Iman, Tidak
Membutuhkan Penjelasan [SKDAG891]
Manusia dengan pikirannya luar biasa sering menganalisis berbagai macam hal,
untuk menentukan apakah hal tersebut mungkin terjadi atau tidak. Tetapi bila
kita bicara iman, maka berarti kita dapat mempercayai berbagai hal tanpa perlu
pembuktian ilmiah lagi.
Misalnya bila ada seseorang yang dikatakan oleh
dokter, bahwa ia telah menderita kanker stadium empat. Tetapi karena doa dari
teman-temannya ternyat a ia dapat sembuh kembali. Bagi orang yang beriman, hal
ini merupakan rencana Allah yang berada di atas kemampuan akal manusia. Tidak
perlu ada penjelasan yang masuk akal mengenai peristiwa tersebut.
Tetapi bagi orang yang hanya mengandalkan kepandaian
dan kehebatan otaknya, maka ia menuntut suatu pembuktian yang masuk akal. Ia
ingin mengetahui faktor apa yang menyebabkan orang itu sembuh dan sehat seperti
sediakala kembali.
Manakah yang Anda pilih, percaya akan sesuatu yang
tidak mungkin atau terus mempertanyakan, dan percaya setelah ada buktinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar