Hari Kamis tgl 26 Juli 07 yang lalu ketika saya sedang asik browsing. Tiba-tiba ada sms masuk “Mr. Film Pay It Forward sebentar lagi akan main di AN TV. Ayo nonton”. Waktu itu hampir jam 21.00, dan film main jam 21.00.
Hari Senin sebelumnya memang saya sudah mengirim sms ke beberapa teman, dan mengatakan bahwa Pay It Forward main malam ini di AN TV. Eh … ternyata waktu semua sudah nongkrong bukan itu filmnya, tetapi The Last Standing Man yang main. Rupanya saya salah lihat iklan film di AN TV.
Segera saya matikan komputer, sambil kembali mengirim sms ke beberapa teman. Dan ternyata benar flm Pay It Forward segera diputar. Saya mengenal film ini, waktu beberapa teman di milist Profec atau Pnet (atau yang lainnya) membahas mengenai film ini, yang ternyata memang sangat menarik.
PAY IT FORWARD (Bayarlah ke depan).
Untuk setiap kebaikan yg anda terima, buat kebaikan bagi 3 org yg amat membutuhkan bantuanmu. Setiap orang yang telah menerima kebaikan harus melanjutkannya ke tiga orang berikutnya, demikian seterusnya …
Dengan melakukan hal ini maka kita kita dapat mengubah dunia.
Itulah ide dari Trevor, murid kelas 1 SMP, yang mendapat tugas dari Guru Sosialnya agar mencari suatu hal yang dapat mengubah dunia, dan lakukanlah selama satu semester. Konsep Trevor ini seperti bisnis MLM dengan masing-masing memiliki 3 down line.
Trevor mewujudkan idenya dengan mengajak seorang gelandangan untuk makan, minum dan menginap di rumahnya. Trevor sendiri sebenarnya anak yang broken home, karena ayah dan ibunya yang keduanya pemabok sudah hidup terpisah; ibunya bekerja di bar dan selalu bergaul dengan para pemabok. Setelah ditolong Trevor, ternyata gelandangan ini terus melakukan konsep Pay It Forward. Ia balik ke rumah Trevor untuk memperbaiki mobil ibunya yang rusak. Dan ketika dipergoki, ia disangka perampok dan akan ditembak oleh ibu Trevor, tetapi ia dapat menjelaskan bahwa ia melakukan hal tersebut untuk meneruskan konsep Pay It Forward (PIF) dari Trevor. Gelandangan itu pun pada saat lain berhasil menolong seorang wanita yang ingin bunuh diri.
Dari sini ibu Trevor pun menerapkan konsep PIF dengan kembali menghubungi ibunya (nenek Trevor) yang menjadi gelandangan. Si Nenek diundang untuk hadir dalam ulang tahun Trevor, dan juga mendapatkan penjelelasan mengenai konsep PIF. Suatu saat si nenek menolong seorang Negro yang sedang dikejar polisi, dan ia memintanya untuk melakukan perbuatan baik kepada 3 orang lain.
Waktu Negro itu di RS, ia melihat seorang anak kecil penderita asma akut, tetapi pihak RS tidak melayani anak itu dengan segera, padahal ia sudah 4 jam menunggu dilayani. Negro ini marah terhadap perawat RS yang akan menolongnya lebih dulu (waktu itu ia sedang menderita luka tikam). Ia mendorong perawat tsb agar lekas menolong si anak. Tetapi karena perawat tsb tidak bertindak segera, maka ia marah dan menembakkan pistolnya sebagai peringatan. Ada dua hal yang terjadi akibat tindakan ini, si Negro ditangkap polisi, dan ayah si anak penderita Asma memandang peristiwa tersebut dengan ucapan terimakasih karena bila tidak mungkin nyawa anaknya tidak akan tertolong.
Ayah dari anak penderita asma tersebut ternyata orang kaya, yang kemudian melanjutkan konsep PIF. Waktu di jalan ia melihat seseorang yang mobilnya rusak parah karena kecelakaan, maka ia segera menyerahkan mobil Jaguarnya untuk dipakai pria tersebut. Tentu saja hal ini mengagetkan pria tersebut. Karena ia seorang wartawan, maka ia pun coba menggali mengapa ada orang yang rela memberikan mobil Jaguar (bukan Kijang, atau Xenia lho …) kepadanya tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
Dari hasil investigasinya, maka wartawan ini akhirnya dapat menemukan bahwa ide PIF berasal dari Trevor. Ia mewawancarai Trevor di sekolahnya, dan Trevor mengungkapkan idenya dengan sangat menarik. Ia mengatakan bahwa tidak semua orang mampu melakukan ide ini, bahkan banyak yang menyerah dan tidak berani melakukannya (hal ini ternyata sangat menyentuh si Guru yang belum/tidak dapat menerima kasih dari ibu Trevor).
Sayangnya waktu pulang sekolah, Trevor melihat temannya sedang dikeroyok tiga orang anak lain. Ia menolongnya, tetapi sebagai akibat ia tewas tertusuk pisau pengeroyoknya. Ia tewas ketika sedang melakukan suatu perbuatan baik.
Sungguh suatu film yang menyentuh hati dan mengajarkan konsep kehidupan yang luar biasa. Bagi yang belum menonton film ini, carilah vcd-nya atau tunggu sampai ada stasiun TV lain yang menayang-ulangkan film ini.
Marilah kita semua belajar melakukan PIF, maka pasti Indonesia, dan dunia, akan berubah drastis. Amin !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar