Langkah bijak mengatasi kesulitan hidup adalah dengan bersikap dan bertindak selentur aliran air yang selalu berhasil melewati berbagai hadangan (Gde Prama).
Bila sesuatu yang keras dilawan dengan keras, maka salah satu di antaranya atau keduanya akan mengalami kerusakan, bahkan kehancuran. Tetapi bila yang keras dilawan dengan kelembutan, maka kekerasan itu seringkali dapat ditundukkan.
Karena itu untuk mengatasi berbagai kesulitan hidup yang relatif keras, maka bila kita melawan dengan kekerasan hati, maka kita akan hancur; akibatnya kita menjadi putus asa karena tidak ada lagi harapan. Tetapi marilah kesulitan hidup itu kita lawan dengan kelembutan, misalnya dengan selalu bersyukur.
Kejadian yang telah terjadi tidak dapat diubah lagi, karena itu kita tidak perlu menyesalinya terus menerus, sehingga kita tidak mau berusaha mencoba lagi. Bersyukurlah, karena Tuhan tidak pernah membuat rancangan dukacita dan kecelakaan untuk umatNya. Dia pasti memiliki rancangan kebahagiaan yang akan diberikannya kepada kita tepat pada waktuNya. Dengan bersyukur, maka kita dapat melihat kejadian yang mengecewakan tersebut dari sisi lain, yang mungkin ternyata memberikan manfaat kepada kita.
Gde Prama pun menganjurkan kita agar bertindak selentur aliran air pada saat kita menghadapi berbagai hadangan dalam kehidupan ini. Air tidak berusaha untuk menghancurkan batu yang menghalanginya, tetapi secara fleksibel ia mencari jalan lain untuk melewati batu tersebut, dan ternyata …. batu berhasil dilewatinya.
Jadi marilah kita bersyukur dan bersifat fleksibel saat menghadapi kesulitan atau hadangan hidup, karena dengan demikian maka kita dengan perkenaan Tuhan dapat mengatasi semua hal tersebut. Amin!
Bila sesuatu yang keras dilawan dengan keras, maka salah satu di antaranya atau keduanya akan mengalami kerusakan, bahkan kehancuran. Tetapi bila yang keras dilawan dengan kelembutan, maka kekerasan itu seringkali dapat ditundukkan.
Karena itu untuk mengatasi berbagai kesulitan hidup yang relatif keras, maka bila kita melawan dengan kekerasan hati, maka kita akan hancur; akibatnya kita menjadi putus asa karena tidak ada lagi harapan. Tetapi marilah kesulitan hidup itu kita lawan dengan kelembutan, misalnya dengan selalu bersyukur.
Kejadian yang telah terjadi tidak dapat diubah lagi, karena itu kita tidak perlu menyesalinya terus menerus, sehingga kita tidak mau berusaha mencoba lagi. Bersyukurlah, karena Tuhan tidak pernah membuat rancangan dukacita dan kecelakaan untuk umatNya. Dia pasti memiliki rancangan kebahagiaan yang akan diberikannya kepada kita tepat pada waktuNya. Dengan bersyukur, maka kita dapat melihat kejadian yang mengecewakan tersebut dari sisi lain, yang mungkin ternyata memberikan manfaat kepada kita.
Gde Prama pun menganjurkan kita agar bertindak selentur aliran air pada saat kita menghadapi berbagai hadangan dalam kehidupan ini. Air tidak berusaha untuk menghancurkan batu yang menghalanginya, tetapi secara fleksibel ia mencari jalan lain untuk melewati batu tersebut, dan ternyata …. batu berhasil dilewatinya.
Jadi marilah kita bersyukur dan bersifat fleksibel saat menghadapi kesulitan atau hadangan hidup, karena dengan demikian maka kita dengan perkenaan Tuhan dapat mengatasi semua hal tersebut. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar