Tanpa kepuasan, kita akan dirongrong kecemburuan, ketamakan, kekuatiran. Bukannya mengucap syukur, kita malah mengeluh.
Manusia seringkali mengeluh dan merasa tidak puas atas semua yang telah diperolehnya, misalnya bila hari ini kita makan dengan pecel, maka ada orang yang mengeluh “Mengapa cuma pecel?, mengapa bukan ayam goreng?”. Bila kita selalu merasa tidak puas, maka kita tidak akan damai; otak dan pikiran kita dipenuhi oleh iri hati, cemburu, ketamakan, dan juga kekuatiran.
Kita perlu bersyukur atas segala hal yang kita miliki dan kita alami, misalnya “Terimakasih Tuhan, saya boleh makan dengan pecal”, dan lihatlah ke sekeliling kita, ternyata masih banyak orang lain yang kelaparan dan belum makan sampai saat ini. Janganlah menganggap diri kita yang memiliki masalah terbesar atau yang paling menderita, karena di luar sana masih sangat banyak orang yang jauh lebih menderita atau memiliki masalah yang jauh lebih besar daripada yang kita alami.
Marilah kita melihat setiap kejadian dari sudut pandang positif, bukan dari kejelekan atau kesusahannya saja. Hal inilah yang membuat kita dapat mengucap syukur dalam segala hal yang kita alami. Misalnya saat penjualan perusahaan kita menurun, kita tidak perlu marah-marah dan mencari kambing hitam, tetapi marilah kita bersyukur “Tuhan dengan penjualan yang menurun ini, Engkau mengingatkan kepada kami untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada para pelanggan kami. Terimakasih Tuhan”.
Sudahkah Anda bersyukur atas semua berkat yang kita peroleh sepanjang hari ini?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar