Senin, 20 Agustus 2007

SKDAG63 sampai SKDAG67

[SKDAG63]
Aku:"Allah ambil kesombonganku"
Allah:"Bukan Aku yg ambil, kau yg serahkan padaKu"
Aku:"Allah beriku kebahagiaan"
Allah:"Kau bahagia bila menghargai berkatKu"

Yesaya 55:8-9 mengatakan “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”
Memang benar rancangan manusiaa seringkali berbeda dengan rancangan Tuhan. Rancangan Tuhan jauh lebih indah dari rancangan manusia, tetapi kita sebagai manusia yang tidak dapat memahami rancanganNya yang luar biasa.

Dialog di atas menggambarkan hal tersebut, untuk melepaskan kesombongan, kita harus melepaskannya sendiri. Ingat ! manusia memiliki kehendak bebas untuk memutuskan segala sesuatu, dan Allah tidak memaksanya.
Manusia sering menginginkan kebahagiaan, sebenarnya kebahagiaan itu sudah ada pada kita, dan selalu diberikan Allah kepada kita. Cuma kita saja yang tidak menghargai berkat-berkatnya. Kita tidak mensyukuri segala sesuatu yang telah diberikanNya kepada kita, padahal itulah hal terbaik yang akan kita terima / alami.


[SKDAG64]
Sukses adalah bagaimana kita menyikapi kegagalan dan menjadikannya pijakan untuk maju. Belajarlah dari pengalaman sendiri dan juga pengalaman orang lain!

Andrie Wongso mengatakan tidak ada kegagalan, yang ada adalah keberhasilan dan belajar. Artinya bila belum berhasil maka kita harus terus belajar dari masa lalu yang menyebabkan kita belum berhasil. Pengalaman masa lalu dari diri sendiri dan juga dari orang lain merupakan dasar untuk meraih keberhasilan.

Komentar Robby Yonosewoyo (kini Koordinator BPPKK Keuskupan Agung Jakarta) :
Good - God = 0.
Kebaikan/kesuksesan tanpa Tuhan merupakan suatu kesia-siaan, karena hanya mendatangkan kepuasan sesaat, kerakusan, kesombongan dan lain sebagainya.

Keberhasilan yang benar adalah keberhasilan bersama Tuhan, bukan hanya dengan mengandalkan usaha manusia saja, apalagi dengan menghalalkan segala cara.

Mengomentari SK ini, Maryati memberikan kutipan dari Oprah Winfrey :
Cara yang paling baik untuk sukses adalah menemukan apa yg anda cintai dan kemudian mempersembahkannya untuk masyarakat dalam bentuk sebuah pelayanan.

[SKDAG65]
Jangan berjalan di depanku, karena saya tidak dapat mengikuti.
Jangan berjalan di belakangku, karena saya tidak dapat memimpin.
Berjalanlah di sampingku dan jadi sahabatku.

Dalam hidup berkomunitas, maka kita harus saling mendukung dan merasa sama dalam suka dan duka. Kita semua harus menjadi sahabat tanpa memandang bulu siapa dia (ingat Hukum Kasih yang kedua : “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39b).
Dalam suatu komunitas, kita semua adalah tubuh Kristus yang saling melengkapi satu sama lain. Janganlah merasa lebih hebat dari yang lain, tetapi jangan juga merasa rendah diri !

Komentar Maryati :
Dan kau tau... Jika sahabatku melompat ke jurang, aku tidak akan mngikutinya. Aku berada di dasar jurang untuk menangkapnya.

Betul sekali komentar ini, karena sebagai sahabat, kita harus mau berkurban bagi orang lain. Ingat perintah Yesus dalam Yoh 13:34 : Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Jadi kita harus mengasihi seperti Yesus mengasihi kita, yaitu dengan rela mengorbankan diri bagi sesama.


[SKDAG66]
Seratus kali setiap hari saya mengingatkan diri sendiri bahwa kehidupan dalam dan luar saya merupakan hasil kerja org lain (yang sudah mati maupun yang masIh hidup), dan bahwa saya harus mengerahkan tenaga agar dapat memberikan ukuran yang sama seperti yang telah saya terima (Albert Einstein)


Prinsip Einstein ini hampir sama dengan prinsip Pay It Forward yang telah dibahas dalam SKDAG62. Keberadaan kita saat ini merupakan hasil dari kontribusi banyak orang kepada kita, karena itu kita pun harus memberikan kontribusi yang sama atau bahkan lebih kepada orang lain yang juga membutuhkannya.

[SKDAG67]
Tidak ada pengganti kerja keras. Jenius= 1% ilham/bakat + 99% keringat (Thomas Alfa Edison). Jadi talenta dari Tuhan harus diasah dengan kerja keras.


Tuhan memberikan berkat kepada kita semua, dalam berbagai bentuk (misalnya bakat, talenta, karunia) dan menyerahkannya kepada kita untuk diolah. Dalam perikop Perumpamaan tentang Talenta (Mat 25:14-30), jelas bahwa Allah menginginkan talenta yang telah diberikannya untuk kita olah sehingga menghasilkan buah yang sepadan.
Untuk itu dibutuhkan kerja keras untuk mengolah talenta yang diberikan Tuhan untuk menjadi manusia yang berhasil / jenius.

Tidak ada komentar: