Empati berarti menempatkan diri pada posisi orang lain. Waktu terjadi konflik, ia akan mencari jalan keluar terbaik untuk ke dua belah pihak, tidak memaksakan pendapat atau kehendak sendiri.
Orang yang memiliki empati bukan saja seorang pendengar yang baik, tetapi juga dapat menempatkan diri pada posisi orang lain. Ia dapat memahami pikiran dan perasaan orang lain, sehingga mampu berkomunikasi atau melakukan tindakan yang tepat. Dengan memiliki rasa empati, maka kita pun dapat ber-tenggang rasa, dalam arti mau memahami tindakan seseorang. Misalnya seorang atasan yang baik dapat memahami alasan anak buahnya datang terlambat ke kantor karena pada pagi hari itu anaknya yang masih kecil menderita sakit. Sang atasan ini jelas memiliki empati, karena ia dapat memahami kepanikan orang tua bila anaknya menderita sakit.
Kemampuan berempati sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antara ke dua belah pihak, karena dapat menyelesaikannya dengan prinsi ‘win – win’. Orang yang berempati tidak memaksakan pendapat atau kehendak sendiri, tetapi ia mau memahami pendapat atau kehendak dari pihak lain, sehingga proses negosiasi memberikan hasil yang efektif.
Bila kedua belah pihak dalam negosiasi saling mempertahankan pendapat sendiri, maka tidak ada keputusan yang akan diperoleh, dan jelas hal ini merugikan bagi kedua belah pihak. Untuk itu marilah kita belajar untuk mengembangkan kemampuan ber-empati dalam diri kita, agar kita menjadi manusia yang lebih bermakna. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar