[SKDAG78]
Saat anda bicara, maka anda tidak belajar. Hanya saat anda menyimaklah maka anda belajar. Konsentrasilah terhadap dua telinga yang terbuka dan jaga mulut tetap tertutup.
Dalam belajar dibutuhkan konsentrasi, dan hal tersebut dapat tercapai bila anda tidak bicara sendiri, tetapi menyimaklah dan perhatikan apa yang dilakukan oleh sang guru.
Ingat telinga kodratnya sudah terbuka sehingga siap menangkap informasi, sedangkan kodrat mulut memang tertutup.
Rekan Maryati mengomentari bahwa walau telinga terbuka, tetapi tetap butuh energi untuk mendengarkan dengan hati. Setuju sekali ! Bukan hanya mendengar tetapi menyimak dengan hati, sehingga ada empati dan keingintahuan terhadap berbagai hal yang kita terima.
[SKDAG79]
Ketika bencana datang, pikirkan kebaikan yang dapat didatangkannya. Sering kali kita mendapatkan bahwa bencana singkat dapat berubah menjadi keuntungan jangka panjang (Zig Ziglar)
Kita tidak tahu akan rencana Tuhan, tetapi kita harus mengimani bahwa rencanaNya pasti selalu indah pada akhirnya. Pikiran manusia yang tidak dapat menjangkau pikiran Tuhan. Manusia hanya melihat untuk jangka waktu yang pendek, sehingga bila ada hal yang tidak berkenaan padanya, maka pasti hal tersebut tidak baik dan pasti merugikan bagi dirinya.
Marilah kita ubah paradigma tersebut, dan marilah kita lihat dari sisi yang lain. Telitilah dan renungkanlah kebaikan apa yang akan terjadi dengan adanya bencana yang kita alami tersebut. Misalnya bencana gunung meletus, dalam jangka panjang membuat tanah yang dialiri laharnya menjadi subur.
Memang seperti komentar dari rekan Maryati, bahwa untuk menyadari adanya hikmah di baik bencana yang terjadi dibutuhkan hati yang besar. Karena itu memang kita perlu belajar untuk ‘membesarkan’ hati kita.
[SKDAG80]
Hargailah semua berkat yang kita dapatkan, jangan mengeluhkan yang tidak kita miliki. Buka mata dan pasti kita akan melihat seratus hal yang dapat dan harus membuat kita bersyukur
Manusia lebih sering mengeluh dan terus meminta kepada Tuhan. Seharusnya kita selalu bersyukur karena Dia telah memberi kelimpahan kepada kita semua, sehingga kita dapat hidup sehat sampai saat ini. Lihatlah ke sekeliling kita, maka kita akan mendapatkan banyak sekali orang yang jauh lebih menderita daripada kita. Banyak orang yang tidak tahu apakah ia akan makan atau tidak pada hari ini. Banyak orang yang sedang menderita sakit; tergeletak tak berdaya di rumah sakit, dan masih banyak yang lainnya.
Jadi bila kita menghadapi sesuatu yang sulit dan menakutkan dalam kehidupan kita, maka percayalah bahwa masih banyak orang yang hidupnya jauh lebih sulit dan lebih menderita dibandingkan dengan kehidupan kita.
Rekan Robby Yonosewoyo menambahkan bahwa dengan semakin banyak kita bersyukur, maka kita akan semakin dekat dengan Tuhan. Tetapi semakin banyak kita mengeluh, maka semakin lebar pintu hati kita terbuka untuk godaan iblis.
Sedangkan rekan Maryati berpesan agar kita jangan selalu melihat ke atas, tetapi lihatlah ke bawah dan bersyukurlah kepada Tuhan karena kita masih dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain yang lebih menderita.
[SKDAG81]
Kerja menjauhkan kita dari tiga keburukan, yaitu kebosanan, kejahatan, dan kemiskinan (Voltaire).
Kunci yang dipakai selalu mengkilap(Benyamin Franklin).
Bekerja merupakan salah satu aktivitas positip yang dilakukan manusia. Dengan bekerja maka pikiran kita tidak kosong, tetapi diisi dengan berbagai hal yang terkait dengan pekerjaan, sehingga otomatis pikiran kita tidak terfokus pada hal-hal yang negatif. Bekerja juga memberikan penghasilan kepada kita, sehingga taraf kehidupan kita boleh menjadi lebih baik.
Bila pikiran kita tidak bekerja, maka seperti yang dituliskan Voltaire, maka kita akan segera menjadi bosan, muncul berbagai pikiran negatif yang mengarah pada kejahatan, dan akibat menganggur maka kita juga akan menjadi miskin. Karena itu Benyamin Franklin mengatakan asahlah otak kita sehingga dapat digunakan untuk berbagai hal bermanfaat sehingga akan menjadi lebih baik lagi, seperti kunci yang akan selalu mengkilap karena sering dipakai, sedangkan kunci yang tidak dipakai akan berkarat.
[SKDAG82]
Keluarga adalah sekolah kehidupan dan cinta kasih pertama untuk anak2 kita. Segala yang tidak terpenuhi dalam keluarga tidak mungkin didapat di tempat lain. Ingat anak adalah titipan Tuhan.
Anak-anak yang ada dalam keluarga kita merupakan titipan Tuhan yang harus kita pelihara dengan baik dan penuh tanggung jawab. Mereka harus dididik dalam keluarga dengan sebaik-baiknya sejak masih kecil. Dalam keluarga mereka akan belajar mengenai kasih, etika, nilai-nilai kehidupan dari orang tuanya sendiri. Bila masa itu sudah lewat, maka dalam diri anak sudah terbentuk karakter yang sulit untuk diubah lagi.
Karena itu sisihkanlah waktu untuk berkumpul dengan anak, bermain dan memberikan berbagai masukan kepada mereka. Jangan menyerahkan semuanya kepada suster atau pembantu, karena bila demikian maka sifat-sifat dan ajaran pembantu yang akan membentuk kepribadian anak kita.
“Kalau begitu pepatah banyak anak banyak rejeki tidak berlaku, karena anak bukanlah investasi yang ditanamkan orang tua. Orang tua yang baik tidak berharap mendapatkan ‘keuntungan’ ketika anak-anak mereka menjadi dewasa”, demikianlah pendapat dari rekan Maryati.
[SKDAG83]
Dalam orkestra, setiap instrumen menghasilkan nada yang berbeda-beda, namun semuanya berpadu dalam keserasian sehingga menghasilkan simfoni yang indah. Tidak ada instrumen yang mendominasi, tetapi masing-masing menyerasikan diri dan menjadi bagian dari yg lainnya. Maukah kita menjadi alatNya yang harmonis dengan alatNya yang lain?
Dalam suatu team, kita harus membuang ego, dan membuka hati untuk menerima berbagai masukan dari rekan-rekan anggota team, Kita harus dapat menyesuaikan diri dengan anggota team lain agar tujuan team dapat terwujud.
Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, kita adalah alat dan perpanjangan tangan Tuhan untuk menolong sesama. Dan banyak orang lain yang juga dipilih Tuhan untuk melakukan hal yang sama, karena itu bekerja samalah dengan mereka agar rencana Tuhan dapat terwujud bagi semua orang di dunia ini. Contoh dalam keluarga, dibutuhkan kerjasama yang baik antara suami dengan istri, agar anak dapat hidup bahagia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar