Bahagia bukan berasal dari luar, tetapi merupakan respon diri kita sendiri.
Lapangkan hati, berpikir positif, dan selalu bersyukur adalah kunci kebahagiaan (DAG).
“Kapan Anda bahagia?”
“Saya bahagia kalau sudah memiliki rumah dengan kolam renang”
“Saya bahagia sebelum saya menderita kanker seperti saat ini”
Jawaban pertama menunjukkan bahwa orang itu bahagia bila syarat (memiliki rumah dengan kolam renang) sudah terpenuhi; artinya saat ini ia belum bahagia. Sedangkan jawaban kedua menunjukkan bahwa dia bahagia dahulu, sekarang tidak lagi. Nah, kondisi ini kan sangat berbaya, karena banyak orang seperti itu sering menunda kebahagiaan dan menyesali kondisi saat ini. Selain itu kita juga melihat bahwa kebahagiaan ditentukan oleh berbagai hal dari luar, padahal kebahagiaan itu ada di dalam diri kita sendiri. Diri kita yang dapat memberi respons terhadap berbagai keadaan yang kita alami. Ada orang yang bahagia, walaupun ia setiap hari hanya makan dengan tahu atau tempe, tetapi banyak orang yang tidak bahagia walau ia dapat makan macam-macam di rumah makan manapun juga.
Agar kita bahagia, maka minimal ada tiga hal yang perlu kita perhatikan, yaitu:
1. Lapangkan hati; belajarlah untuk menerima berbagai kondisi yang mungkin kurang menyenangkan. Garam sesendok dapat membuat asin air segelas, tetapi garam satu kilogram tidak berarti apa-apa terhadap air di kolam. Marilah buka hati kita menjadi lebih luas sehingga pengalaman pahit itu tidak berarti lagi bagi hidup kita.
2. Berpikir positif; di balik setiap keadaan yang kurang menyenangkan marilah kita memetik manfaat dari hal tersebut. Bila anda tidak lulus ujian, artinya anda harus belajar lagi, sehingga menjadi lebih pintar dan lebih memahami materi tersebut. Yakinlah bahwa dalam setiap peristiwa yang kita alami, pasti ada hal positif di baliknya.
3. Selalu bersyukur; dengan memiliki kemampuan bersyukur, maka pikiran dan perasaan kita tidak dibebani dengan berbagai hal negatif. Cobalah cari hal positif yang bermakna bagi kita dalam setiap peristiwa (baik yang menyenangkan maupun yang tidak). Misalnya di contoh kejadian tidak lulus di atas, marilah kita bersyukur karena hal tersebut membuat kita lebih memahami materi tersebut dengan belajar lagi.
Marilah kita raih kebahagiaan sekarang ini, jangan menunda atau memberi syarat kepada diri sendiri. Ubahlah pikiran kita, sehingga perasaan kita pun berubah, dan menjadi bahagia. Amin …
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar