”Keberadaan saya saat ini tidak terlepas dari hasil pendidikan yang saya terima dari sekolah Regina Pacis Bogor. Demikian juga dengan pendidikan anak-anak saya; kami mendapatkan pendidikan yang terbaik, dan berguna bagi masa depan kami.
Usia ke 60 merupakan usia yang cukup tua, karena itu sesuai dengan pepatah, maka hendaknya Regina Pacis pun menjadi tua-tua keladi, semakin tua semakin jadi. Kami mengharapkan Regina Pacis menjadi sekolah yang semakin berkualitas, tetapi jangan seperti raksasa yang karena begitu besar sehingga menjadi sulit bergerak. Regina Pacis harus tetap fleksibel dan gesit dalam mengahadapi perubahan. Di dunia tidak ada yang tetap, keculai perubahan.
Regina Pacis harus dapat mengikuti perkembangan teknologi, perkembangan masyarakat dan dunia pendidikan. Guru-gurunya pun harus fleksibel dalam mengahadapi murid-muridnya yang mengalami perubahan dari satu angkatan ke angkatan yang lain.
Saya bangga menjadi bagian dari sekolah Regina Pacis. Selamat ulang tahun ke 60 Regina Pacis ku !”
Itulah kata-kata (pasti tidak tepat, karena tidak memakai script) yang saya ucapkan waktu saya diminta untuk mengemukakan pendapat tentang RP, sebagai alumni dan orang tua siswa, yang langsung dilakukan di depan kamera. Peristiwa tersebut terjadi kemarin siang, hari Rabu, 21 Mei 2008, jam 13.15 di sekolah RP.
Awalnya pada hari Rabu pagi saya ditelpon oleh ibu Tuti, salah seorang pengurus yayasan RP, yang meminta kesediaan saya untuk di-shoot, yang nanti akan direkam dalam DVD dan menjadi profil sekolah RP. Sebelum saya menyetujui permintaan tersebut, terlintas dalam pikiran saya apakah saya pantas dan saya mampu melakukan hal tersebut. Akhirnya saya segera menyetujui permintaan tersebut, karena bagi saya ini adalah merupakan ucapan syukur dan terimakasih kepada sekolah yang telah membesarkan dan mendidik saya menjadi manusia seperti saat ini.
Masalah di depan kamera, memang perlu diulang dua kali. Waktu pertama, ternyata banyak kalimat yang diulang-ulang sehingga bermakna sama. Kamerawan nya mengatakan apakah saya mau mengulangi lagi, kalau tidak juga tidak apa-apa. Tetapi setelah saya melihat hasil rekaman yang diperlihatkannya, maka saya pun merasa tidak puas, karena itu diulang untuk rekaman ke dua. Hasilnya sang kamerawan tersebut mengatakan : ”Yang kedua jauh lebih baik dari yang pertama !”. Waktu saya lihat, memang saya terlihat lebih lancar dalam mengungkapkan perasaan saya terhadap sekolah Regina Pacis.
Terimakasih Tuhan atas kesempatan yang indah ini. Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar