Senin, 31 Januari 2011

Tuhan yang Utama [SKDAG683]

Tinggalkan sesuatu untuk Tuhan, tetap jangan tinggalkan Tuhan untuk sesuatu, karena dengan Tuhan kau dapat memperoleh segala sesuatu.

Manusia memang ciptaan Tuhan yang terbaik, tetapi sebaik atau sesempurna apa pun manusia, tetaplah ia merupakan ciptaan Tuhan. Tanpa campur tangan Tuhan maka tidak akan ada manusia. Jadi jelas Tuhan adalah yang utama dan pertama bagi kita semua, sehingga apa pun yang kita miliki tidak ada artinya bila kita tidak memiliki atau mengenal Tuhan. Karena itu untuk mendapatkan dan dekat dengan Tuhan, kita harus rela meninggalkan segala sesuatu, misalnya kenikmatan, kesombongan, dan lain-lain.

Tetapi seringkali yang terjadi adalah hal sebaliknya, karena manusia lebih memikirkan ego dan diri sendiri, maka banyak manusia yang melupakan Tuhan. Misalnya untuk mencari kekayaan atau kesehatan, banyak orang yang meninggalkan Tuhan, dan datang kepada kuasa kegelapan, tempat keramat, dukun, dan lain-lain.

Jangan sampai deh kita berpikir untuk meninggalkan Tuhan, karena hanya dekat dengan-Nya lah kita memiliki segalanya, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Bila semua sifat baik ini ada pada diri kita, maka rejeki pun akan datang menghampiri kita. Marilah kita mengutamakan Tuhan di atas segalanya.

Minggu, 30 Januari 2011

Akar Kejahatan [SKDAG249]

Akar segala kejahatan adalah CINTA AKAN uang. Bukan uang yang jadi sumber kejahatan tetapi rasa cinta akan uang yang dapat membuat orang korupsi, tamak, bahkan membunuh.

Banyak orang yang memiliki persepsi salah mengenai uang; ada yang menganggap uang adalah akar dari segala kejahatan. Hal ini sebenarnya tidak tepat, karena sama seperti koin yang memiliki dua sisi, uang pun demikian, ada sisi gelap tetapi ada juga sisi terang. Sisi gelap uang terjadi bila kita menggunakan uang dengan cara yang salah, misalnya digunakan untuk menyogok, membeli suara, berfoya-foya, dan lain-lain. Sedangkan sisi terang dari uang adalah ketiak kita menggunakannya untuk berbuat baik, membantu sesama yang membutuhkannya. Jadi kalau begitu apa yang menjadi masalah?

Yang menjadi masalah sebenarnya bukan uang itu sendiri, tetapi sikap kita terhadap uang. Ada orang yang membenci uang tetapi ada juga yang sangat mencintai uang. Nah ... kedua hal inilah yang menjadi masalah. Bagi orang yang cinta akan uang, maka uang menjadi tujuan hidupnya, dan ia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Benci akan uang pun dapat menjadi sumber kejahatan, karena orang seperti ini tidak senang dan iri terhadap orang kaya yang memiliki banyak uang, sehingga mungkin saja ia berbuat jahat terhadap orang-orang kaya.

Uang itu hanya alat, kita membutuhkan uang, tetapi uang jelas bukanlah segalanya. Untuk hidup normal dan tenang, tentu saja kita membutuhkan uang, tetapi kita tidak perlu mengejarnya secara berlebihan. Bila kita memiliki uang berlebih, maka hendaknya pun kita mau berbagi dengan orang-orang yang membutuhkannya. Amin …

Jumat, 28 Januari 2011

Jadilah Garam! [SKDAG682]

Banyak di antara kita yang lebih senang menjadi gudang garam daripada menjadi garam itu sendiri (Xavier Quentin Pranata).

Para ahli pemasaran, mengatakan bahwa saat ini bila kita menjual produk, maka baik langsung maupun tidak langsung, kita juga menjual jasa/layanan di dalamnya; layanan merupakan unsur yang tidak dapat terpisahkan dari produk. Tetapi ada barang yang dibeli atau dibutuhkan hanya karena keberadaan fisik atau produknya, tanpa perlu layanan macam-macam, yaitu garam. Garam sejak dulu dicari orang karena rasa asinnya dan kemampuannya untuk mengawetkan, bukan karena yang lain-lain.

Dalam kehidupan pun hendaknya kita dapat berfungsi dan menjadi seperti garam. Biarlah keberadaan kita mampu mengubah lingkungan, tanpa perlu terlihat lagi, seperti garam yang membuat sayur asam atau sop menjadi enak, tetapi garamnya sendiri sudah larut menjadi satu dan tidak kelihatan lagi. Salah satu prinsip yang tepat adalah “spend less give more”.

Banyak orang di sekeliling kita yang lebih mementingkan tampilan luar daripada kemampuan yang ada di dalam dirinya. Ada orang yang berpenampilan rapih dan perlente, agar disangka orang kaya dan terpandang, tetapi ternyata ia seorang penipu kelas kakap. Jadi marilah kita tunjukkan kemampuan dan kompetensi yang ada dalam diri kita, bukan bungkus luarnya. Jadilah garam, bukan gudangnya!

Kamis, 27 Januari 2011

Berkatalah dengan Benar! [SKDAG248]

Beranilah berkata dengan benar. Kritik yang perlu dikritik, hargai yang perlu dihargai, pujilah yang layak dipuji, dan cela yang salah tetapi dengan cara yang benar.

Peribahasa yang berbunyi ”lidah memang tidak bertulang” memang benar. Secara fisik jelas benar, karena bila lidah bertulang maka ia menjadi kaku dan membuat kita sulit untuk berkata-kata. Tetapi karena lidah begitu fleksibel, maka seringkali kita tidak dapat mengendalikan kata-kata yang keluar dari mulut, sehingga yang terjadi adalah penyesalan kemudian.

Seringkali kita berkata-kata dengan tidak sepantasnya karena kita tidak dapat mengendalikan emosi, sehingga kata-kata yang kita ucapkan tidak dipikir lagi, tetapi terucap otomatis untuk mengumbar kemarahan, kekecewaan, dan lain-lain. Di sisi lain, kita pun seringkali tidak berani untuk mengatakan yang benar, karena ada perasaan tidak enak terhadap lawan bicara kita, atau kata-kata sebaliknya yang kita keluarkan dengan tujuan untuk menyenangkan orang tersebut. Karena itu janganlah kita menjadi ”Yes-man”, tetapi marilah kita belajar untuk mengatakan yang sebenarnya, sesuai dengan fakta yang ada.

Bila ada yang tidak berjalan dengan semestinya, hendaknya kita berani mengkrikik dan mencelanya sehingga terjadi perbaikan yang bermanfaat bagi banyak orang. Demikian juga bila ada yang benar dan prestasi yang luar biasa, maka kita pun perlu berani untuk mengatakan apa adanya Pujilah yang layak dipuji dan hargai untuk berbagai hal yang perlu dihargai. Marilah kita belajar berkata benar, sesuai fakta yang terjadi.

Rabu, 26 Januari 2011

Syarat Berhasil! [SKDAG247]

Syarat untuk BERHASIL:
1. Punya tekad dan berani berkata “AKU MAU!”.
2. Bekerja keras untuk mewujudkannya.
Di atas semua itu, tetaplah memohon dan berserah pada Tuhan.

Untuk mencapai suatu keberhasilan, jelas dibutuhkan suatu pengorbanan, misalnya untuk menjadi juara dunia, seorang petinju harus mengorbankan waktu, biaya, dan keinginannya yang lain, untuk berlatih keras selama bertahun-tahun. Keberhasilan membutuhkan proses, bukan suatu peristiwa instant yang terjadi seketika.

Kerja keras memang merupakan salah satu syarat untuk mencapai keberhasilan, tetapi ternyata kerja keras, bukan yang pertama. Agar berhasil, dibutuhkan suatu niat dan tekad untuk menentukan tujuan utama yang ingin kita capai; hal ini diwujudkan dengan berani mengatakan ”Aku mau!”. Ucapkan perkataan itu kepada orang lain, sehingga kita pun tertantang untuk mewujudkannya. Tanpa niat dan tekad seperti ini, maka kerja keras saja tidak cukup untuk mencapai keberhasilan.

Jadi yang perlu kita lakukan adalah membuat persiapan, lalu menentukan jenis keberhasilan yang memang kita inginkan. Jadikan hal tersebut sebagai impian, tanamkan tekad dan niat untuk mewujudkannya, misalnya dengan melakukan visualisasi. Setelah itu kita perlu bekerja keras dan bekerja cerdas untuk mewujudkannya. Tentu saja hal ini perlu dilengkapi dengan permohonan dan penyerahan kepada Tuhan, karena Tuhanlah yang berkuasa atas semua hal tersebut.

Selasa, 25 Januari 2011

Tujuan Hidup [SKDAG681]

Tak ada hal yang memberikan ketenangan batin sebanyak yang diberikan suatu tujuan hidup yang pasti - suatu titik tempat menambatkan mata hati kita (Mary W. Shelley).

Banyak orang menjalani hidup ini tanpa tujuan yang pasti, artinya hidup ini dijalani apa adanya karena tidak ada arah yang pasti. Ada orang yang mengatakan: “Biarlah hidup ini seperti air yang mengalir!”; kelihatannya hal ini baik, karena menunjukkan manusia yang tidak macam-macam, mengikuti kondisi saja. Tetapi di sisi lain hal ini juga menunjukkan manusia yang tidak berdaya atau tidak memiliki upaya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat; pertanyaan yang dapat diajukan adalah: “Kemanakah air itu mengalir? Ke tempat yang bersih dan tenang, atau ke tempat yang kotor?”.

Tujuan hidup itu merupakan suatu kebutuhan mutlak, karena hal itu menjadi target yang ingin kita capai. Dalam perkembangannya, dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman kita, mungkin saja tujuan hidup kita berubah. Hidup kita akan mengalami ketenangan batin bila kita memiliki tujuan hidup yang pasti, karena semua sumber daya yang kita miliki akan diarahkan untuk mencapai tujuan hidup itu, bukan untuk berbagai hal yang tidak bermanfaat.

Sudahkan kita memiliki tujuan hidup yang jelas dan pasti? Bila belum tentu saja kita perlu merumuskannya dengan segera. Perumusan tujuan yang baik memiliki prinsip SMART, yaitu Specific (memiliki sasaran yang jelas dalam suatu bidang tertentu), Measurable (dapat diukur), Achievable (tujuan yang rasional, dapat dicapai), Reasonable (layak, pantas, dan masuk akal), dan Time-phased (memiliki jangka waktu tertentu).

Senin, 24 Januari 2011

Manfaat Kegagalan … [SKDAG246]

KEGAGALAN bukan akhir dari segalanya, tetapi pertanda bahwa kita harus terus belajar. KEGAGALAN merupakan hal wajar yang dialami semua orang (Paulus W).

Kita semua pasti pernah mengalami kegagalan, jadi sebenarnya kegagalan itu merupakan hal yang biasa dan lumrah, bukan hal yang aneh. Yang penting setelah itu apa yang perlu kita lakukan? Ada orang yang karena gagal menjadi putus asa dan menyerah, tidak mau mencoba atau melakukan hal tersebut lagi, tetapi ada orang lain yang menjadikan kegagalan ini sebagai batu loncatan untuk meraih keberhasilan.

Kegagalan bukan akhir hidup kita, tetapi kita malah perlu menganggapnya sebagai awal untuk melangkah ke depan, karena bila tidak mengalami kegagalan maka kita tidak mengetahui kekurangan atau kelemahan pribadi kita. Marilah kita jadikan kegagalan sebagai bahan introspeksi untuk memperbaiki diri, kita perlu belajar berbagai hal untuk mengatasi kelemahan dan ketidaktahuan kita. Dengan berbekal hal-hal baru tersebut kita dapat mencoba lagi dengan cara yang berbeda, sehingga pintu ke arah keberhasilan tetap terbuka.

Jadi janganlah putus asa bila mengalami kegagalan, tetapi jadikanlah cambuk untuk melihat kekurangan. Belajar, ubah sikap dan prilaku, serta mencoba lagi dengan cara yang berbeda, karena selalu ada peluang dan harapan untuk semua yang mau berusaha. Amin …

Sabtu, 22 Januari 2011

Pengaruh Kegagalan Terhadap Kesuksesan [SKDAG680]

Pada kenyataannya, kesuksesan mewakili 1% dari pekerjaan anda yang merupakan hasil dari 99% yang di sebut kegagalan (Soichiro Honda).


Untuk mencapai kesuksesan, bukan berarti kita tidak pernah gagal. Malah banyak kesuksesan yang diawali dengan berbagai kegagalan, misalnya Thomas Alfa Edison berhasil menemukan lampu pijar setelah puluhan kali mengalami kegagalan. Bagi Thomas, kegagalan itu harus dimaknai sebagai suatu cara yang salah untuk membuat lampu pijar, sehingga ia tidak akan mengulanginya lagi dan mencari cara lain yang baru.

Soichiro Honda juga mengatakan bahwa dari seluruh pekerjaan yang kita lakukan, kesuksesan itu hanya 1%, sedangkan 99% pekerjaan itu merupakan kegagalan. Yang penting kita terus berusaha dan tidak menyerah atas kegagalan yang kita alami. Jangan takut dan malu terhadap kegagalan yang terjadi, karena setiap orang pun pasti pernah mengalami kegagalan (bahkan sering juga …). Kemudian dibutuhkan juga kreativitas untuk mencoba berbagai cara baru agar tidak mengulangi kegagalan yang sama.

Tetapi untuk mencapai kegagalan bukan berarti kita harus gagal terlebih dulu. Dengan belajar dari pengalaman orang lain, bekerja keras, dan bekerja cerdas, maka selalu ada jalan untuk meraih kesuksesan dengan segera. Tentu saja hal ini terwujud bila kita juga mau berserah kepada Tuhan, dan menyelaraskan rencana kita dengan rencana-Nya yang indah dan terjadi tepat pada waktunya. Amin …

Jumat, 21 Januari 2011

Selalu Ada Jalan ... [SKDAG245]

Ketika sebuah pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka, tetapi seringkali kita memandang terlalu lama pada pintu yang telah tertutup sehingga pintu kebahagiaan yang terbuka tidak terlihat.

Banyak kegagalan dan penolakan yang telah kita alami, tetapi janganlah hal ini membuat kita putus asa, karena percayalah semua orang ... telah pernah mengalaminya. Tetapi banyak orang yang merasa kecewa bila harapan atau cita-citanya tidak terwujud; ia terus meratapi kegagalan tersebut padahal sebenarnya Tuhan telah menunjukkan jalan lain yang sebenarnya lebih baik.

Kita tidak perlu meratapi masa lalu, karena tidak akan dapat terulang lagi. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah menatap masa depan dengan penuh harapan. Kegagalan pada masa lalu kita jadikan batu loncatan untuk meraih keberhasilan pada masa mendatang; carilah penyebab kegagalan, dan cara untuk mengatasinya, sehingga kita tidak akan mengalami kegagalan yang sama.

Selain itu kita pun perlu bersifat fleksibel dan tidak kaku sehingga bila kita mengalami kegagalan pada satu bidang, maka kita pun masih memiliki kemampuan di beberapa bidang lain. Karena kemungkinan pada bidang itulah kita memiliki kompetensi pribadi yang luar biasa.

Kamis, 20 Januari 2011

Keteraturan vs Ketidakteraturan [SKDAG679]

Dimana ada ketidakaturan, di situlah ada cinta. Keteraturan yang sempurna itu bagaikan kuburan (Anthony de Mello).

Manakah yang lebih baik: keteraturan atau ketidakteraturan? Marilah kita tinjau satu persatu. Saat semua tidak teratur, tentu saja yang terjadi adalah kekacauan (chaos); semua pihak bertindak semaunya demi kepentingan kelompoknya sendiri. Hal ini kita rasakan pada saat euforia pasca reformasi. Masyarakat bertindak semaunya, tanpa memperhatikan hukum dan aturan lagi; maling ayam pun mereka tangkap lalu disiram bensin dan dibakar hidup-hidup.

Tetapi saat semua serba teratur dengan sempurna, mungkin dapat kita gambarkan saat jaman kekuasaan Presiden Soeharto; nah … saat itu kehidupan politik dan masyarakat menjadi statis dan apatis, karena semuanya sudah direkayasa dengan baik.

Memang ketidakteraturan tidak baik, demikian juga dengan keteraturan yang sempurna. Yang dibutuhkan adalah keteraturan yang memiliki fleksibilitas, sehingga semua pihak yang terlibat dapat menunjukkan kreativitasnya dalam berkarya. Hal ini menimbulkan cinta, sehingga ada antusiasme dalam hidup ini untuk selalu menemukan yang baru.

Marilah kita wujudkan hal tersebut dalam kehidupan kita, agar tidak kaku, artinya hanya menjalankan rutinitas dari waktu ke waktu. Tetapi tentu saja tidak bebas semua gua, karena hal ini pun membuat kita tidak punya pola untuk melakukan sesuatu. Dibutuhkan keseimbangan dalam menjalankan hidup ini. Ayo … mari kita wujudkan hidup yang tertata tetapi memiliki keindahan dan cinta!

Rabu, 19 Januari 2011

Perbaiki Kekurangan Sendiri! [SKDAG244]

Janganlah melihat kekurangan orang lain, tetapi lebih baik melihat kkurangan diri sendiri agar dapat segera diperbaiki sehingga kita semakin layak di mata Tuhan dan sesama.

Sebagai manusia kita lebih mudah melihat kekurangan orang lain daripada melihat kekurangan diri sendiri; seperti yang dikatakan pepatah ”gajah di seberang lautan kelihatan, tetapi selumbar di depan mata tidak tampak”. Cobalah Anda perlihatkan selembar kertas putih dengan lingkaran hitam di dalamnya, lalu tanyakan kepada seseorang ”Apa yang Anda lihat?”. Pada umumnya orang akan mengatakan ”Sebuah titik hitam ...”. Nah ... hal ini dapat digunakan sebagai ilustrasi bahwa seringkali kita lebih melihat sesuatu yang hitam (negatif) walaupun kecil daripada melihat yang putih (baik dan positif) meskipun lebih besar. Artinya karena perbuatan salah yang sedikit seringkali kita melupakan jasa-jasa yang telah dibuat orang itu.

Untuk itu marilah kita sekarang belajar untuk melihat orang lain dari kelebihannya yang positif, bukan dari kekurangannya, dan lihatlah kepada diri sendiri kekurangan apa yang ada pada diri kita. Setelah itu lakukan evaluasi dan tindakan perbaikan agar kekurangan tersebut dapat segera diatasi, baik di mata Tuhan maupun di hadapan sesama.

Bila kita menyadari bahwa kita seringkali tidak dapat mengendalikan emosi, sehingga sering memarahi orang lain secara kasar, maka kini kita berusaha untuk mengatasi hal tersebut, misalnya dengan jalan menarik nafas panjang bila ingin marah, atau pergi ke kamar mandi dulu untuk melepaskan kekesalan dengan memukul air (kalau memukul tembok kan yang sakit tangan kita sendiri). Bila kita merasa tidak mampu untuk mengatasi kelemahan tersebut, jangan ragu-ragu segeralah datang ke hadapan Tuhan, dan mohon agar Tuhan yang memampukan kita. Percayalah ... semua akan teratasi.

Senin, 17 Januari 2011

Lima Bahasa Kasih [SKDAG678]

Ada lima bahasa kasih, yaitu pujian, waktu yang berkualitas, hadiah, melayani, dan sentuhan. Setiap orang memiliki bahasa kasih yang unik, karena itu ketahuilah bahasa kasihnya sehingga Anda dapat memberikan yang sesuai.

Setiap manusia memang memiliki ciri khas masing-masing, baik sifat, tingkah laku, hobi, kegemaran, dan sebagainya. Artinya, apa yang saya suka, belum tentu orang lain suka. Apa yang terbaik bagi saya, belum tentu terbaik bagi orang lain. Seringkali kita memperlakukan orang lain seperti kita memperlakukan diri sendiri, artinya kita menganggap orang lain menyukai semua yang kita suka.

Jadi sebenarnya bila Anda mengasihi seseorang, maka Anda perlu memberikan kepada orang itu segala sesuatu yang dia inginkan, bukan yang Anda inginkan. Untuk itu Gary Chapman, dalam bukunya "Lima Bahasa Kasih", mengungkapkan bahwa dalam berhubungan dengan orang lain, kita perlu mengetahui jenis ‘bahasa kasih’ orang tersebut, sehingga kita dapat menjangkau hatinya.
Gary Chapman mengungkapkan bahwa ada lima hal yang biasanya menjadi "bahasa kasih" setiap orang, yaitu :
1. Kata-kata pujian. Biasanya orang ini bahagia atau merasa dikasihi jika mereka mendapatkan kata-kata positif, seperti dukungan, pujian, pengakuan dan lain-lain. Dan sangat menyakitkan bila mereka mendapatkan cacian, kata kasar, dan sebagainya.
2. Saat bersama. Kelompok ini merasa dikasihi jika orang yang mereka sayangi mau meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka, berbincang-bincang dari hati ke hati, jalan-jalan dan sebagainya.
3. Hadiah. Orang jenis ini sangat senang jika mendapat pemberian, meski yang paling sederhana sekalipun.
4. Bantuan. Orang dengan tipe bahasa kasih seperti ini sangat bahagia jika orang yang mereka sayangi mau meluangkan waktu untuk membantu mereka, meski sedang sangat sibuk.
5. Sentuhan. Kelompok ini berbahagia bila mereka mendapatkan tepukan di bahu, pelukan, gandengan tangan, dan yang sejenisnya.

Dengan mengetahui bahasa kasih pasangan kita, anak, atau siapa pun mereka, maka kita dapat membuat orang itu senang karena kita telah memberikan sesuatu yang mereka inginkan. Untuk itu marilah kita ketahui bahasa kasih rekan kita, dan berikan yang sesuai untuknya, dan kemudian kita tersenyum melihat rekan kita … berbahagia. Amin.

Minggu, 16 Januari 2011

Bantulah Orang Lain! [SKDAG243]

Anda dapat memperoleh semua yang anda inginkan dalam hidup ini jika anda membantu banyak orang lain untuk mewujudkan yang mereka inginkan (Zig Ziglar).

Manusia adalah mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita membutuhkan bantuan dari orang lain dan orang lain pun membutuhkan bantuan dari kita, karena itu kita perlu saling membantu. Tetapi untuk melakukan hal ini hendaknya janganlah kita minta dibantu dulu, tetapi marilah kita segera membantu orang orang lain terlebih dulu agar keinginan mereka terwujud. Hendaknya diri kita yang menjadi initiator untuk melakukan hal yang baik, jadi marilah kita membantu tanpa mengharapkan bantuan terlebih dulu.

Dengan membantu orang lain, maka ada dua orang yang berbahagia, yaitu orang yang telah menerima bantuan dan orang yang telah membantu. Jadi dengan membantu pun kita memiliki kebahagiaan sendiri, apalagi bila bantuan tersebut kita berikan dengan hati yang tulus.

Percayalah, bantuan kita tidak akan sia-sia; pada suatu saat nanti orang itu yang akan membantu kita saat kita membutuhkannya, kalau tidak pun pasti Tuhan mengutus orang lain untuk membantu kita. Jadi marilah kita menyingsingkan tangan untuk selalu siap membantu orang lain, dan selanjutnya serahkanlah kepada Tuhan. Pasti Dia memberikan yang terbaik untuk kita semua. Amin.

Sebagai ilustrasi nyata, marilah kita lihat kisah nyata dari seorang pelayan hotel berikut ini.

PELAYAN HOTEL

Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini memdekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam. Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?" tanya sang suami.

Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota. Semua kamar kami telah penuh," pelayan berkata. Tetapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini."

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. "Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja," kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju. Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, "Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda."

Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu, ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut. Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah disana, sebuah istana dengan batu ke-merah-an, dengan menara yang menjulang ke langit "Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola". "Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda. “Saya jamin, saya tidak," kata laki-laki tua itu,dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bagunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel. Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Pelajarannya adalah.....perlakukanlah semua orang dengan kasih, kemurahan dan hormat dan anda tidak akan gagal.

Sabtu, 15 Januari 2011

Penyebab Kegagalan [SKDAG242]

Kegagalan hidup sebanyak 90% disebabkan oleh kegagalan dalam membina hubungan baik dengan orang lain, terutama orang-orang terdekat (Les Giblin).

Memang banyak faktor yang menyebabkan kita gagal dalam menjalani kehidupan ini, tetapi menurut Les Giblin, penyebab terbesar, bahkan mencapai 90%, adalah kegagalan dalam membina hubungan baik dengan orang lain terutama orang-orang terdekat.

Membina jaringan atau relasi memang merupakan salah satu kunci keberhasilan, karena tidak mudah bagi kita untuk meraih keberhasilan sendirian; kita butuh dukungan dan bantuan dari orang lain. Terutama tentu saja dukungan dari orang-orang terdekat, karena mereka yang selalu mendoakan keberhasilan kita dan rela membantu kita semaksimal mungkin.

Karena itu janganlah kita mengalami kegagalan hidup karena memiliki hubungan yang retak dengan orang lain di sekitar kita. Untuk itu kita perlu memiliki tenggang rasa dengan sesama, memahami kehendak orang lain, serta tidak lupa untuk meminta maaf bila kita melakukan kesalahan serta memaafkan orang lain yang telah menyakiti kita. Bila kita dapat berelasi dengan orang lain berdasarkan prinsip kasih dan win-win, maka kita pasti berhasil membina hubungan yang positif.

Jumat, 14 Januari 2011

Memberi dengan Tulus! [SKDAG677]

Tidak mampu untuk memberi tidaklah salah, tetapi tidak ada hati untuk memberi itulah yang salah... (Rolinda Foenay)

Kebanyakan orang hanya mau menerima, tetapi segan atau tidak mau untuk memberi. Hal ini berlaku bukan hanya untuk uang, tetapi juga untuk informasi dan ilmu pengetahuan; banyak orang yang mengatakan “Informasi atau ilmu ini saya peroleh dengan susah payah dan biaya yang mahal, jadi tidak mungkin saya berikan secara cuma-cuma”. Ternyata memang banyak orang menghitung dulu keuntungan atau kerugin bila ia memberikan sesuatu kepada orang lain.

Bila kita tidak memiliki apa-apa, maka sebenarnya niat untuk memberi saja sudah luar biasa; tidak salah bila kita tidak memberi karena kita tidak mampu, tetapi niat untuk berbagai sudah merupakan suatu hal yang positif. Bila kita mampu, tentu saja niat saja tidak cukup, tetapi harus diwujudkan dengan tindakan memberi secara nyata. Tetapi tindakan memberi saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan ketulusan; memberi itu harus dari hati dan dengan kasih, tanpa mengharapkan imbalan apa pun serta tanpa perhitungan untung rugi.

Bila kita mulai berhitung untung rugi, maka saat itu kasih sudah mati dalam diri kita. Sudah semestinya kita memberi, karena sebenarnya kita telah banyak diberi berbagai hal oleh Tuhan; Oksigen yang kita hirup diberikan Tuhan secara gratis, coba bandingkan dengan Oksigen di RS yang harus kita bayar dengan cukup mahal per tabungnya. Belum lagi bakat, rejeki, kesehatan, orang-orang yang kita kasihi, pekerjaan dan lain-lain, semua diberikan oleh Tuhan untuk kita. Apa yang dapat kita lakukan sebagai ucapan syukur?

Kamis, 13 Januari 2011

Tentukan Reaksi yang Tepat! [SKDAG241]

Hanya 10% dari kehidupan kita ditentukan oleh kejadian yang berada di luar kendali kita, seperti bencana alam, keterlambatan pesawat dll. Tetapi 90% lagi tergantung dari tindakan dan reaksi kita sendiri, karena itu tentukanlah reaksi yang tepat.

Banyak hal yang mempengaruhi kehidupan kita pada masa mendatang, tetapi bila kita mengalami kegagalan seringkali kita meng’kambing hitam’kan kejadian yang berada di luar kendali kita. Padahal seharusnya kita bertanggungjawab atas setiap keberhasilan dan kegagalan yang kita alami, karena 90% hal tersebut sebenarnya ditentukan oleh tindakan dan reaksi kita sendiri. Kegagalan terjadi karena kita kurang mempersiapkan diri dengan baik atau karena kita menunda-nunda kesempatan yang diberikan.

Karena itu sebaiknya kita terus belajar dan mempersiapkan diri semaksimal mungkin sehingga bila ada kesempatan yang datang kita sudah siap untuk meraihnya. Tentu saja sebelumnya kita perlu memikirkan tindakan terbaik yang perlu kita lakukan serta tidak lupa untuk mempertimbangkan resiko yang akan terjadi.

Dalam mengambil keputusan dibutuhkan pengetahuan, pengalaman, serta insting juga. Serta jangan lupa berdoa untuk memohon petunjuk dari Tuhan, karena banyak hal yang berada di luar kemampuan diri kita. Memang betul semua ditentukan oleh diri kita, tetapi manusia itu memiliki berbagai keterbatasan dan kelemahan, karena itu kita perlu selalu berserah kepada-Nya. Amin.

Rabu, 12 Januari 2011

Tentukan Masa Depanmu! [SKDAG676]

Ubah nasib malang menjadi gemilang, ubah buntung menjadi untung, ubah keluh kesah menjadi decak... Semua ditentukan oleh usaha Anda sendiri dan kehendak Tuhan (DAG).

Apakah masa depan kehidupan kita tergantung dari masa lalu yang telah kita alami? Hal ini jelas tidak benar; masa lalu memang menjadi sumber belajar dan pengalaman kita, tetapi masa depan ditentukan oleh tindakan yang kita lakukan sekarang. Percuma saja masa lalu yang gemilang, bila saat ini kita hanya diam saja dan berpuas dengan masa lalu. Apa pun yang terjadi pada masa lalu, kita perlu terus belajar dan melakukan perubahan serta perbaikan untuk menatap masa depan.

Jadi janganlah menyerah terhadap keadaan, karena setiap orang memiliki potensi yang luar biasa dari Tuhan. Kita perlu mengoptimalkan semua potensi tersebut dan lakukanlah hal tersebut sekarang juga jangan menunda-nunda lagi. Bila ada kesempatan, raihlah dengan segera karena kesempatan tidak datang dua kali, tetapi untuk meraih hal tersebut kita perlu memiliki persiapan yang matang. Prestasi dapat diraih bila kesempatan bertemu dengan persiapan.

Selain itu masih ada faktor terpenting yang perlu kita ingat terus, yaitu rencana Tuhan. Kita perlu menyesuaikan rencana kita dengan rencana Tuhan, karena Tuhan memiliki rencana yang lebih indah dan lebih sempurna dibandingkan dengan rencana manusia. Jadi sebelum melaksanakan rencana kita, berserahlah kepada Tuhan dan mintalah agar Tuhan menyempurnakan rencana tersebut sesuai dengan kehendak-Nya.

Selasa, 11 Januari 2011

Belajar Dari Kesalahan [SKDAG240]

Tiap orang harus mawas diri dan selalu mengevaluasi tindakannya, yang salah dan benar. Orang yang tidak mengenal kesalahannya, tidak pernah mengenal kebaikannya (Joan Chittister).

Tidak ada orang yang selalu benar, semua orang pasti pernah berbuat kesalahan. Berbuat salah itu normal, asalkan kita mau belajar dari kesalahan tersebut dan tidak mengulanginya lagi. Kita perlu mengevaluasi setiap tindakan yang telah kita lakukan; periksalah apakah tindakan tersebut benar atau salah. Bila benar kita perlu mempelajari berbagai faktor kunci keberhasilannya, dan memikirkan bagaimana meningkatkannya lagi. Sedangkan bila salah kita perlu mencari sumber kesalahannya, dan mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut, sehingga tidak terulang kembali.

Bila ada orang yang berprinsip bahwa semua yang terjadi hanya kebetulan, maka ia tidak akan pernah maju, karena tidak pernah mau belajar. Ia hanya mengalir mengikuti air; syukur bila dibawa ke air yang jernih, tetapi akan sangat menderita bila dibawa ke air yang kotor dan beracun.

Jadi kita perlu selalu mawas diri dan mengevaluasi setiap tindakan kita; pelajari semuanya sehingga kita mendapat banyak manfaat demi kemajuan kita. Amin …

Senin, 10 Januari 2011

Manfaatkan Karunia dari Tuhan! [SKDAG675]

Anugerah dan karunia dari Tuhan perlu kita manfaatkan, terutama untuk melayani. Jika tidak dipakai maka lama-lama akan menjadi tumpul dan tidak berguna (DAG).

Tuhan sudah mempersiapkan kita untuk menjadi alat-Nya, yaitu sebagai perpanjangan tangan-Nya untuk melayani orang lain di sekitar kita. Tentu saja untuk melakukan hal tersebut, Tuhan tidak tinggal diam; Dia sudah memberikan berbagai anugerah dan karunia kepada kita sebagai bekal dan alat yang bermanfaat untuk melayani orang lain. Jadi bila kita pergi untuk bekerja bagi Tuhan, janganlah kuatir karena Ia sudah membekali kita dengan berbagai kemampuan adan kekuatan untuk melaksanakan tugas tersebut.

Misalnya bila kita memiliki suara yang bagus, maka gunakan hal tersebut untuk bernyanyi dan memuji Tuhan. Bila memiliki karunia untuk mengajar, gunakan untuk memperkenalkan Tuhan kepada orang lain. Bila memiliki karunia memimpin, gunakan untuk memimpin teman-teman sehingga pelayanan kita menjadi lebih terkoordinir baik.

Gunakan semua anugerah dan karunia dari Tuhan semaksimal mungkin, karena bila tidak digunakan maka karunia tersebut menjadi tidak berguna dan menjadi tumpul, sehingga akhirnya karunia itu hilang kembali. Mungkin … Tuhan berpendapat kalau karunia tersebut tidak berguna, maka lebih baik diambil lagi.

Minggu, 09 Januari 2011

Orang Bijaksana Mengendalikan Lidah! [SKDAG239]

Orang bijaksana berpikir tanpa bicara, orang bodoh bicara tanpa berpikir.
Bila kita emosional mungkin ada orang yang akan tersinggung, jadi kendalikanlah mulutmu.

Lidah memang tidak bertulang, sehingga dengan sangat mudah kita mengeluarkan berbagai kata-kata, baik yang positif maupun negatif. Dampaknya mungkin tidak langsung terlihat tetapi dengan berjalannya waktu ternyata ada orang yang tersanjung, tetapi di sisi lain banyak juga yang tersinggung. Lidah memang kecil dan lemah, namun dapat menimbulkan dampak yang sangat dahsyat, mampu menimbulkan permusuhan, pembunuhan, bahkan peperangan.

Ibu Teresa mengatakan “Kata-kata yang indah bisa saja singkat dan mudah diucapkan, tetapi gemanya tidak pernah berakhir…”. Memang dampak dari pujian yang tulus sangat menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Sebaliknya kata-kata yang kasar memberikan kesan yang menyakitkan dan menimbulkan sakit hati. Ingatlah bahwa mulutmu adalah harimaumu.

Sebelum kata-kata keluar dari mulut kita, sebaiknya kita pikirkan dulu dampak yang akan terjadi, sehingga bila kita anggap dapat menimbulkan dampak negatif, maka ubahlah kata-kata tersebut, atau lebih baik diam dan tidak mengucapkannya. Hal ini dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW: ” …ucapkanlah kata-kata yang baik, atau (bila tak bisa, lebih baik) diam…”

Jadi marilah kita mengendalikan lidah dengan terlebih dahulu mengendalikan emosi kita, pikirkan setiap perkataan yang akan kita ucapkan. Berikan ungkapan kasih didalamnya, sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan.

Sabtu, 08 Januari 2011

Menolong Tanpa Pamrih! [SKDAG674]

Untuk menolong, jangan tunggu kesempatan besar dan disorot banyak orang. Temukan kesempatan kecil setiap hari untuk berbuat baik tanpa perlu diperhatikan orang (Sally Koch).

Saat kita melakukan suatu tindakan, kita perlu berpikir “bagaimana nanti”, agar tidak menyesal pada masa depan. Tetapi saat kita ingin bertindak baik, misalnya menolong orang lain, yang relatif tidak memiliki resiko, maka lakukanlah tindakan tersebut dengan segera tanpa perlu berpikir terlalu lama.

Banyak orang, terutama yang terkait dengan pencitraan diri dan politik, memberikan pertolongan atau bantuan dengan pamrih, yaitu agar mereka disorot berbagai media massa, sehingga perbuatan mereka ini diketahui banyak orang, dan memberi dampak positif bagi dirinya. Misalnya partai tertentu, yang biasanya tidak pernah kedengaran aktivitasnya, tiba-tiba muncul saat memberikan bantuan pada korban bencana alam; mereka membawa berbagai spanduk besar yang menunjukkan identitasnya agar terlihat saat disorot kamera.

Ada orang-orang yang pada saat dibutuhkan tidak nampak batang hidungnya, tetapi bila ada momen yang dapat menampilkan dirinya, ia menjadi orang nomor satu. Nah hendaknya kita tidak perlu seperti orang itu. Tetapi marilah kita memberikan bantuaan tanpa perlu diketahui orang lain; apa yang diperbuat tangan kanan tidak perlu diketahui oleh tangan kiri. Yang penting kita memberi bantuan tanpa pamrih; lakukan berbagai hal yang kecil sekarang juga bila hal itu bermanfaat bagi orang lain.

Jumat, 07 Januari 2011

Pentingnya Informasi! [SKDAG673]

Mengetahui kapan seseorang dapat atau tidak dapat bertempur adalah kemenangan. Mengetahui cara menggunakan yang banyak dan yang sedikit adalah kemenangan (Sun Tzu).

Keadaan sebenarnya yang kita dapat adalah data, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah sehingga memiliki nilai tambah, berupa makna atau arti yang diperoleh; informasi ini menjadi dasar bagi pengambilan keputusan yang tepat.

Tanpa informasi, kita sulit membuat keputusan, tetapi dengan informasi yang akurat maka keputusan kita pun menjadi lebih tepat. Jadi sebelum membuat keputusan, maka sebaiknya kita mengumpulkan data dan mengolahnya menjadi informasi yang bermakna.

Hal inilah yang ditekankan oleh Sun Tzu, ahli perang jaman Tiga Kerajaan di Cina. Untuk meraih kemenangan dalam suatu pertempuran dibutuhkan banyak informasi, misalnya informasi apakah musuh dapat bertempur atau tidak, informasi mengenai penggunaan sumber daya secara tepat, tidak berkekurangan tetapi juga tidak berlebih.

Prinsip-prinsip yang diterapkan Sun Tzu pada jaman tersebut, ternyata tetap dapat berlaku dalam persaingan antar negara, atau antar perusahaan dalam bisnis. Jadi jangan remehkan informasi, karena ia merupakan salah satu dasar kemenangan kita. Amin …

Rabu, 05 Januari 2011

Tindakan, bukan Perkataan! [SKDAG238]

Orang mungkin meragukan kata-kata Anda. Tetapi mereka mempercayai tindakan yang telah Anda lakukan. Jadi ... janganlah menjadi NATO (No Action Talk Only) !

Mengucapkan kata-kata itu sangat mudah; hal ini banyak dilakukan hanya untuk menyenangkan atau membohongi orang lain. Karena itu banyak muncul istilah, seperti “janji palsu”, “memang lidah tidak bertulang”.

Untuk menjadi manusia yang bertanggungjawab, maka kita hendaknya tidak mudah berkata-kata, tetapi mudah melakukan tindakan untuk mewujudkan keinginan kita. Kita perlu belajar mengendalikan mulut dan lidah agar tidak terlalu mudah untuk mengumbar janji; kita perlu berani untuk mengatakan “tidak” terhadap berbagai hal yang memang tidak sesuai dengan diri kita atau yang memang tidak dapat kita laksanakan.

Di sisi lain, bila kita telah mengucapkan janji, maka kita perlu terus berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Memang belum tentu berhasil, tetapi tindakan yang telah kita lakukan menunjukkan tekad kita sehingga orang lain pun menjadi percaya.

Kita juga perlu menyadari bahwa sudah menjadi sifat manusia yang baru percaya dan yakin jika telah melihat buktinya. Untuk itu kiranya setiap saat kita perlu selalu siap action.

Senin, 03 Januari 2011

Yes, We Can! [SKDAG672]

Jangan takut menghadapi permasalahan hidup karena di dalam Tuhan selalu ada harapan. Dengan pertolongan-Nya kita pasti sanggup. Yes, we can (Bambang Nur).

Sebagai manusia, kita lemah, tidak berdaya, cepat putus asa saat masalah menghadang kita. Banyak orang yang mengambil jalan pintas saat tidak berdaya lagi menghadapi masalah, baik penyakit, perekonomian, maupun keluarga, misalnya dengan lari ke minuman keras, narkoba, bahkan tidak sedikit yang bunuh diri.

Lihatlah gambar di atas, orang itu adalah Oscar Pistorius¸ pemecah rekor dunia lari dan peraih 3 medali emas Olimpiade tahun 2008. Lihatlah kakinya … ternyata telah diamputasi sejak usia 11 bulan. Ia terpilih sebagai salah satu orang paling berpengaruh pada tahun 2008. Marilah kita belajar dari Oscar, yang meskipun menderita cacat, tetapi tidak pernah mengalah terhadap keadaan. Ia terus berusaha dan meraih prestasi yang terbaik.

Saat masalah menghadang hidup kita, janganlah mengandalkan kekuatan manusia, karena semuanya tidak berguna. Ilmu pengetahuan kita masih terbatas, kepandaian kita masih kurang, kekuatan kita akan habis; semua sumber daya yang ada pada diri kita memiliki keterbatasan. Memang manusia terus mengembangkannya, misalnya dengan menciptakan teknologi baru, obat-obat yang mujarab dan lain sebagainya. Tetapi semua belum cukup, karena teknologi berkembang terus, penyakit baru selalu muncul sehingga pengembangan teknologi, obat-obatan berjalan terus dan membutuhkan waktu yang relatif panjang.

Janganlah takut terhadap masalah tersebut, karena sebagai orang beriman kita memiliki Tuhan yang maha besar. Dia sanggup membantu kita untuk mengatasi semua masalah tersebut. Semua penyakit dapat disembuhkannya, mujizat dapat terjadi setiap saat, dan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Mari kita mengandalkan kekuatan Tuhan yang luar biasa pada saat kita tak berdaya. Datanglah padanya dan ajukan permohonan kita, maka sebagai Tuhan yang maha pengasih, Dia segera akan turun tangan menyelesaikan semua permasalahan yang kita hadapi. Yang perlu kita lakukan adalah berserah dan tetap percaya kepada-Nya. Bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil … Yes, we can!

Jadilah Orang Baik! [SKDAG237]

Bila ada orang berbuat jahat kepadamu, ampunilah dia agar jangan ada dua orang jahat. Orang jahat kedua adalah orang yang tidak mau mengampuni.

Hukum jaman dulu adalah ”mata balas mata, tangan balas mata”, artinya lakukan hal yang sama bila kita disakiti. Akibatnya dalam dunia ini yang terjadi adalah hukum balas dendam seperti yang sering kita lihat dalam berbagai film silat. Bila hal ini terjadi maka akhirnya musnah semua.

Mengapa orang itu menyakiti kita? Banyak alasan yang mungkin, pertama mungkin kita yang bersalah lebih dulu, kedua karena dia salah menginterpretasikan maksud kita atau tidak sengaja, dan ketiga mungkin karena ia memang jahat dan mau menyakiti kita. Jadi seringkali hanya perasaan kita yang menyatakan bahwa orang itu telah menyakiti kita, padahal kita tidak tahu alasan atau maksud dia sebenarnya. Kita perlu mengintrospeksi diri kita dan mengumpulkan informasi; jangan langsung mengumpat atau (apalagi) membalas hal yang sama pada orang itu. Bila kita membalas padahal orang itu bermaksud baik, maka jelas kita lah yang berbuat jahat padanya.

Bila memang telah terbukti bahwa orang itu menyakiti kita, maka ampunilah dia dan doakan agar dia mengalami pertobatan. Memang tidak mudah, tetapi dengan berserah pada Tuhan maka semuanya pasti dapat terjadi. Janganlah menuruti emosi untuk membalasnya karena hal itu menunjukkan kita tidak berbeda dengan dia; bila dia (kita nilai) jahat, maka sebenarnya kita pun jahat. Ubahlah hukum balas dendam menjadi hukum kasih, karena hal ini tidak membuat ada dua orang menjadi jahat!

Minggu, 02 Januari 2011

Manajemen Kehidupan [SKDAG671]

Jangan takut bahwa hidup anda akan berakhir, melainkan takutlah bahwa hidup anda tidak pernah dimulai (Cardinal Newman).

Hidup memang kita jalani hanya satu kali, karena itu kehidupan ini perlu kita jalani dengan sebaik mungkin. Saat manusia lahir, banyak orang di sekeliling kita yang tersenyum atau tertawa bahagia karena seseorang yang hebat dengan berbagai potensi telah hadir di dunia.

Tetapi setelah bayi itu bertumbuh, ternyata ia tidak tumbuh sesuai harapan, banyak potensinya yang hilang atau mati sebelum berkembang. Banyak kemungkinan yang menyebabkan hal ini terjadi, salah satu penyebab utamanya adalah karena ia tidak pernah memanfaatkan potensi tersebut. Ia tidak pernah memulai hidupnya sendiri secara nyata, karena hanya ketakutan atau kekuatiran yang ada di pikirannya.

Hidup perlu dimulai sekarang; jangan ragu untuk memulai sesuatu yang kita impikan pada saat ini juga. Bangunlah niat untuk mewujudkan impian kita, lalu segeralah bertindak untuk melaksanakannya. Jangan takut untuk memulai hidup!

Bila hidup telah kita jalani dengan baik, maka tidak ada yang perlu kita kuatirkan tentang akhir dari hidup kita, yaitu kematian. Dengan hidup baik, jujur, tidak berbuat (banyak) dosa, serta menjalankan iman agama kita dengan sungguh-sungguh, maka yakinlah pintu Surga telah terbuka untuk kita.

Bila saat lahir kita tidak membawa apa pun juga, demikian juga saat kita mati nanti; tidak ada yang dapat kita bawa dari dunia ini. Kehidupan kita menjadi sangat bernilai, bila pada saat kita meninggal nanti banyak orang di sekeliling kita yang menangis karena mereka kehilangan seseorang yang sangat bernilai bagi diri mereka.

Karena itu buatlah kehidupan kita masing-masing menjadi bernilai untuk diri sendiri dengan memanfaatkan semua potensi dan kemampuan yang telah ada pada diri kita. Selain itu tentu saja kehidupan yang kita jalani juga perlu bermanfaat untuk orang lain: keluarga, masyarakat, dan bagi semua umat manusia.

Sabtu, 01 Januari 2011

Belajar dan Praktekkan! [SKDAG236]

Jadi murid berarti selalu belajar dan mempraktekkan yang telah dipelajari karena hanya dengan demikian kamu terus belajar (David Knight).

Salah satu peran yang perlu sering kita perankan dalam kehidupan ini adalah menjadi murid, artinya kita perlu terus belajar, bukan hanya di bangku sekolah atau kuliah, tetapi setiap saat dimanapun kita berada. Janganlah segan-segan untuk belajar, karena banyak hal baru yang belum kita ketahui di sekeliling kita. Mungkin kita tidak dapat mengetahui secara mendalam mengenai semua hal, tetapi bila kita dapat menjadi ahli dalam satu bidang tertentu, maka kita merupakan manusia yang luar biasa.

Semua yang telah kita pelajari, baru merupakan konsep dalam diri kita; selanjutnya kita perlu melakukan semua yang telah kita pelajari, artinya kita mempraktekkannya dalam proses kehidupan kita. Dan jangan lupa setelah kita berhasil, maka sekarang kita dapat memerankan sebagai guru, yang bertugas untuk membagikan hasil yang telah kita pelajari kepada orang-orang lain yang belum mengetahuinya.

Sharing merupakan salah satu metoda untuk membagikan pengetahuan. Dengan berbagi (pengetahuan), maka kita tidak akan kehilangan, malahan pengetahuan kita bertambah karena saat berinteraksi dengan para murid, mereka banyak mengajukan pertanyaan yang menjadi bahan pemikiran kita atau mereka mengajukan pendapat dan pengetahuan mereka yang mungkin juga belum kita ketahui. Jadi dengan menjadi guru, kita juga sekaligus menjadi murid, karena ilmu kita terus bertambah.

Memasuki tahun 2011 ini, marilah kita terus belajar sepanjang masa, tanpa mengenal lelah ...