Sejak hari Sabtu, 26 Desember kami sekeluarga, kecuali Andalan – anak terbesar – yang tidak ikut, pergi berlibur ke Bandung. Pada hari Senin pagi kami berencana pergi ke Cipanas Garut untuk berenang di kolam air panas.Saat itu kami menggunakan mobil Kijang, milik kakak ipar, beserta dengan kakak dan adik ipar serta salah satu keponakan. Jam 9.00 pagi kami berangkat dari rumah di Holis Permai langsung ke Tol melalui pintu tol Pasir Koja.
Semua perjalanan lancar, sampai kami keluar pintu tol dan baru berputar untuk menuju ke Garut / Tasik. Saat itu muncul suara yang aneh dari sebelah kanan mobil, dan kami segera berhenti di depan tukang tahu Sumedang. Apa yang terjadi? Ternyata ban kanan belakang telah kempes total. Tidak dapat dibayangkan bila kejadian tersebut terjadi pada saat kami berjalan di Tol Padaleunyi dengan kecepatan tinggi. Tuhan telah melindungi kami semua dengan caranya yang ajaib.
Ban mobil yang rusak ternyata tidak dapat diperbaiki oleh tukang tambal ban sederhana yang berada di pinggir jalan. Ban serep juga tidak dapat dibuka, karena seluruh kunci-kunci mobil dan kotak peralatan diturunkan kakak ipar di rumahnya. Tukang tambal ban juga tidak memiliki peralatan untuk membukanya. Terpaksa kami menunggu, karena kakak ipar menelpon kantornya untuk minta dikirim mobil dan menukar dengan mobil yang kami pakai. Singkat kata satu jam kemudian kami dapat melanjutkan perjalanan ke Cipanas Garut, dan sampai kembali di Bandung pada jam 21.
Keesokan harinya, Selasa tanggal 29 Desember memang telah kami rencanakan untuk pulang kembali ke Bogor. Sebelum pulang ke Bogor kami mampir dulu ke toko kue Prima Rasa untuk membeli sedikit oleh-oleh, baru setelah itu langsung berangkat ke Bogor melalui pintu Tol Pasteur.
Jam 11.05 kami telah memasuki jalan tol Cipularang, jarak ke Jakarta sejauh 124 km. Waktu itu kami semua masih dalam kondisi segar, tetapi beberapa menit kemudian sejak melewati Padalarang anak-anak, Unggul dan Anggun, mulai tertidur. Saya pun mulai menguap karena mengantuk. Setelah km 100, saya minta permen ke istri yang duduk di belakang saya. Permen memang membuat segar, tetapi hanya sesaat saja, sesudah menempuh jarak 3 km, permen di mulut habis dan mulai mengantuk lagi. Saya tahan terus dan berjanji untuk makan permen setiap 10 km.
Pada km 90 saya minta permen lagi, dan bertahan untuk menempuh jarak 5 km. Kemudian pada km 80 sebenarnya saya ingin minta istri saya, Erna, untuk menggantikan saya, tetapi waktu saya lihat dari kaca spion, ternyata dia juga sudah tertidur. Karena itu saya terus menyetir …dan tetap di jalur cepat, karena saat itu memang kendaraan tidak terlalu ramai.
Beberapa saat kemudian …. Tiba-tiba terdengar suara keras ‘BUM’, segera saya terbangun dan saya lihat saat itu banyak debu beterbangan di sebelah kanan mobil. Saya segera sadar, demikian juga dengan istri dan anak-anak, mereka sangat kaget. Sambil menyetir mobil ke jalur lambat, saya berkata :”Saya ketiduran dan menabrak tembok pembatas jalan tol yang di tengah”. Istri saya berkata :”Kita masih dilindungi Tuhan”, dan saat itu kami berada di sekitar km 75.
Di depan saya ada dua buah bis, sedangkan di belakang agak jauh saya melihat melalui spion sebuah sedan merah, tetapi kemudian sedan itu melambat (mungkin karena melihat saya menabrak sesuatu, sehingga ia menjadi lebih hati-hati). Karena jalan sepi saya tetap menjalankan mobil dan menyusul bis yang ada di depan saya. Saat itu saya bersukur, karena Tuhan Yesus telah melindungi kami sekeluarga tanpa cedera apa pun, cuma kepala istri saja yang benjol, mungkin tertabrak kaca atau pegangan tangan untuk masuk di atas pintu, selebihnya tidak ada apa-apa lagi. Saya cuma berpikir pasti mobil bagian depan hancur, karena saya melihat cukup banyak debu saat itu.
Sampai tempat peristirahatan di Km 61 pada sekitar jam 12.00, kami berhenti dan setelah saya lihat ternyata bagian kanan mobil saya (Zenia 1300 cc, tahun 2004 warna biru metallic) tetap mulus, tidak ada bekas goresan apa pun, cuma saya lihat ban bagian depan berubah menjadi putih, karena terkena debu. Saya tidak habis pikir dengan benturan yang cukup hebat yang menggoncang kami semua hingga terbangun, ternyata tidak ada luka apa pun dan juga mobil tetap mulus. Puji Tuhan, ternyata Engkau sungguh mengasihi kami sekeluarga, walaupun kami berdosa, Engkau memberi pertolongan yang luar biasa dan tepat pada waktunya.
Setelah beristirahat, sambil pijat di kursi pijat listrik selama 15 menit, sekitar jam 13.00 kami melanjutkan perjalanan kembali dan jam 14.00 kami telah sampai dengan selamat di rumah kami di Danau Bogor Raya, Bogor.
Hanya puji Syukur yang dapat kami haturkan kepada Tuhan Yesus yang telah mengutus para malaikat untuk melindungi kami sekeluarga beserta dengan kendaraan yang kami pakai. Bukan hanya sekali malahan dua kali ! Terpujiah Engkau, Allahku yang luar biasa untuk selama-lamanya. Amin !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
penyertaan Tuhan sangat luar biasa
Posting Komentar