Jumat, 14 Januari 2011

Memberi dengan Tulus! [SKDAG677]

Tidak mampu untuk memberi tidaklah salah, tetapi tidak ada hati untuk memberi itulah yang salah... (Rolinda Foenay)

Kebanyakan orang hanya mau menerima, tetapi segan atau tidak mau untuk memberi. Hal ini berlaku bukan hanya untuk uang, tetapi juga untuk informasi dan ilmu pengetahuan; banyak orang yang mengatakan “Informasi atau ilmu ini saya peroleh dengan susah payah dan biaya yang mahal, jadi tidak mungkin saya berikan secara cuma-cuma”. Ternyata memang banyak orang menghitung dulu keuntungan atau kerugin bila ia memberikan sesuatu kepada orang lain.

Bila kita tidak memiliki apa-apa, maka sebenarnya niat untuk memberi saja sudah luar biasa; tidak salah bila kita tidak memberi karena kita tidak mampu, tetapi niat untuk berbagai sudah merupakan suatu hal yang positif. Bila kita mampu, tentu saja niat saja tidak cukup, tetapi harus diwujudkan dengan tindakan memberi secara nyata. Tetapi tindakan memberi saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan ketulusan; memberi itu harus dari hati dan dengan kasih, tanpa mengharapkan imbalan apa pun serta tanpa perhitungan untung rugi.

Bila kita mulai berhitung untung rugi, maka saat itu kasih sudah mati dalam diri kita. Sudah semestinya kita memberi, karena sebenarnya kita telah banyak diberi berbagai hal oleh Tuhan; Oksigen yang kita hirup diberikan Tuhan secara gratis, coba bandingkan dengan Oksigen di RS yang harus kita bayar dengan cukup mahal per tabungnya. Belum lagi bakat, rejeki, kesehatan, orang-orang yang kita kasihi, pekerjaan dan lain-lain, semua diberikan oleh Tuhan untuk kita. Apa yang dapat kita lakukan sebagai ucapan syukur?

Tidak ada komentar: