Selasa, 03 Agustus 2010

Mengendalikan Nafsu [SKDAG165]

Nafsu tidak terkendali merupakan sumber petaka. Perang terbesar adalah perang melawan hawa nafsu. Lawanlah dengan puasa, karena puasa melatih kita mengendalikan nafsu.

Musuh terbesar manusia adalah hawa nafsu. Bila kita dikendalikan oleh hawa nafsu, maka kita menjadi manusia yang bodoh, karena kelakuan kita tidak mencerminkan diri kita lagi, tetapi tindakan yang kita lakukan hanyalah luapan dari nafsu tidak terkendali yang ada dalam diri kita. Saat kita dilanda nafsu marah, maka keinginan kita hanyalah berteriak, memaki, membentak orang lain, serta mengeluarkan kata-kata kotor. Saat itu kedudukan dan pendidikan kita tidak berpengaruh lagi; tindakan kita menjadi sama dengan tindakan orang bodoh yang tidak berpendidikan.

Saat manusia sedang terangsang berahinya, maka ia lupa akan akal sehat, keluarga, dan ajaran agamanya. Saat itu ia mengabaikan berbagai resiko dan akibat yang akan terjadi, pokoknya ia hanya mengejar kenikmatan yang berlangsung selama beberapa menit itu. Dalam kesedihan yang berlebihan pun, manusia tidak dapat berpikir dengan akal sehatnya.

Tindakan kita saat dilanda nafsu atau dalam kondisi emosi yang tidak stabil, jelas tidak memberikan manfaat positif bagi diri kita, karena mengandung resiko atau akibat yang akan membuat kita kecewa pada masa depan. Karena itu sebelu berbuat sebaiknya kita berpikir : ”nanti bagaimana”, jangan nekad dengan berprinsip ”bagaimana nanti”.

Cara lain tentu saja dengan berserah pada Tuhan dan juga melakukan penyangkalan diri, misalnya dengan melakukan puasa secara teratur. Dengan berpuasa kita mengendalikan nafsu makan, nafsu marah, nafsu berahi, dan lain-lain. Marilah kita kendalikan nafsu yang ada dalam diri kita ....

Tidak ada komentar: