Mencintai dan mencari kesempurnaan itu baik, tetapi lebih baik bila kita dapt mencintai ketidaksempurnaan dengan cara yang sempurna (DAG).
Salah satu naluri manusia adalah kemampuan untuk mencintai, karena kita memiliki hati, yang merupakan salah satu keunggulan manusia. Bila melihat hal yang sempurna, baik, cantik atau ganteng, maka tidak sulit bagi kita untuk mencintai hal-hal yang demikian. Daripada membenci, tentu saja lebih baik kita mencintai, karena dengan cinta atau kasih kita dapat mewujudkan damai sejahtera dan sukacita.
Tetapi sanggupkah kita mencintai hal-hal yang tidak
sempurna, seperti pasangan yang tidak sempurna, keinginan atau harapan yang
gagal? Untuk hal-hal seperti ini banyak orang yang hanya pura-pura mencintai saja,
alias ‘cinta palsu’.
Bila kita sanggup mencintai berbagai hal yang tidak
sempurna tetapi secara sempurna, dalam arti sungguh-sungguh dan sepenuh hati,
maka hal ini merupakan hal yang luar biasa. Inilah cinta yang sempurna, cinta
agape, yaitu cinta yang tidak mengharapkan balasan. Cinta dunia berprinsip “asalkan”, misalnya ‘saya mencintai
kamu, asalkan kamu mau menolong saya
atau kamu baik terhadap saya’; cinta ini meminta timbal balik. Sedangkan
prinsip cinta agape adalah “walaupun”, misalnya ‘walaupun kamu
menyakiti saya, saya tetap mencintai kamu’; inilah cinta tanpa syarat. Marilah
kita belajar mencintai orang lain tanpa syarat apa pun …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar