Terhadap sesama manusia, kita sering kecewa, tetapi percayalah Allah tidak pernah mengecewakan kita. Dia sudah mengasihi kita sejak kita masih berdosa.
Kecewa merupakan perasaan yang muncul di dalam diri kita karena keinginan atau harapan kita tidak sesuai dengan kenyataan. Ada orang tua yang mengharapkan anaknya menjadi dokter, tetapi anaknya malah memilih menjadi seniman; orang tua jelas kecewa, tetapi bila si anak kuliah di kedokteran, maka ia pun mengalami kekecewaan yang lebih berat, karena hatinya tidak ada di dunia kedokteran. Jadi kalau begitu siapa yang mengecewakan siapa? Kedua belah pihak menganggap keinginannya merupakan keinginan terbaik, yang tidak terwujud karena tindakan pihak lainnya.
Hubungan antar manusia memang kompleks; dua orang yang saling mengasihi saat ini, dapat menjadi saling menyakiti, karena keduanya saling mengecewakan. Apakah anda pernah dikecewakan orang lain? Jawabannya pasti ”Ya”, selain karena harapan kita tidak terwujud, tetapi juga karena ada manusia yang memang sifat dan tindakannya sudah mengecewakan kita, misalnya kemalasan, kebandelan, dll.
Mungkin juga kita pernah kecewa dengan Tuhan, tetapi bila kita kaji ulang, apakah benar Tuhan telah melakukan hal yang tidak berkenaan kepada diri kita, atau mungkin hal tersebut terjadi karena kelalaian kita sendiri. Kekecewaan pada Tuhan itu sesungguhnya hanya dampak dari kekecewaan kita terhadap orang lain, atau bahkan terhadap diri sendiri. Tuhan adalah Allah yang maha pengasih, Dia mengasihi kita selagi kita masih berdosa, dan kasih-Nya tidak pernah berubah walaupun (sesungguhnya) kita yang sering menyakiti-Nya.
Untuk mengatasi kekecewaan hati, marilah kita belajar bersyukur, yaitu dengan melihat hal positif dari setiap peristiwa yang terjadi. Misalnya kita kecewa saat jadwal penerbangan kita diundur karena pesawat sedang mengalami pemeriksaan. Dalam hal ini kita dapat bersyukur karena dengan pesawat diperiksa dengan lebih teliti maka penerbangan menjadi lebih aman. Betul kan? Nah itulah cara kita mengatasi kekecewaan ....
Selasa, 30 November 2010
Senin, 29 November 2010
Manajemen Cinta [SKDAG654]
Cinta bukan menemukan orang yang tepat, namun menciptakan hubungan yang benar. Bukan berapa banyak cinta yang kita miliki di awal, tapi berapa banyak cinta yang kita bangun sampai akhir (Anonim).
Cinta itu memang kompleks, karena terkait dengan hubungan antara dua manusia yang jelas memiliki perbedaan. Banyak cinta yang terpengaruh oleh emosi, sehingga saat emosi positif maka cinta berkembang, tetapi saat emosi negatif maka cinta pun melemah bahkan dapat hilang. Cinta sejati adalah cinta yang tulus, mencintai apa adanya yang tidak pudar terhadap waktu dan perubahan kondisi apa pun, tidak tergantung usia, kondisi ekonomi, dan juga emosi yang muncul sesaat.
Kita juga menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kekurangan, karena itu tidak mungkin kita mencari orang yang sempurna untuk menjadi sahabat atau pasangan hidup kita. Bukan mencari orang yang sempurna atau cocok untuk diri kita, tetapi kita yang harus menyocokkan diri dengan pasangan kita; lebih ideal lagi bila dapat saling menyocokkan diri. Nah … untuk menyocokkan diri jelas kita perlu menciptakan hubungan yang baik dan benar antar ke dua pribadi yang terlibat.
Walaupun banyak orang mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi secara logika cinta baru berkembang setelah ada relasi antara kedua belah pihak. Jadi sangat tepat bila dikatakan, tidak penting berapa banyak cinta yang kita miliki di awal, tetapi berapa banyak cinta yang dapat kita kembangkan dan kita peroleh pada akhirnya. Jadi dalam manajemen cinta, input tidak terlalu penting (bukan sama sekali tidak penting tentunya), tetapi proses dan output lebih penting, dan menjadi target yang harus dikejar untuk diwujudkan.
Cinta itu memang kompleks, karena terkait dengan hubungan antara dua manusia yang jelas memiliki perbedaan. Banyak cinta yang terpengaruh oleh emosi, sehingga saat emosi positif maka cinta berkembang, tetapi saat emosi negatif maka cinta pun melemah bahkan dapat hilang. Cinta sejati adalah cinta yang tulus, mencintai apa adanya yang tidak pudar terhadap waktu dan perubahan kondisi apa pun, tidak tergantung usia, kondisi ekonomi, dan juga emosi yang muncul sesaat.
Kita juga menyadari bahwa setiap manusia pasti memiliki kekurangan, karena itu tidak mungkin kita mencari orang yang sempurna untuk menjadi sahabat atau pasangan hidup kita. Bukan mencari orang yang sempurna atau cocok untuk diri kita, tetapi kita yang harus menyocokkan diri dengan pasangan kita; lebih ideal lagi bila dapat saling menyocokkan diri. Nah … untuk menyocokkan diri jelas kita perlu menciptakan hubungan yang baik dan benar antar ke dua pribadi yang terlibat.
Walaupun banyak orang mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi secara logika cinta baru berkembang setelah ada relasi antara kedua belah pihak. Jadi sangat tepat bila dikatakan, tidak penting berapa banyak cinta yang kita miliki di awal, tetapi berapa banyak cinta yang dapat kita kembangkan dan kita peroleh pada akhirnya. Jadi dalam manajemen cinta, input tidak terlalu penting (bukan sama sekali tidak penting tentunya), tetapi proses dan output lebih penting, dan menjadi target yang harus dikejar untuk diwujudkan.
Minggu, 28 November 2010
Jangan Meratapi Kekecewaan … [SKDAG217]
Kecewa itu manusiawi dan penting untuk mengasah empati agar tahu rasanya.
Kecewa jangan diratapi berlarut-larut, tetapi kecewa hanya untuk sekejap lalu bangkit lagi. Jangan sering-sering kecewa ya ...
Kecewa, senang, sedih, bahagia, selalu terjadi silih berganti dalam hidup ini. Sebagai manusia tentu saja kita inginnya selalu senang dan bahagia, kalau bisa tidak lagi ada rasa kecewa dan sedih. Semua hal tersebut membuat hidup kita menjadi beraroma dan memberi aneka rasa. Dalam memilih makanan pun kita tidak memilih yang tawar, tetapi ada yang manis, asin, gurih, dan lain sebagainya; tidak terus menerus satu rasa, tetapi kita pun ingin mencoba makanan dengan rasa lainnya.
Kecewa pasti kita alami dan tidak dapat kita hindari; yang perlu kita lakukan adalah bagaimana memanage kekecewaan agar memberikan manfaat, atau minimal tidak memberikan dampak negatif pada diri kita. Kekecewaan yang kita alami, membuat kita menjadi memiliki empati agar tidak melakukan hal yang sama pada orang lain, misalnya bila kita telah merasakan kekecewaan dikhianati teman dekat, maka kita pun sekarang memiliki empati untuk tidak menyakiti teman dekat kita sendiri.
Memang tidak menyenangkan bila kita mengalami kekecewaan, karena itu janganlah sering-sering dan berlama-lama kecewa. Bila kecewa, hiruplah kebahagiaan dan alihkan pikiran serta perasaan kita ke arah yang positif sehingga dapat menghilangkan kekecewaan tersebut. Lihatlah dampak positif dari setiap peristiwa yang kita alami, maka kita pun menjadi kebal terhadap kekecewaan.
Kecewa jangan diratapi berlarut-larut, tetapi kecewa hanya untuk sekejap lalu bangkit lagi. Jangan sering-sering kecewa ya ...
Kecewa, senang, sedih, bahagia, selalu terjadi silih berganti dalam hidup ini. Sebagai manusia tentu saja kita inginnya selalu senang dan bahagia, kalau bisa tidak lagi ada rasa kecewa dan sedih. Semua hal tersebut membuat hidup kita menjadi beraroma dan memberi aneka rasa. Dalam memilih makanan pun kita tidak memilih yang tawar, tetapi ada yang manis, asin, gurih, dan lain sebagainya; tidak terus menerus satu rasa, tetapi kita pun ingin mencoba makanan dengan rasa lainnya.
Kecewa pasti kita alami dan tidak dapat kita hindari; yang perlu kita lakukan adalah bagaimana memanage kekecewaan agar memberikan manfaat, atau minimal tidak memberikan dampak negatif pada diri kita. Kekecewaan yang kita alami, membuat kita menjadi memiliki empati agar tidak melakukan hal yang sama pada orang lain, misalnya bila kita telah merasakan kekecewaan dikhianati teman dekat, maka kita pun sekarang memiliki empati untuk tidak menyakiti teman dekat kita sendiri.
Memang tidak menyenangkan bila kita mengalami kekecewaan, karena itu janganlah sering-sering dan berlama-lama kecewa. Bila kecewa, hiruplah kebahagiaan dan alihkan pikiran serta perasaan kita ke arah yang positif sehingga dapat menghilangkan kekecewaan tersebut. Lihatlah dampak positif dari setiap peristiwa yang kita alami, maka kita pun menjadi kebal terhadap kekecewaan.
Jumat, 26 November 2010
Jangan Menyerah terhadap Ketakutan [SKDAG653]
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tetapi ketakutan yang membuat kita sulit. Jadi jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba (Iskandar Dachi).
Dalam kehidupan kita selalu menghadapi masalah yang juga merupakan suatu kesulitan. Jadi kesulitan atau masalah itu merupakan masalah biasa yang muncul, dan tugas kita untuk mengatasinya dengan berbagai usaha sambil berdoa mohon bimbingan Tuhan.
Kesulitan itu bukan merupakan penyebab, tetapi merupakan dampak atau akibat dari suatu tindakan atau prilaku kita. Banyak faktor yang menjadi penyebab kesulitan, misalnya ketakutan, kemalasan, ketidaksiapan dan lain-lain. Bila kita takut terhadap suatu hal tertentu, maka di dalam bawah sadar pikiran kita telah terbentuk suatu hambatan besar, dan dampaknya adalah kesulitan.
Janganlah takut terhadap kesulitan yang ada, tetapi kita perlu terus berusaha dan terus belajar untuk menyelesaikannya. Kesulitan itu membuat kita menjadi semakin hebat, semakin pintar, dan semakin kuat, karena ia merupakan suatu ujian agar kita dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi janganlah pernah berpikir atau mencoba untuk menyerah, tetapi kita perlu terus melakukan percobaan dan berbagai hal untuk menyelesaikannya.
Dalam kehidupan kita selalu menghadapi masalah yang juga merupakan suatu kesulitan. Jadi kesulitan atau masalah itu merupakan masalah biasa yang muncul, dan tugas kita untuk mengatasinya dengan berbagai usaha sambil berdoa mohon bimbingan Tuhan.
Kesulitan itu bukan merupakan penyebab, tetapi merupakan dampak atau akibat dari suatu tindakan atau prilaku kita. Banyak faktor yang menjadi penyebab kesulitan, misalnya ketakutan, kemalasan, ketidaksiapan dan lain-lain. Bila kita takut terhadap suatu hal tertentu, maka di dalam bawah sadar pikiran kita telah terbentuk suatu hambatan besar, dan dampaknya adalah kesulitan.
Janganlah takut terhadap kesulitan yang ada, tetapi kita perlu terus berusaha dan terus belajar untuk menyelesaikannya. Kesulitan itu membuat kita menjadi semakin hebat, semakin pintar, dan semakin kuat, karena ia merupakan suatu ujian agar kita dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi janganlah pernah berpikir atau mencoba untuk menyerah, tetapi kita perlu terus melakukan percobaan dan berbagai hal untuk menyelesaikannya.
Kamis, 25 November 2010
Ambil Kesempatan dengan Bijaksana! [SKDAG216]
Manfaatkan setiap kesempatan yang ada karena ia hanya datang satu kali.
Namun perhatikan keadaan sekitar, sebelum memutuskan untuk mengambil suatu tindakan.
Setiap saat kita harus mengambil keputusan untuk menentukan tindakan apa yang harus kita lakukan, misalnya keputusan yang mudah ”Hari ini saya mau pakai baju biru atau merah?”, kemudian ada juga keputusan yang menentukan masa depan, misalnya “Apakah saya perlu memutuskan hubungan dengan dia?”.
Ada juga keputusan yang terkait dengan kesempatan yang ada di hadapan kita, misalnya saat seorang teman mengajak anda untuk bekerja sama, maka anda perlu segera memutuskan apakah mau menerima kesempatan tersebut atau tidak. Tentu saja untuk membuat keputusan tersebut tidak mudah, kita perlu mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya bakat dan minat yang kita miliki terkait dengan kesempatan yang ada. Bila kita memiliki bakat, maka jangan ragu-ragu untuk segera mengambil kesempatan tersebut; kita hanya perlu mengatasi ketakutan dan keraguan yang ada di dalam diri kita. Tetapi bila kemampuan kita kurang sesuai dengan kesempatan yang ada, maka kita perlu menganalisis lebih dahulu, bila kemampuan untuk meraih kesempatan tersebut dapat kita pelajari maka ambil kesempatan yang ada dan segera tingkatkan kemampuan. Saat kita kecil kita berani mengambil kesempatan untuk belajar berjalan, walaupun dengan resiko jatuh, sakit dan terluka. Tetapi dengan latihan dan usaha terus menerus, maka kita pun dapat berjalan dengan baik.
Tetapi bila kesempatan yang ada memang terlalu beresiko, artinya walaupun kita telah berusaha maksimal tetapi kecil kemungkinan untuk mendapatkan manfaatnya, maka kita pun harus berani meninggalkan kesempatan tersebut. Kesempatan memang tidak datang dua kali, tetapi kita perlu kebijaksanaan untuk meraih kesempatan tersebut.
Namun perhatikan keadaan sekitar, sebelum memutuskan untuk mengambil suatu tindakan.
Setiap saat kita harus mengambil keputusan untuk menentukan tindakan apa yang harus kita lakukan, misalnya keputusan yang mudah ”Hari ini saya mau pakai baju biru atau merah?”, kemudian ada juga keputusan yang menentukan masa depan, misalnya “Apakah saya perlu memutuskan hubungan dengan dia?”.
Ada juga keputusan yang terkait dengan kesempatan yang ada di hadapan kita, misalnya saat seorang teman mengajak anda untuk bekerja sama, maka anda perlu segera memutuskan apakah mau menerima kesempatan tersebut atau tidak. Tentu saja untuk membuat keputusan tersebut tidak mudah, kita perlu mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya bakat dan minat yang kita miliki terkait dengan kesempatan yang ada. Bila kita memiliki bakat, maka jangan ragu-ragu untuk segera mengambil kesempatan tersebut; kita hanya perlu mengatasi ketakutan dan keraguan yang ada di dalam diri kita. Tetapi bila kemampuan kita kurang sesuai dengan kesempatan yang ada, maka kita perlu menganalisis lebih dahulu, bila kemampuan untuk meraih kesempatan tersebut dapat kita pelajari maka ambil kesempatan yang ada dan segera tingkatkan kemampuan. Saat kita kecil kita berani mengambil kesempatan untuk belajar berjalan, walaupun dengan resiko jatuh, sakit dan terluka. Tetapi dengan latihan dan usaha terus menerus, maka kita pun dapat berjalan dengan baik.
Tetapi bila kesempatan yang ada memang terlalu beresiko, artinya walaupun kita telah berusaha maksimal tetapi kecil kemungkinan untuk mendapatkan manfaatnya, maka kita pun harus berani meninggalkan kesempatan tersebut. Kesempatan memang tidak datang dua kali, tetapi kita perlu kebijaksanaan untuk meraih kesempatan tersebut.
Rabu, 24 November 2010
Dosa Menghilangkan Citra Allah [SKDAG652]
Manusia diciptakan secitra dengan Allah, tetapi seringkali kita tidak menghargainya dengan baik. Dosa mengakibatkan manusia kehilangan citra Allah (DAG).
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memang ciptaan Allah terbaik yang memiliki pikiran dan perasaan; selain itu juga manusia dibentuk secitra dengan Allah. Jadi sebenarnya manusia memiliki derajat yang paling tinggi setelah Allah sendiri, tetapi yang terjadi kita seringkali mengabaikan derajat tersebut dan dengan sengaja merendahkan diri. Manusia itu ibaratnya seperti anak raja yang tinggal di istana, dan Allah telah menyediakan segala sesuatunya: makanan enak, pakaian bagus semua tersedia bagi kita. Tetapi apa yang manusia lakukan? Ia seringkali pergi meninggalkan istana dan pergi ke tempat sampah untuk mengais sisa-sisa makanan.
Hidup kekudusan bersama Allah seringkali kita abaikan dengan jalan memilih kenikmatan duniawi yang mengakibatkan kita jatuh dalam dosa. Dosa inilah yang mengotori citra Allah pada diri kita, sehingga kita kehilangan citra Allah. Manusia berdosa lebih banyak hidup dalam nafsu untuk memuaskan dan mementingkan diri sendiri; citra dan wajah Allah jelas sudah tidak ada lagi pada dirinya, yang tersisa hanyalah berbagai hal negatif pada diri kita.
Tetapi Allah yang maha pengasih selalu memberikan kesempatan bagi manusia untuk bertobat dan kembali ke pangkuan-Nya. Sebagai manusia, marilah kita manfaatkan kesempatan emas yang sungguh indah ini untuk kembali ke pada Allah dan memulihkan citra Allah pada diri kita. Amin …
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memang ciptaan Allah terbaik yang memiliki pikiran dan perasaan; selain itu juga manusia dibentuk secitra dengan Allah. Jadi sebenarnya manusia memiliki derajat yang paling tinggi setelah Allah sendiri, tetapi yang terjadi kita seringkali mengabaikan derajat tersebut dan dengan sengaja merendahkan diri. Manusia itu ibaratnya seperti anak raja yang tinggal di istana, dan Allah telah menyediakan segala sesuatunya: makanan enak, pakaian bagus semua tersedia bagi kita. Tetapi apa yang manusia lakukan? Ia seringkali pergi meninggalkan istana dan pergi ke tempat sampah untuk mengais sisa-sisa makanan.
Hidup kekudusan bersama Allah seringkali kita abaikan dengan jalan memilih kenikmatan duniawi yang mengakibatkan kita jatuh dalam dosa. Dosa inilah yang mengotori citra Allah pada diri kita, sehingga kita kehilangan citra Allah. Manusia berdosa lebih banyak hidup dalam nafsu untuk memuaskan dan mementingkan diri sendiri; citra dan wajah Allah jelas sudah tidak ada lagi pada dirinya, yang tersisa hanyalah berbagai hal negatif pada diri kita.
Tetapi Allah yang maha pengasih selalu memberikan kesempatan bagi manusia untuk bertobat dan kembali ke pangkuan-Nya. Sebagai manusia, marilah kita manfaatkan kesempatan emas yang sungguh indah ini untuk kembali ke pada Allah dan memulihkan citra Allah pada diri kita. Amin …
Selasa, 23 November 2010
Tumbuh dan Berguna! [SKDAG215]
Hidup yang berhasil berarti BERTUMBUH. Dengan demikian kita tidak pernah menjadi TUA. Tetap menjadi orang berguna membuat kita tetap muda (anonim).
Salah satu bentuk perubahan adalah pertumbuhan. Adanya pertumbuhan menunjukkan bahwa selalu ada yang baru dan berkembang, dengan kata lain hal ini menunjukkan tidak ada yang pernah menjadi tua. Coba anda bayangkan bila pohon-pohon di sekeliling anda tidak bertumbuh lagi, tidak ada daun yang baru, tidak ada bunga dan buah; apa yang terjadi? Lama-lama pohon itu akan mati, karena semua daun rontok, bunga melayu, dan buah menjadi busuk.
Hal yang sama juga terjadi pada organisasi; setiap organisasi yang bertumbuh perlu terus melakukan regenerasi untuk membentuk pemimpin-pemimpin generasi mendatang; organisasi ini tidak pernah tua, yang menjadi tua adalah personelnya, dan mereka harus siap mundur untuk digantikan oleh generasi muda.
Bila ada pimpinan yang tidak mau turun dari posisinya menunjukkan bahwa organisasi tersebut sudah alot dan tua. Pimpinan lama seringkali sudah mengalami kejenuhan sehingga sulit melakukan inovasi baru. Bila kita telah mengalami kejenuhan, maka kita perlu mencari aktivitas baru yang menantang sehingga kita pun kembali mengalami pertumbuhan, menjadikan diri kita berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Semua hal ini menjadi kita tetap muda (dalam semangat).
Marilah kita terus bertumbuh dengan selalu melakukan inovasi, mau belajar berbagai hal baru dan menerapkannya. Selain itu kita perlu juga menjadi berguna bagi diri sendiri, orang lain, negara, atau alam semesta, sehingga semua hal ini membuat kita tetap bersemangat dan terus merasa muda. Amin ...
Salah satu bentuk perubahan adalah pertumbuhan. Adanya pertumbuhan menunjukkan bahwa selalu ada yang baru dan berkembang, dengan kata lain hal ini menunjukkan tidak ada yang pernah menjadi tua. Coba anda bayangkan bila pohon-pohon di sekeliling anda tidak bertumbuh lagi, tidak ada daun yang baru, tidak ada bunga dan buah; apa yang terjadi? Lama-lama pohon itu akan mati, karena semua daun rontok, bunga melayu, dan buah menjadi busuk.
Hal yang sama juga terjadi pada organisasi; setiap organisasi yang bertumbuh perlu terus melakukan regenerasi untuk membentuk pemimpin-pemimpin generasi mendatang; organisasi ini tidak pernah tua, yang menjadi tua adalah personelnya, dan mereka harus siap mundur untuk digantikan oleh generasi muda.
Bila ada pimpinan yang tidak mau turun dari posisinya menunjukkan bahwa organisasi tersebut sudah alot dan tua. Pimpinan lama seringkali sudah mengalami kejenuhan sehingga sulit melakukan inovasi baru. Bila kita telah mengalami kejenuhan, maka kita perlu mencari aktivitas baru yang menantang sehingga kita pun kembali mengalami pertumbuhan, menjadikan diri kita berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Semua hal ini menjadi kita tetap muda (dalam semangat).
Marilah kita terus bertumbuh dengan selalu melakukan inovasi, mau belajar berbagai hal baru dan menerapkannya. Selain itu kita perlu juga menjadi berguna bagi diri sendiri, orang lain, negara, atau alam semesta, sehingga semua hal ini membuat kita tetap bersemangat dan terus merasa muda. Amin ...
Senin, 22 November 2010
Karakteristik Waktu [SKDAG651]
Waktu itu gratis, tetapi tidak ternilai harganya. Kita tidak dapat memilikinya, tetapi dapat menggunakannya. Bila kita kehilangannya, maka kita tidak dapat memperolehnya lagi.
Banyak hal di dunia ini yang bersifat relatif, salah satunya adalah waktu. Kadang-kadang waktu itu tidak berharga sehingga kita buang-buang dengan percuma, tetapi di lain waktu ia berharga sangat mahal sehingga kita tidak mau kehilangannya. Kadang-kadang waktu kita biarkan berlalu dengan begitu cepat dan mudah tetapi seringkali juga waktu itu terasa lama sekali berjalannya.
Ada juga yang menganalogikan waktu itu dengan aliran sungai. Saat kita memegang air sungai maka kita tidak dapat menyentuh air itu lagi karena ia sudah mengalir dan berbaur dengan yang lainnya, demikian juga dengan waktu setelah kita lalui maka kita tidak dapat meraihnya kembali. Air dan waktu yang sudah mengalir telah berlalu, kita tidak dapat mengulanginya lagi, karena itu hendaknya kita memanfaatkannya dengan sebaik mungkin agar tidak menyesal pada masa mendatang.
Setiap saat waktu berlalu, saat kita bengong maka waktu telah terbuang percuma. Marilah setiap saat kita manfaatkan waktu secara produktif; pikirkanlah berbagai hal positif yang dapat berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan juga alam semesta. Sediakan waktu untuk menindaklanjuti ide dari pikiran kita tersebut agar menjadi suatu tindakan nyata. Tetapi di sisi lain kita juga membutuhkan waktu untuk beristirahat, misalnya tidur untuk menyegarkan fisik dan pikiran kita, lalu berdoa untuk memberikan kesegaran kepada rohani kita.
Banyak hal di dunia ini yang bersifat relatif, salah satunya adalah waktu. Kadang-kadang waktu itu tidak berharga sehingga kita buang-buang dengan percuma, tetapi di lain waktu ia berharga sangat mahal sehingga kita tidak mau kehilangannya. Kadang-kadang waktu kita biarkan berlalu dengan begitu cepat dan mudah tetapi seringkali juga waktu itu terasa lama sekali berjalannya.
Ada juga yang menganalogikan waktu itu dengan aliran sungai. Saat kita memegang air sungai maka kita tidak dapat menyentuh air itu lagi karena ia sudah mengalir dan berbaur dengan yang lainnya, demikian juga dengan waktu setelah kita lalui maka kita tidak dapat meraihnya kembali. Air dan waktu yang sudah mengalir telah berlalu, kita tidak dapat mengulanginya lagi, karena itu hendaknya kita memanfaatkannya dengan sebaik mungkin agar tidak menyesal pada masa mendatang.
Setiap saat waktu berlalu, saat kita bengong maka waktu telah terbuang percuma. Marilah setiap saat kita manfaatkan waktu secara produktif; pikirkanlah berbagai hal positif yang dapat berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan juga alam semesta. Sediakan waktu untuk menindaklanjuti ide dari pikiran kita tersebut agar menjadi suatu tindakan nyata. Tetapi di sisi lain kita juga membutuhkan waktu untuk beristirahat, misalnya tidur untuk menyegarkan fisik dan pikiran kita, lalu berdoa untuk memberikan kesegaran kepada rohani kita.
Minggu, 21 November 2010
Diri Sendiri yang Menentukan! [SKDAG214]
Perlu bantuan untuk sukses? Berdoalah, lalu lihat ke cermin !
Itulah orang yang dapat menolongmu untuk meraih sukses.
Percayalah pada Tuhan dan pada orang itu!
Memang banyak faktor yang menentukan kesuksesan kita, tetapi ada dua faktor yang utama yaitu Tuhan dan diri kita sendiri. Faktor luar, seperti orang lain dan lingkungan, hanyalah faktor pendukung; ada lebih baik, tetapi bila tidak ada pun tidak apa-apa. Jadi janganlah mengharapkan kesuksesan dari pihak lain, apalagi dari hal-hal yang di luar logika kita, misalnya dari tempat kramat seperti Gunung Kawi atau kekuatan gaib dari dukun dan lain sebagainya. Faktor-faktor dari luar hanya bersifat sementara dan tidak menetap.
Semangat untuk sukses harus dimulai dari dalam diri kita sendiri; tanpa motivasi internal maka semuanya hanyalah mimpi. Tentukan target yang kita ingin capai sesuai dengan kemampuan dan bakat yang kita miliki; lebih baik bila hal ini dibuat secara tertulis dengan batas waktu yang jelas. Buat perencenaan untuk mencapai target tersebut, lalu segeralah melakukan tindakan untuk mulai mewujudkannya.
Agar tetap bersemangat, maka kita pun perlu terus menyemangati diri sendiri dengan jalan berkata kepada diri sendiri. Lebih baik lagi bila kita berbicara di depan cermin, dan berikan kata-kata positif untuk diri anda yang ada di hadapan cermin tersebut! Selain itu jangan lupa untuk berdoa, berserah dan mohon petunjuk dari Tuhan agar semua rencana yang telah kita susun dapat terwujud sesuai dengan rencana-Nya. Amin …
Itulah orang yang dapat menolongmu untuk meraih sukses.
Percayalah pada Tuhan dan pada orang itu!
Memang banyak faktor yang menentukan kesuksesan kita, tetapi ada dua faktor yang utama yaitu Tuhan dan diri kita sendiri. Faktor luar, seperti orang lain dan lingkungan, hanyalah faktor pendukung; ada lebih baik, tetapi bila tidak ada pun tidak apa-apa. Jadi janganlah mengharapkan kesuksesan dari pihak lain, apalagi dari hal-hal yang di luar logika kita, misalnya dari tempat kramat seperti Gunung Kawi atau kekuatan gaib dari dukun dan lain sebagainya. Faktor-faktor dari luar hanya bersifat sementara dan tidak menetap.
Semangat untuk sukses harus dimulai dari dalam diri kita sendiri; tanpa motivasi internal maka semuanya hanyalah mimpi. Tentukan target yang kita ingin capai sesuai dengan kemampuan dan bakat yang kita miliki; lebih baik bila hal ini dibuat secara tertulis dengan batas waktu yang jelas. Buat perencenaan untuk mencapai target tersebut, lalu segeralah melakukan tindakan untuk mulai mewujudkannya.
Agar tetap bersemangat, maka kita pun perlu terus menyemangati diri sendiri dengan jalan berkata kepada diri sendiri. Lebih baik lagi bila kita berbicara di depan cermin, dan berikan kata-kata positif untuk diri anda yang ada di hadapan cermin tersebut! Selain itu jangan lupa untuk berdoa, berserah dan mohon petunjuk dari Tuhan agar semua rencana yang telah kita susun dapat terwujud sesuai dengan rencana-Nya. Amin …
Sabtu, 20 November 2010
Sikap Bijaksana [SKDAG213]
Sikap adalah yang dilakukan, bukan yang dipikirkan, dirasakan atau dipercayai.
Orang bijaksana membuat lebih banyak kesempatan daripada yang sudah ditemukan.
Orang yang hidup baik berarti cukup belajar.
Banyak orang mengatakan bahwa semua yang kita pikirkan, rasakan dan percayai pasti akan terwujud. Hal tersebut memang benar, tetapi semuanya harus diimbangi dengan tindakan atau action. Bila kita melakukan semua yang kita inginkan maka hal tersebut akan menjadi sikap bagi diri kita. Sikap dihasilkan dari suatu action, yang tidak cukup hanya merupakan konsep dalam kepala dan hati kita.
Atas setiap penemuan yang telah dihasilkan seseorang, maka biasanya banyak orang yang mengganggap hal itu biasa dan mudah. Padahal kita tahu untuk menemukan sesuatu, kita perlu bekerja keras, pantang menyerah untuk mencoba, dan terus belajar dari setiap kegagalan yang telah kita lakukan. Untuk menjadi orang bijaksana, kita perlu menghargai setiap jerih payah yang menghasilkan suatu penemuan dan juga membuat lebih banyak kesempatan untuk menemukan berbagai hal baru berikutnya.
Untuk menjadi orang yang baik kita perlu untuk terus belajar dan belajar; memperbaiki setiap kesalahan yang telah kita lakukan dan belajar bagaimana mengatasi hal tersebut. Dengan belajar dan berusaha maka tingkat kehidupan kita secara ekonomis menjadi lebih baik; dengan belajar bersyukur maka kita menikmati bahwa hidup ini penuh keindahan. Marilah kita belajar dan menjadi baik serta bijaksana …
Orang bijaksana membuat lebih banyak kesempatan daripada yang sudah ditemukan.
Orang yang hidup baik berarti cukup belajar.
Banyak orang mengatakan bahwa semua yang kita pikirkan, rasakan dan percayai pasti akan terwujud. Hal tersebut memang benar, tetapi semuanya harus diimbangi dengan tindakan atau action. Bila kita melakukan semua yang kita inginkan maka hal tersebut akan menjadi sikap bagi diri kita. Sikap dihasilkan dari suatu action, yang tidak cukup hanya merupakan konsep dalam kepala dan hati kita.
Atas setiap penemuan yang telah dihasilkan seseorang, maka biasanya banyak orang yang mengganggap hal itu biasa dan mudah. Padahal kita tahu untuk menemukan sesuatu, kita perlu bekerja keras, pantang menyerah untuk mencoba, dan terus belajar dari setiap kegagalan yang telah kita lakukan. Untuk menjadi orang bijaksana, kita perlu menghargai setiap jerih payah yang menghasilkan suatu penemuan dan juga membuat lebih banyak kesempatan untuk menemukan berbagai hal baru berikutnya.
Untuk menjadi orang yang baik kita perlu untuk terus belajar dan belajar; memperbaiki setiap kesalahan yang telah kita lakukan dan belajar bagaimana mengatasi hal tersebut. Dengan belajar dan berusaha maka tingkat kehidupan kita secara ekonomis menjadi lebih baik; dengan belajar bersyukur maka kita menikmati bahwa hidup ini penuh keindahan. Marilah kita belajar dan menjadi baik serta bijaksana …
Jumat, 19 November 2010
Kesan lebih penting … [SKDAG650]
Peristiwanya tidaklah penting, yang paling penting adalah cara kita memandang peristiwa tersebut (I Ching).
Seringkali kita gembira atas peristiwa yang menyenangkan, tetapi di saat lain kita sedih atau kecewa terhadap peristiwa yang lain. Sebenarnya peristiwa tersebut bersifat netral, yang menimbulkan perasaan positif atau negatif itu adalah kesan yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Misalnya waktu anda sedang mengendarai mobil, kemudian ada mobil lain yang mendahului dan langsung memotong, bagaimanakah perasaan anda? Bila anda berpikir “kurang ajar orang itu”, maka anda menjadi marah dan mungkin anda segera memacu kendaraan untuk menyusul kembali mobil tersebut. Tetapi bila kita berpikir “mungkin orang itu sedang sakit perut atau mau mengantar saudaranya ke rumah sakit”, maka anda tidak bereaksi apa-apa dan membiarkan mobil itu berlalu.
Dampak lain dari hal ini adalah kita dapat mengendalikan diri, karena perasaan kita tidak dikendalikan lagi oleh peristiwa yang terjadi, tetapi biarlah kita yang memberi kesan positif terhadap setiap peristiwa tersebut. Hal ini membuat perasaan kita menjadi selalu bahagia dan penuh sukacita.
Bagaimana kesan anda terhadap gambar di atas? Anak yang kurang ajar atau lucu; semua ditentukan oleh kesan yang kita olah …
Seringkali kita gembira atas peristiwa yang menyenangkan, tetapi di saat lain kita sedih atau kecewa terhadap peristiwa yang lain. Sebenarnya peristiwa tersebut bersifat netral, yang menimbulkan perasaan positif atau negatif itu adalah kesan yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Misalnya waktu anda sedang mengendarai mobil, kemudian ada mobil lain yang mendahului dan langsung memotong, bagaimanakah perasaan anda? Bila anda berpikir “kurang ajar orang itu”, maka anda menjadi marah dan mungkin anda segera memacu kendaraan untuk menyusul kembali mobil tersebut. Tetapi bila kita berpikir “mungkin orang itu sedang sakit perut atau mau mengantar saudaranya ke rumah sakit”, maka anda tidak bereaksi apa-apa dan membiarkan mobil itu berlalu.
Dampak lain dari hal ini adalah kita dapat mengendalikan diri, karena perasaan kita tidak dikendalikan lagi oleh peristiwa yang terjadi, tetapi biarlah kita yang memberi kesan positif terhadap setiap peristiwa tersebut. Hal ini membuat perasaan kita menjadi selalu bahagia dan penuh sukacita.
Bagaimana kesan anda terhadap gambar di atas? Anak yang kurang ajar atau lucu; semua ditentukan oleh kesan yang kita olah …
Kamis, 18 November 2010
Kesalahan Berbeda dengan Kebenaran [SKDAG212]
Sebuah kesalahan tidak akan menjadi kebenaran sesering apa pun dilakukan. Sebuah kebenaran tidak akan menjadi kesalahan, meski tidak ada yang pernah mendengar (M.Gandhi).
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita melihat hal yang salah menjadi suatu kebenaran, sedangkan yang benar menjadi salah. Hal ini terjadi karena adanya rekayasa oleh pihak tertentu, misalnya yang terjadi dalam dunia hukum dan politik di Indonesia; semuanya ditentukan oleh pihak yang berkuasa. Tetapi semua ini merupakan hal yang tidak baik dan tidak boleh terjadi, karena kesalahan tetap merupakan kesalahan dan kebenaran tetap merupakan kebenaran; tidak mungkin kesalahan berubah menjadi kebenaran, dan sebaliknya.
Gandhi mengatakan bahwa kesalahan tidak akan menjadi kebenaran sesering apa pun dilakukan. Bila sering dilakukan, maka kesalahan tersebut menjadi suatu kebiasaan dan mungkin dilakukan oleh lebih banyak orang, tetapi hal tersebut tetap salah dan bukan merupakan suatu kebenaran. Misalnya beberapa tahun yang lalu setelah terjadi reformasi, kita sering mendengar bila ada penjahat yang tertangkap maka masyarakat segera membakarnya. Karena disiarkan oleh media massa, maka hal ini menjadi contoh negatif dan dilakukan di berbagai tempat. Walau hal ini sering dilakukan, jelas tetap merupakan kesalahan, karena hal ini melanggar hukum, keadilan, dan kemanusiaan.
Sebaliknya sebuah kebenaran tidak akan menjadi kesalahan, meski tidak ada yang pernah mendengar . Misalnya ada orang yang telah menjadi narapidana bertahun-tahun karena disangka telah melakukan pembunuhan, tetapi akhirnya diketahui bahwa yang melakukan pembunuhan bukan orang tersebut. Hal ini terjadi karena terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan di pengadilan, tetapi kebenaran tetaplah merupakan suatu kebenaran walaupun baru terungkap setelah sekian tahun dan selama itu tidak ada yang mempercayainya.
Janganlah mencari kebenaran palsu di dunia yang penuh rekayasa ini, tetapi marilah kita cari kebenaran sejati dari Tuhan, karena Dia-lah sumber kebenaran. Ikutilah berbagai petunjuk-Nya yang antara lain terdapat dalam Kitab Suci kita, dan juga dengarkanlah suara Tuhan yang ada di dalam hati kita ...
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita melihat hal yang salah menjadi suatu kebenaran, sedangkan yang benar menjadi salah. Hal ini terjadi karena adanya rekayasa oleh pihak tertentu, misalnya yang terjadi dalam dunia hukum dan politik di Indonesia; semuanya ditentukan oleh pihak yang berkuasa. Tetapi semua ini merupakan hal yang tidak baik dan tidak boleh terjadi, karena kesalahan tetap merupakan kesalahan dan kebenaran tetap merupakan kebenaran; tidak mungkin kesalahan berubah menjadi kebenaran, dan sebaliknya.
Gandhi mengatakan bahwa kesalahan tidak akan menjadi kebenaran sesering apa pun dilakukan. Bila sering dilakukan, maka kesalahan tersebut menjadi suatu kebiasaan dan mungkin dilakukan oleh lebih banyak orang, tetapi hal tersebut tetap salah dan bukan merupakan suatu kebenaran. Misalnya beberapa tahun yang lalu setelah terjadi reformasi, kita sering mendengar bila ada penjahat yang tertangkap maka masyarakat segera membakarnya. Karena disiarkan oleh media massa, maka hal ini menjadi contoh negatif dan dilakukan di berbagai tempat. Walau hal ini sering dilakukan, jelas tetap merupakan kesalahan, karena hal ini melanggar hukum, keadilan, dan kemanusiaan.
Sebaliknya sebuah kebenaran tidak akan menjadi kesalahan, meski tidak ada yang pernah mendengar . Misalnya ada orang yang telah menjadi narapidana bertahun-tahun karena disangka telah melakukan pembunuhan, tetapi akhirnya diketahui bahwa yang melakukan pembunuhan bukan orang tersebut. Hal ini terjadi karena terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan di pengadilan, tetapi kebenaran tetaplah merupakan suatu kebenaran walaupun baru terungkap setelah sekian tahun dan selama itu tidak ada yang mempercayainya.
Janganlah mencari kebenaran palsu di dunia yang penuh rekayasa ini, tetapi marilah kita cari kebenaran sejati dari Tuhan, karena Dia-lah sumber kebenaran. Ikutilah berbagai petunjuk-Nya yang antara lain terdapat dalam Kitab Suci kita, dan juga dengarkanlah suara Tuhan yang ada di dalam hati kita ...
Rabu, 17 November 2010
Jangan Miskin! [SKDAG649]
Miskin itu bukan berarti tidak punya uang atau tidak punya apa-apa.
Miskin berarti merasa tidak memiliki apa-apa.
Setiap manusia sebenarnya kaya karena kita memiliki tubuh, yang terdiri dari organ-organ yang luar biasa seperti jantung, paru-paru, otak, dan lain-lain. Selain itu kita juga memiliki hati atau budi yang membuat kita dapat membedakan salah dengan benar, benci dengan cinta, dan lain-lain. Selain itu Tuhan pun telah memberikan bakat dan talenta yang dapat kita gunakan dan kembangkan agar menjadi bekal bagi kehidupan kita ini.
Tetapi sayangnya …. banyak manusia yang tidak menyadari semua hal tersebut, sehingga ia miskin atau merasa miskin. Mereka hanya ingin meminta dan dikasihani, tetapi tidak mau memberi; secara fisik mereka tidak miskin, karena mereka memiliki berbagai harta benda, tetapi secara batin mereka miskin, karena merasa tidak memiliki apa-apa. Orang-orang seperti ini tidak pernah mensyukuri semua miliknya yang berasal dari Tuhan dan selalu mementingkan kebutuhan diri sendiri.
Apakah anda miskin atau kaya? Jangan ragu-ragu, jawablah: “Saya kaya, karena Tuhan yang memberikannya kepada saya”. Milikilah mental kaya, yaitu mau selalu memberi, karena minimal hal ini membuat kita merasa berkelimpahan kasih Allah. Syukurilah semua harta milik kita, anak dan cucu yang merupakan titipan Tuhan, bakat dan potensi yang kita miliki, dan lain-lain. Amin …
Miskin berarti merasa tidak memiliki apa-apa.
Setiap manusia sebenarnya kaya karena kita memiliki tubuh, yang terdiri dari organ-organ yang luar biasa seperti jantung, paru-paru, otak, dan lain-lain. Selain itu kita juga memiliki hati atau budi yang membuat kita dapat membedakan salah dengan benar, benci dengan cinta, dan lain-lain. Selain itu Tuhan pun telah memberikan bakat dan talenta yang dapat kita gunakan dan kembangkan agar menjadi bekal bagi kehidupan kita ini.
Tetapi sayangnya …. banyak manusia yang tidak menyadari semua hal tersebut, sehingga ia miskin atau merasa miskin. Mereka hanya ingin meminta dan dikasihani, tetapi tidak mau memberi; secara fisik mereka tidak miskin, karena mereka memiliki berbagai harta benda, tetapi secara batin mereka miskin, karena merasa tidak memiliki apa-apa. Orang-orang seperti ini tidak pernah mensyukuri semua miliknya yang berasal dari Tuhan dan selalu mementingkan kebutuhan diri sendiri.
Apakah anda miskin atau kaya? Jangan ragu-ragu, jawablah: “Saya kaya, karena Tuhan yang memberikannya kepada saya”. Milikilah mental kaya, yaitu mau selalu memberi, karena minimal hal ini membuat kita merasa berkelimpahan kasih Allah. Syukurilah semua harta milik kita, anak dan cucu yang merupakan titipan Tuhan, bakat dan potensi yang kita miliki, dan lain-lain. Amin …
Selasa, 16 November 2010
Pikiran yang Menentukan [SKDAG211]
Tidak ada orang yang tidak bisa melakukan lebih dari yang dapat dipikirkannya. Maksudnya apa yang keluar dari pikirannya pasti dapat dilakukannya (Henry Ford).
Pikiran yang ada di dalam kepala kita ternyata sangat menentukan tindakan yang kita lakukan. Bila kita berpikir bahwa kita dapat melakukan, maka kita pun memang dapat melakukannya, tetapi bila kita berpikir bahwa kita tidak mampu melakukan, maka ternyata memang kita tidak dapat melakukannya; semua tergantung pada pikiran kita.
Bayangkan bila anda mendapat tugas yang belum pernah anda lakukan, misalnya melakukan presentasi di hadapan puluhan orang. Bila anda berpikir bahwa anda tidak dapat melakukannya dan anda akan gugup, maka hal itulah yang terjadi. Untuk itu kita perlu berpikir dan membayangkan kejadian yang positif; bayangkanlah bahwa anda melakukan presentasi dengan baik dan lihat semua orang terkagum-kagum serta bertepuk tangan meriah ketika anda selesai presentasi. Hal ini akan membuat anda menjadi termotivasi dan tidak kuatir lagi akan tugas tersebut. Tentu saja kita tetap perlu belajar dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, serta berserah kepada Tuhan.
Demikian juga saat anda sedang naik gunung, saat kita berpikir gunung itu masih jauh dan tenaga saya tidak cukup untuk mencapai puncaknya, maka andapun gagal sampai ke puncak. Tetapi bila anda berpikir bahwa anda mampu mencapai puncak dengan melangkah setapak demi setapak, maka anda pun berhasil sampai disana.
Dengan mengetahui begitu berpengaruhnya pikiran terhadap tindakan kita, maka kita perlu untuk terus berpikir positif dan hindari berpikir negatif. Segera alihkan pikiran kita pada saat ia mulai memikirkan hal-hal yang menakutkan dan menguatirkan, alihkan dan katakan pada diri sendiri bahwa kita mampu melakukannya.
Pikiran yang ada di dalam kepala kita ternyata sangat menentukan tindakan yang kita lakukan. Bila kita berpikir bahwa kita dapat melakukan, maka kita pun memang dapat melakukannya, tetapi bila kita berpikir bahwa kita tidak mampu melakukan, maka ternyata memang kita tidak dapat melakukannya; semua tergantung pada pikiran kita.
Bayangkan bila anda mendapat tugas yang belum pernah anda lakukan, misalnya melakukan presentasi di hadapan puluhan orang. Bila anda berpikir bahwa anda tidak dapat melakukannya dan anda akan gugup, maka hal itulah yang terjadi. Untuk itu kita perlu berpikir dan membayangkan kejadian yang positif; bayangkanlah bahwa anda melakukan presentasi dengan baik dan lihat semua orang terkagum-kagum serta bertepuk tangan meriah ketika anda selesai presentasi. Hal ini akan membuat anda menjadi termotivasi dan tidak kuatir lagi akan tugas tersebut. Tentu saja kita tetap perlu belajar dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, serta berserah kepada Tuhan.
Demikian juga saat anda sedang naik gunung, saat kita berpikir gunung itu masih jauh dan tenaga saya tidak cukup untuk mencapai puncaknya, maka andapun gagal sampai ke puncak. Tetapi bila anda berpikir bahwa anda mampu mencapai puncak dengan melangkah setapak demi setapak, maka anda pun berhasil sampai disana.
Dengan mengetahui begitu berpengaruhnya pikiran terhadap tindakan kita, maka kita perlu untuk terus berpikir positif dan hindari berpikir negatif. Segera alihkan pikiran kita pada saat ia mulai memikirkan hal-hal yang menakutkan dan menguatirkan, alihkan dan katakan pada diri sendiri bahwa kita mampu melakukannya.
Minggu, 14 November 2010
Optimistik dan Realistik [SKDAG648]
Saya selalu senang untuk melihat sisi optimistik dari hidup ini, tetapi saya juga cukup realistik untuk memahami bahwa hidup ini kompleks (Walt Disney).
Dalam kehidupan kita memang mengalami jatuh bangun, ada pengalaman yang menyenangkan tetapi ada juga yang menyakitkan dan menyusahkan. Walaupun demikian dari setiap kejadian, entah senang atau susah, selalu ada hal positif di baliknya. Jadi kita perlu tetap optimis dalam menjalani hidup ini, karena selalu ada harapan bila kita mau berusaha, belajar, dan berserah kepada Tuhan.
Tetapi optimistik harus diiringi dengan sikap realistik, artinya kita perlu menyadari keadaan dan kondisi yang sebenarnya terjadi. Kehidupan yang kita jalani ini sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal mungkin dapat kita kendalikan, tetapi faktor eksternal berada di luar kendali kita, sehingga kita perlu berpikir realistik dalam merencanakan masa depan.
Dengan memiliki perasaan optimistik untuk menghadapi masa depan, beserta dengan pola pikir kritis realistik, yang mempertimbangkan semua keadaan, maka kita perlu memiliki antisipasi agar dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melangkah ke masa depan.
Dalam kehidupan kita memang mengalami jatuh bangun, ada pengalaman yang menyenangkan tetapi ada juga yang menyakitkan dan menyusahkan. Walaupun demikian dari setiap kejadian, entah senang atau susah, selalu ada hal positif di baliknya. Jadi kita perlu tetap optimis dalam menjalani hidup ini, karena selalu ada harapan bila kita mau berusaha, belajar, dan berserah kepada Tuhan.
Tetapi optimistik harus diiringi dengan sikap realistik, artinya kita perlu menyadari keadaan dan kondisi yang sebenarnya terjadi. Kehidupan yang kita jalani ini sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal mungkin dapat kita kendalikan, tetapi faktor eksternal berada di luar kendali kita, sehingga kita perlu berpikir realistik dalam merencanakan masa depan.
Dengan memiliki perasaan optimistik untuk menghadapi masa depan, beserta dengan pola pikir kritis realistik, yang mempertimbangkan semua keadaan, maka kita perlu memiliki antisipasi agar dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk melangkah ke masa depan.
Jumat, 12 November 2010
Tentang Kebohongan ... [SKDAG210]
Kebohongan tetap merupakan kebohongan walau jutaan orang menganggapnya sebagai suatu kebenaran. Perlu tekad yang kuat untuk menyatakan suatu kebenaran (Buddha).
Sekali bohong, tetaplah bohong; walaupun jutaan orang menganggapnya hal itu sebagai suatu kebenaran, tetapi tetap saja merupakan suatu kebohongan. Kebohongan tidak dapat ditutupi, pada akhirnya akan terbongkar juga, karena untuk menutupi kebohongan hanya dapat dilakukan dengan menyatakan kebohongan yang lain. Dan akhirnya ternyata kebohongan satu dengan kebohongan lain tidak saling mendukung, sehingga akhirnya terbongkarlah kebohongan tersebut; tidak ada kebohongan yang konsisten.
Kebohongan tetap merupakan kebohongan, walaupun hal tersebut dilakukan untuk menutupi sesuatu agar tidak terjadi hal yang lebih parah dan berbahaya. Tidak ada bohong putih, karena bila kita pikir kembali hal tersebut kan dilakukan hanya untuk menyenangkan salah satu pihak, sedangkan pihak lainnya jelas mengalami kerugian.
Budha mengatakan bahwa untuk menyatakan suatu kebenaran memang dibutuhkan tekad yang kuat, sedangkan untuk menyatakan kebohongan kita dapat mengatakannya dengan mudah. Jadi kita perlu melatih diri, mulai dari pikiran agar selalu berpikir dengan benar dan jujur, berani mengatakan kejadian sebenarnya tanpa menutup-nutupinya. Tentu saja ada resiko bila kita berani mengungkapkan suatu kebenaran, misalnya kita menjadi orang yang dikucilkan, tetapi percayalah dengan menyatakan kebenaran kita memberikan seberkas cahaya bagi kehidupan ini. Salah satu prinsip lainnya yang tidak terlalu baik, adalah daripada berkata bohong, maka lebih baik kita diam ...
Sekali bohong, tetaplah bohong; walaupun jutaan orang menganggapnya hal itu sebagai suatu kebenaran, tetapi tetap saja merupakan suatu kebohongan. Kebohongan tidak dapat ditutupi, pada akhirnya akan terbongkar juga, karena untuk menutupi kebohongan hanya dapat dilakukan dengan menyatakan kebohongan yang lain. Dan akhirnya ternyata kebohongan satu dengan kebohongan lain tidak saling mendukung, sehingga akhirnya terbongkarlah kebohongan tersebut; tidak ada kebohongan yang konsisten.
Kebohongan tetap merupakan kebohongan, walaupun hal tersebut dilakukan untuk menutupi sesuatu agar tidak terjadi hal yang lebih parah dan berbahaya. Tidak ada bohong putih, karena bila kita pikir kembali hal tersebut kan dilakukan hanya untuk menyenangkan salah satu pihak, sedangkan pihak lainnya jelas mengalami kerugian.
Budha mengatakan bahwa untuk menyatakan suatu kebenaran memang dibutuhkan tekad yang kuat, sedangkan untuk menyatakan kebohongan kita dapat mengatakannya dengan mudah. Jadi kita perlu melatih diri, mulai dari pikiran agar selalu berpikir dengan benar dan jujur, berani mengatakan kejadian sebenarnya tanpa menutup-nutupinya. Tentu saja ada resiko bila kita berani mengungkapkan suatu kebenaran, misalnya kita menjadi orang yang dikucilkan, tetapi percayalah dengan menyatakan kebenaran kita memberikan seberkas cahaya bagi kehidupan ini. Salah satu prinsip lainnya yang tidak terlalu baik, adalah daripada berkata bohong, maka lebih baik kita diam ...
Kamis, 11 November 2010
Kehidupan dan Waktu … [SKDAG647]
Jangan tinggal di masa lalu,
Jangan mimpi tentang masa depan,
Tetapi berdirilah pada masa sekarang (Budha).
Waktu selalu berjalan dalam kehidupan kita; ada masa lalu, masa sekarang, dan masa depan, yang masing-masing memberi makna tersendiri bagi kehidupan kita. Masa lalu meninggalkan kenangan, ada yang indah tetapi ada juga yang tidak menyenangkan; yang perlu kita ingat adalah bahwa semua itu telah berlalu, jadi kita tidak perlu terus bersukacita atau selalu kuatir atas hal tersebut. Kita tidak boleh tinggal di masa lalu, semua sudah tidak dapat diubah lagi; kita mendapat pengalaman dari berbagai peristiwa tersebut dan marilah kita mengambil makna positifnya.
Banyak juga orang yang kuatir akan masa depan, padahal mau tidak mau akhirnya saat itu akan datang juga. Masa depan tidak dapat kita tentukan secara pasti, semua tergantung pada tindakan kita saat ini. Karena itu yang menjadi fokus kita adalah masa sekarang, lakukan perbuatan yang positif dan bermakna baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungan, lalu kita juga perlu terus belajar dan mengembangkan diri, serta tidak lupa untuk berserah kepada kehendak Tuhan.
Masa lalu menjadi pedoman untuk tindakan kita sekarang, dan hasilnya akan menentukan masa depan kita. Sudahkan kita melakukan yang positif saat ini? Mari kita lakukan … sekarang juga.
Jangan mimpi tentang masa depan,
Tetapi berdirilah pada masa sekarang (Budha).
Waktu selalu berjalan dalam kehidupan kita; ada masa lalu, masa sekarang, dan masa depan, yang masing-masing memberi makna tersendiri bagi kehidupan kita. Masa lalu meninggalkan kenangan, ada yang indah tetapi ada juga yang tidak menyenangkan; yang perlu kita ingat adalah bahwa semua itu telah berlalu, jadi kita tidak perlu terus bersukacita atau selalu kuatir atas hal tersebut. Kita tidak boleh tinggal di masa lalu, semua sudah tidak dapat diubah lagi; kita mendapat pengalaman dari berbagai peristiwa tersebut dan marilah kita mengambil makna positifnya.
Banyak juga orang yang kuatir akan masa depan, padahal mau tidak mau akhirnya saat itu akan datang juga. Masa depan tidak dapat kita tentukan secara pasti, semua tergantung pada tindakan kita saat ini. Karena itu yang menjadi fokus kita adalah masa sekarang, lakukan perbuatan yang positif dan bermakna baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungan, lalu kita juga perlu terus belajar dan mengembangkan diri, serta tidak lupa untuk berserah kepada kehendak Tuhan.
Masa lalu menjadi pedoman untuk tindakan kita sekarang, dan hasilnya akan menentukan masa depan kita. Sudahkan kita melakukan yang positif saat ini? Mari kita lakukan … sekarang juga.
Rabu, 10 November 2010
Jadilah Tetap Muda! [SKDAG209]
Tua bukan ditentukan usia; tua berarti orang yang tidak mau belajar lagi.
Hal terbesar dalam hidup ini adalah menjaga agar otak/pikiran kita tetap muda (Henry Ford).
Menjadi tua memang suatu yang alami, karena usia kita selalu bertambah. Tetapi banyak orang yang berusaha menyangkal proses alami ini dengan menjaga agar penampilannya tetap muda, misalnya dengan menghilangkan kerut di wajah, operasi plastik, dan lain-lain. Menjaga penampilan agar kelihatan tetap muda tentu saja baik, tetapi kita juga harus sadar bahwa lama-lama memang kita menjadi tua secara fisik, wajah mulai keriput, fisik melemah, mungkin tubuh membungkuk dan lain sebagainya (janganlah menjadi tidak alami seperti foto di sebelah ....)..
Tubuh boleh tua, tetapi pemikiran kita tetap harus muda. Jadi yang dimaksud dengan muda disini bukanlah tentang fisik, tetapi tetap up-to-date dalam pemikiran dan ide; hal ini hanya dimungkinkan bila kita terus dan selalu belajar. Orang yang tidak mau belajar lagi berarti otak atau pikirannya tidak mau ditambah atau diubah lagi, dengan perkataan lain sebenarnya ia memiliki pikiran yang sudah tua atau ’kolot’.
Bila dilihat ternyata ada korelasi antara otak atau pikiran dengan fisik. Otak atau pikiran yang selalu dipakai, sehingga tetap muda, membuat tubuh pun tetap sehat dan tidak mudah sakit, karena saat pikiran kita aktif, maka kita pun melupakan berbagai hal yang negatif. Sebagai contoh bila ada seseorang yang pensiun dari pekerjaannya, lalu bila ia terkena ’post-power syndrome’ dan menjadi kecewa sehingga ia terus mengurung diri di kamar, maka dalam waktu beberapa bulan saja ternyata ia mulai pikun, fisiknya melemah, dan menjadi jauh lebih tua dari usia sebenarnya. Tetapi bila setelah pensiun ia tetap aktif, misalnya dengan memelihara tumbuhan atau binatang atau tetap aktif bekerja di tempat lain, maka ternyata ia tetap sehat dan terus memiliki semangat.
Jadi jangan sia-siakan pikiran kita, terus pakai dan gunakan untuk berbagai hal yang positif, karena semua ini membuat kita tetap muda. Ada istilah ”tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi”; marilah kita lihat hal tersebut secara positif, bila otak kita terus dipakai maka semakin tua kita pun menjadi semakin pintar dan semakin menjadi bijak. Menjadi tua itu alami, tetapi menjadi pintar perlu belajar.
Hal terbesar dalam hidup ini adalah menjaga agar otak/pikiran kita tetap muda (Henry Ford).
Menjadi tua memang suatu yang alami, karena usia kita selalu bertambah. Tetapi banyak orang yang berusaha menyangkal proses alami ini dengan menjaga agar penampilannya tetap muda, misalnya dengan menghilangkan kerut di wajah, operasi plastik, dan lain-lain. Menjaga penampilan agar kelihatan tetap muda tentu saja baik, tetapi kita juga harus sadar bahwa lama-lama memang kita menjadi tua secara fisik, wajah mulai keriput, fisik melemah, mungkin tubuh membungkuk dan lain sebagainya (janganlah menjadi tidak alami seperti foto di sebelah ....)..
Tubuh boleh tua, tetapi pemikiran kita tetap harus muda. Jadi yang dimaksud dengan muda disini bukanlah tentang fisik, tetapi tetap up-to-date dalam pemikiran dan ide; hal ini hanya dimungkinkan bila kita terus dan selalu belajar. Orang yang tidak mau belajar lagi berarti otak atau pikirannya tidak mau ditambah atau diubah lagi, dengan perkataan lain sebenarnya ia memiliki pikiran yang sudah tua atau ’kolot’.
Bila dilihat ternyata ada korelasi antara otak atau pikiran dengan fisik. Otak atau pikiran yang selalu dipakai, sehingga tetap muda, membuat tubuh pun tetap sehat dan tidak mudah sakit, karena saat pikiran kita aktif, maka kita pun melupakan berbagai hal yang negatif. Sebagai contoh bila ada seseorang yang pensiun dari pekerjaannya, lalu bila ia terkena ’post-power syndrome’ dan menjadi kecewa sehingga ia terus mengurung diri di kamar, maka dalam waktu beberapa bulan saja ternyata ia mulai pikun, fisiknya melemah, dan menjadi jauh lebih tua dari usia sebenarnya. Tetapi bila setelah pensiun ia tetap aktif, misalnya dengan memelihara tumbuhan atau binatang atau tetap aktif bekerja di tempat lain, maka ternyata ia tetap sehat dan terus memiliki semangat.
Jadi jangan sia-siakan pikiran kita, terus pakai dan gunakan untuk berbagai hal yang positif, karena semua ini membuat kita tetap muda. Ada istilah ”tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi”; marilah kita lihat hal tersebut secara positif, bila otak kita terus dipakai maka semakin tua kita pun menjadi semakin pintar dan semakin menjadi bijak. Menjadi tua itu alami, tetapi menjadi pintar perlu belajar.
Selasa, 09 November 2010
Lakukan yang Positif dan Jangan Menyerah! [SKDAG646]
Pilihlah mencintai bukan membenci,
Pilihlah tertawa bukan menangis,
Pilihlah untuk menyembuhkan, bukan melukai,
Pilihlah untuk memberi bukan mencuri.
(O Mandino)
Pada umumnya hal negatif lebih mudah masuk ke dalam pikiran dan menjadi tindakan kita dibandingkan dengan hal yang positif. Karena itu untuk menjadi manusia yang luar biasa kita perlu berbeda, dan memilih hal-hal yang positif untuk kita laksanakan. Untuk melakukannya memang tidak mudah, tetapi dengan proses belajar dan belajar lagi, maka dalam jangkan panjang kita pun dapat melakukannya.
Bila ada orang yang menyakiti, janganlah membencinya tetapi pilihlah untuk tetap mencintainya. Pada saat kita mengalami kegagalan, janganlah menangis, tetapi tertawalah dan bersukacitalah sehingga kita dapat belajar dari kegagalan tersebut. Saat kita disakiti janganlah berusaha untuk membalas dengan melukai orang tersebut, tetapi pilihlah untuk menyembuhkannya dapat belajar dari kegagalan tersebut. Saat kita disakiti janganlah berusaha untuk membalas dengan melukai orang tersebut, tetapi pilihlah untuk menyembuhkannya karena dia sedang menderita sakit, sehingga tindakannya menjadi tidak normal. Dan dalam kekurangan pun janganlah terdorong untuk mencuri, tetapi tetaplah memberi kepada mereka yang lebih membutuhkan.
Masih banyak hal positif yang dikemukan oleh O Mandino, yaitu : pilihlah untuk bertindak bukan untuk menunda, pilihlah untuk bertumbuh bukan membusuk, pilihlah untuk berdoa bukan menyumpahi, dan pilihlah untuk hidup bukan meninggal.
Masih banyak hal positif yang dapat diungkapkan, tetapi yang terpenting mulailah sekarang juga dari dalam diri sendiri. Prinsipnya adalah “Do it, don’t quit!”, berpikir dan melakukan yang positif, jangan menyerah walaupun memang tidak mudah!
Pilihlah tertawa bukan menangis,
Pilihlah untuk menyembuhkan, bukan melukai,
Pilihlah untuk memberi bukan mencuri.
(O Mandino)
Pada umumnya hal negatif lebih mudah masuk ke dalam pikiran dan menjadi tindakan kita dibandingkan dengan hal yang positif. Karena itu untuk menjadi manusia yang luar biasa kita perlu berbeda, dan memilih hal-hal yang positif untuk kita laksanakan. Untuk melakukannya memang tidak mudah, tetapi dengan proses belajar dan belajar lagi, maka dalam jangkan panjang kita pun dapat melakukannya.
Bila ada orang yang menyakiti, janganlah membencinya tetapi pilihlah untuk tetap mencintainya. Pada saat kita mengalami kegagalan, janganlah menangis, tetapi tertawalah dan bersukacitalah sehingga kita dapat belajar dari kegagalan tersebut. Saat kita disakiti janganlah berusaha untuk membalas dengan melukai orang tersebut, tetapi pilihlah untuk menyembuhkannya dapat belajar dari kegagalan tersebut. Saat kita disakiti janganlah berusaha untuk membalas dengan melukai orang tersebut, tetapi pilihlah untuk menyembuhkannya karena dia sedang menderita sakit, sehingga tindakannya menjadi tidak normal. Dan dalam kekurangan pun janganlah terdorong untuk mencuri, tetapi tetaplah memberi kepada mereka yang lebih membutuhkan.
Masih banyak hal positif yang dikemukan oleh O Mandino, yaitu : pilihlah untuk bertindak bukan untuk menunda, pilihlah untuk bertumbuh bukan membusuk, pilihlah untuk berdoa bukan menyumpahi, dan pilihlah untuk hidup bukan meninggal.
Masih banyak hal positif yang dapat diungkapkan, tetapi yang terpenting mulailah sekarang juga dari dalam diri sendiri. Prinsipnya adalah “Do it, don’t quit!”, berpikir dan melakukan yang positif, jangan menyerah walaupun memang tidak mudah!
Senin, 08 November 2010
Tujuan, Standar, dan Kualitas Hidup [SKDAG208]
Kualitas individu direfleksikan oleh standar yang diterapkan bagi dirinya sendiri dalam kehidupan (Ray Kroc).
Jadi tentukanlah standar hidup yang sesuai dengan cita2mu.
Ada orang yang menyatakan bahwa ia cukup hidup seperti sekarang ini saja. Di satu sisi memang dia mensyukuri kehidupan yang telah dia peroleh, tetapi di sisi lain ia juga tidak memiliki motivasi untuk lebih maju dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Contoh lain bila seorang mahasiswa mengatakan bahwa bagi dia cukup lulus ujian saja, nilai C pun tidak apa-apa, tentu berbeda dengan mahasiswa lain yang mengatakan bahwa ia ingin lulus setiap mata kuliah dengan nilai minimal B. Mahasiswa ke-dua jelas akan belajar lebih keras daripada mahasiswa pertama karena ia memiliki standar kelulusan yang lebih tinggi.
Untuk menentukan standar hidup kita masing-masing, memang perlu disesuaikan dengan tujuan hidup. Tujuan mahasiswa ke dua adalah ingin lulus dengan IP minimal 3.25, sedangkan mungkin tujuan mahasiswa pertama adalah meningkatkan karir pekerjaan dan mendapatkan penghasilan yang cukup agar dapat menghidupi keluarganya, karena dia kuliah sambil bekerja, sehingga konsentrasinya terbagi dua dan ia lebih menekankan karirnya.
Memang standar hidup yang kita tentukan menentukan kualitas hidup yang kita peroleh, tetapi standar tersebut ditentukan oleh setiap pribadi sesuai dengan tujuan atau cita-cita yang ingin dicapainya. Jadi standar hidup memang bersifat relatif, tetapi bila tujuan hidup kita kurang menantang atau malahan negatif, maka kita perlu mengubahnya menjadi lebih baik. Mari perbaiki tujuan hidup kita, lalu tingkatkan standarnya, sehingga kita memperoleh kualitas hidup yang sesuai.
Jadi tentukanlah standar hidup yang sesuai dengan cita2mu.
Ada orang yang menyatakan bahwa ia cukup hidup seperti sekarang ini saja. Di satu sisi memang dia mensyukuri kehidupan yang telah dia peroleh, tetapi di sisi lain ia juga tidak memiliki motivasi untuk lebih maju dan meningkatkan kualitas kehidupannya. Contoh lain bila seorang mahasiswa mengatakan bahwa bagi dia cukup lulus ujian saja, nilai C pun tidak apa-apa, tentu berbeda dengan mahasiswa lain yang mengatakan bahwa ia ingin lulus setiap mata kuliah dengan nilai minimal B. Mahasiswa ke-dua jelas akan belajar lebih keras daripada mahasiswa pertama karena ia memiliki standar kelulusan yang lebih tinggi.
Untuk menentukan standar hidup kita masing-masing, memang perlu disesuaikan dengan tujuan hidup. Tujuan mahasiswa ke dua adalah ingin lulus dengan IP minimal 3.25, sedangkan mungkin tujuan mahasiswa pertama adalah meningkatkan karir pekerjaan dan mendapatkan penghasilan yang cukup agar dapat menghidupi keluarganya, karena dia kuliah sambil bekerja, sehingga konsentrasinya terbagi dua dan ia lebih menekankan karirnya.
Memang standar hidup yang kita tentukan menentukan kualitas hidup yang kita peroleh, tetapi standar tersebut ditentukan oleh setiap pribadi sesuai dengan tujuan atau cita-cita yang ingin dicapainya. Jadi standar hidup memang bersifat relatif, tetapi bila tujuan hidup kita kurang menantang atau malahan negatif, maka kita perlu mengubahnya menjadi lebih baik. Mari perbaiki tujuan hidup kita, lalu tingkatkan standarnya, sehingga kita memperoleh kualitas hidup yang sesuai.
Minggu, 07 November 2010
Mari Lakukan Sinergi [SKDAG645]
Saya dapat melakukan yang tidak dapat kamu lakukan, kamu dapat melakukan yang tidak dapat saya lakukan, tetapi kita bersama dapat melakukan hal-hal yang lebih besar daripada yang dapat kita lakukan sendiri-sendiri (Mother Theresa).
Sinergi itu berarti 1 + 1 > 2, sinergi memberikan efek bola salju bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Hasil dari sinergi melebihi dari total hasil yang diperoleh dari setiap individu; hal ini dapat dianalogikan demikian dengan sapu lidi. Satu batang sapu lidi dapat dipatahkan dengan mudah, misal dengan tenaga sebesar x, tetapi bila dua puluh batang sapu lidi diikat menjadi satu, maka untuk mematahkannya dibutuhkan tenaga lebih dari 20x.
Sinergi merupakan kebiasaan ke-6 untuk menjadi manusia yang sangat efektif, menurut Steven Covey dalam buku “The Seven Habits of Highly Effective People”. Sinergi dibutuhkan untuk menghasilkan public victory. Jadi untuk menghasilkan sinergi, kita tidak dapat bekerja sendiri, tetapi membutuhkan orang lain untuk diajak bekerja sama.
Hal yang sama pun dikatakan oleh ibu Theresa, setiap orang unik dan memiliki kelebihan masing-masing, dan bila kelebihan yang ada pada diri beberapa orang ini digabungkan maka hasilnya menjadi luar biasa, menghasilkan suatu sinergi. Bila suami memiliki bisnis dan penghasilan yang baik untuk menghidupi keluarga, maka istri dapat konsentrasi untuk mengurus rumah tangga; dengan sinergi dari keduanya maka akan menghasilkan keluarga yang baik dan sehat.
Jadi marilah kita melihat orang lain dari sisi positifnya, sehingga kita dapat melihat kelebihannya. Hal ini merupakan langkah awal untuk membentuk sinergi, baik dalam pekerjaan atau pun lingkungan sosial. Bentuklah sinergi untuk memberikan hasil yang jauh lebih besar ….
Sinergi itu berarti 1 + 1 > 2, sinergi memberikan efek bola salju bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Hasil dari sinergi melebihi dari total hasil yang diperoleh dari setiap individu; hal ini dapat dianalogikan demikian dengan sapu lidi. Satu batang sapu lidi dapat dipatahkan dengan mudah, misal dengan tenaga sebesar x, tetapi bila dua puluh batang sapu lidi diikat menjadi satu, maka untuk mematahkannya dibutuhkan tenaga lebih dari 20x.
Sinergi merupakan kebiasaan ke-6 untuk menjadi manusia yang sangat efektif, menurut Steven Covey dalam buku “The Seven Habits of Highly Effective People”. Sinergi dibutuhkan untuk menghasilkan public victory. Jadi untuk menghasilkan sinergi, kita tidak dapat bekerja sendiri, tetapi membutuhkan orang lain untuk diajak bekerja sama.
Hal yang sama pun dikatakan oleh ibu Theresa, setiap orang unik dan memiliki kelebihan masing-masing, dan bila kelebihan yang ada pada diri beberapa orang ini digabungkan maka hasilnya menjadi luar biasa, menghasilkan suatu sinergi. Bila suami memiliki bisnis dan penghasilan yang baik untuk menghidupi keluarga, maka istri dapat konsentrasi untuk mengurus rumah tangga; dengan sinergi dari keduanya maka akan menghasilkan keluarga yang baik dan sehat.
Jadi marilah kita melihat orang lain dari sisi positifnya, sehingga kita dapat melihat kelebihannya. Hal ini merupakan langkah awal untuk membentuk sinergi, baik dalam pekerjaan atau pun lingkungan sosial. Bentuklah sinergi untuk memberikan hasil yang jauh lebih besar ….
Sabtu, 06 November 2010
Menjadi Tangguh ... [SKDAG207]
Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudra tenang. Ia dilahirkan dari samudra yang penuh terpaan badai, gelombang dan topan. Semua menjadikannya tangguh.
Semua manusia pasti pernah memiliki masalah dalam menjalani kehidupan ini. Janganlah merasa bahwa masalah yang kita hadapi merupakan masalah yang paling berat, karena di luar kita masih banyak orang yang memiliki berbagai masalah yang jauh lebih berat lagi. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana memanaje diri sendiri dan menanggapi masalah secara positif dengan jalan melapangkan dan meluaskan hati untuk menerimanya.
Sebagai ilustrasi, beberapa sendok makan garam akan membuat segelas air menjadi sangat asin, tetapi bila garam yang sama dimasukkan ke dalam kolam, maka relatif tidak mengubah rasa air di kolam tersebut. Jadi hati kita jangan diperkecil hingga hanya sebesar gelas, tetapi perlu diperluas menjadi sebesar kolam, agar masalah, garam tersebut, tidak terasa lagi.
Masalah yang kita alami juga jangan dianggap sebagai suatu cobaan dari Tuhan, karena Tuhan sangat mengasihi dan tidak pernah mencobai umat-Nya. Memang Tuhan mengijinkan masalah tersebut terjadi untuk membentuk dan melatih kita agar menjadi lebih tangguh; tanpa masalah kita menjadi manusia yang statis dan tidak terlatih. Anggaplah masalah tersebut sebagai suatu ujian yang membuat kita menjadi semakin pandai dan semakin hebat, sehingga kita dapat naik tingkat.
Darimana asalnya masalah tersebut? Sebagian besar berasal dari diri kita sendiri; masalah timbul bila keinginan kita tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga kita menjadi kecewa. Masalah juga timbul karena sifat-sifat buruk yang ada pada diri kita sendiri, misalnya kemalasan, tidak dapat mengendalikan diri, tidak jujur, dan lain-lain. Jadi marilah kita kendalikan pikiran dan perasaan kita, selalu bersyukur, dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan ...
Semua manusia pasti pernah memiliki masalah dalam menjalani kehidupan ini. Janganlah merasa bahwa masalah yang kita hadapi merupakan masalah yang paling berat, karena di luar kita masih banyak orang yang memiliki berbagai masalah yang jauh lebih berat lagi. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana memanaje diri sendiri dan menanggapi masalah secara positif dengan jalan melapangkan dan meluaskan hati untuk menerimanya.
Sebagai ilustrasi, beberapa sendok makan garam akan membuat segelas air menjadi sangat asin, tetapi bila garam yang sama dimasukkan ke dalam kolam, maka relatif tidak mengubah rasa air di kolam tersebut. Jadi hati kita jangan diperkecil hingga hanya sebesar gelas, tetapi perlu diperluas menjadi sebesar kolam, agar masalah, garam tersebut, tidak terasa lagi.
Masalah yang kita alami juga jangan dianggap sebagai suatu cobaan dari Tuhan, karena Tuhan sangat mengasihi dan tidak pernah mencobai umat-Nya. Memang Tuhan mengijinkan masalah tersebut terjadi untuk membentuk dan melatih kita agar menjadi lebih tangguh; tanpa masalah kita menjadi manusia yang statis dan tidak terlatih. Anggaplah masalah tersebut sebagai suatu ujian yang membuat kita menjadi semakin pandai dan semakin hebat, sehingga kita dapat naik tingkat.
Darimana asalnya masalah tersebut? Sebagian besar berasal dari diri kita sendiri; masalah timbul bila keinginan kita tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga kita menjadi kecewa. Masalah juga timbul karena sifat-sifat buruk yang ada pada diri kita sendiri, misalnya kemalasan, tidak dapat mengendalikan diri, tidak jujur, dan lain-lain. Jadi marilah kita kendalikan pikiran dan perasaan kita, selalu bersyukur, dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan ...
Kamis, 04 November 2010
Menebar sebelum Menuai [SKDAG644]
Anda harus menebar sebelum menuai. Seperti juga anda harus memberi sebelum menerima. - Robert Collier
Salah satu hukum alam yang perlu kita perhatikan adalah hukum sebab-akibat. Segala sesuatu yang terjadi tentulah ada penyebabnya. Untuk mendapatkan hasil panenan, petani perlu menanam terlebih dahulu; jadi tidak mungkin kita menuai bila tidak pernah menebar benih. Demikian juga yang sering terjadi dalam hubungan antar manusia, Steven Covey dalam bukunya “The Seven Habits of Highly Effective People”, menyatakan bila kita ingin dipahami oleh orang lain maka kita harus mau memahami orang lain terlebih dahulu.
Banyak manusia yang lebih ingin diberi daripada memberi; manusia yang hanya ingin diberi merupakan manusia yang bermental miskin, karena ia tidak mensyukuri miliknya dan masih terus mengharapkan pemberian dari orang lain. Kita perlu menjadi orang yang bermental kaya, artinya kita memiliki (atau minimal merasa memiliki) banyak hal sehingga kita dapat membagikannya kepada orang lain. Janganlah takut untuk memberi, karena dengan memberi maka kita akan menerima. Contoh sederhana: bila kita memberikan senyum kepada orang lain, maka kita pun menerima senyumannya; orang yang sering memberi bantuan kepada tetangganya, akan menerima bantuan saat dirinya mengalami musibah. Jadi marilah kita memberi dengan tulus, maka kita pun akan menerima kembali secara luar biasa.
Kembali kepada hukum sebab – akibat, ternyata ada satu anomali dari hukum, yaitu hubungan manusia dengan Allah. Dalam hukum dunia bila kita berbuat salah maka kita akan menerima hukuman yang setimpal, tetapi di hadapan Allah, manusia yang telah berbuat dosa, asalkan mau datang menghadap kepada-Nya dan menyesali segala kesalahan, maka Ia akan memberi pengampunan kepada kita. Allah kita adalah Allah yang berbelas kasih, Dia bukan Allah yang pendendam. Marilah datang kepada-Nya untuk memohon ampun dan menerima pengampunan dari-Nya. Amin …
Salah satu hukum alam yang perlu kita perhatikan adalah hukum sebab-akibat. Segala sesuatu yang terjadi tentulah ada penyebabnya. Untuk mendapatkan hasil panenan, petani perlu menanam terlebih dahulu; jadi tidak mungkin kita menuai bila tidak pernah menebar benih. Demikian juga yang sering terjadi dalam hubungan antar manusia, Steven Covey dalam bukunya “The Seven Habits of Highly Effective People”, menyatakan bila kita ingin dipahami oleh orang lain maka kita harus mau memahami orang lain terlebih dahulu.
Banyak manusia yang lebih ingin diberi daripada memberi; manusia yang hanya ingin diberi merupakan manusia yang bermental miskin, karena ia tidak mensyukuri miliknya dan masih terus mengharapkan pemberian dari orang lain. Kita perlu menjadi orang yang bermental kaya, artinya kita memiliki (atau minimal merasa memiliki) banyak hal sehingga kita dapat membagikannya kepada orang lain. Janganlah takut untuk memberi, karena dengan memberi maka kita akan menerima. Contoh sederhana: bila kita memberikan senyum kepada orang lain, maka kita pun menerima senyumannya; orang yang sering memberi bantuan kepada tetangganya, akan menerima bantuan saat dirinya mengalami musibah. Jadi marilah kita memberi dengan tulus, maka kita pun akan menerima kembali secara luar biasa.
Kembali kepada hukum sebab – akibat, ternyata ada satu anomali dari hukum, yaitu hubungan manusia dengan Allah. Dalam hukum dunia bila kita berbuat salah maka kita akan menerima hukuman yang setimpal, tetapi di hadapan Allah, manusia yang telah berbuat dosa, asalkan mau datang menghadap kepada-Nya dan menyesali segala kesalahan, maka Ia akan memberi pengampunan kepada kita. Allah kita adalah Allah yang berbelas kasih, Dia bukan Allah yang pendendam. Marilah datang kepada-Nya untuk memohon ampun dan menerima pengampunan dari-Nya. Amin …
Selasa, 02 November 2010
Pengembangan Diri [SKDAG206]
KENDALIKAN nafsu dalam dirimu, KEMBANGKAN talenta yang TUHAN berikan.
Hal ini akan membentuk dan menghasilkan anda yang luar biasa pada masa mendatang.
Kepribadian merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan seseorang. Tanpa kepribadian yang baik, seseorang sulit untuk mendapat dukungan dari teman-temannya, sebagai akibatnya keberhasilan pun menjauh darinya. Karena itu marilah kita mengembangkan diri, dalam arti kata meningkatkan kepribadian, agar kita menjadi manusia yang luar biasa.
Salah satu faktor terpenting yang harus kita kendalikan adalah nafsu atau emosi. Manusia menjadi lupa daratan pada saat emosi melanda dirinya, misalnya orang yang marah cenderung untuk bertindak kasar dan berteriak dengan kata-kata kotor; saat itu ia melupakan posisi dan kedudukannya, yang penting hanya melepaskan emosinya secara negatif. Nafsu yang tak terkendali jelas akan menyakitkan dan mengecewakan orang lain, dan hal ini pun memberikan dampak negatif kepada diri kita sendiri.
Selain menghindari hal-hal yang negatif, kita pun terus mengembangkan berbagai talenta positif yang telah Tuhan berikan, misalnya kemampuan untuk bernyanyi dapat digunakan untuk menghibur orang banyak, bakat menulis dapat digunakan untuk memberitakan kabar gembira kepada semua orang, dan lain sebagainya. Bila talenta tersebut kita gunakan secara positif, maka maknanya bukan hanya untuk si penerima, tetapi kita pun mendapatkan perasaan senang dan terdorong untuk terus mengembangkan talenta tersebut lebih baik lagi.
Nah ... dengan demikian, kita pun berubah menjadi manusia yang luar biasa, dan siap untuk menghadapi masa depan yang cerah. Selalu optimis dan positif karena banyak hal yang dapat kita lakukan dan kerjakan sekarang, serta banyak hal yang dapat kita raih pada masa mendatang. Amin ...
Hal ini akan membentuk dan menghasilkan anda yang luar biasa pada masa mendatang.
Kepribadian merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan seseorang. Tanpa kepribadian yang baik, seseorang sulit untuk mendapat dukungan dari teman-temannya, sebagai akibatnya keberhasilan pun menjauh darinya. Karena itu marilah kita mengembangkan diri, dalam arti kata meningkatkan kepribadian, agar kita menjadi manusia yang luar biasa.
Salah satu faktor terpenting yang harus kita kendalikan adalah nafsu atau emosi. Manusia menjadi lupa daratan pada saat emosi melanda dirinya, misalnya orang yang marah cenderung untuk bertindak kasar dan berteriak dengan kata-kata kotor; saat itu ia melupakan posisi dan kedudukannya, yang penting hanya melepaskan emosinya secara negatif. Nafsu yang tak terkendali jelas akan menyakitkan dan mengecewakan orang lain, dan hal ini pun memberikan dampak negatif kepada diri kita sendiri.
Selain menghindari hal-hal yang negatif, kita pun terus mengembangkan berbagai talenta positif yang telah Tuhan berikan, misalnya kemampuan untuk bernyanyi dapat digunakan untuk menghibur orang banyak, bakat menulis dapat digunakan untuk memberitakan kabar gembira kepada semua orang, dan lain sebagainya. Bila talenta tersebut kita gunakan secara positif, maka maknanya bukan hanya untuk si penerima, tetapi kita pun mendapatkan perasaan senang dan terdorong untuk terus mengembangkan talenta tersebut lebih baik lagi.
Nah ... dengan demikian, kita pun berubah menjadi manusia yang luar biasa, dan siap untuk menghadapi masa depan yang cerah. Selalu optimis dan positif karena banyak hal yang dapat kita lakukan dan kerjakan sekarang, serta banyak hal yang dapat kita raih pada masa mendatang. Amin ...
Senin, 01 November 2010
Pikirkan Masa Depan! [SKDAG643]
Bila Anda tidak pernah memikirkan masa depan, mustahil Anda bisa memilikinya. - John Galsworthy
Ada tiga dimensi waktu yang kita jalani, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu telah lewat, kita tidak dapat mengubah yang telah kita alami. Semua hanyalah sejarah yang menjadi bahan evaluasi kita; dari setiap keberhasilan atau kegagalan yang telah kita peroleh, pelajarilah faktor-faktor penyebabnya, sehingga kita dapat membuat keberhasilan yang sama dan tidak mengulangi kegagalan serupa pada masa mendatang.
Masa kini merupakan suatu anugrah atau hadiah (kata present dapat bermakna masa kini atau hadiah), karena itu kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Gunakanlah masa kini untuk melakukan berbagai hal yang positif, hindari tindakan yang tidak berguna. Masa kini merupakan jembatan ke arah masa depan; tindakan yang kita lakukan saat ini merupakan persiapan untuk masa depan. Hal ini jelas hanya dapat terjadi kalau kita telah memikirkan masa depan sehingga dapat mempersiapkannya dengan baik.
Tanpa pemikiran, kita tidak dapat membuat rencana tentang masa depan kehidupan kita, dan akibatnya jelas masa depan tetap hanya impian yang tidak dapat kita raih. Bila kita memiliki rencana atau cita-cita untuk menjadi seorang dokter, maka minimal sejak di sekolah menengah, ia telah mempersiapkan diri dengan mendalami pelajaran-pelajaran yang terkait dengan kedokteran. Ia pun telah memilih perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran terbaik, dan jangan lupa ia pun perlu membayangkannya sejelas mungkin. Semua hal ini merupakan persiapan untuk mewujudkan masa depannya. Amin …
Ada tiga dimensi waktu yang kita jalani, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu telah lewat, kita tidak dapat mengubah yang telah kita alami. Semua hanyalah sejarah yang menjadi bahan evaluasi kita; dari setiap keberhasilan atau kegagalan yang telah kita peroleh, pelajarilah faktor-faktor penyebabnya, sehingga kita dapat membuat keberhasilan yang sama dan tidak mengulangi kegagalan serupa pada masa mendatang.
Masa kini merupakan suatu anugrah atau hadiah (kata present dapat bermakna masa kini atau hadiah), karena itu kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Gunakanlah masa kini untuk melakukan berbagai hal yang positif, hindari tindakan yang tidak berguna. Masa kini merupakan jembatan ke arah masa depan; tindakan yang kita lakukan saat ini merupakan persiapan untuk masa depan. Hal ini jelas hanya dapat terjadi kalau kita telah memikirkan masa depan sehingga dapat mempersiapkannya dengan baik.
Tanpa pemikiran, kita tidak dapat membuat rencana tentang masa depan kehidupan kita, dan akibatnya jelas masa depan tetap hanya impian yang tidak dapat kita raih. Bila kita memiliki rencana atau cita-cita untuk menjadi seorang dokter, maka minimal sejak di sekolah menengah, ia telah mempersiapkan diri dengan mendalami pelajaran-pelajaran yang terkait dengan kedokteran. Ia pun telah memilih perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran terbaik, dan jangan lupa ia pun perlu membayangkannya sejelas mungkin. Semua hal ini merupakan persiapan untuk mewujudkan masa depannya. Amin …
Langganan:
Postingan (Atom)