Rabu, 21 April 2010

Yang penting … JUJUR [SKDAG556]


Kalah secara jujur LEBIH DIHARGAI orang daripada menang dengan curang atau menang karena keberuntungan (Claire Hess).



Banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kemenangan atau hasil yang diharapkan. Misalnya untuk lulus Ujian Negara banyak siswa/i, bahkan guru-gurunya juga, yang mencari soal dan mendistribusikan jawabannya, dengan tujuan ‘saya lulus’ atau ‘tingkat kelulusan di sekolah saya tinggi”. Untuk diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil, banyak orang yang mencoba menyogok agar dapat diterima. Juga di pertandingan sepak bola yang katanya dapat dibeli, dengan memberi sogokan kepada wasit. Bila banyak hal (di Indonesia) yang dilakukan tidak dengan jujur, maka “APA KATA DUNIA?”.



Alangkah indahnya bila kejujuran ada dimana-mana. Apa yang akan anda lakukan bila anda menemukan sejumlah besar uang dalam amplop, dan tidak ada identitas apa pun di dalamnya? Alternatif pertama ambil saja, karena tidak jelas uang ini punya siapa; anggap saja anugrah dari Tuhan. Alternatif kedua, lapor kepada yang berwajib, walau dengan keraguan karena jangan-jangan nanti mereka yang ambil. Atau mungkin ada alternatif lain dengan membagi-bagikannya ke orang miskin atau diserahkan ke panti asuhan? Situasi ini sangat sulit, kan?



Bila kita lakukan alternatif pertama, maka kita memang punya banyak uang, tetapi kita tidak jujur, karena itu uang orang lain, yang mungkin juga sedang membutuhkannya. Demikian juga bila kita lakukan alternatif ke tiga, karena uang itu bukan uang kita pribadi, kok berani-beraninya dibagi-bagi ke orang lain. Alternatif kedua yang terbaik, walau memang ada keraguan, tetapi waktu menyerahkannya kita berusaha hal ini diketahui oleh banyak orang, termasuk atasannya, dan juga kita minta tanda terima, atau lebih baik lagi bila ada wartawan yang mau memuatnya di koran, dan kita juga menyebarkannya di berbagai milist dan jaringan sosial. Biarlah yang berwajib nanti menentukan uang itu siapa yang punya.



Apakah dalam hal ini kita menjadi kalah? Tidak! Memang kita tidak jadi memiliki banyak uang, tetapi uang bukan segala-galanya (walau segala-galanya butuh uang), karena sekarang kita memiliki hati yang berkemenangan. Amin!

Tidak ada komentar: