Hati yang gembira adalah obat yang manjur,
Hati yang lembut mendatangkan sahabat,
Hati yang bersih menjauhkan masalah
Tetapi hati yang keras menemui jalan buntu.
Pikiran (otak) dan perasaan (hati) merupakan dua hal yang menjadi hakekat manusia; keduanya menjadi pusat pengendali tindakan yang akan kita lakukan. Saat pikiran kita sedang kalut dan perasaan yang tidak karuan, maka pastilah saat itu kita tidak dapat melakukan tugas dengan baik, yang ada hanya keinginan untuk melepaskan emosi (kekesalan, kemarahan, kekecewaan dll.) kepada setiap orang yang kita temui.
Seringkali saat kita sedang emosi, maka akal sehat tidak berfungsi lagi; saat inilah kita menjadi bodoh, karena kita hanya bertindak secara spontan, tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi. Setelah kita lakukan barulah kita menyesal, mengapa saat itu kita melakukan tindakan bodoh seperti itu. Tetapi semua itu sudah terlambat dan tidak dapat diulang lagi, yang tersisa hanyalah penyesalan …
Marilah kita kendalikan hati dan pikiran kita, sehingga sebelum bertindak kita dapat berpikir “bagaimana nanti”, bukan “nanti bagaimana”. Untuk itu kita perlu memiliki hati yang bergembira dan penuh suka cita, karena bila kita tidak memiliki beban yang perlu dipikirkan maka kita pun memperoleh kesembuhan. Miliki juga hati yang lemah lembut, karena menghasilkan kesabaran, dan hal ini tentu saja disukai oleh orang lain, sehingga mereka pun mau menjadi sahabat kita.
Janganlah mengeraskan hati, karena hal ini membuat kita tidak mau menerima pendapat orang lain; akibatnya masalah yang sedang kita hadapi tidak terselesaikan dan kita menemui jalan buntu. Tetapi milikilah hati yang bersih, tanpa curiga dan terbuka terhadap masukan dari orang lain, karena hal ini membuat kita dapat menjauhkan kita dari masalah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar