Kamis, 07 Februari 2013

Sikap Pemaaf [SKDAG939]

Selain berlaku adil, marilah kita juga bersikap pemaaf (Henry Wadsworth Longfellow), karena memberi ampun adalah bunga kemenangan yang paling terpilih (Peribahasa Arab).
Banyak sikap positif yang perlu dimiliki manusia, seperti adil, jujur, tanggung jawab, mau menolong, dan lain-lain, tetapi ada satu sikap positif yang tidak boleh dilupakan, yaitu kemampuan untuk memberi ampun / maaf. Sikap ini membuat kita dapat memulihkan hubungan dengan orang lain, yang sebelumnya terputus karena perasaan sakit hati, kecewa atau dendam.


Sikap pemaaf menunjukkan kerendahan hati; kita mau melupakan kejadian masa lalu yang tidak menyenangkan dan melihat ke depan untuk meraih hasil atau presetasi yang lebih baik;dengan memaafkan maka kita menghapuskan dendam, membersihkan hati, dan meluruskan niat.

Apakah setelah memaafkan kita dapat melupakan peristiwa tersebut? Mungkin tidak, karena manusiawi bila kita mengingat kembali peristiwa tersebut, tetapi tanggapan kita terhadapnya sudah berubah. Kalau dulu kita menanggapinya dengan kekecewaan, kini kita dapat menanggapinya dengan senyuman sambil mengucap syukur.

Memberi maaf itu memang bukan hal yang mudah, tetapi tidak memberi maaf juga merupakan beban karena membuat hidup kita menjadi tidak nyaman dan memiliki beban. Jadi daripada merugikan diri sendiri dengan tidak mau memaafkan, jelas lebih baik memberi maaf kepada orang-orang yang telah menyakiti. Karena memaafkan itu memang tidak mudah, maka kita juga perlu meminta bantuan Tuhan untuk memampukan kita melakukannya. Jadi mari datang kepada-Nya dan berserahlah, sehingga kita mampu memaafkan dan melupakan (forgive and forget).

Tidak ada komentar: