Banyak orang yang bekerja dengan mengandalkan tenaga atau otot. Selama ia bekerja keras maka ia dapat menghasilkan uang, semakin keras bekerja maka semakin banyak uang yang dihasilkannya. Tetapi ada hal lain yang lebih baik yaitu bekerja dengan otak, atau bekerja dengan cerdas. Bekerja cerdas berarti berpikir dengan menggunakan otak untuk mencari solusi yang lebih baik; biasanya hasil pemikiran tersebut menghasilkan ide yang luar biasa sehingga dapat menghasilkan uang dalam jumlah yang lebih besar.
Dengan mengandalkan otot, kemampuan kita terbatas, karena suatu saat badan kita pasti akan letih dan capai. Dengan mengandalkan otak, kemampuan kita tidak terbatas, banyak hal yang dapat diselesaikan secara luar biasa. Kapasitas otak manusia itu sungguh luar biasa, tetapi manusia baru memanfaatkannya sekitar 10% saja, jadi masih banyak kapasitas otak kita yang menganggur.
Untuk membandingkan kerja keras dan kerja cerdas, ada cerita yang saya adaptasi dari buku “The Seven Habits of Highly Effective People” dari Stephen R. Covey. Ada dua orang penebang pohon yang bekerja untuk menebang pohon di hutan. Pada hari pertama keduanya berhasil menebang 10 batang pohon, keesokan harinya salah seorang di antaranya, misalnya si Otot, bekerja lebih keras, ia mulai menebang pohon 1 jam lebih awal. Ternyata sampai sore hari, ia hanya dapat menebang 9 pohon, sedangkan temannya yang sering istirahat, berhenti bekerja, ternyat tetap dapat menebang 10 pohoh. Si Otot merasa penasaran, karena itu esok pagi ia bekerja lebih awal 2 jam dibandingkan temannya, si Otak, tetapi ternyata pada sore hari ia hanya dapat menebang 8 pohon, sedangkan si Otak tetap dapat menebang 10 pohon, padahal ia terlihat sering beristirahat dan tidak bekerja sekeras si Otot.
Otot semakin penasaran, esoknya ia bekerja 3 jam lebih awal, dan ternyata pada sore hari ia hanya dapat menebang 7 pohon. Akhirnya ia menyerah, dan berkata pada si Otak :”Hai kawan, kamu saya lihat sering beristirahat, sedangkan saya terus bekerja dengan keras, tetapi mengapa pohon yang kamu tebang lebih banyak daripada hasil saya?”. Si Otak dengan santai menjawab “Teman, kapan kamu terakhir mengasah kapakmu?”. “Saya tidak sempat mengasah kapak, karena hal itu hanya membuang-buang waktu saja, saya gunakan waktu untuk menebang pohon”, demikian sanggah si Otot.
Nah, jelas bahwa kerja keras si Otot tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kerja cerdas seperti yang telah dilakukan oleh si Otak. Nah marilah kita terus bekerja, terutama bekerja cerdas, tanpa melupakan juga kerja keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar