Rabu, 19 Mei 2010

Cerna, bukan asal Telan! [SKDAG568]

Pikiran tak ubahnya perut, tidaklah penting seberapa banyak yang habis DITELAN tetapi seberapa banyak mampu DICERNA (Clair Hess).

Apa yang terjadi bila kita makan dengan cepat-cepat dengan tujuan agar kenyang? Semua makanan hanya dikunyah sebentar dan langsung ditelan karena ingin cepat-cepat; jelas rasa dan gizi makanan itu sudah tidak penting lagi, yang penting segera masuk ke dalam perut dan menjadi kenyang. Kenyang sih jelas, tetapi kita tidak menikmati makanan tersebut, belum lagi bila perut kita mengalami ganggungan, misalnya kembung, karena kemasukan makanan dalam jumlah banyak secara tiba-tiba atau bahkan makanan yang berbahaya.

Jelas tidak penting berapa banyak makanan yang ditelan, tetapi lebih penting berapa banyak yang dapat dicerna dengan baik sehingga bermanfaat bagi tubuh kita. Hal yang sama terjadi dengan pikiran kita; seringkali kita masukan berupa data, informasi, atau pengetahuan dari luar yang sangat banyak, sehingga untuk menampungnya pun kita mengalami kesulitan, dan ternyata sebagian besar pun mungkin tidak bermanfaat bagi pengembangan diri dan rohani kita. Karena itu kita perlu selektif untuk memilih apa yang baik dan berguna bagi pikiran kita.

Cernalah berbagai hal yang positif dan berguna bagi pengembangan diri kita, baik pikiran maupun hati. Untuk apa kita mengingat hal-hal yang menyakitkan dan negatif; lebih baik kita buang memori seperti itu. Berita-berita negatif tentang gossip, kekerasan, pertikaian yang banyak di televisi dan media lainnya, biarlah semua itu hanya untuk sekedar tahu saja dan tidak perlu ditelan secara mendalam, malah bila perlu kita muntahkan kembali berbagai informasi negatif tersebut.

Simpanlah ke dalam pikiran kita berbagai hal yang berguna, seperti pengetahuan, ketrampilan, dan tentu saja berbagai hal yang memperkuat kehidupan rohani dan spiritual kita. Karena itu membaca Kitab Suci dan renungan-renungan yang baik tentu sangat bermanfaat untuk perkembangan jiwa kita. Amin!

Tidak ada komentar: