Rabu, 30 Juni 2010

Biarkan Rejeki Mengejar Kita [SKDAG587]

Mengejar rejeki adalah kesalahan, seharusnya kita menata diri agar layak dikucuri rejeki. Jadi jangan mengejar rejeki, tetapi biarlah rejeki yang mengejar kita.

Banyak orang yang bekerja mati-matian untuk mengumpulkan uang, karena menurutnya rejeki itu harus dikejar. Ia memaksa dirinya bekerja secara berlebihan, sehingga ia tidak dapat menikmati masa istirahat dan pada masa tuanya tubuhnya sudah ringkih, sehingga menjadi sakit-sakitan. Pada kondisi demikian maka semua uang dan harta yang telah dikumpulkannya sewaktu muda akan habis untuk mengobati penyakitnya. Jadi uang atau rejeki itu ternyata tidak kekal, ia hanya bersifat sementara; yang sudah kita kejar mati-matian ternyata pergi juga dalam waktu singkat.

Dengan terus menata diri dengan meningkatkan kualitas diri, baik melalui pembelajaran terus menerus, maupun dengan meningkatkan relasi dengan Tuhan, maka kita pasti dipenuhi berkat dan akan dicari orang yang membutuhkan ‘keahlian’ kita. Biarkan pasar yang mencari kita, dan kita mendapatkan kucuran rejeki dariNya. Dan setelah itu pun jangan lupa untuk selalu bersyukur padaNya atas semua yang telah kita alami dan dapatkan dariNya.

Dalam hal ini jangan lupa untuk terus berusaha karena berkatNya tidak tercurah begitu saja dari langit. Artinya pada saat ada orang yang membutuhkan ‘keahlian’ kita maka kita perlu bekerja untuk melayani kebutuhannya; dengan demikian rejeki akan datang. Tetapi kita juga jangan menjual mahal jasa yang kita berikan, sesuaikanlah dengan kondisi orang tersebut. Bila perlu malah mungkin kita melakukannya dengan gratis, karena semua yang kita miliki pun berasal dari Tuhan yang telah menyediakannya secara cuma-cuma.

Tidak ada komentar: