Selasa, 12 Juli 2011

Sikap Picik dan Kesempitan Hati [SKDAG744]

Sikap picik dan penuh perhitungan, membelenggu dan menyempitkan hati kita sendiri. Itu sebabnya orang picik merasa sumpek dan mumet kemana pun ia pergi.

Picik itu sebenarnya sama dengan sempit; dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa picik berarti tidak luas, hemat, tidak lebar atau sempit. Sikap picik berarti sikap manusia yang selalu menjadikan sempit baik pandangan, pengetahuan, maupun pikirannya.

Mungkin ada orang yang menjadi picik karena ia penuh dengan kekuatiran, sehingga ia selalu penuh perhitungan sebelum melakukan sesuatu atau membuat keputusan. Kekuatiran memang membuat kita menjadi hati-hati, tetapi jangan sampai berlebihan karena hal ini akan membelenggu kita sendiri.

Orang yang bersikap picik dan (terlalu) penuh perhitungan, akan merugikan diri sendiri; ia membelenggu dan menyempitkan hatinya sendiri, sehingga ia tidak mudah percaya kepada orang lain dan selalu curiga. Semua hal ini membuat diri orang itu sulit bergaul dan mungkin tidak diterima oleh sesama. Hal ini jelas membuat dirinya sumpek dan selalu mumet, karena ia merasa sendirian, tidak memiliki sahabat untuk curhat.

Untuk itu marilah kita luaskan hati kita untuk menerima orang lain apa adanya dan selalu bersyukur untuk setiap keadaan atau peristiwa yang kita alami. Hal inilah yang membuat kita bahagia dan penuh damai sejahtera.

Tidak ada komentar: