Jiwa yang malas tetap tersesat walau sudah sampai di tujuan.
Jiwa yang tamak tetap mengeluh walau sudah memiliki kekayaan.
Jiwa yang bersyukur, selalu berbahagia bahkan di atas masalah.
Salah satu hal yang sering membuat jatuh adalah ketamakan atau ketidakpuasan akan suatu hal tertentu. Walaupun kita sudah mencapai tujuan yang menjadi cita-cita kita, ternyata kita masih saja berusaha untuk mendapatkan tujuan yang lebih besar. Di satu sisi hal ini baik, karena membuat kita terus berusaha, tetapi hal ini janganlah dijadikan tujuan karena membuat kita menghalalkan segala cara untuk mewujudkannya.
Orang yang sudah memiliki kekayaan jauh di atas kebanyakan orang pada umumnya, tetap tamak dan mengeluh karena merasa kekayaannya belum cukup. Bahkan mungkin ia pun masih menindas orang lain untuk memperoleh kekayaan tersebut. Hal ini tentu saja sangat membahayakan bagi dirinya karena tidak pernah mensyukuri segala hal yang telah dimiliki dan diterimanya.
Marilah kita selalu bersyukur dalam segala hal; saat kita bahagia dan mendapatkan kebaikan kita umumnya mudah bersyukur, walaupun ternyata masih banyak orang yang tidak melakukannya. Tetapi bersyukur harus kita lakukan dalam segala hal, baik suka maupun duka, baik bahagia maupun menderita.
Hal ini dapat kita lakukan dengan jalan mengubah sudut pandang terhadap peristiwa tersebut; dalan NLP, hal ini dinamakan reframing. Misalnya saat kita menderita sakit, maka kita pun tetap dapat bersyukur; tentu saja syukur kita bukan demikian “Tuhan, aku berterimakasih kepadaMu, karena aku sakit”. Tetapi kita dapat bersyukur “Tuhan, pada saat aku sakit, ternyata aku dapat mengalami kasih yang luar biasa dari keluarga, kerabat, dan teman-temanku.”. Carilah hal positif dari peristiwa yang kita alami, termasuk saat mengalami masalah, maka kita dapat bersyukur dalam segala hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar