lagi karena mungkin akan direbut oleh orang lain, atau kesempatan itu pergi dan tidak kembali lagi. Jadi dalam hidup ini hendaknya kita jangan menunda-nunda setiap hal yang positif, karena kita tidak tahu yang akan terjadi pada masa depan.

Jadi yang perlu kita lakukan adalah senantiasa belajar dan mempersiapkan diri, sehingga pada saat kesempatan atau kenikmatan hidup tersebut datang, maka kita telah siap untuk meraihnya. Kesempatan yang ada perlu diimbangi dengan persiapan, sehingga dapat menghasilkan keberhasilan.

Selain itu tentu saja dibutuhkan kepercayaan diri dan sikap berani untuk mengambil kesempatan tersebut; kita juga perlu dapat mengambil keputusan yang efektif dalam waktu singkat. Itulah beberapa soft skill yang kita butuhkan dalam hidup ini.

Rabu, 13 Maret 2013

Alihkan Kesulitan [SKDAG949]


Orang yang bijaksana mampu mengalihkan kesulitan menjadi sesuatu yang menyenangkan, karena di dalam hatinya sudah tidak ada lagi kata ”SULIT” (Anonim).

Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sesungguhnya terjadi dua kali, pertama dalam pikiran kita dan kedua dalam tindakan yang kita lakukan. Henry Ford juga mengatakan bahwa “Bila Anda berpikir Anda mampu, itu benar. Tetapi bila Anda berpikir Anda tidak mampu, itu juga benar”, artinya semua ditentukan oleh pikiran kita sendiri.

Bila waktu kita hendak melakukan sesuatu, kemudian kita berpikir bahwa hal tersebut sulit, maka kesulitan yang akan kita alami. Saat itu kita sudah menyerah terlebih dahulu, sehingga tidak ada lagi motivasi untuk melakukannya dalam diri kita.

Karena itu buanglah kata ‘sulit’ dari dalam pikiran dan hati kita. Ubahlah hal tersebut menjadi suatu yang menantang atau menyenangkan, sehingga saat melakukannya kita pun memiliki motivasi untuk menyelesaikannya sampai tuntas.

Selasa, 12 Maret 2013

Kejahatan dan Kepercayaan [SKDAG948]

Jangan bukakan pintu pada kejahatan kecil, sebab kejahatan 
besar akan ikut masuk. Jadi taati perintah-Nya dan tetaplah setia (Anonim).

Dalam hubungan antar manusia, kita akan memberikan kepercayaan kepada orang lain bila orang tersebut telah terbukti dapat dipercaya. Biasanya kita mempercayakan hal-hal kecil terlebih dahulu dan bila dia telah terbukti dalam hal tersebut, maka kita pun akan memberikan kepercayaan yang lebih besar kepadanya. Jadi bila kita dipercaya akan hal-hal kecil maka orang lain pun akan memberikan kepercayaan untuk hal-hal yang lebih besar lagi.

Hal ini ternyata sama dengan kejahatan, bila kita telah terbiasa untuk melakukan hal-hal yang kecil, maka kita mulai melakukan kejahatan yang lebih besar lagi, demikian seterusnya. Hal ini terjadi karena hati kita yang menjadi kebal dan tidak mendengar lagi suara Tuhan yang ada dalam diri kita.

Misalnya saat kita melakukan korupsi untuk pertama  kalinya mungkin malam itu kita tidak dapat tidur dan merasa berdosa, tetapi bila hal tersebut dilakukan berulang-ulang maka lama-lama hal tersebut menjadi suatu kebiasaan, sehingga tidak ada lagi perasaan bersalah. Malah mungkin kalau tidak korupsi menjadi tidak enak. Dan bila korupsi kecil sudah acapkali kita lakukan maka kita pun mulai mencoba korupsi untuk nilai yang lebih besar. Sekali lagi hal ini terjadi karena kita telah terbiasa dan hati kita menjadi kebal.


Karena itu janganlah kita membuka kesempatan untuk melakukan kejahatan yang kecil karena setan akan menggoda kita sehingga berkembang menjadi kejahatan yang besar.

Minggu, 03 Maret 2013

Jadilah Orang Cerdik … [SKDAG947]


Orang lemah menunggu kesempatan
Orang kuat menciptakan kesempatan
Orang cerdik/bijak memanfaatkan kesempatan yang ada.


Kesempatan itu tidak datang dua kali, karena itu kita perlu memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul.  Tetapi apakah pada saat kesempatan itu muncul, kita siap dan dapat untuk memanfaatkannya? Bila kita hanya menunggu kesempatan tetapi tidak dapat memanfaatkannya maka kita termasuk orang yang lemah; kesempatan akan hilang dan pergi begitu saja.




Orang kuat adalah orang yang menciptakan kesempatan, maksudnya ia dapat memberikan kesempatan kepada orang lain, tetapi tentu saja hanya kesempatan dalam bidang tertentu. Dan ia pun membutuhkan kesempatan dalam bidang yang lainnya.

Untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang muncul, kita perlu terus mempersiapkan diri dengan belajar dan berlatih setiap saat, sehingga pada saat kesempatan itu muncul kita telah siap untuk memanfaatkannya. Inilah ulah yang dilakukan oleh orang cerdik atau bijak.