Doa bukanlah "ban serap" yang dapat kita gunakan saat menghadapi masalah, tetapi "kemudi" yang menunjukkan arah yang tepat.
Banyak orang yang baru berdoa setelah mereka menghadapi masalah, terutama masalah yang berat. Setelah semua usaha manusia tidak berhasil, barulah mereka mengutarakan doa, sebagai ban serep atau senjata pamungkas, kepada Tuhan agar masalah tersebut dapat segera diatasi. Hal ini tentu saja tidak tepat, kita baru datang menghadap Tuhan saat kepepet dan tidak memiliki harapan lagi; dalam hal ini Tuhan itu (maaf …) dianggap sebagai pembantu yang dapat kita perintah setiap saat.
Doa merupakan sarana berkomunikasi antara manusia dengan Tuhan; di dalamnya kita dapat menyampaikan keluhan, permohonan, tetapi jangan lupa juga untuk bersyukur, memuji, dan mohon ampun kepada-Nya. Selain kita yang berbicara, kita pun perlu menyediakan waktu untuk Tuhan berbicara. Siapkanlah hati untuk mendengarkan pesan dan amanat-Nya kepada kita.
Melalui doa, Tuhan akan memberikan petunjuk jalan untuk menghadapi masa depan. Jadi doa berfungsi sebagai kemudi atau kompas yang menunjukkan perjalanan hidup kita ke arah masa depan. Jadi marilah kita berdoa dengan benar kepada-Nya …
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar