Kata 'cukup' paling sulit diucapkan karena manusia selalu merasa kurang dan tidak pernah puas dengan berbagai hal yang dimiliki/diterimanya.
Banyak manusia yang bila telah mencapai atau memiliki A, maka ia ingin segera mencapai atau memiliki B, lalu ingin mencapai atau memiliki C dan seterusnya. Bila hal ini terjadi terus menerus, maka ia merupakan manusia yang tidak pernah puas. Semua dirasakan “kurang” dan ia mau lebih dan lebih lagi.
Di satu sisi mungkin hal seperti di atas dapat diterima, yaitu dalam hal tidak puas untuk terus belajar, terus berbuat baik, dan terus meningkatkan kepribadian. Jadi untuk hal positif marilah kita terus raih dan jangan cepat puas.
Tetapi untuk hal duniawi, hendaknya kita berani dan mampu untuk mengatakan “cukup”. “Cukup” dalam hal ini bukan berarti kita tidak mau menerima lagi, tetapi mensyukuri semua yang telah kita terima dan kita menikmati semua yang telah kita peroleh tersebut. Kalau kita sudah memiliki harta yang berkelimpahan, maka gunakanlah untuk berbuat baik, misalnya menolong sesama yang sangat membutuhkannya.
Seperti aliran sungai, dengan memberikan harta milik kita, maka akan terjadi aliran masuk yang akan mengembalikan harta milik kita. Jadi marilah kita berani untuk mengatakan “cukup” terhadap segala sesuatu sehingga kita tidak menjadi manusia yang serakah dan rakus.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar