Kamis, 12 Juli 2012


Dampak Kritik Negatif [SKDAG881]

Untuk setiap komentar berupa kritik yang kita terima, kita memerlukan sembilan peneguhan untuk mengeluarkan efek negatif dari kritik tersebut (Jim Burns dalam buku The Youth Builder).

Kritik memang merupakan suatu masukan bagi penerimanya, cuma seringkali kritik yang kita terima, atau yang kita sampaikan juga, lebih berupa pada kritik yang negatif. Misalnya pada saat pak Amir salah mengungkapkan fakta dalam pidato yang dia sampaikan, maka atasannya dengan segera memanggilnya dan memarahinya: “Seharusnya kamu tidak mengatakan hal tersebut, karena …”. Hal ini tentu saja membuat pak Amir menderita trauma yang cukup mendalam, sehingga mungkin saja ia menjadi tidak berani lagi untuk menyampaikan pidato atau ia menjadi tidak percaya diri waktu menyampaikannya karena ia takut salah lagi.

Nah, apalagi bila kritik tersebut dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya yang masih kecil; hal tersebut akan terus mempengaruhi kehidupan si anak, karena hal tersebut terekam dalam pikiran bawah sadarnya, dan mungkin menjadi luka batin atau trauma berat. Untuk menghilangkan dampak negatif dari kritik yang telah diterima, ternyata tidak mudah; menurut Jim Burns dibutuhkan sembilan peneguhan untuk menghilangkannya.

Daripada sulit-sulit menghilangkan efek negatif dari kritik, maka jelas lebih baik kita mencegah terjadinya efek negatif tersebut. Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan, misalnya:
  1. 1.      Penyampaian kritik perlu dilakukan dengan hati-hati, dan menggunakan kata-kata yang positif, misalnya kritik untuk pak Amir dapat dilakukan atasannya dengan kata pembuka sbb. : “Selamat pak Amir, pidato Anda sudah bagus, tetapi seandainya Anda dapat mengungkapkan fakta tadi dengan benar, maka hasilnya pasti luar biasa.”
  2. 2.      Sebagai penerima, kita dapat mengendalikan diri kita sendiri, jangan terpengaruh oleh perkataan orang lain. Pilihlah apa yang pantas untuk kita simpan dalam hati; bila ada perkataan negatif janganlah kita ingat-ingat lagi, apalagi sampai mempengaruhi perasaan dan emosi kita.
  3. 3.      Jadikan masukan negatif tersebut sebagai motivasi untuk memperbaiki diri, misalnya “pidato saya hari ini memang salah, saya perlu belajar dan berlatih lagi agar tidak mengulang kesalahan yang sama pada masa mendatang”.

Tidak ada komentar: