Ketidaktaatan
terhadap Allah terjadi saat keinginan-keinginan manusia diutamakan dan
didewa-dewakan (Warren Wiersbe).
Manusia memang memiliki banyak kebutuhan, dan hal inilah
yang memang perlu kita kejar agar tersedia. Janganlah mengejar keinginan,
karena memang tidak kita butuhkan saat ini; kita mengejarnya hanya untuk memenuhi
hawa nafsu untuk memberi kepuasan pada diri sendiri. Jadi utamakanlah kebutuhan
bukan keinginan.
Di sisi lain orang pemasaran berfungsi untuk membuat agar
para pelanggannya tertarik untuk mengejar bukan hanya kebutuhan, tetapi juga
keinginan, sehingga ia dapat menjual produknya dalam jumlah yang banyak. Karena
itu marilah kita - terutama para wanita, untuk mampu menahan diri bila
ditawarkan berbagai promosi yang menarik; tanyakanlah kepada diri sendiri: “Apakah
barang ini sungguh saya butuhkan? Bila tidak ada apakah saya tidak dapat
menyelesaikan suatu tugas tertentu?”. Bila jawabannya ‘ya’, silakan Anda
membelinya, tetapi bila jawabannya ‘tidak’, berarti Anda tidak perlu membelinya
saat ini.
Bila semua keinginan kita harus terpenuhi, maka manusia tidak
pernah akan puas, karena keinginan itu akan selalu muncul. Saat kita memiliki
A, kita menginginkan B; setelah B pun kita miliki ternyata kita menginginkan C,
demikian seterusnya. Nah bila hal ini terjadi terus menerus, maka berarti kita
mengutamakan nafsu yang ada dalam diri kita, hal ini membuat kita menjadi tidak
taat kepada Allah. Beberapa dosa pokok pun terjadi karena nafsu seperti ini
misalnya gelojoh (ingin makan terus), serakah (ingin memiliki lebih dan lebih
lagi), serta sombong (ingin dipandang lebih tinggi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar