Kamis, 04 Februari 2010

Pengendalian Diri [SKDAG516]

Salah satu kelemahan mendasar manusia adalah ketidakmampuannya dalam mengendalikan diri. Tanpa pengendalian diri, semua yang direncanakan menjadi hancur.

Kapan orang pintar (yang berpendidikan tinggi) menjadi bodoh?
Ya mereka menjadi bodoh saat tidak dapat mengendalikan diri lagi, emosinya keluar meluap-luap; pada saat marah, mulutnya menjadi kebun binatang yang mengeluarkan berbagai umpatan dengan nama-nama binatang : “Anjing, Babi, dan lain-lain”; pada saat sedih, ia akan menangis meraung-raung secara berlebihan.

Daniel Goleman, dalam bukunya Emotional Intelligence (1995), mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki EQ (Emotional Quotient) lebih tinggi akan lebih sukses di masyarakat. Jadi EQ lebih menentukan kesuksesan dibandingkan dengan IQ (Intelligence Quotient). Dulu kita menganggap orang dengan IQ tinggi akan lebih sukses di masyarakat atau di tempat kerjanya. Kenyataannya ternyata tidak demikian; hal ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut. Bila ada seorang karyawan yang jenius, tetapi tidak dapat menghargai pendapat orang lain, tidak mampu mengendalikan emosi (sering marah-marah di kantor), maka apa yang terjadi dengan dia ? Jelas dia tidak disenangi oleh atasan, maupun rekan sekerja dan anak buahnya. Karena tidak dapat mengendalikan diri maka prestasinya di kantor pun menjadi terhambat, karena hubungan dengan rekan sekerja merupakan salah satu faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang karyawan.

Pengendalian diri memang merupakan kelemahan mendasar manusia yang dapat menghancurkan segalanya. Saat kita kuatir karena belum pernah tampil presentasi di depan banyak orang, maka bila ia terus tidak dapat mengendalikan diri untuk mengatasi kekuatirannya, maka ia pasti gagal dalam presentasi tersebut.

Marilah kita belajar untuk mengendalikan diri. Saat kita hendak marah, cobalah tunda dengan menarik napas atau meluapkan amarah tersebut dengan cara lain, misalnya melompat-lompat, memukul air, berteriak di tempat tertutup, dan lain-lain. Dan janganlah lupa untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan, nyatakan dalam doa untuk mohon bantuanNya agar kita dapat mengendalikan emosi dengan baik. Percayalah … dan niscaya semuanya terjadi. Amin ….

Tidak ada komentar: