Janganlah cemburu terhadap milik orang lain, tetapi bersyukurlah dengan apa yang sudah kita terima. Kenali talenta dan potensi yang kita miliki, lalu kembangkan sebaik-baiknya sehingga kita jadi manusia unggul. Otomatis rejeki yang akan mengejar kita.
Manusia itu dipenuhi oleh ketidakpuasan dan selalu membanding-bandingkan dengan milik atau kondisi orang lain. Banyak yang kita keluhkan, misalnya “Mengapa tinggi saya hanya 160 cm, sedangkan dia 190 cm, sehingga dapat menjadi pemain basket yang hebat?” atau “Mengapa saya lahir dari keluarga miskin, bukan dari keluarga Sultan Brunei?”, dan masih banyak lainnya.
Hal inilah yang menimbulkan pendapat bahwa rumput di rumah tetangga selalu lebih hijau daripada rumput di pekarangan kita sendiri. Padahal tetangga kita pun melihat rumput kita lebih hijau daripada rumput dia. Jadi siapa yang benar? Nah tidak usah dipermasalahkan siapa yang benar, tetapi marilah kita sadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada manusia yang sempurna 100%, tetapi tidak ada juga manusia yang tidak dapat apa-apa. Orang-orang yang cacat pun memiliki keahlian yang luar biasa, misalnya He Ah Lee, pianis autis yang hanya memiliki 4 jari tetapi dia dapat memainkan piano secara luar biasa.
Marilah kita lihat diri sendiri, periksalah apa kelebihan yang kita miliki: keunggulan fisik, emosi, bakat atau talenta yang kita miliki, sifat dan perilaku yang positif, dan masih banyak lainnya. Asahlah hal-hal yang positif ini agar menjadi keunggulan kita, kemudian atasi kelemahan-kelemahan yang kita miliki agar tidak lagi menjadi penghambat. Serta tentus saja tidak lupa untuk selalu mengucap syukur atas semua hal yang telah kita peroleh dari Tuhan. Semua hal inilah yang membuat kita menjadi manusia unggul, dan pasti rejeki menghampiri diri kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar