Senin, 10 Mei 2010

Kasih Tanpa Syarat ... [SKDAG128]

Tetaplah mengasihi walaupun tindakan mereka tidak masuk akal dan seenaknya sendiri. Tetaplah beri bantuan walaupun ketika dibantu mereka menyerang kita.

Bila ada orang yang menyakiti kita, maka hukum dunia menyatakan bahwa kita harus membalasnya : “mata ganti mata, tangan ganti tangan”. Tetapi bila semua orang melakukan hukum ini, maka apakah yang tersisa? Pasti semuanya habis, karena semua orang saling membalas dendam.

Ada hukum lain yang jelas jauh lebih baik, yaitu hukum kasih, yang mengajarkan kita untuk tetap berbuat baik tanpa mempedulikan tanggapan dari orang lain. Prinsip hukum kasih yang benar adalah tanpa syarat, yang dinyatakan dalam bentuk “aku mengasihi kamu, walaupun ....”. Misalnya “Saya mengasihi kamu, walaupun kamu bertindak seenak sendiri”, “Saya tetap memberi bantuan, walaupun mereka menyerang atau memusihi saya”.

Bila kita masih menerapkan prinsip “aku mengasihi kamu, asalkan / tetapi ...”, maka berarti kita mengasihi tetapi dengan mengajukan syarat, misalnya “Saya bersedia memberi pinjaman, asalkan nanti kamu memilih saya ya ...”, “Saya menemani kamu sekarang, tetapi besok kamu yang menemani saya”.

Marilah kita renungkan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita? Segalanya ..., mulai dari Oksigen yang kita hirup secara gratis, sinar matahari yang menghangatkan, air hujan dan lain sebagainya. Semua itu diberikan Tuhan kepada kita tanpa syarat; Dia tidak membeda-bedakan penerimanya, semua menerima sama. Karena itu sudah selayaknya kita selalu bersyukur kepada Tuhan, dan membalas kebaikannya kepada sesama, juga tanpa syarat. Sanggup?

Tidak ada komentar: