Sabtu, 31 Maret 2012
Kasihilah Semua Orang [SKDAG838]
Marilah kita lihat keberadaan diri kita sekarang; ternyata kita sekarang sudah berkeluarga dengan tiga anak, sudah memiliki usaha yang mapan, rumah, kendaraan bermotor dan lain-lain. Apakah semua ini berkat usaha sendiri? Jelas tidak mungkin! Keberhasilan tersebut dapat kita raih, karena banyak orang yang telah memberikan bantuan; mereka sungguh-sungguh mengasihi kita. Siapa saja mereka itu? Orang tua yang sudah memelihara kita dengan penuh kasih sejak kecil, guru-guru yang telah mendidik kita secara luar biasa, teman dan sahabat yang banyak memberikan ide, pelanggan yang setia membeli produk kita, dan pasti masih banyak yang lainnya.
Bantuan dan pertolongan mereka sungguh tak terbilang; yang kita dapat lakukan saat ini adalah adalah mengasihi dan membantu mereka saat ini. Bila mereka sudah meninggal dunia, marilah kita mendoakan, bila mereka masih hidup, kunjungi dan sapalah mereka.
Perbuatan mereka merupakan teladan bagi kita semua, sehingga marilah mulai saat ini kita pun mencurahkan kasih dan perhatian kepada semua orang yang ada di sekeliling kita. Lakukanlah semua tanpa pamrih; hal ini merupakan balas jasa kepada orang yang telah mengasihi kita. Terapkanlah prinsip ‘pay it forward’ (lihat SDAG 62).
Jumat, 30 Maret 2012
Pertama dan Terakhir itu paling Antusias [SKDAG837]
Jatuh cinta yang pertama kali itu merupakan hal yang paling mengesankan dan selalu diingat. Demikian juga dengan kelahiran anak merupakan saat yang membahagiakan, apalagi untuk anak pertama. Atau saat anak saya pertama kali sekolah di kelompok bermain, ia sangat antusias dan sangat menantikan hari masuk sekolah tersebut. Masih banyak contoh lagi yang telah kita alami tentang sesuatu yang terjadi untuk pertama kalinya; hal tersebut memberi kesan mendalam bagi yang mengalaminya.
Hal sama pun terjadi bila kita mengalami untuk yang terakhir kali, misalnya saat perpisahan SMA yang merupakan saat-saat akhir berkumpul dengan teman-teman, pesan terakhir dari orang yang akan meninggal. Hal terakhir pun memberi kesan bagi yang mengalaminya.
Tentu sangat menyenangkan bila semua hal yang kita alami saat ini dapat kita anggap sebagai yang pertama atau yang terakhir. Semua akan menjadi sangat bermakna karena kita melakukan dan merasakan dengan penuh antusias. Marilah kita bangkitkan antusiasme seperti itu dengan melakukan yang terbaik kepada orang lain dengan berasumsi bahwa hal tersebut adalah tindakan terakhir yang dapat kita lakukan padanya atau sebagai tindakan pertama yang akan memberikan kesan mendalam pada orang tersebut.
Kamis, 29 Maret 2012
Kekuatan Spiritual [SKDAG836]
Manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Tubuh merupakan dimensi fisik yang terdiri dari otot dan tulang; kekuatan fisik diukur dari kekuatan otot, misalnya dari kemampuan untuk mengangkat beban, seperti pada olah raga angkat besi atau angkat berat. Ada orang yang melatih tubunya agar menjadi tahan pukul, bahkan ada yang datang ke dukun untuk memperoleh kekebalan tubuh, sehingga tahan bacok atau tahan peluru. Kekuatan tubuh memang penting, karena dapat membuat kita dapat bertahan dalam berbagai situasi musim yang berubah-ubah. Kita menjadi tidak sakit walaupun sudah kehujanan, kerja berat, atau kelelahan.
Jiwa terdiri dari keinginan, emosi, dan perasaan yang ada dalam diri kita. Kekuatan jiwa berarti kita dapat mengatasi dan mengendalikan hati, sehingga kita dapat menguasai diri, tidak terburu nafsu, dan selalu berprinsip ‘bagaimana nanti’. Demikian juga dengan roh kita yang perlu memiliki kemampuan untuk selalu percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa, bukan pada kuasa-kuasa lain yang banyak menggoda kita. Dengan kekuatan roh, maka masalah apa pun yang kita hadapi, kita selalu berserah dan percaya kepada-Nya, karena Dia lah sumber dari segala kuasa yang ada di bumi dan di surga.
Kekuatan jiwa, terutama kekuatan roh, merupakan suatu kekuatan spiritual yang lebih bermanfaat bagi kita semua dibandingkan dengan hanya kekuatan fisik. Marilah kita tingkatkan semua potensi diri kita, baik tubuh, maupun jiwa dan terutama roh.
Selasa, 27 Maret 2012
Hati, Sukacita, dan Iman [SKDAG835]
Matahari merupakan sumber kehidupan yang memberikan sinar dan kehangatan bagi seluruh planet yang bergerak memutarinya. Analoginya adalah sama dengan hati yang menjadi pusat kehidupan diri kita; dengan adanya hati atau budi, kita dapat membedakan yang benar dari yang salah dan juga dapat mengasihi.
Matahari adalah salah satu bintang di alam semesta ini; demikian juga dengan adanya hati yang mau mengasihi, maka kita pun dapat memiliki sukacita dalam hidup kita. Demikian juga dengan adanya matahari, maka kita pun dapat melihat bulan bersinar dan menjadi terang. Hal serupa kita alami bila kita memiliki hati yang selalu bersyukur dan bersukacita, maka iman kita pun akan bertumbuh dan menjadi terang di tengah kegelapan atau masalah dalam kehidupan ini.
Jadi marilah kita jadikan hati kita sebagai pusat kehidupan, dengan selalu bersyukur atas segala hal yang terjadi serta senantiasa bersukacita terhadap seluruh hal yang kita alami dalam hidup ini. Niscaya hal ini membuat kita mampu menjadi terang dunia untuk menerangi sekeliling kita. Amin.
Senin, 26 Maret 2012
Perlu Kerja Sama [SKDAG834]
Setiap manusia memiliki kelebihan, tetapi tidak ada manusia yang memiliki semua kelebihan. Sebagai mahluk sosial, setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi semua yang diinginkannya dalam hidup ini. Apa manfaat yang kita dapat dari hal ini?
Pertama, jelas kita tidak boleh sombong, karena setiap manusia itu unik; masing-masing memiliki kelebihan di satu sisi tetapi juga memiliki kekurangan di sisi yang lain. Yang dibutuhkan adalah keinginan untuk saling menolong dan saling melengkapi. Kedua, kita perlu siap untuk menolong orang lain yang membutuhkan bantuan, karena suatu saat pun kita membutuhkan bantuan orang lain. Ketiga, kita perlu untuk selalu bersyukur kepada Tuhan karena Ia telah memberikan yang terbaik kepada kit masing-masing.
Untuk maju kita tidak dapat mengandalkan kemampuan diri kita sendiri, tetapi kita perlu memanfaatkan dan meminta bantuan orang lain. Dengan saling bekerja sama maka kita dapat melangkah dengan lebih cepat untuk meraih kemajuan yang luar biasa.Minggu, 25 Maret 2012
Selalu ada Pilihan … [SKDAG833]
(Will Foley).
Bila kita melihat ke sekeliling, maka kita dapat melihat berbagai hal ada yang baik dan positif, tetapi lebih banyak yang tidak menyenangkan dan negatif. Amir baru bekerja di suatu perusahaan yang ternyata sebagian besar (kalau tidak seluruhnya) karyawan di perusahaan itu tidak jujur, mereka memanfaat waktu dan sumber daya yang ada di perusahaan demi kepentingan pribadi masing-masing. Melihat hal ini Amir merasa kaget, karena hal ini bertentangan dengan nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya sebagai orang yang taat beragama.
Ada dua hal yang mungkin terjadi pada Amir: pertama ia dapat terseret ke dalam budaya yang ada, artinya ia pun berubah menjadi orang yang tidak jujur, karena biasanya hal negatif lebih mudah mempengaruhi orang, terutam yang tidak memiliki iman atau tata nilai yang kuat. Kedua Amir tetap berprilaku jujur, tetapi ia menjadi tidak disenangi oleh rekan sekerjanya; mereka menganggap Amir sebagai orang yang ‘sok suci’, ‘kuno’, dan lain-lain. Bila Amir dapat bertahan dan menjadi ‘agent of change’ di perusahaan tersebut, artinya ia menjadi orang luar biasa yang dapat mengubah budaya perusahaan tersebut. Tetapi bila tidak tahan, Amir pun tetap memiliki pilihan, yaitu meninggalkan perusahaan tersebut dan mencari kerja di perusahaan lain yang memiliki budaya lebih baik.
Jadi kita tetap memiliki pilihan untuk setiap alternatif yang ada di hadapan kita, semua tergantung pada pribadi kita masing-masing.Tetapi alangkah indahnya bila kita dapat memilih yang terbaik, sesuai dengan iman yang kita miliki. Dalam setiap kegundahan yang kita alami, datanglah ke hadapan Tuhan dan berkomunikasilah melalui doa. Setelah kita berbicara dengan Tuhan, sediakanlah saat hening untuk mendengarkan suara-Nya; pada saat itulah Tuhan memberikan jalan keluar terbaik bagi kita.
Sabtu, 24 Maret 2012
Persiapan dan Harapan [SKDAG832]
Ada orang yang mengatakan bahwa hidup itu seperti roda, kadang di atas kadang di bawah. Maknanya dalam kehidupan ini kita tidak selalu berada dalam kondisi positif dan menyenangkan tetapi juga tidak selalu berada dalam kondisi negatif yang menyedihkan. Ada perubahan dan variasi dalam kehidupan ini, tetapi selain ditentukan oleh Tuhan, semua hal tersebut juga tergantung pada usaha manusia sendiri.
Pada saat kita sedang berjaya, maka kita perlu membuat persiapan untuk menghadapi berbagai hal negatif yang akan terjadi pada masa depan. Hal ini dapat kita lakukan dengan menabung, membeli asuransi, mendekatkan diri pada Tuhan, menolong serta melayani orang lain, dan lain-lain. Sedangkan pada saat kita sedang terpuruk, maka kita perlu terus belajar dan memiliki semangat pantang menyerah, karena kita percaya tetap ada hari esok yang lebih baik. Pada saat ini hendaknya kita mulai berusaha kembali, mungkin mulai dari skala yang kecil, membuang rasa malu, dan tetap bersyukur atas segala hal yang terjadi.
Marilah kita belajar dari semut yang pada saat musim panas mengumpulkan makanan sebagai persiapan untuk menghadapi musim dingin. Dan pada saat musim dingin, semut sudah memikirkan tentang musim panas; ia selalu mengingatkan diri “saat hari hangat pertama muncul, segera aku keluar sarang”. Prinsip selalu berpikir ke depan dan selalu positif dapat kita tiru dari semut.
Jumat, 23 Maret 2012
Menghakimi atau Mengasihi [SKDAG831]
Menghakimi dan mencintai itu dua perbuatan yang saling bertentangan; menghakimi merupakan suatu perbuatan untuk mencari (atau mencari-cari) kesalahan dan kekurangan orang lain, sedangkan mencintai berarti rela melakukan apa saja bagi orang lain. Jelas bila kita menghakimi maka kita tidak akan menemukan cinta.
Sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas, kita dapat memilih tindakan mana yang akan kita lakukan menghakimi atau mengasihi. Orang yang senang menghakimi orang lain, pada umumnya karena ia memiliki kekurangan atau kelemahan, dan karena iri maka ia pun mencari-cari kesalahan atau kelemahan orang lain. Tetapi orang yang mengasihi, memiliki atau merasa memiliki banyak hal yang dapat ia bagikan kepada orang lain, sehingga ia mau membantunya dengan pikiran, waktu, uang, atau yang lainnya. Jadi manakah yang Anda pilih: menghakimi atau mencintai?
Kamis, 22 Maret 2012
Perpisahan … [SKDAG830]
Apa yang akan terjadi dengan hari esok? Kita tidak tahu, bahkan yang terjadi satu menit lagi pun kita tidak tahu. Itulah yang membuat kita perlu untuk berserah 100% kepada Tuhan, tetapi kita tidak pernah menyerah untuk terus berusaha. Kita perlu melakukan berbagai persiapan, sehingga bila kejadian yang akan datang tidak sesuai dengan harapan kita, kita pun telah siap untuk menghadapinya.
Misalnya saat kita pergi bekerja, berpisah dengan keluarga, apakah kita dapat memastikan bahwa nanti sore kita pasti pulang kembali ke rumah. Sekali lagi … tidak ada yang tahu; untuk itu marilah sebelum berpisah kita selesaikan dulu semua ganjalan yang ada, minta maaf atas segala kesalahan yang telah kita lakukan, berikan kasih sayang, dan tidak lupa untuk mendoakan mereka. Hal ini membuat kita yang pergi meninggalkan, maupun mereka yang kita tinggalkan, menjadi bahagia.
Rabu, 21 Maret 2012
Kekuatan Pikiran [SKDAG829]
(Terri Guillemets)
Pak Eddy adalah seorang penderita penyakit maag; bila sampai jam 14, perutnya tidak diisi maka pasti penyakit maag-nya kambuh. Tetapi saat ia berniat untuk berpuasa, maka ternyata sampai jam 18 pun, ia tetap sehat seperti biasa, penyakit maagnya tidak kambuh. Apakah penyakit tersebut sudah hilang? Tidak, tetapi keinginan dan tekadnya untuk berpuasa telah membuat pikirannya dapat mengendalikan tubuhnya.
Esok hari, Linda untuk pertama kalinya akan presentasi di hadapan pimpinan perusahaannya. Ia merasa takut dan berpikir bagaimana kalau besok ia lupa dan gemetaran. Apa yang terjadi waktu presentasi? Ya, ia gemetaran dan presentasinya kacau karena lupa akan materi yang harus disampaikannya.
Nah … ke dua contoh di atas menggambarkan kekuatan pikiran. Pikiran merupakan karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia, dan ini perlu kita manfaatkan untuk membangun kekuatan kita. Pikiran kita tidak dapat membedakan antara hal yang real dan imajiner; jadi marilah kita selalu memikirkan hal-hal yang positif, agar hal tersebut yang terjadi dalam tubuh kita. Untuk kasus Linda di atas, semestinya ia berpikir dan membayangkan bahwa presentasinya besok akan berjalan lancar dan menarik.
Karena pikiran memang mengendalikan diri kita, pikiran negatif memang lebih mudah mempengaruhi kita dibandingkan dengan pikiran positif, karena itu marilah kita memikirkan saja hal-hal positif.
Senin, 19 Maret 2012
Tentang Kebahagiaan [SKDAG828]
Dapatkah kita menjadi bahagia karena dipaksa oleh orang lain, baik orang tua maupun atasan? Jawabannya jelas tidak mungkin, karena kebahagiaan itu berasal dari dalam hati kita, bukan dari orang lain. Walaupun suasana di sekitar kita penuh sukacita, banyak orang yang menari dan bernyanyi, tetapi bila hati kita sedang gundah memikirkan sesuatu yang meresahkan, maka pasti kita tidak bahagia berada di tempat itu; malah mungkin membuat kita menjadi tidak betah tinggal di tempat itu.
Jadi kebahagiaan itu ditentukan oleh diri kita sendiri, karena itu marilah kita menset pikiran kita agar selalu bahagia dalam keadaan apa pun, bersyukurlah dalam segala hal. Kita memang tidak dapat mengubah keadaan yang sudah atau sedang terjadi di sekitar kita, tetapi kita dapat mengubah maknanya agar menjadi positif bagi diri kita sendiri. Caranya dengan melihat peristiwa yang terjadi dari sisi positif, bukan dari sisi yang merugikan kita. Misalnya saat kita dipecat dari pekerjaan kita, mungkin saat itu kita ingin marah, tetapi marilah kita lihat peristiwa tersebut dari sisi positif. Tuhan pasti memiliki rencana indah dengan berhentinya kita dari pekerjaan tersebut, misalnya ini merupakan kesempatan emas untuk memulai berwirausaha, apalagi kita juga menerima pesangon yang dapat dijadikan modal berusaha. Dengan demikian maka kita dapat bersyukur: “Terimakasih Tuhan, karena saya dipecat dari pekerjaan, sehingga saya dapat memulai usaha sendiri yang sudah dirintis bertahun-tahun.”
Kebahagiaan kita bertambah bila melihat orang di sekitar kita pun merasa bahagia, misalnya saat kita mengunjungi orang sakit, ternyata orang tersebut menyambut kita dengan penuh sukacita dan berterimakasih atas kunjungan tersebut, maka jelas kita pun menjadi sangat berbahagia.
Marilah kita menjadi sumber kebahagiaan dan menyebarkannya ke orang lain agar mereka pun menjadi bahagia.
Minggu, 18 Maret 2012
Manfaat Pelukan [SKDAG827]
Pelukan merupakan suatu tanda kasih, yang menunjukn bahwa kita mencintai orang itu, sehingga kita memaafkan kesalahannya, mengasihi dan mencintainya, memberi semangat padanya saat sedang putus asa, dan lain-lain. Orang tua perlu sesering mungkin memeluk anak-anaknya sejak kecil sampai dewasa, karena hal ini merupakan suatu bentuk kasih sayang yang sangat bermanfaat bagi pembentukan jiwa si anak.
Untuk memberikan pelukan sebenarnya sangat mudah sekali, karena dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tidak ada biaya dan kerugian yang kita alami untuk memeluk seseorang, asalkan kita mau merendahkan diri dan melakukannya sebagai wujud dari rasa kasih sayang kita kepada orang tersebut.
Saat ada orang yang sedang kesusahan, menangis, dan bingung, maka pelukan yang dia terima dari sahabatnya akan sangat bermakna baginya. Pelukan itu dapat membangunkan kembali semangatnya, menghiburnya, atau juga sebagai suatu bentuk dukungan. Marilah berikan pelukan kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkannya dan lakukanlah sebagai tanda kasih dari kita kepadanyaRabu, 14 Maret 2012
Bangkitlah dari Kesalahan! [SKDAG826]
Tidak ada manusia yang selalu benar, kesalahan itu merupakan kodrat manusia yang pada dasarnya memang berdosa. Kesalahan dapat terjadi karena perbuatan kita sendiri, pengaruh orang lain atau juga karena pengaruh setan.
Yang penting setelah kita berbuat salah, janganlah diam dan menyesalinya terus menerus, karena hal ini tidak akan mengubah kesalahan yang pernah kita lakukan, bahkan membuat kita menjadi semakin terpuruk. Setelah salah marilah kita segera bangkit untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi agar tidak terulang lagi pada masa mendatang. Hal ini dapat kita lakukan dengan belajar dan belajar lagi.
Langkah yang tidak boleh dilupakan setelah kita melakukan kesalahan adalah meminta maaf kepada pihak yang terkait dan juga minta ampun kepada Tuhan. Meminta ampun memang tidak mudah; dalam hal ini kita perlu merendahkan hati dan memohon kekuatan dari Tuhan.
Minggu, 11 Maret 2012
Menjadi Sempurna [SKDAG825]
Bila kita belajar melakukan sesuatu yang baru, maka kita melakukannya dengan menggunakan otak sadar; saat itu pasti kita canggung melakukannya, bahkan mungkin banyak kesalahan. Setelah kita melakukannya berkali-kali maka kita telah menjadi mahir dan dapat melakukannya tanpa berpikir lagi; saat itu kita telah melakukannya dengan menggunakan otak bawah sadar dan semua berjalan secara otomatis.
Hal seperti di atas sebenarnya telah kita lakukan dalam kehidupan kita. Sebagai contoh cobalah Anda jawab pertanyaan saya terlebih dahulu. Setelah Anda mandi dan akan memakai kemeja, maka Anda memasukkan tangan kanan atau kiri lebih dulu? …. < ayo jawab dulu> ….
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pasti Anda berpikir dulu kan … mungkin sambil membayangkan memakai kemeja tersebut. Padahal waktu Anda memakai kemeja tersebut, Anda melakukannya secara otomatis tanpa perlu berpikir lagi, saat itu Anda bekerja dengan pikiran bawah sadar, karena proses memakai kemeja sudah Anda lakukan ribuan kali sejak kecil. Artinya Anda sudah mahir melakukannya secara otomatis; Anda sudah menjadi pakar dalam bidang tersebut.
Nah … cara yang sama perlu kita lakukan bila kita ingin menjadi pakar dalam bidang lainnya, lakukan hal tersebut secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan. Saat kita dapat melakukannya secara otomatis berarti kita telah dapat melakukannya dengan sempurna.
Jumat, 09 Maret 2012
Ketakutan vs Keberanian [SKDAG824]
(Winston Churchill)
Kita sering takut terhadap berbagai hal, tetapi bila kita analisis ternyata banyak penyebab ketakutan yang tidak real. Misalnya kita takut akan ujian sidang esok hari, karena pengujinya galak; apakah benar pengujinya galak? Belum tentu, bahkan mungkin saja pengujinya ternyata sangat baik dan ramah. Penyebab ketakutan yang kita alami sebenarnya hanya ada dalam pikiran kita. Jelas ketakutan itu hanya merupakan suatu reaksi dari pikiran negatif yang ada di pikiran kita sendiri.
Untuk itu kita perlu keberanian untuk menghilangkan semua penyebab ketakutan yang sebenarnya tidak real dalam pikiran kita. Jelas keberanian merupakan keputusan kita untuk menghilangkannya; semua tergantung dari diri kita sendiri.
Ketakutan seringkali disebabkan karena suatu trauma akibat peristiwa negatif . Untuk menghilangkannya kita membutuhkan keberanian untuk menghilangkannya. Agar keberanian tersebut muncul, mungkin juga kita membutuhkan bantuan orang lain, untuk menterapi atau membuang trauma tersebut.
Kita perlu keberanian untuk mengubah diri, dalam hal ini kita membutuhkan bantuan Tuhan dan orang lain, sehingga kita mampu mengatasi berbagai ketakutan yang ada dalam pikiran kita. Jadi mari kita berdoa, belajar, dan terus berusaha untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Rabu, 07 Maret 2012
Buang Beban Kehidupan [SKDAG823]
Apa yang kita alami saaat mendaki gunung? Capai, lelah, haus, kedinginan, kesepian, ingin istirahat dan lain-lain. Memang mendaki gunung tidak mudah apalagi untuk orang-orang yang berusia tidak muda lagi dan jarang berolah raga. Banyak hambatan yang ada saat kita mendaki gunung, pertama hambatan eksternal yang berada di luar kendali kita, misalnya cuaca yang dingin, hujan dan badai.
Saat mendaki memang kita membawa beberapa barang yang dibutuhkan, misalnya makanan, tenda, selimut dll. Tetapi bagaimana bila kita membawa tas kerja/sekolah, barbel untuk olah raga? Tentu saja barang-barang yang tidak dibutuhkan tidak perlu kita bawa karena hanya menjadikan beban saja dan membuat kita sulit untuk mencapai puncak gunung. Inilah hambatan kedua yaitu hambatan internal, yang ada dalam diri kita sendiri dan sebenarnya dapat kita kendalikan.
Demikian juga dengan kehidupan, bila kita ingin mencapai tujuan akhir kehidupan yang bahagia dan menyenngkan, maka kita pun perlu membuang dan meninggalkan berbagai beban kehidupan seperti cemas/kuatir, iri hati, takut dll. Semua berada di dalam kendali kita, mau atau tidak kita membuangnya. Bila kita ingin hidup bahagia, marilah kita buang semua beban kehidupan tersebut, tetapi bila tidak …. terserah Anda.
Minggu, 04 Maret 2012
Manfaat Ketepatan [SKDAG822]
Untuk melawan kekerasan tidak dapat dengan kekerasan lagi, karena akan ada yang rusak atau hancur; tetapi kekerasan perlu dilawan dengan kelemahlembutan, misalnya api dapat ditaklukkan dengan air. Artinya kita harus menggunakan alat atau mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah.
Tidak ada alat, metoda yang dapat menyelesaikan suatu masalah, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan semua penyakit, tetapi semua masalah pasti ada solusinya dan setiap penyakit pasti ada obatnya. Agar tugas kita efektif, maka kita perlu mencari metoda, solusi, atau obat yang tepat untuk mengatasi masalah atau penyakit yang kita hadapi. Misalnya suatu gembok tertentu hanya dapat dibuka dengan kunci yang menjadi pasangannya.
Demikian juga bila kita memiliki musuh atau orang yang tidak kita sukai, maka kita melawannya bukan dengan membenci atau memusuhinya karena hal ini tidak akan menyelesaikan masalah. Berikan senyum dan sapa orang itu dengan kata-kata yang lemah lembut, maka emosinya akan cair dan hatinya yang terkunci akan terbuka lebar.
Marilah Menjadi Bersih … [SKDAG821]
Menyapu membuang debu dan kotoran,
Doa membersihkan jiwa dan roh,
Kasih membuang benci dan dendam.
Hendaknya kita selalu bersih dan 'bersih' (DAG).
Kita semua pasti ingin menjadi bersih; banyak kegiatan yang kita lakukan, misalnya mandi dan sikat gigi untuk membersihkan tubuh kita, menyapu dan mengepel untuk membersihkan ruangan. Itu semua adalah pembersihan secara fisik, dan penilaian dapat dilakukan secara kasat mata, karena hasilnya langsung dapat segera kita lihat dan rasakan. Hasilnya membuat suasana yang segar, indah, dan nyaman.
Tetapi tentu saja pembersihan tidak cukup bila hanya dilakukan terhadap tubuh, jiwa dan roh kita pun perlu dibersihkan. Jiwa kita menjadi kotor karena memiliki berbagai keinginan, perasaan dan emosi negatif, misalnya keinginan untuk korupsi, perasaan benci, dan kemarahan yang muncul. Roh kita menjadi kotor saat menduakan Tuhan, dengan melakukan penyembahan berhala dan pergi ke dukun atau ke tempat keramat. Untuk membersihkan jiwa dan roh, kita dapat melakukannya dengan jalan berdoa, memohon pencerahan dan bimbingan dari Tuhan, agar kita mendapatkan bimbingan dan pengampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Selain itu kita dapat melakukannya dengan tindakan nyata yaitu menyebarkan kasih, yang membuat kita dapat memberikan pengampunan dan membuang berbagai benci dan dendam kepada pihak lain yang pernah menyakiti kita.
Marilah kita selalu melakukan pembersihan tubuh, jiwa, dan roh pribadi kita setiap saat, sehingga kita boleh menjadi bersih dan harum di mata sesama dan terutama di hadapan Tuhan.
Amin …
Sabtu, 03 Maret 2012
Manfaat Perubahan [SKDAG820]
Einstein mengatakan: ”Merupakan suatu hal yang gila, bila mengharapkan sesuatu yang berbeda tetapi kita tetap melakukannya dengan cara yang sama!”. Jadi jelas untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, maka usaha kita pun perlu ditingkatakan dan diperbaiki, misalnya bila Anda tidak lulus ujian karena kurang tekun belajar, maka untuk periode berikutnya untuk lulus ujian, Anda perlu mengubah cara belajar dengan lebih giat dan lebih tekun.
Pada umumnya manusia memang senang tetap berada pada zona nyaman; bila ia memiliki posisi yang baik, maka seringkali kita menjadi terlena dan tidak mau meningkatkan diri lagi. Nah … untuk terus maju, kita perlu keluar dari zona nyaman, masuk ke zona baru yang memiliki tantangan. Tentu saja di suasana dan lingkungan baru, kita perlu berubah, melakukan penyesuaian diri, dan mempelajari bagaimana cara mengatasi tantangan yang baru muncul.
Perubahan dibutuhkan selama kita memiliki keinginan; bila kita sudah menjadi manusia yang apatis dan statis, maka kita tidak membutuhkan lagi perubahan. Tentu kita tidak mau menjadi manusia seperti itu, yang relatif sudah ‘mati’. Nah … bila kita tidak mau ‘mati’ marilah terus memiliki semangat dan harapan baru serta melakukan perubahan secara kontinu dengan terus belajar tentang hal baru dan berusaha untuk melakukan sesuatu yang baru atau dengan cara yang baru, sehingga kehidupan lebih baik dapat kita raih pada masa mendatang.
Jumat, 02 Maret 2012
Tujuh Dosa Pokok [SKDAG819]
Dosalah yang memisahkan antara manusia dengan Allah; penyebab manusia jatuh dalam dosa adalah daging, dunia, dan setan, yang dapat disingkat menjadi dangdutan. Banyak dosa yang kita lakukan dalam berbagai kegiatan kita sehari-hari, tetapi tujuh diantaranya dapat digolongkan sebagai tujuh dosa pokok yang sering dan mudah kita lakukan.
Ketujuh dosa pokok tersebut adalah sombong, kikir, cabul, gelojoh, licik, marah, dan malas; dapat disingkat menjadi “bongkibul geli mama”. Dosa kesombongan adalah karena kita sering mengagungkan bahwa diri kita yang terbaik dan terhebat, sertatidak mau mengakui kelebihan orang lain. Kikir adalah dosa karena kita tidak mau menolong orang lain karena kita terlalu mengutamakan harta pribadi. Dosa ketiga adalah kecabulan, yang membuat manusia jatuh ke dalam dosa seksual; dengan berpikir kotor saja sebenarnya kita telah berdosa. Gelojoh adalah dosa karena memuaskan nafsu kedagingan terhadap makanan secara berlebihan; prinsip orang ini adalah “hidup untuk makan”.
Dosa ke lima adalah licik, artinya kita menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginan kita, sehingga cara-cara yang tidak halal atau menyalahi hukum pun kita gunakan. Marah membuat orang pintar menjadi bodoh, karena otaknya sudah tidak digunakan lagi. Dengan kemarahan kita dapat menimbulkan pertengkaran, pembunuhan dll., yang memiliki akibat sangat mengerikan. Dosa terakhir adalah malas; bila kita malas, maka kita tidak mau melakukan apa pun juga, terutama perbuatan-perbuatan yang bermanfaat, misalnya kita malas berdoa, malas membaca Kitab Suci. Hal ini jelas membuat kita menjadi apatis dan hanya mau menerima saja, tetapi tidak mau berusaha.
Untuk menjadi manusia yang baik, marilah kita tinggalkan dosa-dosa yang memperbudak kehidupan kita. Berserahlah kepada Tuhan,maka kita pasti memiliki kemampuan untuk mengatasi semua kelemahan. Amin.