Banyak memberi dan banyak berharap menerima, merupakan ciri orang sukses.
Tetapi orang bahagia, banyak memberi dan tidak berharap untuk menerima kembali.
Manusia menginginkan kesuksesan dalam hidupnya, walaupun umumnya masih dalam pengertian sukses duniawi, misalnya sukses dikaitkan dengan kekayaan, jabatan, gelar, dan lain-lain. Orang sukses mungkin dapat banyak memberi, tetapi ia memiliki tujuan agar dapat menerima dengan lebih banyak lagi. Jadi ia memberi karena memiliki harapan di balik semua itu; ia melakukannya tidak dengan tulus. Saat ia memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, ia berharap agar tindakannya ini dapat diketahui orang banyak, atau juga agar Tuhan mengetahui dan mencatat jasanya, sehingga ia dapat masuk Surga.
Selain itu tujuannya adalah agar lebih sukses, yang ditandai dengan memperoleh lebih dan lebih lagi. Hal ini pun menunjukkan terdapat ketidakpuasan terhadap yang telah diperolehnya. Bila kita ngotot terus mengejar sesuatu, maka kita tidak pernah menghargai yang telah kita peroleh atau miliki, sehingga jelas orang seperti ini tidak pernah bersyukur, tentu saja juga tidak bahagia.
Seperti apakah orang bahagia? Orang bahagia adalah orang yang mensyukuri segala hal yang dialaminya, dimilikinya, dan yang telah diperolehnya. Walaupun mengharapkan sesuatu, orang bahagia tetap bersyukur pada saat harapannya tidak tercapai, karena ia selalu berserah kepada kehendak Tuhan. Pada saat memberi, orang bahagia melakukannya dengan ikhlas dan tulus; ia tidak mengharapkan untuk menerima kembali. Saat ia memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, maka ia merasa hal tersebut merupakan kewajibannya karena ia memiliki kelebihan, padahal semuanya itu hanyalah titipan Tuhan.
Tetapi orang bahagia, banyak memberi dan tidak berharap untuk menerima kembali.
Manusia menginginkan kesuksesan dalam hidupnya, walaupun umumnya masih dalam pengertian sukses duniawi, misalnya sukses dikaitkan dengan kekayaan, jabatan, gelar, dan lain-lain. Orang sukses mungkin dapat banyak memberi, tetapi ia memiliki tujuan agar dapat menerima dengan lebih banyak lagi. Jadi ia memberi karena memiliki harapan di balik semua itu; ia melakukannya tidak dengan tulus. Saat ia memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, ia berharap agar tindakannya ini dapat diketahui orang banyak, atau juga agar Tuhan mengetahui dan mencatat jasanya, sehingga ia dapat masuk Surga.
Selain itu tujuannya adalah agar lebih sukses, yang ditandai dengan memperoleh lebih dan lebih lagi. Hal ini pun menunjukkan terdapat ketidakpuasan terhadap yang telah diperolehnya. Bila kita ngotot terus mengejar sesuatu, maka kita tidak pernah menghargai yang telah kita peroleh atau miliki, sehingga jelas orang seperti ini tidak pernah bersyukur, tentu saja juga tidak bahagia.
Seperti apakah orang bahagia? Orang bahagia adalah orang yang mensyukuri segala hal yang dialaminya, dimilikinya, dan yang telah diperolehnya. Walaupun mengharapkan sesuatu, orang bahagia tetap bersyukur pada saat harapannya tidak tercapai, karena ia selalu berserah kepada kehendak Tuhan. Pada saat memberi, orang bahagia melakukannya dengan ikhlas dan tulus; ia tidak mengharapkan untuk menerima kembali. Saat ia memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, maka ia merasa hal tersebut merupakan kewajibannya karena ia memiliki kelebihan, padahal semuanya itu hanyalah titipan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar