Sabtu, 25 Juni 2011

Sabar dan Memaafkan [SKDAG739]

Sikap sabar hanya bisa terlihat saat masalah muncul.
Sikap memaafkan hanya bisa terlihat saat kemarahan muncul.

Banyak orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang sabar; mungkin saat itu ia benar sedang sabar, karena ia berada dalam kondisi bahagia, penuh sukacita, pulih dari sakit, dan lain-lain. Tetapi apakah ia tetap menjadi manusia yang sabar saat ia mengalami godaan atau masalah. Nah … bila kita mampu mengendalikan diri saat masalah muncul, maka memang kita adalah orang yang sabar. Orang sabar mampu mengendalikan emosinya; ia tidak mudah marah atau tersinggung walau pun saat itu ia sedang mengalami penghinaan atau pelecehan.

Biasanya pada saat demikian, maka amarah yang akan muncul pada orang yang tidak sabar, karena ita tidak mampu mengendalikan diri lagi. Saat itu ia tidak lagi menggunakan pikirannya, yang ia inginkan saat itu adalah memuaskan perasaannya, dalam hal ini perasaan marah yang ada pada dirinya. Apa yang terjadi setelah kemarahan itu lewat? Apakah ia sekarang mampu memaafkan orang yang telah mengganggunya tersebut?

Peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu, tidak dapat kita ubah lagi. Yang dapat kita lakukan hanyalah mengubah dampak dari peristiwa tersebut. Kita perlu dapat melihat peristiwa tersebut dari sudut pandang lain yang bermakna positif Bila kita mampu melakukan hal ini maka peristiwa tersebut akan lebih mudah untuk kita maafkan.
Misalnya saat atasan memarahi Anda, kita pun mungkin marah tetapi tidak dapat melakukannya, sehingga kita hanya memendamnya. Saat itu Anda mungkin tidak dapat menerima alasan apa pun yang menyebabkan atasan memarahi Anda. Tetapi marilah kita mengubah pola pikirnya sehingga kita mampu menyadari bahwa dengan memarahi sebenarnya atasan sedang mendidik kita untuk lebih maju; hal itu pun menunjukkan bahwa dia memiliki perhatian kepada Anda.

Tidak ada komentar: