Jumat, 29 Maret 2013

Bakat dan Watak [SKDAG951]


Bakat dikembangkan dalam ketenangan, sedangkan watak dibentuk dalam kegalauan dunia  (Johann Wolfgang von Goethe).

Sejak lahir setiap manusia memiliki “bekal” yang diberikan Tuhan; secara ilmiah “bekal” tersebut terdapat dalam DNA yang diwariskan oleh orang tua kita. Tentu saja “bekal” tersebut perlu dikembangkan oleh setiap pribadi, sehingga hal tersebut menjadi ciri khas pribadi tersebut.

Dalam kehidupan setiap orang mengalami berbagai hal, ada saat-saat penuh kebahagiaan dan ketenangan, sedangkan pada saat-saat lain penuh dengan masalah dan kegalauan.  Goethe mengatakan bahwa bakat dikembangkan dalam ketenangan, sedangkan watak dibentuk dalam kegalauan dunia.

Pada saat dunia di sekitar kita penuh ketenangan, maka dengan mudah kita dapat mengeluarkan bakat yang ada dalam diri kita. Saat-saat seperti itu merupakan saat yang baik untuk mengembangkan bakatnya. Tetapi apa yang terjadi pada saat dunia penuh dengan kegalauan? Saat dalam kondisi terdesak seperti itu maka yang muncul adalah watak asli dari pribadi yang bersangkutan. Ia mungkin dapat menjadi putus asa, marah, kecewa dan lain-lain. Watak asli keluar saat ia tidak dapat mengendalikan pikirannya lagi, yang keluar hanyalah emosi.Untuk menjadi pribadi yang matang, tentunya kita perlu dapat mengendalikan diri sehingga watak yang terbentuk saat terjadi kegalauan pun merupakan watak yang baik.

Tidak ada komentar: