Jadilah selalu nomor satu. Hanya juara pertama yang dikenal dan dikenang orang. Juara dua relatif tidak diingat. Karena itu lakukanlah segala sesuatu dengan usaha terbaik.
Semua merk kecap selalu mengaku nomor satu, tidak ada kecap yang nomor dua. Bila kecap saja maunya menjadi nomor satu, mengapa manusia banyak yang mengatakan “Saya cukup menjadi nomor dua, tiga, atau ... urutan terakhir”. Siapakah manusia ke dua yang menginjakkan kakinya di bulan? Sebagian besar dari kita mungkin mengingatnya lagi, karena yang kita ingat hanyalah Neil Armstrong sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan.
Menjadi normor dua tidak diingat orang karena itu marilah kita mengejar prestasi semaksimal mungkin untuk menjadi nomor satu. Lakukan semua dengan usaha terbaik untuk memperoleh hasil yang optimal.
Tetapi jangan salah kaprah, dalam hal ini kita perlu mengutamakan proses bukan hanya hasil. Banyak orang tua yang menginginkan anaknya menjadi juara satu; hal ini tentu bagus, tetapi banyak di antaranya yang akhirnya memaksa anaknya untuk mengambil berbagai pelajaran tambahan agar nilai si anak bagus. Tetapi bagaimana dengan perkembangan jiwa si anak yang terus dipaksa untuk belajar? Lebih parah lagi bila si orang tua menghalalkan segala cara termasuk menyogok guru agar anaknya menjadi juara satu.
Menjadi nomor satu harus dilakukan dengan proses yang baik dan mendukung hasil yang diharapkan. Bila tidak lebih baik melakukan proses yang baik dengan hasil yang memadai, walaupun belum menjadi nomor satu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar