Minggu, 24 April 2011

Perbedaan: Sarana untuk Melengkapi [SKDAG281]

Jangan pertentangkan tradisional dengan yang modern, muda dengan tua, kaya dengan miskin, agama dll. Semua saling melengkapi. Lihatlah hal yg berbeda sebagai sarana untuk saling melengkapi.

Yang kita butuhkan adalah kesatuan, bukan kesamaan. Coba bayangkan bila dunia ini semuanya memiliki jenis kelamin yang sama, laki-laki atau perempuan saja, apa jadinya? Sangat membosankan … Bagaimana bila wajah laki-laki di seluruh dunia, sama semua? Pasti membingungkan, karena tidak tahu dia suami siapa, atau dia anak siapa? Tuhan menciptakan setiap manusia secara unik; tidak ada satu pun yang sama. Tetapi seringkali banyak orang yang menginginkan suatu kesamaan, misalnya meminta orang beragama lain memeluk agama yang sama dengan dirinya. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya pertentangan antar agama.

Perbedaan yang terjadi dalam setiap aspek kehidupan, merupakan suatu keadaan yang diijinkan oleh Tuhan, karena itu tugas kita adalah menjaga keanekaragaman tersebut sehingga dapat saling melengkapi. Selain itu kita pun perlu menjaganya agar tetap berada dalam satu kesatuan yang utuh. Misalnya pasangan suami istri, bila suami cerewet, maka istri harus lebih banyak diam, sehingga dapat saling melengkapi. Bila keduanya cerewet, pasti rumah tangga hanya diisi dengan pertengkaran, sedangkan bila keduanya pendiam, maka rumah mereka pasti sunyi sepi.

Nah, tugas kitalah untuk menjaga persatuan di antara keragaman hal yang ada di dunia ini dan janganlah melihat perbedaan itu sebagai suatu hal yang negatif. Ada yang hitam, tetapi ada juga yang putih, ada yang tinggi, tetapi ada juga yang pendek, ada yang baik, tetapi ada juga yang jahat, ada yang kaya tetapi ada juga yang miskin, dan lain-lain. Perbedaan yang memang mengarah ke hal yang negatif, memang perlu kita perbaiki, misalnya sifat jahat dan miskin; tetapi hendaknya semua itu tidak dilakukan dengan paksaan, tetapi dengan jalan memberi kesadaran pada orang itu, sehingga ia sendiri yang mau mengubahnya secara sukarela.

Tidak ada komentar: