Minggu, 31 Januari 2010

Perangkat yang Bermanfaat [SKDAG513]

Perhiasan terindah : KERENDAHAN HATI
Kasih yg teruji : KESETIAAN
Kekayaan terbesar : HIDUP BIJAKSANA
Harta terbaik : KEJUJURAN
Senjata terkuat : KESABARAN
Pengaman terpenting : IMAN
Obat termanjur : DOA


Apa yang kita butuhkan agar dapat menjalani kehidupan dengan baik dan bermanfaat? Uang dan kekayaan tampaknya dapat memberikan jaminan terhadap hal tersebut, apakah benar? Ternyata tidak, uang dan kekayaan hanya memberikan jaminan yang terbatas; memang tampaknya segala sesuatu dapat diperoleh dengannya, tetapi ternyata masih banyak hal yang tidak dapat diperoleh. Misalnya dengan memiliki uang yang banyak malahan kita menjadi takut dan kuatir akan kehilangannya, akibatnya kita menjadi sulit tidur. Nah … ini kan suatu penderitaan, bukan kehidupan yang baik.

Agar hidup kita baik serta memiliki jaminan untuk kehidupan kekal, maka kita harus memiliki kerendahan hati, kesetiaan, kebijaksanaan, kejujuran, kesabaran, iman, serta rajin berdoa. Semua itulah perangkat yang bermanfaat dan harus kita miliki agar dapat hidup dengan ‘sehat’.

Orang yang rendah hati akan dikagumi orang, karena kerendahan hati itu seperti perhiasan indah yang kita pakai. Kesetiaan merupakan suatu bentuk kasih yang telah teruji dan telah kita laksanakan pada orang-orang di sekitar kita. Dengan hidup bijaksana dan jujur maka kita telah memiliki segalanya, karena hal inilah yang merupakan kekayaan terbesar dan harta terbaik. Kesabaran, iman, dan doa merupakan pelindung kita dalam menghadapi berbagai godaan, kekuatiran, dan ketakutan.

Sudahkah anda memiliki perangkat tersebut ?

Berilah Manfaat [SKDAG86]

Musisi menciptakan nada. Pelukis membuat lukisan. Mereka melakukannya untuk mencapai puncak kedamaian. Kita harus menjadi seperti yang kita pikirkan (Maslow).

Kita hanya hidup sekali di dunia ini, karena itu marilah kita membuat hidup kita memiliki manfaat bagi orang lain. Bila kita menjadi manusia yang hanya mementingkan diri sendiri, maka berarti kita egois, tidak mau memperhatikan orang lain.

Cari dan tentukanlah hobi atau pekerjaan yang ingin anda cintai, lalu lakukanlah dengan sepenuh hati serta berusaha semaksimal mungkin. Kemudian lihatlah hasil yang telah anda buat, ternyata ... sungguh luar biasa. Dan apa yang anda rasakan saat itu ? Suatu kepuasan batin tersendiri yang membawa anda ke puncak kedamaian. Jangan pedulikan pendapat orang lain, yang penting anda sudah melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan hobi atau pekerjaan tersebut.

Jadi bila kita memikirkan dan berkonsentrasi pada suatu hal, maka niscaya semua hal tersebut menjadi terwujud, asalkan kita segera melakukan tindakan dan berusaha semaksimal mungkin. Amin !

Jumat, 29 Januari 2010

Terimalah Perubahan [SKDAG512]

Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah anda miliki. Jangan merendahkan nilai-nilai yang dapat anda capai melalui perubahan tersebut.

Marilah kita renungkan bagaimana kita sampai pada posisi sekarang, baik di pekerjaan atau usaha, maupun kehidupan keluarga anda. Misalnya saya sekarang menjadi wirausahawan yang sukses, karena saya berani meninggalkan pekerjaan saya di sebuah perusahaan nasional walaupun posisi saya sudah tinggi dan enak. Saya hidup bahagia dengan istri dan anak-anak saya sekarang, karena saya berani meninggalkan kehidupan gelap pada masa lalu yang tergantung pada narkoba.

Nah … bila kita lihat, ternyata kita sampai pada posisi saat ini karena kita berani melakukan perubahan. Kita memang perlu menyadari bahwa perubahan selalu terjadi di dunia, artinya tidak ada yang tetap kecuali perubahan.

Tetapi banyak manusia yang setelah berada di zona nyaman (comfort zone) menjadi malas dan enggan untuk berubah. Hal ini tejadi karena kita tidak mau kehilangan kenyamanan, kenikmatan, atau posisi tersebut. Kita harus menyadari bahwa posisi tersebut kita peroleh dengan berani melakukan perubahan, karena itu sekarang pun kita harus berani berubah untuk meraih hasil yang lebih baik lagi.

Jadi bila kita mau meningkat to the next level, maka kita perlu dan berani berubah. Marilah kita berubah ke arah yang lebih baik dalam segala hal !

Kamis, 28 Januari 2010

Jangan Pernah Putus Asa ! [SKDAG85]

Kebanggaan kita yang teresar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Confusius). Karena itu janganlah pernah putus asa !

Tidak ada manusia yang selalu sukses, selalu sehat, dan selalu berhasil, pasti ada saat-saat dimana kita mengalami kegagalan, sakit, kekecewaan dan lain-lain. Jatuh bangun dalam menjalani kehidupan merupakan suatu hal yang lumrah.

Sangat berbahaya bila seseorang mengalami keberhasilan terus menerus dan tidak pernah mengalami kegagalan, karena begitu sekali saja ia mengalami kegagalan, maka mungkin ia menjadi frustasi dan tidak mau lagi berusaha dalam bidang tersebut. Orang yang kuat adalah dia yang bangun kembali setelah mengalami kegagalan, ia memiliki semangat pantang menyerah. Bagi orang seperti ini, kegagalan adalah sukses yang tertunda, dan merupakan suatu pengalaman untuk terus belajar meningkatkan diri lagi.

Salah satu kata kunci yang penting adalah ‘harapan’. Bila dia tidak memiliki lagi harapan (hopeless) maka tidak ada lagi semangat dari dalam dirinya untuk bangkit dan berusaha lagi.

Rabu, 27 Januari 2010

Manfaat Sahabat [SKDAG511]

Seorang sahabat memiliki kemampuan untuk :
- MENGALIKAN sukacita
- MENGURANGI kesedihan
- MENAMBAH semangat
- MEMBAGI kebahagiaan
- MENGKUADRATKAN kasih sayang ….
Mari lakukan sekarang juga …


“Jeruk tidak makan jeruk”, tetapi manusia sering memakan manusia yang lain, atau ada ungkapan lain “manusia adalah serigala bagi manusia lainnya”. Apakah benar demikian?

Dalam persaingan hidup, seringkali manusia dunia hanya mengutamakan kepentingannya sendiri, prinsipnya “yang penting saya senang dan bahagia, orang lain masa bodoh”. Bayangkan apa jadinya dunia, bila semua orang memiliki prinsip seperti itu. Pasti dimana-mana terjadi perselisihan, pertengkaran, bahkan peperangan.

Manusia adalah mahluk social yang membutuhkan keberadaan manusia lain di sekitarnya. Secara lebih khusus, setiap manusia membutuhkan sahabat yang sehati dan dapat dipercaya. Seorang sahabat sejati dapat meningkatkan sukacita dan kasih sayang kepada temannya, menambah semangat pada saat lesu, tetapi mengurangi kesedihan temannya dengan memberi penghiburan, serta berbagi kebahagiaan yang dialaminya.

Marilah kita menjadi sahabat sejati bagi orang-orang di sekitar kita; jangan biarkan mereka menderita dan kesepian.

Senin, 25 Januari 2010

Hal Terindah … [SKDAG510]

Hal-hal terindah dan terbaik di dunia tak dapat dilihat atau disentuh, mereka hanya dapat dirasakan dengan hati (Helen Keller).


Kisah hidup Helen Keller yang saya kutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Helen_Keller adalah sebagai berikut. Ia dilahirkan normal pada tahun 1880, tetapi pada usia 19 bulan ia diserang penyakit misterius yang menyebabkannya buta dan tuli, sejak itu ia menjadi liar dan tidak dapat diajar. Bagaimanakah mengajar anak yang buta dan sekaligus tuli ? Rasanya memang tidak dapat kita bayangkan, tetapi guru pribadi Helen yang bernama Johanna (Anne) Mansfeld Sullivan Macy sejak usia 7 tahun mampu mengajar Helen.

Annie mengajar Helen dengan sabar dan tekun; ia memegang tangan Helen dan meletakkannya ke dalam air, lalu dengan bahasa isarat, ia mengucapkan "A-I-R" di tangan yang lain. Saat Helen memegang tanah, Annie mengucapkan "T-A-N-A-H" dan ini dilakukan sebanyak 30 kata per hari.

Dengan bimbingan Annie, Helen dapat membaca dengan huruf Braille, lalu Annie juga mengajar Helen untuk berbicara lewat gerakan mulut, sehingga Helen dapat berkata. Helen juga kemudian belajar bahasa Perancis, Jerman, Yunani, dan Latin lewat Braille. Sedangkan untuk menerima masukan dari orang lain, ia melakukan komunikasi melalui sentuhan2 pada tangannya.

Pada usia 20 tahun, Helen kemudian kuliah dan lulus dalam waktu empat tahun dengan predikat magna cum laude. Ia meninggal pada tanggal 1 Juni 1968 pada usia 87 tahun. Selama hidupnya ia menulis banyak artikel serta buku-buku terkenal, diantaranya The World I Live In dan The Story of My Life, yang menjadi literatur klasik di Amerika dan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. Ia berkeliling ke 39 negara untuk berbicara dengan para presiden, mengumpulkan dana untuk orang-orang buta dan tuli.

Nah … walaupun Helen menderita cacat buta dan tuli, tetapi ia memiliki hati untuk merasakan berbagai hal. Hal terindah dan terbaik di dunia menurut Helen tidak dapat dilihat atau disentuh, tetapi hanya dapat dirasakan dengan hati. Dengan berbagai keterbatasannya ternyata ia dapat belajar berbagai hal dan menjadi orang yang luar biasa.

Prinsip Bekerja untuk Allah [SKDAG84]

Bukan berapa banyak anda telah bekerja untuk Allah, tetapi biarkanlah Allah bekerja pada diri anda sebanyak-banyaknya. Jadilah alatNya yang berguna.

Allah itu begitu mengasihi kita, bahkan Ia telah mengasihi kita selagi kita masih berdosa. Bukan karena jasa kita maka Allah mengasihi kita; kasih yang kita terima dan alami itu semata-mata karena anugrahNya yang diberikan gratis kepada kita. Allah tidak pernah melakukan perhitungan dengan manusia, malah kita yang sering berhitung-hitung denganNya.

Bila kita sudah melakukan perbuatan baik dan melayani Allah maka tidak usahlah ‘jasa’ tersebut anda perhitungkan dan katakan kepadaNya, apalagi bila kita meminta imbalan atas perbuatan tersebut. Semua kebaikan dan pelayanan yang kita lakukan itu adalah sudah selayaknya karena kita sudah diberikan segalanya oleh Allah yang maha pengasih.

Yang benar adalah lakukanlah pekerjaan untuk Allah dengan tulus, dan biarkanlah Dia yang bekerja pada diri kita. Biarkan Dia yang memimpin diri kita untuk melakukan kehendakNya bukan kehendak kita lagi. Biarlah kita hanya menjadi alatNya yang berguna dan bermanfaat bagiNya dan juga bagi sesama. Amin.

Minggu, 24 Januari 2010

Kebahagiaan di Dalam Diri Sendiri [SKDAG509]

Tidak mudah menemukan kebahagiaan di dalam diri kita sendiri, dan tidak mungkin menemukannya di tempat lain (Agnes Repplier).

Saya bahagia bila mendapat uang Rp. 1 Miliar, saya bahagia bila mendapat pujian, dan berbagai syarat lainnya untuk menjadi bahagia. Bila demikian berarti sumber kebahagiaan anda berada di luar diri, dan tergantung pada berbagai situasi atau kondisi tertentu. Tentu saja hal ini mengakibatkan anda tidak menemukan kebahagiaan sejati, karena saat dipuji bahagia, tetapi bila tidak ada yang memuji kita menjadi murung dan sedih.

Kebahagiaan sejati itu berada di dalam diri kita sendiri, tidak tergantung dari berbagai hal yang berada di luar kita. Diri kita sendiri yang menentukan kebahagiaan itu, walaupun mungkin karya kita tidak mendapat pujian, tetapi kita tetap bahagia karena tahu bahwa karya tersebut merupakan karya terbaik kita selama ini.

Jadi temukanlah kebahagiaan sejati di dalam diri kita sendiri, bila kita mencarinya di luar maka kita tidak akan menemukan kebahagiaan sejati.

Sabtu, 23 Januari 2010

Lakukan yang Terbaik [SKDAG508]

Setelah melakukan yang terbaik tidak penting lagi menang atau kalah. Kemenangan adalah melakukan semua yang dapat dilakukan secara maksimal untuk mencapai hasil terbaik.

Ada orang yang mementingkan hasil tanpa mempedulikan proses. Baginya yang penting adalah menang, tidak peduli untuk itu ia harus melakukan berbagai kecurangan yang mungkin banyak merugikan orang lain. Kali ini memang dia berhasil dan menang, tetapi apakah hasil yang telah diperolehnya memberikan makna bagi kehidupannya pada masa mendatang? Rasanya tidak, karena orang-orang yang telah dirugikannya tidak akan membiarkan diri mereka ditipu untuk kedua kalinya. Hati-hatilah dengan orang seperti ini.

Di sisi lain ada orang yang dalam prosesnya selalu melakukan yang terbaik; bagi dia hasil tidak terlalu penting. Dengan melakukan yang terbaik, maka ia telah belajar dengan baik, sehingga semakin lama dirinya pun menjadi semakin hebat. Dalam hubungan dengan orang lain pun ia tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain, karena ia menerapkan prinsip win – win.

Mungkin betul kali ini dia tidak menang, tetapi dengan peningkatan diri yang diperolehnya dan prinsip selalu melakukan proses dengan baik, maka kemenangan itu hanya tinggal menunggu waktu baginya. Orang-orang yang pernah bekerjasama dengannya pun pasti puas, sehingga bersedia bila diajak untuk bekerja sama kembali.

Jadi marilah kita melakukan segala sesuatu dengan prinsip terbaik, lakukan dengan jujur tanpa merugikan orang lain, maka hasil terbaik segera akan dapat kita peroleh. Amin.

Kamis, 21 Januari 2010

Terus Belajar … [SKDAG507]

Di atas batas yang kita pahami selalu ada batasan yang baru. Hidup adalah melompati batasan-batasan tersebut dan terus belajar dari tiap lompatannya.

Tidak ada sempurna di dunia ini dan juga tidak ada yang tetap; yang tetap ada hanyalah perubahan, karena perubahan itu terjadi terus menerus. Apa yang terjadi bila dunia berubah sedangkan diri kita tetap? Jelas kita akan ketinggalan jaman dan kalah bersaing dibandingkan dengan orang lain yang telah meningkatkan dirinya. Untuk menghadapi perubahan yang terjadi tersebut, maka kita perlu untuk terus belajar dalam segala hal dan terus meningkatkan diri dengan berbagai ketrampilan, ilmu, pengetahuan, teknologi dan lain-lain.

Dengan terus belajar dan meningkatkan diri maka sekarang kita telah memiliki kemampuan untuk mengatasi suatu persoalan tertentu. Bila ada persoalan yang lain, maka kita belajar lagi dari pengalaman dll., sehingga nanti kembali dapat mengatasi hal tersebut. Hal inilah yang dikenal dengan prinsip continuous improvement dalam konsep TQM (Total Quality Management).

Jadi dalam menjalankan hidup ini kita harus memiliki ambisi (tentu saja yang positip), yang akan membawa kita ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Untuk mewujudkan ambisi tersebut kita perlu terus meningkatkan kualitas diri kita. Amin.

Rabu, 20 Januari 2010

Sekolah Kehidupan Utama [SKDAG82]

Keluarga adalah sekolah kehidupan dan cinta kasih pertama untuk anak-anak kita. Segala yang tidak terpenuhi dalam keluarga tidak mungkin didapat di tempat lain. Ingat anak adalah titipan Tuhan.

Dimanakah diri kita dibentuk? Di sekolah atau di masyarakat ? ya keduanya memang membentuk diri kita, tetapi bukan yang pertama dan yang utama. Kita dibentuk pertama kali di dalam keluarga; semua yang kita terima sejak dalam kandungan sampai usia sekitar lima tahun merupakan hal yang paling utama. Semua pelajaran – berupa nilai-nilai dan budaya – akan tersimpan di dalam otak kita dan menjadi pedoman serta pegangan sepanjang hidup kita.

Bila anak-anak menerima cinta kasih dalam keluarga, maka pastilah anak tersebut tumbuh menjadi anak yang penuh kasih juga dan memperhatikan sesamanya. Tetapi bila seorang anak tumbuh dalam keluarga yang retak, penuh pertengkaran dan kebencian, maka pastilah sesudah besar anak itu pun sulit untuk mengasihi orang lain, karena ia telah menderita luka batin.

Anak-anak yang tidak mendapatkan cinta kasih dalam keluarga akan mencarinya di tempat lain; ia bergaul dengan teman-teman yang tidak benar, mengalami hidup bebas, free sex, narkoba, dan melakukan kejahatan untuk mencari kepuasan dan cinta kasih yang dulu tidak pernah diperolehnya. Tetapi jelas ia juga tidak akan mendapatkan cinta kasih yang real di tempat lain selain dalam keluarga sendiri.

Karena itu marilah kita mendidik anak kita dengan benar dan sungguh-sungguh agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Ingatlah anak-anak itu adalah titipan Tuhan kepada kita para orang tuanya.

Makna Komunikasi [SKDAG506]

Makna dari komunikasi adalah hasil yang kita peroleh.
Hasil merupakan suatu feedback, bukan kegagalan. Feedback menunjukkan arah.
(NLP Presupposition)


Seringkali perselisihan terjadi karena adanya komunikasi yang tidak efektif. Sebenarnya makna dari komunikasi adalah hasil yang kita peroleh bukan dari apa yang telah kita katakana. Misalnya untuk memotivasi karyawan saya meluapkan kemarahan dalam memberikan perintah, ternyata yang terjadi para karyawan saya malah menjadi ketakutan dan stress sehingga prestasi mereka malahan menurun. Melihat hal tersebut, yang merupakan feed back, maka saya mengubah cara berkomunikasi dengan lebih lembut.

Pada umumnya kita mengatakan : “Saya sudah berkomunikasi dengan baik dan jelas, penerimanya saja yang tidak tanggap atau bodoh.”. Nah kalau kita menduga penerimanya yang tidak ‘beres’, maka kita perlu mengubah pola komunikasi kita agar menjadi lebih efektif dan dapat dipahami oleh penerimanya. Jadi hasil dari suatu komunikasi yang kita jalankan merupakan feedback yang bermanfaat bagi kita dan menunjukkan arah ke perbaikan yang harus kita lakukan.

Bila komunikasi yang kita lakukan ternyata telah dipahami oleh penerima, yang ditunjukkan bahwa ia memahaminya, maka kita cukup mempertahankan pola komunikasi tersebut. Marilah kita tingkatkan cara komunikasi kita agar menjadi lebih efektif, dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Selasa, 19 Januari 2010

Sekolah Kehidupan Utama [SKDAG82]

Keluarga adalah sekolah kehidupan dan cinta kasih pertama untuk anak-anak kita. Segala yang tidak terpenuhi dalam keluarga tidak mungkin didapat di tempat lain. Ingat anak adalah titipan Tuhan.

Dimanakah diri kita dibentuk? Di sekolah atau di masyarakat ? ya keduanya memang membentuk diri kita, tetapi bukan yang pertama dan yang utama. Kita dibentuk pertama kali di dalam keluarga; semua yang kita terima sejak dalam kandungan sampai usia sekitar lima tahun merupakan hal yang paling utama. Semua pelajaran – berupa nilai-nilai dan budaya – akan tersimpan di dalam otak kita dan menjadi pedoman serta pegangan sepanjang hidup kita.

Bila anak-anak menerima cinta kasih dalam keluarga, maka pastilah anak tersebut tumbuh menjadi anak yang penuh kasih juga dan memperhatikan sesamanya. Tetapi bila seorang anak tumbuh dalam keluarga yang retak, penuh pertengkaran dan kebencian, maka pastilah sesudah besar anak itu pun sulit untuk mengasihi orang lain, karena ia telah menderita luka batin.

Anak-anak yang tidak mendapatkan cinta kasih dalam keluarga akan mencarinya di tempat lain; ia bergaul dengan teman-teman yang tidak benar, mengalami hidup bebas, free sex, narkoba, dan melakukan kejahatan untuk mencari kepuasan dan cinta kasih yang dulu tidak pernah diperolehnya. Tetapi jelas ia juga tidak akan mendapatkan cinta kasih yang real di tempat lain selain dalam keluarga sendiri.

Karena itu marilah kita mendidik anak kita dengan benar dan sungguh-sungguh agar kita tidak menyesal di kemudian hari. Ingatlah anak-anak itu adalah titipan Tuhan kepada kita para orang tuanya.

Senin, 18 Januari 2010

Berikan Lebih Banyak [SKDAG503]

Jangan berharap menerima lebih banyak dari yang diberikan dan jangan pernah bekerja lebih sedikit dari yang dapat dikerjakan. Itulah kunci pembuka pintu kesejahteraan.

Memberi atau menerima dulu? Sebagian besar orang memiliki prinsip : “terima dulu dong, baru nanti saya mau memberi”. Hal ini sesuai dengan prinsip “take and give”, padahal lebih baik “give and take”. Bahkan pak Mario Teguh merevisinya menjadi lebih baik lagi menjadi “give and receive”, memberi baru menerima, bukannya mengambil (to take).

Bila kita lihat hubungan kita dengan Tuhan, maka siapakah yang memberi lebih dulu ? Tuhan memberikan kepada kita, umat yang dikasihiNya, berbagai fasilitas di dunia ini : sinar matahari, hujan, udara dll. Semua disediakanNya secara gratis bagi semua orang, tanpa pandang bulu. Sekarang marilah kita lihat sikap kita terhadap Tuhan, seringkali kita meminta terlalu banyak padaNya padahal relatif kita tidak member apa-apa kepadaNya.

Marilah kita perbaiki bila ada prinsip yang salah, mulai sekarang marilah kita menjadi sukarelawan dan dermawan. Berilah dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan apa pun; bila kita menerima imbalan, maka itu merupakan suatu anugerah. Kalau kita bekerja di perusahaan memang sudah menjadi hak kita untuk memperoleh gaji atau honor, tetapi janganlah mengeluh tentang besar gaji atau honor tersebut. Bila kita rasa imbalan tersebut terlalu kecil mengapa kita tidak mencari pekerjaan di tempat lain? Janganlah menggerutu, karena dampaknya kita bekerja tidak optimal akibat merasa dirugikan perusahaan.

Bekerjalah secara optimal dan lakukan yang terbaik sehingga kita pun merasa puas dengan pekerjaan tersebut. Biarlah orang lain, termasuk atasan, yang menilai hasil pekerjaan kita, dan bila mereka pun merasa puas maka pasti mereka mencatat prestasi kita. Demikian juga hubungan kita dengan Tuhan, lakukanlah yang terbaik untukNya, tentu saja hal ini kita wujudkan dengan memberi yang terbaik juga untuk sesama. Amin…

Mengasihi dengan Sungguh [SKDAG505]

Ketika diperhadapkan kepada berbagai situasi kehidupan, tugas orang beriman adalah mengasihi Allah dan sesama manusia dengan kesungguhan hati.


Pada umumnya iman kita tergantung pada perasaan; saat sedang bahagia atau mendapat rejeki / keberuntungan maka kita bersyukur dan taat pada perintah Tuhan. Tetapi saat sedang mengalami kesulitan atau menderita musibah, maka kita mulai mempertanyakan peran Tuhan dalam kehidupan kita dan iman kita pun mulai goyah.

Kalau kondisinya seperti tersebut, maka kita beriman hanya pada saat suka. Apakah benar Tuhan tidak hadir pada saat kita sedang berduka ? Jelas tidak benar ! Tuhan selalu hadir dalam hidup kita setiap saat; tidak pernah Dia meninggalkan kita, bahkan pada saat kita sedang terpuruk Ia malah menggendong kita karena kita sudah tidak sanggup berjalan sendiri lagi.

Jadi pada saat suka maupun duka kita tetap harus memiliki iman teguh, yang tidak tergoyahkan oleh badai kehidupan. Hal ini kita buktikan dengan jalan mengasihi Allah dan mengasihi sesama dengan penuh kesungguhan hati. Sanggup ? Pasti !

Bos versus Leader [SKDAG504]


Bos berkata 'I', ditakuti staf, tahu apa yang harus dilakukan dan memberi hukuman.
Leader berkata 'We', menginspirasi staf, tahu bagaimana melakukan dan memberi keberanian.


Bos adalah jabatan structural yang ada di perusahaan, sehingga ia memiliki anak buah yang harus dimanagenya. Bos ini adalah seorang manajer. Sedangkan seorang Leader (pemimpin) mungkin tidak memiliki jabatan tertentu, tetapi ia memiliki anak buah, yang mematuhinya dan menaruh hormat padanya.

Tidak semua Bos di perusahaan sekaligus menjadi Leader. Hal ini terjadi karena ia terlalu mementingkan diri sendiri, terlalu menguasai anak buah tetapi tidak mau mendengar masukan dari anak buahnya. Yang ada di kepalanya adalah bagaimana agar target perusahaan dapat dicapai dengan baik, sehingga ia tidak mementingkan hubungan manusiawi dengan anak buahnya. Bagi si Bos, anak buah adalah objek yang harus diperintah dan digunakan untuk mencapai target tersebut.

Sedangkan seorang Leader yang baik sangat memperhatikan anak buahnya, semua tindakan digunakan untuk kepentingan bersama, bukan untuk diri pribadi. Ia juga merupakan teladan bagi anak buahnya, sehingga mereka semua terinspirasi oleh kata-kata atau tindakannya sehingga berani dan mau melakukan perintahnya.

Marilah kita membentuk diri kita menjadi seorang Leader yang hebat dengan mulai belajar memimpin diri sendiri !

Jumat, 15 Januari 2010

Ada Kebaikan di Balik Bencana [SKDAG79]

Ketika bencana datang, pikirkan kebaikan yang dapat didatangkannya?
Sering kali kita mendapatkan bahwa bencana singkat dapat berubah menjadi keuntungan jangka panjang (Zig Ziglar)


Sebagai orang beriman, kita percaya bahwa Tuhan tidak memiliki rancangan untuk membuat umatNya menderita. Ia hanya memiliki rancangan damai sejahtera untuk kita dan semua diatur tepat pada waktunya.

Pada saat kita sedang menghadapi kesulitan atau masalah dalam hidup ini, janganlah anda berpikir bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Kesulitan atau masalah tersebut muncul dari dalam diri kita sendiri atau dari kuasa setan yang menggoda kita. Minta tolonglah kepada Tuhan dan berusahalah untuk mengatasinya, maka Tuhan pasti tidak akan tinggal diam, Dia pasti segera manolong kita.

Pikiran manusia yang terbatas tidak dapat mengerti rencana Allah yang luar biasa; kita baru menyadarinya beberapa waktu setelah peristiwa itu terjadi. Kita harus yakin dibalik setiap peristiwa, yang mungkin menyakitkan bagi kita, ternyata ada rencana Allah yang indah dan sangat bermanfaat untuk kita. Misalnya seorang gadis merasa kecewa karena ia ditinggal pergi oleh pacarnya padahal mereka telah sepakat tiga bulan lagi akan menikah. Bila si gadis bunuh diri, maka tidak ada manfaat yang didapatnya, tetapi bila ia dapat bersyukur dan menyadari bahwa semua itu rencana Tuhan, maka beberapa bulan kemudian ia mendapatkan jodoh yang lebih baik dan lebih menyayanginya, sedangkan calon pertamanya ternyata sudah memiliki keluarga. Nah ... semua baru jelas setelah kejadian tersebut berlalu.

Jadi kita perlu untuk bersyukur atas segala hal yang kita alami, baik suka maupun duka, karena dibalik semua itu pasti ada manfaat yang kita peroleh. Memang untuk dapat melakukan hal seperti ini dibutuhkan hati yang besar, tetapi hasilnya pun memang luar biasa.Sekali lagi perlu kita ingat bahwa Tuhan memiliki rencana indah dan tepat pada waktunya untuk kita sekalian. Amin.

Manfaat Kerja [SKDAG81]

Kerja menjauhkan kita dari tiga keburukan: kebosanan, kejahatan, dan kemiskinan (Voltaire).
Kunci yang dipakai selalu mengkilat (Benyamin Franklin).


Untuk apa kita bekerja? Apakah agar kita memperoleh uang? Ternyata memperoleh uang dan menjadi kaya hanyalah salah satu tujuan bekerja, tetapi masih ada tujuan lainnya. Dengan bekerja, kita dapat mengatasi tiga hal, yaitu kebosanan, kejahatan, dan kemiskinan. Dengan bekerja kita akan memperoleh penghasilan yang membuat kita menjadi tidak miskin. Setelah memiliki harta kekayaan maka kita dapat hidup layak sehingga tidak terlintas lagi keinginan untuk melakukan kejahatan karena semua kebutuhan hidup telah terpenuhi.

Selain itu di sisi lain juga pekerjaan membuat kita mengatasi kebosanan, dengan melakukan sesuatu yang baru atau yang bervariasi maka kita akan terlepas dari kebosanan. Bila manusia melakukan pekerjaan yang rutin terus menerus maka pasti akan dihinggapi kebosanan, karena manusia itu bukan robot. Untuk itu kita perlu melakukan inovasi dan terus berkreasi dalam pekerjaan kita agar kita dapat melakukannya dengan lebih baik sehingga memberikan hasil yang juga lebih baik.

Dengan bekerja kita juga melatih otak, pikiran, dan tubuh kita sehingga otak dan pikiran kita menjadi semakin tajam terasah dan tubuh kita menjadi sehat. Bagaimana bila ketiganya tidak dipakai? Pasti akan ‘berkarat’ kan? Karena itu marilah kita nikmati pekerjaan kita karena semua itu sangat bermanfaat untuk kita. Nikmati dan bersyukurlah atas pekerjaan kita dan lakukan semua dengan sepenuh hati. Pekerjaan juga akan semakin bermanfaat bila juga memberikan dampak positip bagi banyak orang lain.

Kamis, 14 Januari 2010

Bersyukur dan Hargai Berkat Tuhan ! [SKDAG80]

Hargailah semua berkat yang kita dapatkan, jangan mengeluhkan yang tidak kita miliki. Buka mata dan pasti kita akan melihat 100 hal yang dapat dan harus membuat kita bersyukur.


Dalam hidup ini kita lebih senang untuk melihat masalah yang sedang kita hadapi dibandingkan dengan berkat yang telah kita terima. Manakah yang akan anda pilih : “mengeluh karena tidak memiliki sesuatu” atau “bersyukur atas semua berkat yang telah kita terima”?

Kalimat pertama terjadi karena ada nafsu serakah dalam diri kita yang ingin memiliki segala sesuatu yang belum kita miliki. Akibatnya orang seperti ini tidak pernah puas, ia selalu mengejar yang diinginkannya, bahkan dengan menghalalkan segala cara.

Kalimat kedua lebih menekankan untuk melihat segala sesuatu yang telah kita miliki, dan semua hal tersebut perlu kita syukuri. Dengan demikian hidup kita menjadi tentram dan damai, karena dengan sukacita dan penuh damai sejahtera kita dapat menikmati hidup ini. Hal ini menyebabkan kita menjadi tenang sehingga dapat melihat berbagai peluang yang ada di sekitar kita. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita jangan selalu melihat ke atas, kita pun perlu melihat ke bawah, sehingga dapat bersyukur telah menjadi saluran berkat bagi orang lain yang tidak seberuntung kita.

Dengan semakin bersyukur, maka kita semakin dekat dengan Allah, sedangkan bila kita banyak mengeluh, maka pintu hati kita pun terbuka semakin lebar bagi godaan setan.

Rabu, 13 Januari 2010

Prinsip BHB – Bigger, Higher, Better [SKDAG502]

Hidup harus menganut prinsip BHB - bigger, higher, better, yaitu suatu progres untuk mencapai hasil yang prima, optima dan ultima (Jansen Sinamo).

Di dunia ini yang tetap hanyalah perubahan, artinya yang lain tidak ada yang tetap dan yang tetap terjadi setiap saat adalah perubahan. Bila lingkungan kita berubah sedangkan diri kita tetap saja tidak mengalami perubahan, dari segi pengetahuan, ketrampilan, perilaku dan lain-lain, maka jelas kita akan hancur karena kalah bersaing dengan orang-orang lain yang telah berubah mengikuti perkembangan jaman.

Janganlah statis tetapi berubahlah menjadi lebih besar (bigger), lebih tinggi (higher), dan lebih baik (better) dalam segala hal. Dari segi pengetahuan dan ketrampilan, kita perlu terus belajar setiap saat agar kita dapat mengantisipasi segala perubahan yang terjadi. Perilaku kita pun perlu berubah menyesuaikan dengan budaya masyarakat, perubahan teknologi, dan perkembangan jaman, sehingga kita tetap dapat beradaptasi dengan perubahan dan juga dapat terus berjuang untuk memenangkan persaingan. Demikian juga dari segi emosi, kita pun perlu menjadi semakin sabar dan semakin dapat mengendalikan diri.

Secara umum kita perlu terus berkembang ke arah yang positip sehingga tetap dapat bersaing dan terus berjuang untuk mendapatkan hasil terbaik yang prima, optima, dan ultima.

Mulai dari Diri Sendiri [SKDAG501]

Mengenali orang lain: suatu intelligence, mengenal diri sendiri adalah kebijakan sejati.
Menguasai orang lain adalah kekuatan, menguasai diri sendiri adalah kekuatan sejati (Loa Tzu).


Banyak hal yang kita alami sebenarnya berasal dari diri kita sendiri, tetapi seringkali kita menyatakan penyebabnya berasal dari luar atau dari orang lain. Ini semua karena manusia secara pribadi tidak mengenali dirinya sendiri. Sebenarnya dengan dapat mengenali dan menguasai diri sendiri maka kita telah memiliki kelebihan yang luar biasa dibandingkan dengan orang lain.

Untuk mengenali orang lain memang dibutuhkan intelligence untuk mendapatkan berbagai informasi terselubung mengenai orang tersebut, tetapi untuk mengenali diri sendiri, termasuk kelemahan dan kekuatan, dibutuhkan kebijakan sejati. Artinya dalam hal ini dibutuhkan suatu kesadaran diri dan kerendahan hati untuk mengakui segala kekurangan sehingga kita dapat memperbaikinya, dan juga mengetahui kekuatan sehingga kita dapat menggunakannya secara optimal untuk pengembangan diri kita sendiri dan juga bagi orang lain.

Banyak orang berpendapat juga bahwa bila kita menguasai orang lain, maka kita memiliki kekuatan atau kekuasaan yang menyebabkan orang tersebut tergantung pada kita. Hal tersebut memang benar, tetapi kekuatan sejati terwujud bila kita dapat menguasai diri kita sendiri. Pada saat kita kecewa, sedih, ataupun mau marah, kita mempu meredam semua emosi yang akan muncul tersebut. Coba anda lihat, apa yang terjadi bila anggota DPR yang terhormat tidak dapat mengendalikan emosi? Dari mulutnya keluar kata-kata kotor yang sebenarnya tidak pantas untuk diucapkan.

Bila emosi ini meledak, maka yang rugi dan hancur adalah diri kita sendiri. Jadi penguasaan diri merupakan suatu hal yang sangat penting dan merupakan suatu kekuatan sejati, setuju ?

Minggu, 10 Januari 2010

Ibu memang Luar Biasa … [SKDAG500]

Ibu yang baik memiliki tiga pasang mata, yang pertama untuk menembus tembok agar dapat melihat jawaban, yang kedua untuk melihat ke belakang tanpa menoleh dan yang terakhir untuk menatap lembut anak yang mengaku salah.


Ungkapan “Surga ada di bawah telapak kaki ibu” memang tepat karena ibu lah yang telah membentuk anaknya, tentu saja ditunjang oleh peran ayah juga dalam keluarga. Salah satu hal yang pasti tidak dapat dilakukan ayah adalah melahirkan anak, nah disini jelas bahwa peran ibu sungguh luar biasa. Ia rela mengorbankan dirinya untuk menderita demi melahirkan anaknya ke dunia; selama sembilan bulan ia pun mendapat beban tambahan di dalam tubuhnya yang mempengaruhi metabolism dan emosinya (tapi bagi seorang ibu hal ini pasti bukan merupakan beban tetapi suatu anugerah, kan?).

Setelah melahirkan, ibu pun menyusui anaknya, yang jelas juga menunjukkan kasih yang luar biasa dari seorang ibu. Ia pun menyiapkan makanan dan mendidik anaknya, nah semua inilah yang membentuk kita seperti sekarang ini.

Ibu merupakan mahluk yang super, sehingga seolah-olah ia memiliki tiga pasang mata, Mata pertama digunakan untuk membuat terobosan agar ia dapat menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapinya. Mata kedua digunakan untuk melihat ke belakang, yaitu untuk mengintrospeksi diri dengan hati segala kekurangan dan kelebihannya pada masa lalu sebagai pegangan untuk hidup sekarang dan selanjutnya. Sedangkan mata ke tiga digunakan untuk memperhatikan anak-anaknya dengan tulus, ia mengasihi, mau mengampuni, dan juga member semangat kepada anak-anaknya.

Marilah kita bersyukur atas peran ibu kita masing-masing yang telah berkorban secara luar biasa bagi kita semua. Amin !

Karakteristik Seorang Guru [SKDAG499]

Guru yang baik seperti lilin - ia menyerahkan dirinya untuk memberikan cahaya bagi murid-muridnya. Ia mengajar dari hati, bukan hanya dari buku.


Menjadi guru bukan pekerjaan yang mudah, karena menentukan masa depan anak didik kita. Segala sesuatu yang diucapkan dan dilakukan oleh guru, akan masuk ke dalam pikiran si anak, dan dia menganggapnya sebagai suatu kebenaran yang akan diterimanya bulat-bulat.

Guru yang baik harus memiliki prinsip sebagai lilin. Ia memberikan nyala dan terang bagi lingkungan di sekelilingnya padahal dirinya sendiri menjadi habis. Guru memberikan pengorbanan bagi pertumbuhan dan perkembangan muridNya.

Saat ini kelihatannya kehidupan guru belum seperti itu. Dari segi kesejahteraan relative juga masih kurang, walaupun kini pemerintah telah memberikan tunjangan bagi guru yang telah mendapat sertifikasi. Dari sisi lain pun banyak orang yang memilih profesi guru karena terpaksa; tidak ada pekerjaan lain yang didapat, maka terpaksalah ia menjadi guru. Guru seperti ini jelas tidak mengajar dengan sepenuh hati, prinsipnya hanya menyampaikan materi yang ada di buku kepada para muridnya. Dapat juga terjadi guru yang terpaksa ini malah tidak menguasai bidang ilmu yang harus diajarkannya; bila seperti ini bagaimana hasilnya?

Bila pekerjaan guru merupakan profesi yang dicintai dan disukai yang bersangkutan, pastilah ia akan menjadi guru yang luar biasa. Salah satu kebanggaan guru adalah saat melihat anak didiknya berhasil dan sukses.

Pada prinsipnya kita semua adalah guru yang mengajar dan mendidik anak dalam keluarga, orang lain yang kita bimbing agar berkembang, karena itu marilah kita menjadi guru yang seperti lilin dan mengajar dengan hati !

Jumat, 08 Januari 2010

Prinsip Belajar [SKDAG78]

Saat anda bicara, maka anda tidak belajar. Hanya pada saat anda menyimaklah, anda belajar.Konsentrasilah terhadap ke dua kuping yang terbuka dan jaga mulut tetap tertutup.

Untuk belajar kita harus berkonsentrasi / fokus terhadap hal yang sedang kita pelajari. Bila konsentrasi kita terpecah karena mendengarkan yang lain atau malakukan sesuatu, atau berbicara maka tentu saja proses belajar kita menjadi terganggu.

Jadi dalam belajar kita harus konsentrasi pada pikiran yang di dalam, atau pada ke dua kuping bila sumber belajar ada di luar diri kita. Tuhan sudah menciptakan kuping yang terbuka, sehingga untuk mendengarkan tidak perlu energi yang besar, dan jagalah agar mulut tetap tertutup. Untuk menggerakkan mulut jelas dibutuhkan energi yang lebih besar, jadi daripada buang energi dengan membuka mulut lebih baik menggunakan dua telinga untuk mendengarkan sebanyak mungkin.

Jadi untuk belajar yang baik, salah satu faktornya adalah konsentrasi atau fokus. Dengan berkonsentrasi maka segala kelemahan seperti kurang cerdas, IQ rendah, dapat diatasi, apalagi bila ditambah dengan semangat pantang menyerah dan kerajinan. Orang sukses bukan karena kepandaiannya, tetapi karena ketekunannya. Bila kita pandai tetapi kurang tekun, maka hasil yang kita peroleh tentu saja tidak maksimal, berbeda dengan orang yang tidak pandai, tetapi ia tekun, maka hasilnya ia dapat memperoleh hasil yang luar biasa, karena dengan mengetahui kelemahan diri sendiri, maka ia belajar lebih giat dibandingkan dengan orang yang lebih pandai. Pada prinsipnya bakat dan talenta saja tidak cukup, perlu ditunjang usaha yang sungguh-sungguh.

Kamis, 07 Januari 2010

Mencintai dan Memiliki [SKDAG498]

MenCINTAi seseorang tidak mesti memilikinya, tetapi bila memiliki seseorang maka kita harus menCINTAinya dengan sebaik mungkin.
Cintai yang kita miliki, tetapi tidak harus memiliki semua yang kita cintai.

Mencintai dan memiliki memang dua hal yang berbeda, tetapi banyak orang yang berpendapat salah, yaitu bila saya mencintai, maka saya harus memilikinya. Mencintai berarti kita memberikan kebebasan dan membiarkan dia untuk tumbuh dan berkembang, bukan untuk kita kendalikan, misalnya bila seorang ibu mencintai anaknya, maka ia akan memberi bimbingan agar anaknya dapat bertumbuh menjadi dewasa dan ia harus siap bila suatu saat si anak meninggalkannya karena akan kuliah atau bekerja ke tempat lain, atau juga berumah tangga dengan pasangannya.

Sangat berbahaya bila seorang ibu karena mencintai anaknya, maka ia melarang anaknya untuk bermain di luar rumah karena kotor dan berbahaya, melarang untuk jajan di luar, karena makanannya tidak sehat, selalu mengantar anaknya kemana pun ia pergi. Apa yang terjadi dengan anak tersebut ? Ia akan tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri karena selalu tergantung pada ibunya.

Demikian juga bila kita memiliki anak buah yang hebat maka pasti kita mencintainya, tetapi jelas kita tidak dapat menahan dia untuk berkembang. Karena kehebatannya itu mungkin saja suatu saat ia akan mencari pekerjaan di tempat lain yang memberikan peluang baginya untuk lebih maju dan berkembang.

Jadi mencintai itu tidak harus memiliki, tetapi semua yang telah kita miliki harus kita syukuri dengan sepenuh hati. Saya bersukur walaupun saat ini rumah saya hanya tipe 45 dan saya mencintai rumah yang bertingkat dua dengan halaman luas. Hal ini boleh saja karena dengan demikian kita pun memiliki mimpi untuk memiliki rumah yang seperti itu sehingga kita akan berusaha lebih giat, tentu saja dengan jalan yang benar dan berkenaan di hati Tuhan.

Rabu, 06 Januari 2010

Karakteristik Orang Besar [SKDAG497]

Perbedaan antara orang biasa dengan orang besar adalah kemampuan mereka untuk memilih jalan yang sulit, orang besar berani menanggung resiko (Ryuho Okawa).


Tuhan memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk menjadi orang besar atau orang yang biasa-biasa saja (mediocre). Untuk menjadi orang besar memang tidak mudah, kita perlu bekerja keras, bekerja cerdas, tidak mudah putus asa dan masih banyak syarat lainnya.

Salah satu karakteristik orang besar adalah berani menanggung resiko, maksudnya adalah resiko yang telah diperhitungkan. Ia melihat bahwa dalam setiap persoalan tetap ada peluang untuk menyelesaikannya, memang tidak mudah, karena itu ia harus berusaha. Walaupun demikian tetap ada resiko untuk gagal, dan orang besar telah memperhitungkan resiko tersebut.

Orang besar bukan orang yang nekad, yaitu orang yang ingin menang tanpa mempedulikan resiko besar yang akan dihadapinya. Orang seperti ini disebut bertipe penjudi, yang hanya mengandalkan nasib baik atau keberutungan semata.

Orang besar juga bukan seorang safety player, yang hanya ingin mencari aman saja – tidak berani mengambil resiko. Bila tidak berani mengambil resiko jelas ia tidak akan pernah berhasil, akibatnya tidak pernah menjadi orang besar.

Sabtu, 02 Januari 2010

Tuhan Yesus mengasihi kami sekeluarga …

Sejak hari Sabtu, 26 Desember kami sekeluarga, kecuali Andalan – anak terbesar – yang tidak ikut, pergi berlibur ke Bandung. Pada hari Senin pagi kami berencana pergi ke Cipanas Garut untuk berenang di kolam air panas.Saat itu kami menggunakan mobil Kijang, milik kakak ipar, beserta dengan kakak dan adik ipar serta salah satu keponakan. Jam 9.00 pagi kami berangkat dari rumah di Holis Permai langsung ke Tol melalui pintu tol Pasir Koja.
Semua perjalanan lancar, sampai kami keluar pintu tol dan baru berputar untuk menuju ke Garut / Tasik. Saat itu muncul suara yang aneh dari sebelah kanan mobil, dan kami segera berhenti di depan tukang tahu Sumedang. Apa yang terjadi? Ternyata ban kanan belakang telah kempes total. Tidak dapat dibayangkan bila kejadian tersebut terjadi pada saat kami berjalan di Tol Padaleunyi dengan kecepatan tinggi. Tuhan telah melindungi kami semua dengan caranya yang ajaib.
Ban mobil yang rusak ternyata tidak dapat diperbaiki oleh tukang tambal ban sederhana yang berada di pinggir jalan. Ban serep juga tidak dapat dibuka, karena seluruh kunci-kunci mobil dan kotak peralatan diturunkan kakak ipar di rumahnya. Tukang tambal ban juga tidak memiliki peralatan untuk membukanya. Terpaksa kami menunggu, karena kakak ipar menelpon kantornya untuk minta dikirim mobil dan menukar dengan mobil yang kami pakai. Singkat kata satu jam kemudian kami dapat melanjutkan perjalanan ke Cipanas Garut, dan sampai kembali di Bandung pada jam 21.
Keesokan harinya, Selasa tanggal 29 Desember memang telah kami rencanakan untuk pulang kembali ke Bogor. Sebelum pulang ke Bogor kami mampir dulu ke toko kue Prima Rasa untuk membeli sedikit oleh-oleh, baru setelah itu langsung berangkat ke Bogor melalui pintu Tol Pasteur.
Jam 11.05 kami telah memasuki jalan tol Cipularang, jarak ke Jakarta sejauh 124 km. Waktu itu kami semua masih dalam kondisi segar, tetapi beberapa menit kemudian sejak melewati Padalarang anak-anak, Unggul dan Anggun, mulai tertidur. Saya pun mulai menguap karena mengantuk. Setelah km 100, saya minta permen ke istri yang duduk di belakang saya. Permen memang membuat segar, tetapi hanya sesaat saja, sesudah menempuh jarak 3 km, permen di mulut habis dan mulai mengantuk lagi. Saya tahan terus dan berjanji untuk makan permen setiap 10 km.
Pada km 90 saya minta permen lagi, dan bertahan untuk menempuh jarak 5 km. Kemudian pada km 80 sebenarnya saya ingin minta istri saya, Erna, untuk menggantikan saya, tetapi waktu saya lihat dari kaca spion, ternyata dia juga sudah tertidur. Karena itu saya terus menyetir …dan tetap di jalur cepat, karena saat itu memang kendaraan tidak terlalu ramai.
Beberapa saat kemudian …. Tiba-tiba terdengar suara keras ‘BUM’, segera saya terbangun dan saya lihat saat itu banyak debu beterbangan di sebelah kanan mobil. Saya segera sadar, demikian juga dengan istri dan anak-anak, mereka sangat kaget. Sambil menyetir mobil ke jalur lambat, saya berkata :”Saya ketiduran dan menabrak tembok pembatas jalan tol yang di tengah”. Istri saya berkata :”Kita masih dilindungi Tuhan”, dan saat itu kami berada di sekitar km 75.
Di depan saya ada dua buah bis, sedangkan di belakang agak jauh saya melihat melalui spion sebuah sedan merah, tetapi kemudian sedan itu melambat (mungkin karena melihat saya menabrak sesuatu, sehingga ia menjadi lebih hati-hati). Karena jalan sepi saya tetap menjalankan mobil dan menyusul bis yang ada di depan saya. Saat itu saya bersukur, karena Tuhan Yesus telah melindungi kami sekeluarga tanpa cedera apa pun, cuma kepala istri saja yang benjol, mungkin tertabrak kaca atau pegangan tangan untuk masuk di atas pintu, selebihnya tidak ada apa-apa lagi. Saya cuma berpikir pasti mobil bagian depan hancur, karena saya melihat cukup banyak debu saat itu.
Sampai tempat peristirahatan di Km 61 pada sekitar jam 12.00, kami berhenti dan setelah saya lihat ternyata bagian kanan mobil saya (Zenia 1300 cc, tahun 2004 warna biru metallic) tetap mulus, tidak ada bekas goresan apa pun, cuma saya lihat ban bagian depan berubah menjadi putih, karena terkena debu. Saya tidak habis pikir dengan benturan yang cukup hebat yang menggoncang kami semua hingga terbangun, ternyata tidak ada luka apa pun dan juga mobil tetap mulus. Puji Tuhan, ternyata Engkau sungguh mengasihi kami sekeluarga, walaupun kami berdosa, Engkau memberi pertolongan yang luar biasa dan tepat pada waktunya.
Setelah beristirahat, sambil pijat di kursi pijat listrik selama 15 menit, sekitar jam 13.00 kami melanjutkan perjalanan kembali dan jam 14.00 kami telah sampai dengan selamat di rumah kami di Danau Bogor Raya, Bogor.
Hanya puji Syukur yang dapat kami haturkan kepada Tuhan Yesus yang telah mengutus para malaikat untuk melindungi kami sekeluarga beserta dengan kendaraan yang kami pakai. Bukan hanya sekali malahan dua kali ! Terpujiah Engkau, Allahku yang luar biasa untuk selama-lamanya. Amin !