Selain berlaku adil, marilah kita juga bersikap
pemaaf (Henry Wadsworth Longfellow), karena memberi ampun adalah bunga
kemenangan yang paling terpilih (Peribahasa Arab).
Banyak sikap positif yang perlu dimiliki manusia, seperti adil, jujur, tanggung jawab, mau menolong, dan lain-lain, tetapi ada satu sikap positif yang tidak boleh dilupakan, yaitu kemampuan untuk memberi ampun / maaf. Sikap ini membuat kita dapat memulihkan hubungan dengan orang lain, yang sebelumnya terputus karena perasaan sakit hati, kecewa atau dendam.
Sikap pemaaf
menunjukkan kerendahan hati; kita mau melupakan kejadian masa lalu yang tidak
menyenangkan dan melihat ke depan untuk meraih hasil atau presetasi yang lebih
baik;dengan memaafkan maka kita menghapuskan dendam, membersihkan hati, dan meluruskan
niat.
Apakah setelah
memaafkan kita dapat melupakan peristiwa tersebut? Mungkin tidak, karena
manusiawi bila kita mengingat kembali peristiwa tersebut, tetapi tanggapan kita
terhadapnya sudah berubah. Kalau dulu kita menanggapinya dengan kekecewaan,
kini kita dapat menanggapinya dengan senyuman sambil mengucap syukur.
Memberi maaf
itu memang bukan hal yang mudah, tetapi tidak memberi maaf juga merupakan beban
karena membuat hidup kita menjadi tidak nyaman dan memiliki beban. Jadi
daripada merugikan diri sendiri dengan tidak mau memaafkan, jelas lebih baik
memberi maaf kepada orang-orang yang telah menyakiti. Karena memaafkan itu
memang tidak mudah, maka kita juga perlu meminta bantuan Tuhan untuk memampukan
kita melakukannya. Jadi mari datang kepada-Nya dan berserahlah, sehingga kita
mampu memaafkan dan melupakan (forgive
and forget).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar