Jumat, 31 Mei 2013

Lihat ke Depan … [SKDAG962]



Tidak apa bila saya tidak mengenal siapa kakek saya; yang lebih penting saya ingin tahu akan menjadi apa cucunya (Abraham Lincoln).

Masa lalu telah lewat dan tidak dapat kita ubah lagi. Jadi janganlah kita terpaku pada kesedihan ataupun keberhasilan di masa lalu; semuanya tinggal menjadi kenangan yang sudah berlalu. Yang penting bagi kita saat ini adalah melihat ke masa depan, yang masih terbuka dengan berbagai kemungkinan.

Kehidupan kita saat ini memang hasil dari perbuatan kita pada masa lalu, dan kehidupan mendatang ditentukan oleh tindakan kita pada masa sekarang. Jadi masa depan jelas lebih penting dan lebih berharga bagi kita karena kita masih memiliki kesempatan untuk membentuk dan mewujudkan cita-cita kita.

Karena itu pendapat Abraham Lincoln memang benar; tidak mengenal kakeknya bukan persoalan penting, karena yang lebih penting adalah mempersiapkan masa depan agar cucunya menjadi manusia yang berguna. Jadi marilah kita mempersiapkan masa depan kita mulai saat ini dengan menggunakan waktu dan tenaga untuk melakukan tindakan yang efektif.


Ungkapkan Keinginan Anda! [SKDAG961]



Banyak orang takut mengungkapkan keinginannya. Itu sebabnya mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan (Madonna).

Bila kita memiliki keinginan, maka janganlah kita menyimpannya di dalam hati kita. Tetapi kita perlu menyatakan keinginan tersebut kepada orang lain, mungkin bukan ke semua orang karena hal ini akan membingungkan mereka bahkan mungkin menyangka kita sebagai orang yang aneh. Kita perlu menyampaikannya kepada beberapa orang yang dekat dengan kita, sehingga orang tersebut dapat menjadi kontrol bagi tindakan kita.

Bila kita belum mewujudkan keinginan yang telah kita katakan, maka ia akan mengingatkan kita, dan tentu saja hal ini membuat kita bermotivasi kembali untuk mewujudkan keinginan tersebut. Sedangkan bila kita telah mewujudkannya maka ia akan memberikan selamat kepada kita; tentu saja hal ini juga memberikan dorongan untuk mewujudkan hal selanjutnya yang lebih baik lagi.

Selain itu jangan lupa juga untuk memberitahukan keinginan kita kepada Tuhan, karena Dia lah yang maha kuasa dan pemilik segala sesuatu di dunia ini. Ia akan memberikan keinginan tersebut kepada kita bila sesuai dengan kehendak-Nya. Nyatakanlah keinginan kita tersebut dalam doa kita, dan biarkan Tuhan yang menentukan waktunya, karena kita percaya bahwa rencana Tuhan akan terwujud tepat pada waktunya dan indah pada akhirnya. Amin.

Senin, 27 Mei 2013

Kecerdasan Emosi [SKDAG960]



Luangkanlah sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh dengan pendapat diri sendiri (anonim).

Salah satu faktor penentu kesuksesan seseorang adalah pengendalian emosi; hal inilah yang dikemukan oleh Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence. Orang yang memiliki IQ tinggi ternyata dalam dunia nyata tidak selalu memperoleh keberhasilan dalam pekerjaannya; yang lebih berhasil adalah orang yang memiliki EQ (Emotional Quotient) tinggi. Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri, mengenal emosi orang lain sehingga dapat mengelola emosi pribadi, memotivasi diri sendiri, membangun empati, dan menyelesaikan konflik dengan orang lain (Golleman, 1999).
Kemampuan orang yang ber-EQ tinggi adalah mampu mengendalikan perasaan (marah, cemas, dll.), mampu membaca dan memahami perasaan orang lain, mampu menunda kepuasan demi hasil yang lebih baik, dapat mengatasi emosi orang lain dengan baik sehingga dapat mengatasi konflik. Hal ini antara lain dapat dibuktikan dengan keberhasilan dalam karir, perkawinan dan juga menjadi orang tua yang baik. Ia tidak kukuh dengan pendapat diri sendiri atau tidak bersikap egois, tetapi mau menerima pendapat orang lain. Ia mau merendahkan diri untuk menerima pendapat orang lain dan juga pendapat dari diri sendiri, yaitu dengan cara melihat suatu masalah dari sudut pandang lain.
Marilah kita melatih emosi kita agar dapat menjadi manusia yang lebih baik. Amin.

Sabtu, 11 Mei 2013

Kemiskinan dan Kekayaan [SKDAG959]


Kemiskinan dan kekayaan bukanlah kejahatan, tetapi kemiskinan mudah menjadi biang kejahatan dan kekayaan dapat menjadi akar kesombongan (DAG).


Akar dari segala kejahatan bukanlah uang; uang dapat menimbulkan kekayaan daan pada saat tidak ada uang, kita menikmati kemiskinan. Uang itu, seperti pisau, cuma alat yang bersifat netral, ia dapat menjadi baik tetapi dapat juga menjadi berbahaya.

Bila kita tidak memiliki uang, sedang menderita kemiskinan, maka kita mungkin akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, karena kita membutuhkan makanan dan kebutuhan fisik lainnya. Tetapi pada saat kita memiliki banyak uang, sedang penuh dengan kekayaan, maka kita pun dapat jatuh dalam dosa, karena kita menjadi sombong, foya-foya, dan menghalalkan segala cara dengan uang yang kita miliki untuk mewujudkan kehendak kita.
Tetapi dengan kekayaan pun kita dapat melakukan berbagai hal baik yang bermanfaat bagi orang lain, misalnya membantu orang lain yang membutuhkan, dan lain-lain.

Jadi kemiskinan atau pun kekayaan dapat membuat kita jatuh dalam dosa. Yang menjadi pokok dari kejahatan bukan uang, kemiskinan atau pun kekayaan, tetapi cinta akan uang lah yang menjadi akar dari segala masalah tersebut.

Orang Bahagia [SKDAG958]



Orang yang berbahagia bukanlah orang yang hebat dalam segala hal, tetapi orang yang dapat menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan mengucap syukur.

Di dunia ini, banyak orang yang ahli dan hebat dalam satu, dua, atau beberapa bidang tertentu, tetapi tentu saja tidak ada orang yang hebat dalam segala hal yang dilakukannya. Hal ini juga yang menyebabkan manusia menjadi mahluk sosial, karena saling membutuhkan satu sama lain. Bila seseorang mengatakan bahwa ia akan bahagia bila menjadi hebat dalam segala hal, maka hal tersebut jelas tidak mungkin. Bahkan jelas orang tersebut pasti menjadi tidak bahagia, karena keinginannya pasti tidak akan tercapai.

Untuk menjadi bahagia kita perlu mensyukuri segala hal yang kita miliki dan juga atas segala masalah yang sedang kita hadapi. Dengan demikian kita tidak berpikir macam-macam, cukup berpikir dan memiliki keinginan yang sederhana, maka kita akan menjadi lebih berbahagia.
Jadi syarat untuk berbahagia adalah bersyukur dalam segala hal, baik dalam suka maupun duka, baik pada saat sehat maupun sakit, baik pada saat hidup sedang lancar maupun sedang ada tantangan. Dengan selalu berpikir positif, maka kita dapat menemukan makna positif yang bermanfaat di balik setiap keadaan yang kita hadapi.

Karena itu marilah kita bersukacita senantiasa, mengucap syukur dalam segala hal, lalu untuk semua hal tersebut hendaknya kita berdoa setiap saat.