Semua kebahagiaan di dunia berasal dari keinginan untuk membahagiakan pihak lain. Semua penderitaan di dunia berasal dari keinginan untuk membahagiakan diri sendiri (Shantideva).
Kebahagiaan dan kekecewaan atau penderitaan sebenarnya hanya berbeda tipis. Mari kita simak cerita berikut. Seorang janda yang ditemani satu anak laki-laki remaja merasa berbahagia karena ia dapat menghidupi keluarganya dengan memanfaatkan seekor kuda miliknya. Suatu hari, karena mereka tinggal di tepi hutan, kuda tersebut hilang, lari ke dalam hutan; hal ini tentu menyebabkan si ibu menjadi kecewa karena ia mengkuatirkan kehidupan keluarganya. Tetapi beberapa hari kemudian, pagi-pagi sekali si ibu mendengar suara ringkikan kudanya dan saat ia keluar, ternyata si kuda sekarang membawa pasangannya, seekor kuda liar dari hutan. Sekarang si ibu bersyukur dan merasa berbahagia karena terbayang bahwa penghasilannya akan meningkat dengan memiliki dua ekor kuda.
Tetapi cerita masih berlanjut, anak si ibu mengajari kuda liar agar dapat dikendalikannya, tetapi sunggu naas si anak terpelanting sehingga kakinya patah. Sekarang si ibu kembali kecewa karena percuma saja memiliki dua ekor kuda bila anaknya tidak dapat bekerja.
Karena negara itu sedang dilanda perang, maka semua anak muda di desa itu pun wajib untuk membela negara. Sekarang si ibu kembali bersyukur dan berbahagia karena anaknya, yang sedang patah kaki, terbebas dari kewajiban tersebut. Jadi kecewa atau penderitaan dan bahagia datang silih berganti dalam hidup kita. Tetapi yang jelas rencana Tuhan selalu indah dan terjadi tepat pada waktunya.
Bila kita dengan tulus ingin membahagiakan orang lain, maka seluruh dunia pasti bahagia. Tetapi bila kita semua menjadi manusia egois yang hanya mencintai diri sendiri atau golongannya sendiri, maka yang terjadi adalah penderitaan bagi dunia. Nah … keputusan ada di tangan kita; mana yang Anda pilih? Saya harap kita semua memiliki keinginan dan tujuan untuk membahagiakan orang lain. Amin ….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar