Permohonan maaf menunjukkan kebesaran hati kita pada sesama, tetapi harus dari dalam hati bukan di mulut saja.
Kesalahan merupakan suatu hal umum yang terus dilakukan manusia; hal ini dapat dimaklumi karena manusia memiliki berbagai keterbatasan, baik dari segi intelektual, emosi, moral, spiritual, dan lain-lain. Karena keterbatasan intelektual, banyak kesalahan yang dilakukan manusia pada saat melakukan percobaan untuk berbagai hal baru; prinsip trial and error sering dilakukan dan dari kesalahan yang terjadilah baru manusia belajar untuk mencari cara lain yang lebih baik.
Dari segi emosi, karena tidak dapat dikendalikan dengan baik, maka seringkali emosi meluap sehingga kita berkata atau bertindak salah terhadap orang lain. Demikian juga karena kelemahan dari sisi moral, maka banyak tindakan kita ternyata bertentangan dengan nilai-nilai moral yang berlaku. Hal yang sama terjadi pada sisi spiritual, karena tidak menyadari hubungan antara manusia dengan Allah maka kita seringkali melakukan kesalahan dan berbuat dosa kepadaNya.
Semua kesalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan permohonanan maaf yang tulus; tidak cukup hanya ucapan maaf yang keluar dari mulut saja, tetapi harus disertai dengan penyesalan dalam hati. Artinya permohonan maaf yang tulus perlu diserta dengan janji dan usaha bahwa saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, yaitu dengan melakukan pertobatan sejati. Kalau tidak, yang terjadi bukan tobat, tetapi ’tomat’, yaitu tobat dan kumat lagi.
Marilah kita memohon maaf kepada sesama tetapi di sisi lain, kita pun mau untuk memaafkan orang lain dengan tulus. Saling memaafkan membuat hidup kita menjadi lebih baik dan membuat dunia menjadi damai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar