Selasa, 14 Oktober 2008

My Beloved

My Beloved adalah sebuah judul film Taiwan yang sangat menggugah hati kita. Film ini menceritakan kasih ibu yang sejati. Marilah kita ikuti cerita film tersebut, yang saya dapat dari salah satu milist yang saya ikuti.


Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati, sehingga si wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.

Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).

Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya. 
Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk mening-galkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.

Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria... Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi.
Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan2.

Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain.

Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?.

Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. 'Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua', kata sang ibu.

Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut. Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.

==========

Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Keba-nyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya.

Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkin-kan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. ..

Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.

Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak
mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.

Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian. Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..

Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu ............ .

==========

Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya... Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu 'Shi Sang Chi You Mama Hau' (terjemahannya 'Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik').
Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari.

Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.

Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.

Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya bulan depan. 'Apakah kamu punya uang?' tanya sang pemilik toko. 'Tidak sekarang, nanti saya akan punya', kata sang anak dengan serius.
Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2. Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya 'Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan ?'. 'Saya tidak mencuri, kakek.

Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah' kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.

Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab. 'Apakah kamu mencuri, Nak?' Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.

Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. 'Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?' kata sang ibu. Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya.

Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. 'Ia sebenarnya anak yang baik', kata salah satu tetangganya. Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya. Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon
agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya. 'Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya'. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak
tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.

Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu. 'Maafkan saya, Nak.'. 'Tidak Bu, saya yang bersalah'... ......... .. ..

===========

Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak. Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu.

Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.

===========

Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya. Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.

Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.

Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling kota, bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu 'Shi Sang Chi You Mama Hau', lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.

Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu. 'Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak' kata ibu. 'Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja lagi, Bu', kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.

Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta2 ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. 'Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu', teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata 'Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.' 'Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi', sang anak mulai menangis.

Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 'Kalau ibu sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu'. Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan 'Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini', ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.

Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemu-kan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.

Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga........ .. ..

============ 

Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan.

Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiap-kan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.

Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di depan rumah tsb, menangis 'Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi.'

Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah
terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan
semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar.

Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi
pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.

Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2 imut anaknya dalam surat itu.

Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya.

Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.

Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling2 jatuh ke bawah....... ... ..

============ 

Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi hasilnya nihil.

Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.

Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah 'Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?'

Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera menyanyikan lagu 'Shi Sang Ci You Mama Hau' dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru 'Ibu? Ini saya ibu'.

Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya, 'Apakah kamu ??..(nama anak itu)?' 'Benar bu, saya adalah anak ibu?'.
Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi ............ ... .

Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila.

============ 

Perenungkan untuk kita renungkan bersama-sama:

Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan nyawanya. Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat Ibu sudah tua :

1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.

2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.

Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ...........

Tidak diragukan lagi 'Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini'

Ingin bergabung dalam sebuah MISI MULIA ? Ada 2 tindakan yang dapat Anda
lakukan :

1. Bila Anda beruntung (Ibu Anda masih ada di dunia ini), ajaklah ia untuk keluar makan atau jalan2 MALAM INI JUGA. Jangan ditunda2. Bila Ibu Anda tinggal di tempat yang terpisah jauh dengan Anda, telponlah dia malam ini juga, just to say 'hello'. Catatlah hari ulang tahunnya, rayakan, dan bahagiakanlah dia semampu Anda... Hidangkan makanan favoritnya, dst.

2. Ajaklah teman anda sebanyak-banyaknya untuk membaca kisah ini.

Mom, my beloved. I love you Mom forever in my deep heart. I always
missing you Momâ

Kamis, 09 Oktober 2008

Milist Alumni SMA

Saya adalah alumni SMP Kesatuan, tetapi tidak melanjutkan ke SMA Kesatuan, melainkan pindah ke SMA RP. Waktu itu memang ada belasan siswa yang pindah dari Kesatuan ke RP. Beberapa alasan adalah karena di RP sekolah pagi, sedangkan Kesatuan siang. Ke dua di RP boleh gondrong, sedang waktu SMP di Kesatuan, kita sering dikejar-kejar untuk diguntingi rambutnya oleh guru.

Dengan alumni SMA RP angkatan 1977, kita memiliki milist yaitu RP77@yahoogroups.com, dan saya sudah menjadi member sejak masa awal milist tsb dibentuk. Komunikasi dengan rekan-rekan SMA berjalan lancar, sehingga seringkali kita mengadakan reuni. Padahal sebelumnya hampir 30 tahun tidak pernah ada reuni.

Sejak ada milist, maka banyak informasi yang didapat. Bila ada teman dari luar negeri yang kembali ke Indonesia, maka biasanya kita berkumpul (walaupun cuma sekitar 20 orang) untuk menyambutnya. Demikian juga kita mengumpulkan dana untuk membantu guru, atau teman yang mengalami kesulitan, tetapi juga digunakan untuk membantu rakyat kecil yang membutuhkan. Semua ini diatur oleh bendahara milis yaitu Wina.

Beberapa bulan lalu saya diajak untuk gabung dengan milist SMA Kesatuan. Selama beberapa bulan saya hanya menjadi pengamat milist tersebut (kesatuan-1977@yahoogroups.com), tetapi belum memberikan komentar, walaupun ada beberapa teman yang meminta saya segera menulis di milist tsb.

Hari ini saya baru join ke milist tsb, dan ternyata mendapat respon menarik dari teman-teman alumni SMA Kesatuan, walaupun mungkin beberapa tidak mengenal saya, karena mereka masuk Kesatuan sejak SMA, padahal saat itu saya keluar dan pindah ke RP.

Ada juga foto waktu TK di Kesatuan, dengan ibu gurunya Eva. Beberapa wajah teman waktu TK tersebut masih dapat dikenali, dan terlintas berbagai memori waktu kecil bersama dia, TK, SD, SMP, bahkan ada yang masih berhubungan sampai sekarang.

Memang masa lalu memberikan kenangan yang indah, walaupun mungkin ada beberapa kenangan yang kurang enak. Tetapi bagaimanapun juga, kita tidak boleh hanya terpaku pada kenangan masa lalu, karena kehidupan dan masa depan kita harus terus kita jalani. Marilah tetap kita melihat ke depan, dan biarkan masa lalu sebagai refleksi untuk memperbaiki diri.

Rabu, 08 Oktober 2008

Kasih Melalui Musik

Cerita yang menyentuh ini mungkin sudah pernah anda baca, karena memang sudah beredar di berbagai milist sejak beberapa tahun lalu. Tetapi tetap akan menyentuh bila anda membaca ulang.

Saya seorang mantan guru sekolah musik dari Des Moines, Iowa. Saya mendapat nafkah dengan mengajar piano selama lebih dari 30 tahun. Selama itu, saya menyadari tiap anak punya kemampuan musik yang berbeda. Tapi saya tidak pernah merasa telah menolong walaupun saya telah mengajar beberapa murid berbakat.

Walaupun begitu, saya ingin bercerita tentang murid yang "tertantang secara musik".
Contohnya adalah Robby. Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk pertama kalinya. Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki) mulai ketika
lebih muda, saya jelaskan; itu pada Robby. Tapi Robby berkata, ibunya selalu ingin mendengar dia bermain piano. Jadi saya jadikan dia murid.Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada harapan. Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama dasar yang perlu dipelajari.

Tapi dia mempelajari benar-benar tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang saya wajibkan untuk dipelajari semua murid. Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan ngeri dan terus mencoba menyemangatinya. Setiap akhir pelajaran mingguannya, dia berkata, "Ibu saya akan mendengar saya bermain pada suatu hari."

Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir. Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau menjemput Robby. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi tidak pernah turun.

Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir untuk menghubunginya, tapi karena ketidakmampuannya, mungkin dia mau les yang lain saja maka saya tidak jadi menghubunginya. Saya juga senang dia tidak datang lagi. Dia menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya!

Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid, mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan. Yang mengagetkan saya, Robby (yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa ikut pertunjukan itu.
Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang dan karena dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut. Dia katakan bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les, tapi dia tetap terus berlatih."Bu Hondrof... saya mau main!" dia memaksa.

Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main dipertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja.

Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman, dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa menutupinya dengan permainan dari saya.

Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah. Murid-murid telah berlatih dan hasilnya bagus. Lalu Robby naik ke panggung. Bajunya kusut dan rambutnya bagaikan baru dikocok. "Kenapa dia tak berpakaian seperti murid lainnya?" pikir saya. "Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya setidaknya untuk malam ini?"

Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia menyatakan bahwa dia telah memilih Mozart's Concerto #21 in C Major. Saya tidak dapat bersiap untuk mendengarnya.
Tetapi.... jarinya ringan di tuts nada, bahkan menari dengan gesit. Dia berpindah dari pianossimo ke fortissimo.. . dari allegro ke virtuoso. Akord tergantungnya yang diinginkan Mozart sangat mengagumkan!

Saya tak pernah mendengar lagu Mozart dimainkan orang seumur dia sebagus itu! Setelah enam setengah menit, dia mengakhirinya dengan crescendo besar dan semua terpaku disana dengan tepuk tangan yang meriah. Dalam air mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita.

"Saya belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana kau melakukannya? "
Melalui pengeras suara Robby menjawab, "Bu Hondorf... ingat saya berkata bahwa ibu saya sakit? Ya... Sebenarnya dia sakit kanker dan dia telah kembali ke surga pagi ini. Dan
sebenarnya.. . dia tuli sejak lahir jadi hari inilah dia pertama kali mendengar saya bermain. Saya ingin bermain secara khusus."

Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu.Ketika orang-orang dari Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke rumah duka, saya menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak, betapa hidup saya jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya.

Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya menjadi orang yang ditolong Robby. Dialah gurunya dan sayalah muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih, percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada seseorang yang tak anda ketahui mengapa. 

Peristiwa ini semakin berarti ketika, setelah bermain di Desert Storm, Robby terbunuh oleh pengeboman yang tak masuk akal oleh Alfred P. Murrah Federal Building di Oklahoma pada April 1995, ketika dilaporkan.. . dia sedang main piano.


Dan sekarang, tambahan cerita ini. Jika anda mau meneruskan cerita ini, mungkin anda berpikir, orang mana di daftar alamat yang "cocok" untuk menerima pesan ini. Orang yang mengirim e-mail ini yakin bahwa kita dapat membuat perubahan. Kita semua mempunyai ribuan kesempatan tiap hari untuk menyadari rencana Tuhan.

Banyak sekali interaksi antara dua orang memberi kita suatu pilihan: Seseorang yang mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan.

Jumat, 03 Oktober 2008

SKDAG206 sampai dengan SKDAG210

[SKDAG206]
KENDALIKAN nafsu dalam dirimu, KEMBANGKAN talenta yg TUHAN berikan.
Hal ini akan membentuk dan menghasilkan anda yg luar biasa pada masa mendatang.


Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang terbaik, karena memiliki akal / pikiran dan budi / hati nurani. Karena itu marilah kita gunakan akal dan hati kita, serta bakat / talenta yang telah Tuhan sediakan untuk mengembangkan diri agar menjadi manusia tangguh yang berguna bagi orang lain. Dengan hati juga, marilah kita mengendalikan diri untuk menghindari nafsu untuk berbuat buruk yang akan merugikan dan menutup masa depan kita. 

Mari wujudkanlah diri kita menjadi manusia luar biasa yang memiliki pikiran dan kecerdasan cemerlang serta hati yang terbuka untuk menerima kekurangan dan masukan dari berbagai pihak.


[SKDAG207]
Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudra tenang. Ia dilahirkan dari samudera yang penuh terpaan badai, gelombang dan topan. Semua menjadikannya tangguh.


Semua kepahitan, kegagalan, pengalaman yang menyakitkan pada masa lalu, merupakan ujian untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Bila kita berhasil melewati semua itu, maka kita menjadi manusia yang lebih arif, tangguh, dan penuh pengalaman. 

Janganlah kecewa dengan pengalaman pahit masa lalu, karena semua itulah yang membentuk diri anda sekarang. Bersyukurlah atas semua hal yang telah kita alami selama ini.


[SKDAG208]
Kualitas individu direfleksikan oleh standar yang diterapkan bagi dirinya sendiri dalam kehidupan (Ray Kroc). 
Jadi tentukanlah standar hidup yang sesuai dengan cita-citamu.


Masa depan ada di tangan kita sendiri. Mau jadi pemenang atau pecundang, semua kita yang menentukan, bukan orang lain. Bila kita mau jadi pemenang, maka mulai sekarang siapkanlah segala sesuatu yang anda perlukan untuk mewujudkannya.

Jalan yang termudah adalah dengan menuliskan goal anda secara spesifik, terukur, dan dapat diwujudkan dengan kerja keras. Setelah itu anda visualisasikan secara jelas dalam pikiran anda. Dengan demikian anda akan mengetahui apa yang anda butuhkan untuk menjadi ‘orang’ yang seperti itu.


[SKDAG209]
Tua bukan ditentukn usia; tua berarti orang yang tidak mau belajar lagi.
Hal terbesar dalam hidup ini adalah menjaga agar otak/pikiran kita tetap muda (Henry Ford).

Secara fisik, memang manusia ditentukan oleh faktor usia, tetapi secara non-fisik marilah kita tetap menjadi manusia ’muda’ yang selalu haus akan berbagai hal baru. Janganlah merasa pintar, tetapi tetaplah bodoh, sehingga kita akan terus belajar.

Bila kita sudah berpuas diri, maka kita sudah menjadi manusia ’tua’ yang tidak memiliki harapan dan keinginan lagi. Kita menjadi statis dan malah mungkin menjadi sombong, karena merasa sudah hebat. Jadi gunakan terus pikiran kita untuk menghasilkan berbagai hal baru yang berguna bagi sesama.


[SKDAG210]
Kebohongan tetap merupakan kebohongan walau jutaan orang menganggap itu suatu kebenaran. Perlu tekad yang kuat untuk menyatakan suatu kebenaran (Buddha).

Sepandai-pandainya manusia menutupi kebohongan, maka akhirnya akan terbongkar juga. Biasanya untuk menutupi kebohongan, orang akan membuat kebohongan baru terus menerus. Akhirnya orang lain akan melihat bahwa yang dia ungkapkan memiliki hal yang tidak masuk akal, dan akhirnya kebohongannya pun terungkap.

Seorang oknum kejaksaan agung yang menerima uang milyaran rupiah, pada awalnya mengatakan bahwa uang itu bukan suap, tetapi uang bisnis permata. Beberapa bulan kemudian saya baca di koran bahwa yang bersangkutan telah mencaput hasil BAP (Berita Acara Pemeriksaan) yang sebelumnya telah ditandatanganinya.

Bila dalam ’bicara’ saja ia sudah tidak konsisten (plin-plan), maka tentu saja kita meragukan kualitas diri dan pekerjaan yang telah dilakukannya selama ini. Memang dibutuhkan keberanian dan tekad yang luar biasa untuk mengungkapkan suatu fakta. Aa Gym berani mengungkapkan bahwa ia berpoligami. Itulah kejujuran yang telah diungkapkan Aa Gym, dan ia siap menanggung segala akibatnya. Aa Gym bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukannya. Bila ia berbohong dan menutupi kehidupan poligaminya, maka yang terjadi tentu saja akan lebih parah lagi. Beranikah kita mengungkapkan kejujuran atas tindakan diri sendiri atau atas tindakan sesama yang tidak benar ? Semoga Tuhan yang memampukan kita !

SKDAG201 sampai dengan SKDAG205

[SKDAG201]
Sukses bukan dasar kebahagiaan. Kebahagiaan dasar dari sukses.
Jika kamu mencintai pekerjaanmu, maka kamu akan sukses. Do what you love and love what you do (Albert Schweitzer).

Sukses bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi suatu perjalanan yang terus berlanjut. Bila kita telah mencapai ‘sesuatu’ sebenarnya itu bukan sukses, tetapi suatu prestasi. Bila sukses dianggap sebagai dasar kebahagiaan, maka kita segera berpuas diri dengan prestasi yang telah dicapai.

Janganlah berpuas dengan prestasi yang telah dicapai, dan selalu bersukur atas semua hal tersebut. Tetapi setelah itu bersiaplah untuk meraih sukses / prestasi yang baru, karena bila kita diam saja, maka kita segera akan tertinggal dibandingkan dengan orang lain di sekitar kita, dan kita akan terlindas oleh perubahan yang selalu terjadi setiap saat.

Dengan selalu bersukur, maka hati kita penuh sukacita dan damai sejahtera, sehingga kita memiliki semangat untuk selalu berprestasi dan mengejar sukses / prestasi selanjutnya.
Jadi kebahagiaan adalah dasar dari sukses.

Bila dilihat dengan pekerjaan yang kita lakukan, maka memang jelas kita harus mencintai pekerjaan kita. Tanpa mencintai pekerjaan rutin sehari-hari, maka kita akan bekerja dengan penuh tekanan dan tidak bahagia. Pilihlah pekerjaan yang benar-benar anda cintai, dan berprestasilah secara optimal. 


[SKDAG202]
Senyum merupakan bahasa universal, karena itu SENYUM-lah (S1) pada setiap orang.
Jadikan kebiasaan sehingga kita SELALU SENYUM (S2).
Tapi jangan S3: SELALU SENYUM SENDIRIAN.


Istilah S1, S2, dan S3 ini sering saya kemukakan di kelas, terutama waktu mengajar para mahasiswa S2 sebagai guyonan, tetapi tentu saja saya beri keterangan agar mereka tetap meraih S3 setelah selesai S2.

Senyum memang sesuatu yang istimewa, murah meriah tetapi hasilnya luar biasa. Asalkan kita mau bermurah hati untuk membagikan senyum kepada sesama, maka hati pun akan menjadi tentram dan bahagia, karena orang lain pun pasti akan membalas senyum kita. Karena itu marilah kita budayakan senyum, kan bangsa Indonesia sudah dikenal sebagai bangsa yang ramah (walau sering bertengkar dengan sesama yah).

 

[SKDAG203]
Kebahagiaan seperti tanaman; perlu disiram tiap hari dengan sikap dan tindakan memberi. Ia tumbuh saat kita membantu orang lain, dan akan layu bila kita tidak melakukannya.


Pada tingkat pertama, memang kita merasa bahagia bila kita dapat mencapai suatu prestasi, mewujudkan cita-cita, atau meraih impian. Tetapi pada tingkat yang lebih tinggi, kita pun merasa bahagia bila telah berhasil membantu orang lain untuk mewujudkan prestasi, cita-cita atau impiannya.

Agar kita terus berbahagia, maka marilah terus kita membantu orang lain, siapa pun dia, tanpa memandang suku, agama, bangsa, atau apa pun juga. Semua manusia sama di hadapan Tuhan.

Rekan saya, Fanny berkomentar, bahwa memang kebahagiaan harus kita ciptakan sendiri, jangan menunggu dari orang lain, karena bila demikian maka kita selalu memiliki ketergantungan.


[SKDAG204]
Untuk jadi PEMENANG, jangan lelah mencoba terus, punya tekad yang stabil, terus bekerja, tidak berusaha menghindar, menggunakan panca indra untuk meraih kesempatan.

Mau jadi pemenang atau pecundang, memang itu adalah pilihan kita. Tetapi bila anda ingin jadi pemenang, maka milikilah syarat-syarat tersebut di atas. Kita harus punya motivasi untuk terus maju, pantang menyerah. Bila ada ’penghambat’ maka jangan menghindar, tetapi marilah kita hadapi dengan cerdik, dan jangan sia-siakan seluruh kesempatan yang ada di depan mata, karena kesempatan tersebut mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya.

Rekan saya, Fanny mengingatkan juga bahwa untuk jadi pemenang, kita tetap membutuhkan dukungan orang sekeliling. Jadi milikilah hubungan baik dengan semua orang, karena mereka yang akan menyemangati dan mendoakan kita.

Satu hal lagi juga yang tidak boleh dilupakan adalah selalu berserah dan memohon kepadaNya, karena Dia lah yang empunya semua.


[SKDAG205]
Ubah STRESS menjadi SUKSES ! Belajarlah dari kegagalan masa lalu !
Ubah TRAGEDI menjadi KOMEDI ! Lupakan masa lalu yang pahit dan mari hadapi masa depan dengan penuh sukacita.


Tuhan menciptakan mata kita di depan, artinya kita harus selalu memandang ke masa depan, jangan terus menerus melihat ke masa lalu. Hal ini dapat diibaratkan kalau kita mengendarai mobil, maka mata kita tetap melihat ke depan, tidak terus menerus melihat ke belakang melalui kaca spion.

Pengalaman masa lalu, baik kegagalan maupun keberhasilan, memang menjadi bahan introspeksi bagi kita. Bila dulu kita pernah gagal, maka sekarang saatnya kita belajar lagi untuk meraih sukses.

Kegagalan masa lalu, sudah berlalu dan tidak usah dipermasahkan terus menerus. Masa depan masih panjang menanti peran serta kita bagi sesama dan dunia, maka marilah kita menyongsong masa depan dengan penuh harapan dan suka cita !