Kecewa dan berjiwa besar ibarat air dengan logam. Air dituang selagi logam merah membara. Air diharap justeru menguatkan bukan menjadikan logam keropos (Eliza Tabor).
Kita mengalami kekecewaan saat harapan kita tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi; tentu saja penyebabnya bisa macam-macam, misalnya kesalahan kita sendiri, kesalahan rekanan kita, atau kondisi yang berubah dan sebagainya. Kekecewaan itu manusiawi, tetapi bila kita terus berada dalam kondisi tersebut, tentu saja tidak ada manfaat yang dapat kita peroleh. Jelas sangat merugikan pada saat kita kecewa malah meluapkan emosi secara negatif, misalnya dengan meluapkan amarah atau mencari kambing hitam.
Saat kita kecewa, emosi kita memang meluap-luap, nah saat itulah dibutuhkan sikap positif untuk selalu berjiwa besar. Jiwa besar inilah yang akan mendinginkan emosi yang sedang panas ini. Dengan berjiwa besar, maka kita memiliki pengalaman untuk mengatasi hal negatif (kekecewaan); hal ini tentu saja membentuk kita menjadi semakin dewasa dan semakin kuat.
Jadi saat keinginan kita tidak tercapai, kita perlu tetap bersyukur, karena di balik semua itu pasti Tuhan memiliki rencana yang indah bagi kita. Dia tidak memiliki rancangan kecelakaan dan dukacita untuk umat yang sangat dikasihi-Nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar