Dosa bukanlah
seekor monster yang harus dipikirkan dalam-dalam, tetapi ia adalah sebuah
ketidakberdayaan yang harus dijauhi (Martin Luther).
Semua manusia pasti pernah berbuat dosa atau berbuat salah. Memang ada manusia
yang sengaja membenamkan dirinya ke dalam dosa, tetapi ada juga manusia yang
berbuat dosa secara tidak disengaja, mungkin karena tindakan yang ceroboh atau
kelemahan lainnya.
Bila kita telah berbuat dosa, sebagai orang beriman
pasti kita menyesali perbuatan salah tersebut, tetapi semuanya telah menjadi
bubur. Ada orang yang terus menyesali perbuatan salah tersebut dan terus
menyalahkan diri sendiri; ia menganggap dosa itu seperti sebuah monster yang
menakutkan di dalam dirinya. Bila hal ini dilakukan terus menerus maka jelas
kita menjadi stress dan menderita. Tentu saja lebih baik kita menyadari bahwa
dosa yang telah kita buat itu memang berasal dari kelemahan atau
ketidakberdayaan kita, dan untuk itu kita perlu terus belajar untuk
mengatasinya serta terus memohon kemampuan tersebut dari Tuhan.
Kita tidak dapat mengubah hal yang telah terjadi
tetapi kita perlu berani menanggung resiko yang terjadi akibat dosa tersebut.
Untuk itu sebaiknya kita tidak terus menerus berpikir ‘why’, misalnya mengapa hal itu terjadi atau mengapa saya
melakukannya. Yang penting dan perlu kita lakukan sekarang adalah berpikir ‘how’, misalnya bagaimana agar saya tidak
melakukan dosa yang sama, bagaimana cara saya menanggulangi akibat dosa
tersebut. Daripada kita terpaku pada hal yang telah terjadi, lebih baik kita
berpikir tentang masa depan agar kita menjadi lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar