Senin, 08 Maret 2010

Balas Dendam atau Memaafkan? [SKDAG101]

Anda tak dapat memaafkan ? Minta kekuatan dan serahkanlah pada Tuhan.
Jika terus menerapkan ‘mata ganti mata’ dan ‘gigi ganti gigi’, maka dunia akan dipenuhi dengan orang buta dan ompong (M. Gandhi).


Salah satu prinsip menerapkan hukum adalah prinsip ‘keadilan’, yaitu bila si korban menderita akibat perbuatan pelaku, maka pelaku harus mendapatkan hukuman yang sama dengan yang diderita si korban. Bila tangan korban terpotong, maka tangan pelaku pun harus dipotong, bila mata korban buta, maka mata si korban harus dicungkil, demikian seterusnya.

Kelihatannya prinsip ini memang adil, tetapi sebenarnya adil itu tidak perlu sama rata. Apa yang terjadi bila si pelaku juga ternyata buta dan karena kelalaiannya maka ia menyebabkan seseorang menjadi buta juga? Tidak mungkin lagi kita meminta ganti mata si korban dengan mata pelaku, karena jelas pelaku sudah buta, tidak memiliki mata lagi. Jadi banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum kita memberi hukuman pada pelaku.

Motif memberi hukuman hanya sebagai balas dendam jelas merupakan hal yang tidak benar. Karena proses balas dendam ini akan terjadi terus menerus di antara dua belah pihak yang terlibat. Akibatnya bisa runyam, mungkin dapat terjadi seperti yang dikatakan Gandhi, yaitu ‘dunia akan dipenuhi oleh orang buta dan ompong’.

Bila kita ingin menjadi manusia yang memiliki derajat lebih tinggi, alangkah baiknya bila kita mau memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Hal ini memang tidak mudah, tetapi percayalah dengan bersandar dan berserah kepada Tuhan, maka tidak ada yang mustahil bagi kita. Perlu kita sadari juga bahwa manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang terbaik; bila kita menyakiti manusia, maka secara tidak langsung kita pun menyakiti penciptanya. Biarlah ‘pembalasan’ itu menjadi hak Tuhan, sedangkan kita terus belajar untuk menerima kenyataan yang terjadi dengan ikhlas.

Tidak ada komentar: